Blog

  • Prabowo instruksikan Perbaikan Tata Kelola MBG dan Pesantren Dilakukan Segera

    Prabowo instruksikan Perbaikan Tata Kelola MBG dan Pesantren Dilakukan Segera

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto memanggil sejumlah anggota Kabinet Merah Putih ke kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu (5/10/2025) malam untuk menyoroti terkait MBG.

    Pada pertemuan tersebut dibahas perkembangan berbagai program strategis pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat dan ketahanan nasional.

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa Presiden memanggil sejumlah menteri untuk memantau langsung kemajuan program-program utama pemerintah.

    “Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah Menteri dan anggota Kabinet Merah Putih untuk membahas perkembangan berbagai program, antara lain MBG, Koperasi Desa, Kampung Nelayan, Ketahanan Pangan dan Energi, Stimulus Ekonomi, dan berbagai program lainnya,” ujar Teddy.

    Lebih lanjut, Teddy menjelaskan bahwa dalam rapat tersebut, Kepala Negara menekankan pentingnya aspek kebersihan dan kesehatan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Presiden menegaskan kepada Kepala BGN bahwa setidaknya pada minggu depan ini, dapur-dapur harus sudah dilengkapi dengan alat tes kit yakni mengecek kebersihan makanan, alat pencuci dan pengering higienis dilengkapi air hangat dan alat khusus untuk menghindari bakteri, dan penyediaan filter air bersih,” kata Seskab.

    Selain itu, Presiden Ke-8 RI itu juga memberikan arahan khusus kepada Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, untuk melakukan pemeriksaan kondisi pondok pesantren di berbagai daerah.

    “Selanjutnya Presiden memerintahkan Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar untuk memeriksa sekaligus memperbaiki Pondok Pesantren resmi yang perlu dicek kekuatan struktur bangunannya. Serta memberikan bantuan dan menekankan kepada pemilik Pondok untuk memperhatikan betul proses renovasi atau pengembangan gedung bila hendak membangun pondoknya,” pungkas Seskab Teddy.

    Baru-baru ini, Istana Negara menyatakan peraturan presiden (Perpres) terkait dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih perlu penyempurnaan. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi mengatakan bahwa Perpres program MBG tidak bisa terburu-buru diterbitkan lantaran menyangkut sejumlah kementerian.

    “Tunggu dulu, masih disempurnakan. Jadi sebenarnya kan bukan berarti belum ada. Tapi kita betul-betul lintas kementerian,” ujarnya di sela HUT TNI ke-80, Minggu (5/10/2025).

    Dia menambahkan bahwa pihaknya saat ini telah menampung sejumlah masukan dari sejumlah pihak agar persoalan terkait MBG seperti keracunan tidak terulang.

    Prasetyo juga tidak menampik bahwa Perpres ini bakal menjadikan program MBG menjadi tanpa celah. Namun, setidaknya Perpres itu diharapkan dapat mengantisipasi setiap persoalan yang ada.

    “Tetapi sebanyak mungkin apa yang menjadi celah untuk terjadinya hal yang tidak kita inginkan itu sudah bisa kita antisipasi. Sebagai bentuk dari evaluasi dan perbaikan ke depan,” imbuhnya.

  • Bulan Mulai Terbelah, Ilmuwan Peringatkan Gempa Ancam Misi Lunar

    Bulan Mulai Terbelah, Ilmuwan Peringatkan Gempa Ancam Misi Lunar

    Jakarta

    Penelitian terbaru tentang aktivitas seismik di Bulan telah mengungkap bahaya yang sebelumnya diremehkan, gempa Bulan. Meskipun dampak meteorit telah lama dianggap mengubah bentuk medan Bulan, temuan baru menunjukkan bahwa peristiwa seismik di bawah permukaan Bulan juga bertanggung jawab atas perubahan lanskap yang signifikan.

    Penemuan ini, yang dibagikan dalam studi ‘Aktivitas paleoseismik di lembah Taurus-Littrow Bulan yang disimpulkan dari jatuhan bongkahan batu dan tanah longsor’, membawa implikasi penting bagi program Artemis NASA dan eksplorasi Bulan di masa depan.

