Blog

  • Hasil MPL ID S16 Week 7: Evos Taklukkan RRQ Hoshi di Derbi Klasik, Team Liquid ID Absen di Playoff  – Page 3

    Hasil MPL ID S16 Week 7: Evos Taklukkan RRQ Hoshi di Derbi Klasik, Team Liquid ID Absen di Playoff  – Page 3

    Di sisi lain, Team Liquid ID resmi menjadi tim pertama yang gagal ke babak playoff. Dari 13 pertandingan, mereka hanya meraih satu kemenangan dan 12 kekalahan.

    Kekalahan dari Evos mengunci nasib mereka di dasar klasemen. Dengan hasil week 7 ini, dua tiket playoff sudah diamankan oleh Onic dan Bigetron by Vitality.

    Sementara itu, masih ada tiket tersisa untuk diperebutkan oleh Evos, Geek Fam, Dewa United, Alter Ego, Navi, RRQ Hoshi, dan Geek Fam di dua pekan terakhir musim MPL ID S16.

  • Bantu Beban Cicilan PNS, Korpri Minta Menkeu Purbaya Terapkan Sistem Gaji Tunggal – Page 3

    Bantu Beban Cicilan PNS, Korpri Minta Menkeu Purbaya Terapkan Sistem Gaji Tunggal – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakrulloh menyoroti masih rendahnya penghasilan dan manfaat pensiun aparatur sipil negara (ASN) atau PNS, terutama untuk golongan I dan II.

    Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) ini memaparkan, sebagian besar PNS masih menghadapi beban cicilan hingga masa pensiun setelah puluhan tahun bekerja. Sehingga kesejahteraan pasca-kerja belum sepenuhnya terjamin.

    Untuk itu, Zudan mengatakan akan kembali mengusulkan penerapan sistem gaji tinggal atau single salary system, menggantikan skema gaji dan tunjangan yang terpisah seperti saat ini.

    “Saat ini pensiun ASN hanya dihitung dari gaji pokok, sementara tunjangan tidak diperhitungkan. Dengan single salary system, gaji dihitung satu komponen dengan tunjangan dan menjadi 75 persen dari total. Skema ini lebih sederhana dan lebih adil bagi ASN dan pensiunan,” ungkapnya, dikutip Senin (6/10/2025).

    Zudan mengatakan, Korpri sendiri telah menyampaikan gagasan ini sejak 10 tahun lalu. Oleh karenanya, ia berharap Menteri Keuangan (Menkeu) yang baru Purbaya Yudhi Sadewa dapat memberikan keberpihakan lebih besar terhadap kesejahteraan ASN. Termasuk memastikan tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) di daerah dapat dibayarkan secara rutin dan mencukupi.

    “Target kita sederhana. Saat ASN pensiun, SK kembali ke tangan, bukan diperpanjang karena hutang. ASN harus bisa menutup masa tugasnya dengan tenang dan bermartabat,” tegas dia.

     

  • Cegah Makanan Basi, SPPG di Purworejo Ini Wajibkan MBG Sampai ke Anak Dalam 4 Jam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Oktober 2025

    Cegah Makanan Basi, SPPG di Purworejo Ini Wajibkan MBG Sampai ke Anak Dalam 4 Jam Regional 6 Oktober 2025

    Cegah Makanan Basi, SPPG di Purworejo Ini Wajibkan MBG Sampai ke Anak Dalam 4 Jam
    Tim Redaksi
    PURWOREJO, KOMPAS.com –
    Tak banyak yang tahu, di balik lancarnya Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Purworejo, ada perjuangan tim dapur yang berpacu dengan waktu.
    Di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Nastiti Harapan Mulia, Kecamatan Bener, Purworejo, setiap paket makanan untuk anak-anak harus dikonsumsi maksimal empat jam setelah selesai dimasak.
    Kepala SPPG, Adi Candra Prasetyo, menegaskan bahwa batas waktu empat jam bukan sekadar kebiasaan, tetapi standar keamanan pangan yang wajib diterapkan. Hal ini dilakukan agar makanan tetap aman dan tidak beracun atau basi.
    “Kami menetapkan standar maksimal empat jam sejak selesai masak hingga makanan dikonsumsi oleh penerima manfaat,” ujar Adi Senin (6/10/2025).
    Dengan jumlah penerima manfaat mencapai lebih dari 3.900 anak setiap hari, tim dapur harus bergerak cepat agar makanan tetap segar dan layak konsumsi.
    SPPG Yayasan Nastiti Harapan Mulia hanya mengandalkan dua armada mobil untuk mengantarkan ribuan paket makanan setiap hari ke sekolah-sekolah penerima. Tantangannya bukan main, terutama pada medan perbukitan dan waktu pengantaran yang ketat.
    “Ada lokasi yang jalannya terjal, bahkan kadang kami harus memutar karena jalan ditutup hajatan warga,” ungkap Adi.
    Untuk mengantisipasi keterlambatan, dapur membagi proses masak menjadi dua kloter.
    Kloter pertama ditujukan untuk anak TK hingga kelas 3 SD, sedangkan kloter kedua untuk anak kelas 4 SD hingga SMP dan MTs.
    “Dengan sistem dua kloter ini, makanan bisa dikirim bergantian agar tetap segar sampai di tangan anak-anak,” tambahnya.
    Ahli gizi SPPG Yayasan Nastiti, Risa Indriyanti menilai bahwa standar waktu empat jam yang diterapkan SPPG sudah selaras dengan kaidah keamanan pangan.
    “Makanan matang yang disimpan lebih dari empat jam tanpa pendinginan berisiko tinggi terkontaminasi bakteri, terutama pada suhu ruang tropis seperti di Indonesia,” jelas Risa.
    Risa juga mengapresiasi langkah SPPG yang melakukan uji organoleptik sebelum distribusi, yaitu pengecekan rasa, warna, dan tekstur.
    “Itu langkah sederhana tapi sangat efektif memastikan makanan tetap layak dikonsumsi,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lebih dari Sekadar Jualan Kain, Christina Buka Kelas untuk Generasi Muda Demi Batik Semarang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Oktober 2025

