Blog

  • Jukir di Maros Tikam Teman Pakai Badik gegara Rebutan Lahan Parkir

    Jukir di Maros Tikam Teman Pakai Badik gegara Rebutan Lahan Parkir

    Juru parkir liar bernama Markus di Maros menikam teman sesama profesinya. Penikaman dilakukan gegara perebutan lahan parkir di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

    Polisi turut mengamankan barang bukti kejahatan berupa badik yang digunakan untuk menikam korban.

  • Cerita Erna, Lihat Detik-detik Rumah di Pademangan Roboh dan Menimpa Suaminya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Oktober 2025

    Cerita Erna, Lihat Detik-detik Rumah di Pademangan Roboh dan Menimpa Suaminya Megapolitan 8 Oktober 2025

    Cerita Erna, Lihat Detik-detik Rumah di Pademangan Roboh dan Menimpa Suaminya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Salah satu warga bernama Erna (64), menceritakan detik-detik rumah di Jalan Budi Mulia Gang 7, RW 11, RT 11, Pademangan Barat, Jakarta Utara, roboh dan menimpa suaminya.
    Erna mengatakan, suaminya yang bernama Nur (63) bekerja sebagai tukang bangunan di rumah tetangganya yang sedang direnovasi.
    “Bukan rumah saya. Jadi, suami saya tuh kerja baru mulai hari ini. Tadi tuh rumah itu mau dibangun karena suami saya diajak ama temannya,” kata Erna saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (8/10/2025).
    Erna menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika rumah itu roboh, Erna mendengar suara reruntuhan menyerupai petir yang begitu kencang.
    Akhirnya, ia berlari ke belakang rumahnya untuk mencari sumber suara tersebut.
    Ketika sampai di belakang rumah, ia melihat bangunan yang sedang dikerjakan suaminya roboh.
    “Iya, saya duluan (yang melihat) terus saya teriak ‘tolong-tolong’, karena suara robohnya kencang sekali. Karena itu rumah tingkat tiga,” ujar Erna.
    Erna mengatakan, suaminya bisa terjebak karena mencari rekannya yang juga pekerja bangunan di dalam rumah itu.
    Namun, ternyata rekan suami Erna sudah ke luar rumah terlebih dahulu, sebelum rumah tersebut roboh.
    Melihat suaminya terjebak sendiri di bawah puing, Erna syok.
    “Saya mikir gimana itu suami saya apa ketibanan papan apa langsung kena coran kan kita enggak tahu ya. Alhamdulillah itu udah bisa keluar, udah bisa dievakuasi,” ujar Erna.
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, Nur baru bisa dievakuasi sekitar pukul 18.41 WIB.
    Ketika dievakuasi, Nur dalam kondisi sesak napas dan luka-luka. Ia juga mendapat pertolongan pertama berupa oksigen, sebelum akhirnya dibawa dengan ambulan ke RSUD Pademangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Instruksi Tegas Wapres Gibran Usai Tanam Jagung Bareng Mentan Amran di Banten

    Instruksi Tegas Wapres Gibran Usai Tanam Jagung Bareng Mentan Amran di Banten

    “Izin Pak Wapres, tahun ini produksi jagung kita meningkat 1,5 juta ton dibanding tahun lalu. Tahun 2024 kita produksi 15 juta ton, dan tahun ini ditargetkan mencapai 16,6 juta ton. Kenaikan ini berkat kerja keras Polri, TNI, dan seluruh petani Indonesia,”kata Mentan.

    Tidak hanya itu, kenaikan produksi jagung juga berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan petani. Dengan harga rata-rata Rp5.500 per kilogram, tambahan pendapatan petani dari jagung diperkirakan mencapai lebih dari Rp8 triliun.

    Mentan Amran juga menyampaikan bahwa tren positif ini juga terjadi pada komoditas beras nasional yang meningkat dari 30 juta ton menjadi 34 juta ton, dengan estimasi kenaikan pendapatan petani mencapai Rp113 triliun.