    Perubahan Lanskap Bulan

    Selama beberapa dekade, tumbukan meteorit dianggap sebagai kekuatan utama yang membentuk permukaan Bulan. Namun, penelitian baru menantang asumsi ini, mengungkapkan bahwa gempa Bulan mungkin telah memainkan peran penting dalam mengubah medan Bulan.

    Secara khusus, sebuah studi terperinci tentang lembah Taurus-Littrow, tempat para astronaut Apollo 17 menjalankan misi bersejarah mereka, menyoroti aktivitas seismik yang telah membentuk kembali wilayah tersebut selama jutaan tahun. Meskipun tumbukan meteorit masih bertanggung jawab atas beberapa perubahan, gempa Bulanlah yang menyebabkan jatuhnya bongkahan batu dan tanah longsor, yang menunjukkan kekuatan peristiwa seismik Bulan.

    “Kami tidak memiliki instrumen gerak yang kuat yang dapat mengukur aktivitas seismik di Bulan seperti yang kami miliki di Bumi, jadi kami harus mencari cara lain untuk mengevaluasi seberapa besar kemungkinan pergerakan tanah, seperti jatuhnya bongkahan batu dan tanah longsor yang dipicu oleh peristiwa seismik ini,” kata peneliti Nicholas Schmerr, dikutip dari The Daily Galaxy.

    Memahami Risiko Sesar Aktif di Bulan

    Salah satu temuan paling mengkhawatirkan dari studi ini adalah ditemukannya patahan aktif, seperti patahan Lee-Lincoln, yang dapat menimbulkan risiko signifikan bagi pangkalan Bulan di masa mendatang. Studi ini menunjukkan bahwa patahan-patahan ini, yang telah aktif selama jutaan tahun, masih dapat menyebabkan gempa Bulan hingga saat ini. Hal ini khususnya mengkhawatirkan karena banyak dari patahan tersebut terletak di dekat lokasi pendaratan potensial dan area yang menarik untuk eksplorasi Bulan di masa mendatang.

    “Distribusi global patahan dorong muda seperti patahan Lee-Lincoln, potensinya untuk tetap aktif, dan potensi pembentukan patahan dorong baru akibat kontraksi yang berkelanjutan harus dipertimbangkan saat merencanakan lokasi dan menilai stabilitas pos terdepan permanen di Bulan,” ujar Thomas R. Watters, ilmuwan senior Smithsonian.

    Akibatnya, risiko potensial yang ditimbulkan oleh patahan ini harus diperhitungkan saat memilih lokasi untuk infrastruktur jangka panjang di Bulan, termasuk habitat, stasiun penelitian, dan fasilitas penting lainnya.

    Risiko Gempa Bulan

    Meskipun kemungkinan terjadinya gempa Bulan yang dahsyat relatif rendah, hal itu tidak dapat diabaikan. Para penulis studi memperkirakan bahwa peluang terjadinya gempa Bulan yang merusak di dekat patahan aktif adalah sekitar satu banding 20 juta pada setiap harinya. Ini mungkin terdengar seperti risiko kecil, tetapi ketika mempertimbangkan misi Bulan jangka panjang, peluang ini terakumulasi seiring waktu.

    “Risiko terjadinya bencana besar bukanlah nol, dan meskipun kecil, itu bukan sesuatu yang bisa diabaikan sepenuhnya saat merencanakan infrastruktur jangka panjang di permukaan Bulan,” ujar Schmerr.

    Untuk misi yang berlangsung beberapa tahun, risikonya menjadi lebih substansial. Misalnya, selama satu dekade, risiko gempa Bulan yang berbahaya dapat meningkat menjadi sekitar satu banding 5.500, probabilitas yang jauh lebih tinggi.

    Perbandingan ini membantu menggambarkan pentingnya memperhitungkan risiko seismik Bulan dalam perencanaan misi, khususnya untuk misi yang diperkirakan berlangsung bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun.

    Gempa Bulan Pengaruh Eksplorasi Bulan

    Implikasi dari temuan ini jauh melampaui ranah akademis. Seiring program Artemis NASA terus maju dengan rencana untuk membangun keberadaan manusia yang berkelanjutan di Bulan, memahami potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gempa Bulan sangat penting untuk keselamatan misi.

    Misi jangka pendek, seperti pendaratan Apollo, menghadapi risiko gempa Bulan yang relatif kecil. Namun, misi jangka panjang, terutama yang melibatkan habitat permanen di Bulan, dapat terdampak secara signifikan.

    “Jika astronaut berada di sana selama sehari, mereka akan sangat sial jika terjadi peristiwa yang merusak,” jelas Schmerr.

    “Tetapi jika Anda memiliki habitat atau misi berawak di Bulan selama satu dekade penuh, itu berarti 3.650 hari dikalikan 1 banding 20 juta, atau risiko gempa Bulan yang berbahaya menjadi sekitar 1 banding 5.500. Ini mirip dengan beralih dari peluang menang lotre yang sangat rendah ke peluang yang jauh lebih tinggi,” tambahnya.

    Profil risiko yang berubah ini menggarisbawahi perlunya perencanaan yang cermat untuk memastikan integritas struktural pos terdepan di pangkalan Bulan dalam jangka panjang. Mengingat bahaya seismik yang diidentifikasi dalam studi ini, para ahli seperti Schmerr dan Watters menekankan pentingnya pemilihan lokasi strategis untuk eksplorasi Bulan di masa mendatang.

    Untuk mengurangi risiko kerusakan akibat gempa Bulan, tim peneliti merekomendasikan untuk menghindari pembangunan pangkalan Bulan permanen di dekat patahan aktif, seperti patahan Lee-Lincoln.

    “Kami ingin memastikan eksplorasi Bulan dilakukan dengan aman dan investasi dilakukan dengan cara yang dipikirkan dengan matang. Kesimpulan yang kami dapatkan adalah: jangan membangun tepat di atas tebing curam, atau patahan yang baru aktif. Semakin jauh dari tebing curam, semakin kecil bahayanya,” tutup Schmerr.

    (rns/rns)

  • Padat karya serap 43.000 tenaga kerja

    Padat karya serap 43.000 tenaga kerja

    Program padat karya bidang jalan dan jembatan yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyerap lebih dari 43.000 tenaga kerja hingga September 2025. Program ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Riangnya Warga Rayakan HUT TNI ke-80 di Monas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Oktober 2025