    “Alhamdulillah, dengan kolaborasi kita semua mulai dari Polri, TNI, Kejaksaan, hingga pemerintah daerah produksi pangan nasional terus meningkat. Ini bukti nyata bahwa kerja bersama membawa hasil yang besar bagi petani berhasil mendorong peningkatan produksi pangan nasional,” tukas Mentan Amran.

    Kegiatan ini merupakan salah satu program Polri dalam mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional. Program ini menjadi bentuk nyata kolaborasi lintas sektor antara Polri, Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, serta masyarakat petani dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis wilayah.

    Diketahui turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, serta Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani.

  • Heboh Video Ari Lasso Bentak Pacarnya, Disebut Red Flag oleh Netizen, Kini Gercep Minta Maaf

    Heboh Video Ari Lasso Bentak Pacarnya, Disebut Red Flag oleh Netizen, Kini Gercep Minta Maaf

    GELORA.CO – Video Ari Lasso yang diduga membentak kekasihnya, Dearly Djoshua, belakangan ini heboh jadi perbincangan. Diduga, Ari Lasso bentak pacarnya dengan nada tinggi.

    Belum lama ini, Dearly membagikan kesehariannya bersama Ari Lasso. Dearly memperlihatkan rutinitasnya merawat sang kekasih.

    Dalam video yang viral, Dearly nampak setia menemani Ari Lasso melakukan aktivitas fisik di pagi hari. Mereka berjalan di pekarangan rumah hingga sarapan bersama.

    Sesekali pasangan ini memperlihatkan keromantisannya. Seperti saat Ari Lasso menyematkan bunga di rambut Dearly.

    Selain berjalan di pekarangan, mereka juga menikmati matahari pagi dengan duduk bersama. Dearly mengusapkan tabir surya ke wajah Ari Lasso. Namun, di momen ini sang musisi memperlihatkan raut muka yang seperti tak nyaman sekaligus nampak acuh dengan terus bermain ponsel.

    Mereka sesekali melakukan perbincangan, namun tatapan Ari Lasso masih terpaku pada ponsel di tangannya. Sementara, Dearly mulai menyuapi sarapan ke lelaki berusia 52 tahun itu.

    “Enak?” tanya Dearly.

    Ari Lasso mengangguk lalu menjawab singkat, “nggak kayak rumput.”

    “Soal bitroot, orange,” kata Dearly ke arah kamera.

    “Vitamin D, vitamin D paling bagus buat badan sama kalsium,” papar Dearly menjelaskan ke arah kamera dan juga kekasihnya.

    Setelah satu per satu menjelaskan, Dearly terlihat memberikan kapsul dan air mineral ke Ari Lasso. Beberapakali dia juga menyodorkan botol air mineral namun sang kekasih meresponnya nada tinggi.

    “Ya belom, sebentar,” ucap Ari Lasso dengan nada tinggi.

    “Semalem dia nonton bola jadi nggak jalan pagi, yang penting kena matahari berjemur,” jelas Dearly yang kemudian menyodorkan segelas jus lagi ke Ari Lasso.

    “Iya sek ta,” hentak Ari ke Dearly yang seolah merasa terusik karena sedang sibuk dengan ponselnya.

    “Habisin aja biar glek glek glek selesai,” jelas Dearly.

    “Heh,” ucap Ari Lasso dengan nada tinggi seraya memberi tatapan tajam ke Dearly. Meski begitu, Dearly tetap meresponnya dengan sikap yang lembut dengan membelai rambut kekasihnya itu.

    “Jadi tiap pagi aku dateng ke sini, buat nyemangatin dia. Dateng pagi-pagi jam 6 terus buat bangunin,” papar Dearly.

    Momen sarapan bersama inipun mulai diwarnai dengan iringan musik.

    “Jangan ikut campur, mana ku tahu,” kata Ari Lasso yang baru saja memutar lagu berjudul Mana Ku Tahu.

    Dearly mencoba lempar humor dengan bernyanyi, namun berujung dapat bentakan dari sang kekasih, “Heh kamu itu nggak ngerti musik.”