    Riangnya Warga Rayakan HUT TNI ke-80 di Monas Megapolitan 6 Oktober 2025

    Riangnya Warga Rayakan HUT TNI ke-80 di Monas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kemeriahan peringatan HUT ke-80 TNI di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025), berlangsung penuh tawa dan sorak sorai.
    Sejak pagi, ribuan warga dari berbagai daerah memadati lapangan Monas untuk menyaksikan parade alutsista dan atraksi udara.
    Salah satu yang paling menarik perhatian pengunjung adalah kehadiran prajurit berseragam kamuflase lengkap dengan ghillie suit—pakaian loreng berbahan serat menyerupai dedaunan yang biasa digunakan penembak runduk (sniper).
    Anak-anak hingga orang dewasa tampak antusias berfoto bersama para prajurit yang ramah menyapa dan melayani setiap permintaan warga.
    Suasana hangat terasa di tengah terik matahari yang menyengat.
    “Seru banget, anak saya senang sekali bisa foto langsung sama tentara. Biasanya cuma lihat di TV,” ujar Dewi (38), warga Bekasi.
    “Pas lihat ada yang pakai baju kamuflase kayak di film, langsung minta foto,” katanya sambil tersenyum.
    Di sisi lain lapangan, tawa anak-anak menggema. Mereka bergantian berfoto sambil memegang replika senjata.
    “Lucu, soalnya kayak main perang-perangan tapi beneran tentara,” ucap Rafi (10), siswa SD asal Lenteng Agung.
    “Keren banget, kayak bisa ngilang di hutan,” tambahnya polos.
    Di antara deretan kendaraan tempur yang dipamerkan, satu yang paling ramai dikerumuni pengunjung adalah panser putih bertuliskan UNITED NATIONS milik Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.
    Kendaraan lapis baja yang biasa digunakan dalam misi perdamaian di bawah bendera PBB itu menjadi “menara pandang dadakan” bagi warga yang ingin melihat parade lebih jelas.
    Puluhan orang, terutama anak muda, tampak berdiri dan duduk di atas kendaraan sambil berfoto.
    “Dari bawah enggak kelihatan karena ramai banget. Jadi pas lihat kendaraan putih ini berhenti, langsung naik bareng teman. Sekalian biar bisa foto dari atas,” ujar Rian (24), warga Jakarta Timur.
    “Ini pertama kali lihat dari dekat. Keren banget, bangga sama TNI,” katanya.
    Hal serupa disampaikan Yudi (30), pengunjung asal Depok. Ia mengaku sangat antusias dengan HUT TNI kali ini.
    “Ternyata boleh didekati dan foto bareng juga. Jadi suasananya seru, benar-benar jadi momen ulang tahun TNI,” tuturnya.
    “Lihat anak-anak dan orang dewasa bisa naik bareng tanpa takut, itu tandanya TNI-nya dekat sama rakyat,” ujar Yudi menambahkan.
    Salah satu momen paling ditunggu-tunggu adalah ketika jet tempur TNI AU melintas cepat di atas langit Monas, membentuk formasi di antara awan putih.
    Setiap kali dua pesawat melakukan manuver silang, warga sontak berteriak kagum sambil mengangkat ponsel ke udara.
    “Pas pesawatnya ngebentuk formasi di atas Tugu Monas, itu keren banget. Deg-degan juga sih, soalnya suaranya kencang banget,” ujar Fani (26), warga Bekasi.
    Banyak warga datang berkelompok bersama keluarga, bahkan membawa anak kecil yang tampak antusias.
    “Anak saya sampai teriak-teriak pas jetnya muter di udara. Katanya kayak di film. Senang banget bisa lihat langsung,” kata Yuliani (35), warga Tangerang Selatan.
    “Anak-anak jadi tahu kalau TNI itu bukan cuma tentara perang, tapi juga menjaga dan melindungi,” ujarnya.
    Selain parade kendaraan tempur dan atraksi udara, prajurit sniper juga menjadi daya tarik tersendiri.
    Beberapa prajurit berseragam ghillie suit tampak dikerubungi ibu-ibu yang antusias berfoto bersama.
    “Wah, keren banget! Baru kali ini bisa foto sama sniper asli,” ujar Narsih (45), pengunjung dari Pasar Senen.
    “Ramah dia (prajurit TNI), mau diajak foto. Tadi saya juga warnain nih wajah pakai warna hijau dan hitam biar samaan,” katanya sambil tertawa.
    Tak hanya berfoto, interaksi spontan itu juga menumbuhkan rasa kedekatan warga dengan tentara.
    “Rasanya bangga sekali. Jadi makin cinta sama TNI,” kata Nurhayati (39), pengunjung lainnya.
    Momen sederhana seperti berfoto bersama prajurit sniper menunjukkan bahwa rasa nasionalisme dapat tumbuh melalui interaksi hangat di tengah suasana.
    “Semangat kami tidak kalah dari mereka. Kalau TNI siap menjaga negeri, kami rakyat siap mendukung,” ujar seorang ibu dengan penuh semangat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banyak Kasus Keracunan MBG, Istana: Hampir Semua karena Dapur Tidak Jalankan SOP
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        6 Oktober 2025

    Banyak Kasus Keracunan MBG, Istana: Hampir Semua karena Dapur Tidak Jalankan SOP Nasional 6 Oktober 2025

    Banyak Kasus Keracunan MBG, Istana: Hampir Semua karena Dapur Tidak Jalankan SOP
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebut sebagian besar dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengalami kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) terbukti tidak menjalankan prosedur operasional standar (SOP).
    Prasetyo pun menegaskan bahwa kekurangan dari MBG inilah yang harus diperbaiki, bukan malah menyetop programnya.
    “Jadi bukan programnya kemudian harus dihentikan. Tidak. Kekurangan yang terjadi itu yang kita perbaiki,” ujar Prasetyo di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).
    “Karena data juga mengatakan bahwa di tempat-tempat yang terjadi permasalahan, hampir semuanya karena tidak menjalankan prosedur seperti yang seharusnya,” sambungnya.
    Saat ditanya terkait kapan Pepres MBG bakal diterbitkan, Prasetyo menyebut masih disempurnakan.
    Dia menekankan, pemerintah ingin program ini berjalan dengan sebaik-baiknya.
    Meski begitu, Prasetyo menekankan Perpres MBG bakal rampung pada pekan ini.
    Dia memastikan masukan-masukan terhadap MBG turut ditampung demi penyempurnaan program.
    “Nah perpres ini untuk menyempurnakan atau memperbaiki semaksimal mungkin pelaksanaan dari program makan bergizi gratis,” imbuhnya.
    Diketahui, hingga saat ini, 6.457 orang sudah terdampak keracunan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
    Dari 6.457 korban keracunan MBG, paling banyak terjadi di Wilayah II atau Pulau Jawa, yakni sebanyak 4.147 orang.
    Badan Gizi Nasional (BGN) pun menyoroti banyaknya satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur dalam program MBG yang belum memiliki sanitasi air yang baik.
    Mereka meyakini kondisi tersebut menjadi salah satu persoalan yang berpotensi memicu kasus keracunan makanan di sejumlah daerah dalam dua bulan terakhir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Manfaat Japanese Walking untuk Kesehatan Tubuh, Lebih Efektif dari 10 Ribu Langkah?

    6 Manfaat Japanese Walking untuk Kesehatan Tubuh, Lebih Efektif dari 10 Ribu Langkah?

    Jakarta

    Berjalan kaki dikenal sebagai salah satu olahraga paling sederhana dan efektif untuk menjaga kesehatan tubuh. Dari berbagai teknik berjalan yang populer, dua di antaranya adalah Japanese Walking atau jalan kaki ala Jepang, dan jalan kaki 10.000 langkah.

    Japanese Walking dilakukan dengan cara bergantian antara berjalan lambat dan cepat setiap tiga menit selama sekitar 30 menit. Dikutip dari laman The Economic Times, metode ini diyakini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan jalan kaki 10.000 langkah. Lantas, apa saja manfaat lebih dari jalan kaki ala Jepang ini?

    1. Membantu Menurunkan Tekanan Darah

    Japanese walking menunjukkan pengurangan yang lebih besar dalam tekanan darah sistolik dan diastolik dibandingkan jalan kaki terus menerus yang disesuaikan dengan waktu dan energi. Hal ini karena adanya pola beban dan pemulihan kardiovaskular yang terjadi berulang kali.

    2. Mengontrol Kadar Gula Darah yang Lebih Baik

    Interval cepat atau lambat yang bergantian bisa meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan glukosa lebih dari jalan santai dengan durasi yang sama. Manfaat ini dibuktikan pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2.

    3. Peningkatan Kapasitas Aerobik yang Lebih Besar

    Japanese walking mengungguli jalan kaki terus menerus dalam meningkatkan kebugaran terkait VO2 pada orang dewasa paruh baya dan lebih tua. Sehingga hal tersebut menunjukkan adanya adaptasi kardiorespirasi yang lebih efisien untuk setiap menit latihan.

    Dikutip dari laman Slate Safely, VO2 adalah ukuran laju konsumsi oksigen seseorang.

    4. Komposisi Tubuh yang Lebih Baik

    Dibandingkan dengan jalan kaki terus menerus yang disesuaikan waktunya, Japanese walking lebih efektif mengurangi BMI atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Jalan kaki ini memperbaiki komposisi tubuh, mencerminkan rangsangan metabolik yang lebih tinggi dari pola latihan interval.

    5. Meningkatkan Kekuatan dan Stabilitas

    Japanese walking meningkatkan ukuran kekuatan otot yang terkait dengan keseimbangan dan ketahanan terhadap jatuh. Manfaat ini tidak selalu terlihat pada sasaran hitungan langkah biasa.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • OJK Perkuat Sektor Jasa Keuangan Sokong Program Prioritas Nasional – Page 3

    OJK Perkuat Sektor Jasa Keuangan Sokong Program Prioritas Nasional – Page 3

    Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti peningkatan signifikan serangan siber di Indonesia yang melonjak setelah pandemi COVID-19.