    Meski bertubi-tubi dibentak, Dearly tetap bersikap santai. Tapi netizen tak tinggal diam, ribuan komentar bernada negatif bertengger di unggahan tersebut. Mayoritas netizen membela Dearly yang berkali-kali dibentak kekasihnya itu. Ari Lasso dinilai terlalu galak dan “red flag”

    “Mbak, kalau Mas Ari cuma akting, okelah. Tapi kalau aslinya gitu, segera tinggalkan,” tulis akun @vio***.

    “Dibentak-bentak, diteriakin, dikatain nggak tahu musik. Di depan kamera aja begitu, gimana kalau nggak dikamerain ya,” tulis netizen lainnya.

    “Tempramennya kuat banget,” timpal akun lain yang ikut menyampaikan keprihatinan.

    Usai unggahan ini heboh, Ari Lasso pun mengunggah momen romantis. Unggahan ini juga jadi pembuktian Ari Lasso meminta maaf ke kekasihnya itu.

  • Waduh! Cewek Ini Nekat Angkut Kuda Hidup Pakai Mobil

    Waduh! Cewek Ini Nekat Angkut Kuda Hidup Pakai Mobil

    Jakarta

    Seorang wanita Jerman bikin heboh setelah kedapatan mengangkut seekor kuda poni Shetland di kursi belakang mobil pink miliknya. Peristiwa ini terjadi di Alsdorf, dekat Aachen, Jerman.

    Awalnya, polisi mencurigai mobil berwarna mencolok tersebut karena terlihat ada sesuatu yang tidak biasa dari kaca belakang. Saat diperiksa, ternyata di dalam mobil ada seekor poni duduk manis di atas karpet kecil yang digelar di kursi belakang. Di depannya tersedia ember berisi pakan.

    Uniknya, baik si wanita maupun kuda poni itu tampak tenang, seolah-olah ini bukan perjalanan pertama mereka. Sang pemilik bahkan mengikat poni hanya dengan seutas tali ke pengait besi di mobil, yang ia yakini sudah cukup aman.

    Namun polisi menegaskan hal itu sangat berbahaya. Dalam tes tabrak ADAC pada tahun 2024 menunjukkan bahwa barang yang tidak diamankan atau dipasang dengan tidak benar dapat mengembangkan gaya hingga 50 kali lipat dari berat aslinya saat terjadi tabrakan frontal dengan kecepatan 50 km/jam.

    Jika terjadi kecelakaan di kecepatan 50 km/jam, kuda poni berbobot 150 kilogram bisa terlempar ke depan dengan kekuatan 7,5 ton.

    “Tali itu jelas tak akan menahan beban sebesar itu. Nyawa pengemudi, poni, dan pengguna jalan lain bisa terancam,” jelas Kepolisian Aachen.

    Tidak disebutkan mobil yang digunakan wanita tersebut. Namun dari gambar yang diunggah Kepolisian Aachen nampaknya mobil perkotaan konfigurasi dua baris duduk.

    Atas pelanggaran ini, polisi menjatuhkan denda €35 (sekitar Rp630 ribu). Namun wanita tersebut menolak membayar, bersikeras dirinya tak melakukan kesalahan. Ia bahkan sempat berniat melanjutkan perjalanan dengan poninya di dalam mobil.

    Akhirnya, polisi melarang si wanita meneruskan perjalanan dengan cara tersebut. Kini, ia menghadapi proses hukum administrasi karena menolak membayar denda.

    “Sekecil apa pun, kuda tetaplah kuda. Mereka tidak pantas duduk di kursi belakang mobil, tapi harus diangkut dengan trailer khusus,” tegas polisi.

    (riar/din)

  • Jelajah Pelabuhan dan Logistik 2025: TPK Semarang Bidik Reduksi Emisi Karbon

    Jelajah Pelabuhan dan Logistik 2025: TPK Semarang Bidik Reduksi Emisi Karbon

    Bisnis.com, SEMARANG – TPK Semarang tengah gencar melakukan upaya mewujudkan green port dengan penggunaan alat yang minim emisi karbon. Sebagian besar alat operasional TPK Semarang kini tak lagi bergantung pada bahan bakar minyak.