    Plt Kepala Departemen Pengawasan Konglomerasi Keuangan OJK, Yudi Permana, mengungkapkan sepanjang 2024 tercatat 330,5 juta serangan siber, dengan sektor keuangan berada di posisi keempat sebagai target utama.

    “Sejak COVID-19 terasa sekali bagaimana insiden siber meningkat, karena ada kebutuhan masyarakat untuk bertransaksi digital,” ungkap Yudi dalam acara INFOBANK CONNECT: Financial Inclusion 5.0 Membangun Sistem Perlindungan Data Melalui Teknologi Digital di Jakarta, 24 September 2025.

    Menurut Yudi, OJK telah menerbitkan sejumlah kebijakan untuk mendukung transformasi digital di sektor perbankan. Namun, perkembangan ancaman siber berjalan lebih cepat dibanding kesadaran masyarakat mengenai keamanan digital. 

    “Oleh karena itu, OJK mengharapkan perbankan untuk selalu mengedukasi nasabahnya. Karena pemahaman soal serangan siber dan perlindungan data ini masih menjadi titik terlemah,” ujarnya.

    Selain edukasi bagi nasabah, Yudi juga menekankan perlunya meningkatkan pemahaman karyawan bank terkait ancaman siber. Ia menilai, banyak serangan justru masuk melalui sistem internal maupun akibat minimnya pengetahuan pegawai mengenai pentingnya keamanan data.

     

     

  • Kabupaten Tangerang dan Kota Serang raih juara Festival Baris Banten 2025

    Kabupaten Tangerang dan Kota Serang raih juara Festival Baris Banten 2025

    Lebak (ANTARA) – Kabupaten Tangerang dan Kota Serang meraih juara umum pada Festival Baris Banten 2025 yang dilaksanakan di SMKN 1 Rangkasbitung, Kabupaten Lebak dan merebut piala bergilir dari Gubernur Banten Andra Soni.

    Piala bergilir Gubernur Banten itu untuk juara umum tingkat SMP/MTs diraih SMPN 31 Kota Tangerang dan SMA/SMK/MA diraih SMKN 7 Kabupaten Tangerang serta SD/MI diraih SDN Taman Kota Serang.

    “Kita berharap lomba baris berbaris antarpelajar di Banten agar terus diberikan agenda resmi dalam kegiatan tahunan ,” kata Wakil Ketua DPRD Banten Yudi Budi Wibowo saat penyerahan piala bergilir Gubernur Banten pada Festival Baris Banten bertempat di SMKN 1 Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu.

    Pemerintah Provinsi Banten sangat mendukung apa yang dikerjakan Forum Baris Berbaris Banten yang menyelenggarakan Festival Baris Banten 2025.

    Di mana kegiatan ini merupakan momentum untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Provinsi Banten tahun 2025.

    Pemerintah Provinsi Banten bersama Forum Baris Berbaris Banten menyelenggarakan lomba baris berbaris itu sebagai salah satu ilmu yang mengajarkan kedisiplinan, kekompakan , tanggung jawab, ketegasan kepimpinan dan patuh terhadap aturan.

    Selain itu juga menumbuhkan semangat bela negara, cinta tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Karenanya Gubernur Banten dan DPRD mendukung kegiatan lomba baris berbaris antarpelajar yang dilaksanakan oleh Forum Baris Berbaris Banten itu.

    “Kami berharap adik-adik pelajar agar terus berlatih baris berbaris maka mendapatkan ilmu kedisiplinan, kekompakan dan semangat bela negara,” katanya menjelaskan.

    Ketua Umum Forum Baris Berbaris Banten Mardiamin Nugroho menyebutkan jumlah peserta lomba baris berbaris pada Festival Baris Banten 2025 sebanyak 100 sekolah terbaik dari delapan daerah terdiri atas jenjang SD/MI sebanyak 25 sekolah, SMP/MTs 35 sekolah, SMA/SMK/MA 40 sekolah.

    Pelaksanaan lomba baris pada festival itu melibatkan tim juri sebanyak delapan orang dari Banten, DKI Jakarta dan Jabar.

    “Kami melihat semua daerah itu sudah merata tentang baris berbaris, namun diperlukan pengoptimalan konsisten dan sumber daya manusia (SDM) pelatih,” katanya.

    Sementara itu, Dani, seorang pelatih SMKN 1 Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa lega setelah meraih top ke 14 piala Gubernur Banten, karena sudah bekerja keras, namun belum menghasilkan maksimal.

    “Kami tentu akan lebih optimal lagi untuk pelatihan agar kedepannya bisa meraih juara umum,” katanya.

    Pewarta: Mansyur suryana
    Editor: Siti Zulaikha
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Korban Meninggal di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Jadi 52 Orang

    Korban Meninggal di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Jadi 52 Orang

    Jakarta

    Petugas kembali melakukan evakuasi 7 kantong jenazah dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Dengan demikian, total korban meninggal sebanyak 52 orang per Minggu (5/10) pukul 21.00 WIB.

    Rinciannya, jumlah korban sampai dengan pencarian hari ketujuh, sebanyak 156 orang, korban selamat sebanyak 104 orang, lalu korban meninggal 52 orang termasuk 5 bagian tubuh.

    Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebut bahwa para korban dievakuasi di beberapa titik mulai dari pintu masuk bangunan hingga area belakang.

    Data terakhir menyebut korban berupa body part atau bagian tubuh tanpa kaki kanan berhasil diekstrikasi (dikeluarkan) dari reruntuhan pada pukul 21.01 WIB dan dilanjutkan dengan proses evakuasi.

    “Hingga laporan terakhir, total terdapat 26, dengan 4 body part korban berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi pada hari ketujuh,” ujar Bramantyo dilansir detikJatim, Minggu (5/10/2025).

    (fca/fca)

  • Makan Bergizi jadi Malapetaka, Dinkes Jember Curigai Residu Kimia di Sayuran Selada-Timun

    Makan Bergizi jadi Malapetaka, Dinkes Jember Curigai Residu Kimia di Sayuran Selada-Timun

    JEMBER – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember menduga bahwa sayuran selada dan timun yang terpapar bahan kimia menjadi penyebab kasus keracunan dalam program makanan bergizi gratis (MBG) di SDN 05 Sidomekar, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    “Berdasarkan analisis data epidemiologis, selada dan timun merupakan makanan yang diduga kuat menjadi penyebab keracunan dalam program MBG di SDN Sidomekar,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Jember, Rita Wahyuningsih di Jember, Antara, Minggu, 5 September.

    Rita menyampaikan hal tersebut juga kepada Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Anis Hidayah, saat berkunjung ke Kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Sabtu keamrin. 

    Menurut Rita, terdapat 58 siswa yang menerima makanan dalam program MBG tersebut. Berdasarkan keterangan guru, sejumlah siswa sempat berteriak karena menemukan belatung dalam makanan mereka. Beberapa siswa yang sempat mengonsumsi makanan itu kemudian mengalami gejala mual, muntah, dan pusing.

    “Kalau sesuai data, terjadi peningkatan jumlah keluhan pada 10 menit setelah mengonsumsi makanan. Ada 17 anak yang mengeluh mual, 12 anak muntah, dan 7 anak mengeluh nyeri perut,” ujarnya.

    Menu makanan bergizi gratis tersebut terdiri dari roti tawar, telur rebus yang digoreng, selada, timun, mayones, saus saset, keju parut, susu UHT, dan mendol tempe.

    “Selada dan timun merupakan makanan yang paling kuat dikaitkan dengan dugaan keracunan, dengan mempertimbangkan kejadian yang cepat, yaitu sekitar 10–15 menit setelah dikonsumsi,” ujar Rita.

    Ia menjelaskan, penyebab paling mungkin adalah paparan bahan kimia, seperti residu pestisida atau deterjen yang masih menempel pada sayuran mentah. Untuk memastikan dugaan tersebut, Dinkes Jember telah mengambil sampel makanan dan mengirimkannya ke laboratorium kesehatan di Surabaya, namun hasilnya belum diterima.

    Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Jember, A. Helmi Lukman, menambahkan bahwa kemungkinan besar penyebab keracunan adalah proses pencucian sayuran yang kurang bersih.

    “Mengolah sayuran sebaiknya dilakukan terakhir agar tidak cepat layu atau rusak, sehingga kebersihan tetap terjaga hingga disajikan kepada siswa,” kata Helmi.