    Terminal Head TPK Semarang I Nyoman Sutrisna, menerangkan saat ini terminal mengoperasikan 6 unit quay container crane (QCC), sebanyak 20 automated rubber tyred gantry (ARTG) crane, dan 7 rubber tyred gantry (RTG).

    Sebagian besar alat tersebut dioperasikan menggunakan tenaga listrik. Hanya 7 unit RTG yang saat ini masih menggunakan bahan bakar minyak dan saat ini sedang proses menuju konversi ke tenaga listrik.

    “Pengurangan emisi karbon di area terminal menjadi salah satu prioritas kami, karena selama ini pelabuhan masih sering dianggap sebagai sumber polusi,” katanya saat ditemui tim Jelajah Pelabuhan dan Logistik 2025 Bisnis Indonesia, Rabu (1/10/2025).

    Nyoman menerangkan, upaya peralihan ke sumber energi listrik oleh TPK Semarang juga telah terbukti mampu menekan biaya produksi dibandingkan penggunaan energi fosil. Elektrifikasi alat selain menjadikan area terminal lebih bersih juga memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan.

    “Untuk 1 unit RTG misalnya, konversi bbm ke tenaga listrik bisa menghemat kurang lebih sekitar Rp1 miliar per tahun dan pengurangan emisi sekitar 130.483 CO2eq,” tegasnya.

    Hal lain yang dilakukan TPK Semarang untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan membangun waiting area bagi truk eksternal yang akan melakukan kegiatan pengiriman (delivery) maupun penerimaan (receiving) peti kemas. Sebelum adanya waiting area, sering terjadi penumpukan truk eksternal yang antre layanan di lapangan penumpukan. Akibatnya emisi di terminal menjadi meningkat lantaran mesin truk tetap menyala.

    Nyoman menegaskan, melalui waiting area yang mulai beroperasi sejak April 2025 lalu, kini para pengguna jasa tidak lagi harus mengantre dan menghidupkan kendaraannya secara terus menerus. Melainkan, para pengguna jasa akan mendapatkan informasi mengenai jadwal pengambilan barang melalui sistem di waiting area.

    “Dengan waiting area kami harapkan ada penurunan emisi karbon. Kalau dulu driver menunggu di blok, kan pasti nyala mesinnya. Kalau di waiting area kita harapkan dia menunggu, jadi mesinnya enggak nyala,” katanya.

    Dengan begitu, upaya mengurangi emisi karbon tidak hanya dilakukan oleh internal TPK Semarang, tetapi juga berupaya untuk mengajak lebih banyak stakeholder eksternal untuk melakukan hal yang sama.

    “Green port saat ini menjadi isu global, sehingga kami sebagai bagian dari PT Pelindo Terminal Petikemas telah memiliki serangkaian program untuk mendukung terwujudnya pelabuhan yang ramah lingkungan,” tegasnya.

  • Purbaya Respons Protes TKD Dipangkas: Biar Anggaran Bisa Naik Lagi

    Purbaya Respons Protes TKD Dipangkas: Biar Anggaran Bisa Naik Lagi

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi protes sejumlah gubernur terkait pemangkasan anggaran Transfer ke Daerah (TKD).

    Menurutnya, keberatan dari para kepala daerah merupakan hal yang wajar, namun pemerintah pusat tetap menekankan pentingnya disiplin anggaran di tengah kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan.

    “Jadi ya semuanya kalau dipotong anggarannya pasti protes. Saya bilang, pertengahan tahun depan mungkin ada ruang untuk ini ke atas, meng-update kalau ekonomi sudah mulai bagus dan pajak kita membaik. Kalau ekonomi bagus otomatis pajaknya naik. Nanti kita lihat,” kata Purbaya usai menghadiri pelantikan sejumlah pejabat negara di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

    Purbaya menekankan agar para kepala daerah memastikan penyerapan anggaran dilakukan secara optimal, tepat waktu, dan tanpa kebocoran. Jika hal itu tercapai, pemerintah pusat berkomitmen mengupayakan tambahan anggaran melalui pembahasan dengan DPR.

    “Saya pesan ke mereka, pastikan saja penyerapan anggaran bagus, tepat waktu, dan enggak ada yang bocor. Kalau itu terjadi maka tahun depan kita bisa surplus ke atas, dan [bisa] minta ke DPR untuk menambah,” jelasnya.

    Lebih lanjut, dia menambahkan, selama ini persoalan efektivitas anggaran menjadi hambatan utama dalam memberikan tambahan alokasi ke daerah. “Ketika itu tidak bisa dihilangkan, susah kita menjalankan atau menambah anggaran ke daerah. Mereka juga setuju,” ujarnya.

    Meskipun ada protes, tetapi Purbaya menyebut telah ada sinyal kesepahaman dengan para gubernur. Ia menilai daerah juga memahami bahwa pemangkasan sementara dilakukan untuk menjaga stabilitas fiskal nasional, sembari menunggu perbaikan penerimaan negara.

    “Kira-kira sinyalnya seperti itu. Harusnya kalau bagus selama ini [serapan anggaran], juga enggak akan ditarik ke atas ke pusat. Jadi pastikan desentralisasi bisa jalan lagi dengan implementasi kebijakan yang lebih bagus,” tandas Purbaya.

  • PO iPhone 17 Series Dimulai 10 Oktober, Ini Harganya di Indonesia!

    PO iPhone 17 Series Dimulai 10 Oktober, Ini Harganya di Indonesia!

    Fix nih detikers! Apple bakal membuka pre-order iPhone 17 series pada Jumat, 10 Oktober 2025 dini hari, tepatnya pukul 00.01 WIB. Sementara, penjualannya akan tersedia di toko seminggu kemudian yaitu pada Jumat, 17 Oktober 2025.

    Saat dilihat, situs resmi iBox selaku distributor resmi Apple di Indonesia saat ini sudah memunculkan harga untuk iPhone 17, iPhone Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max. Harganya untuk di Indonesia mulai dari Rp 17.249.000. Cek lengkapnya di sini ya!

  • Bumi Makin Gelap Tapi Tambah Panas, Ilmuwan Cemas Tanda Kiamat

    Bumi Makin Gelap Tapi Tambah Panas, Ilmuwan Cemas Tanda Kiamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para ilmuwan menemukan tanda-tanda mengkhawatirkan dari hasil pengamatan satelit selama hampir dua dekade. Data menunjukkan bahwa Bumi, khususnya di belahan utara, makin gelap karena menurunnya kemampuan planet ini memantulkan cahaya matahari kembali ke luar angkasa.

    Temuan ini diungkap dalam studi NASA yang menggunakan data dari sistem Clouds and the Earth’s Radiant Energy System (CERES).

    Sistem ini melacak seberapa banyak energi matahari yang diserap Bumi, yang disebut absorbed solar radiation (ASR), serta seberapa banyak energi yang dipancarkan kembali ke luar angkasa, atau dikenal sebagai outgoing longwave radiation (OLR). Hasilnya menunjukkan adanya ketidakseimbangan energi antara dua belahan Bumi.

    Belahan utara kini menerima lebih banyak energi matahari dibandingkan sebelumnya, dengan peningkatan sekitar 0,34 watt per meter persegi setiap dekade dibandingkan belahan selatan. Meski terlihat kecil, perbedaan ini dinilai signifikan dan berpotensi mengganggu keseimbangan energi global.

    “Perubahannya terlihat jelas. Kedua belahan memang memantulkan lebih sedikit sinar matahari, tetapi efeknya lebih kuat di belahan utara,” kata Norman G. Loeb, ilmuwan iklim di NASA Langley Research Center yang memimpin studi tersebut.

    Fenomena penggelapan di belahan utara dipicu oleh berbagai faktor. Hilangnya es laut dan salju di wilayah Arktik mengungkap permukaan darat dan laut yang lebih gelap, sehingga menyerap lebih banyak panas. Selain itu, berkurangnya partikel aerosol di atmosfer akibat regulasi polusi udara di negara-negara industri juga mengurangi daya pantul awan.

    Sementara itu, peristiwa alam seperti kebakaran hutan besar di Australia dan letusan gunung berapi Hunga Tonga sempat meningkatkan kadar aerosol di belahan selatan. Namun, dampaknya tidak cukup besar untuk menyeimbangkan perubahan global yang terjadi.

    Mengutip Brighter Side of News, para ilmuwan memperingatkan bahwa ketidakseimbangan ini dapat mengubah pola angin, arus laut, dan distribusi panas global.

    Jika dibiarkan, “kiamat” perubahan iklim tersebut berpotensi mempercepat pemanasan di wilayah-wilayah utara seperti Eropa, Amerika Utara, dan Asia, yang menjadi pusat populasi dan industri dunia.

    Secara global, Bumi kini menyerap tambahan 0,83 watt per meter persegi energi per dekade sejak 2001. Sebagian memang terdistribusi melalui atmosfer dan lautan, namun sisanya tetap terperangkap dan memperkuat tren pemanasan global.

    “Hasil ini menegaskan perlunya meninjau kembali bagaimana model iklim memperhitungkan kompensasi antarbelahan,” tulis para peneliti.

    “Bahkan perbedaan kecil dalam keseimbangan energi dapat memiliki dampak besar,” kata mereka.

    Loeb dan timnya berencana untuk memperpanjang catatan satelit dan memasukkan observasi baru ke dalam model iklim.

    Pemantauan jangka panjang diharapkan dapat mengungkap apakah ketidakseimbangan ini hanya bersifat sementara atau merupakan penyesuaian jangka panjang dalam sistem energi Bumi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Viral Warganet Ngeluh Batuk Pilek Tak Kunjung Sembuh, Ada Penyakit Apa? Kemenkes Bilang Gini

    Viral Warganet Ngeluh Batuk Pilek Tak Kunjung Sembuh, Ada Penyakit Apa? Kemenkes Bilang Gini

    GELORA.CO – Keluhan batuk, pilek, demam tak kunjung membaik belakangan ramai dikeluhkan warganet. Tidak hanya satu dua orang yang mengalaminya, beberapa netizen mengaku heran gejalanya terasa menetap lebih lama, dibandingkan batuk pilek biasanya.

    Kementerian Kesehatan RI membenarkan terjadi peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sepanjang 2025. Kenaikan bahkan mulai tercatat signifikan sejak awal 2025 hingga di minggu tiga pekan terakhir.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Aji Muhawarman menyebut peningkatan kasus ISPA berkaitan dengan musim hujan.

    “Iya terkait musim hujan, saat suhu lebih rendah dan kelembapan tinggi,” tegas dia saat dihubungi detikcom Rabu (8/10/2025).

    Menurutnya, bila cakupan vaksin influenza rendah, risiko infeksi juga akan terus meningkat.

    Sementara untuk kasus penyakit serupa influenza, relatif fluktuatif dalam empat pekan terakhir, meski secara umum trennya juga meningkat.

    “Pola kasus penyakit serupa influenza ini dilaporkan secara nasional cenderung konsisten, ini bisa terjadi kemungkinan tidak dipengaruhi pola musiman,” tuturnya.

    Dugaan lain yang muncul di balik banyaknya keluhan batuk pilek tak kunjung sembuh adalah terkait infeksi COVID-19. Mengacu data Kemenkes RI hingga pekan ke-39 2025, tidak ada kenaikan signifikan.

    Laporan kasus COVID-19 harian masih terkendali dengan rata-rata tercatat di bawah 20 kasus per hari. Terakhir, tercatat tujuh kasus baru COVID-19 di 6 provinsi, dengan penambahan terbanyak yakni Sumatera Selatan.

    Sepanjang 2025, Indonesia mencatat 414 kasus positif COVID-19 dengan nol kematian.