    Lebih dari Sekadar Jualan Kain, Christina Buka Kelas untuk Generasi Muda Demi Batik Semarang Regional 6 Oktober 2025

    Lebih dari Sekadar Jualan Kain, Christina Buka Kelas untuk Generasi Muda Demi Batik Semarang
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS. com – 
    Ada banyak cara merayakan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, tidak hanya dengan mengenakannya.
    Di Semarang, Laksmi Art Batik memilih merayakannya dengan cara yang lebih mendalam: mengenalkan proses membatik kepada generasi muda.
    Meski tak seterkenal Pekalongan, Solo, atau Yogyakarta, Semarang melalui Batik Semarangannya turut mengambil peran penting dalam pelestarian warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh UNESCO pada 2009 ini.
    Bertempat di Kampung Batik Tengah, Kelurahan Rejomulyo, Semarang, Christina, pemilik Laksmi Art Batik, membangun harapan pada secarik kain batik khas Semarang. Kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2025), ia menceritakan perjalanannya.
    Lokasinya yang strategis di kawasan keramaian, berdekatan dengan Kota Lama, Pasar Johar, dan Stasiun Tawang, menjadikan Kampung Batik Rejomulyo sebagai salah satu destinasi wisata alternatif di Ibu Kota Jawa Tengah.
    “Kalau tempat saya (berdiri) sejak tahun 2009, tetapi kalau Kampung Batik ini dibangun sejak tahun 2006 lewat inisiasi Dinas Kebudayaan Kota Semarang yang hendak menggelar pelatihan membatik di kampung ini,” ujarnya.
    Upaya para perajin di Kampung Batik Rejomulyo akhirnya membuahkan hasil manis.
    Pada tahun 2024, Batik Aseman Semarangan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan.
    Sertifikat WBTB diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Kota Tua Jakarta bersama tiga benda kebudayaan lainnya di Kota Semarang, yakni Macapat Semarangan, Ketoprak Truthug, dan Arak-arakan Sam Poo Tay Djien..
    Bagi Christina, seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik Laksmi Art Batik, pengakuan WBTB Indonesia ini menjadi validasi atas kerja keras warga dalam melestarikan budaya sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.
    “Usaha kami adalah upaya memberikan nilai ekonomi yang signifikan melalui potensi keuntungan serta menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar. Selain itu, usaha batik menjadi cara untuk melestarikan warisan budaya dan mendukung ekonomi lokal,” jelasnya.
    Laksmi Art Batik tidak hanya menjual berbagai jenis batik seperti cap, tulis, eco print, jumputan, dan ciprat.
    Lebih dari itu, mereka aktif memberikan pelatihan membatik untuk semua kalangan, mulai dari siswa TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa, komunitas, hingga instansi.
    “Selain hanya berjualan, dengan adanya penjualan, penjual juga turut bersumbangsih dalam warisan budaya batik agar tidak terputus hanya pada generasi sekarang, tetapi tetap berkelanjutan, lestari pada generasi muda dan yang akan datang,” tuturnya.
    Bagi Christina, membangun Laksmi Art Batik bukan hanya soal peluang bisnis, tetapi juga membuka pintu edukasi seluas-luasnya bagi generasi penerus.
    “Dalam pelatihannya, peserta diajarkan berbagai materi pengetahuan soal batik, mulai dari sejarah batik nusantara, nama-nama batik, filosofi, cara pemakaian, jenis, dan proses dalam pengelolaan batik itu sendiri. Banyak deh, Mas,” tambahnya.
    Upaya edukasi ini terbukti berhasil mengubah pandangan anak muda terhadap batik. Ika, salah seorang pengunjung dari kalangan generasi muda, menuturkan alasannya datang ke Laksmi Art Batik setelah merayakan Hari Batik Nasional di kampusnya.
    “Rencananya sih jalan-jalan saja, siapa tahu bisa nambah koleksi pakaian batik saya. Saya yang dulunya menganggap bahwa memakai batik itu (membuat penampilan) jauh lebih tua, ternyata sekarang tidak juga, tergantung motif dan modelnya,” pungkasnya.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gubernur Jabar KDM Jelaskan Mekanisme Donasi Rp.1000 Per Hari untuk Warga

    Gubernur Jabar KDM Jelaskan Mekanisme Donasi Rp.1000 Per Hari untuk Warga

    BANDUNG – KDM selaku Gubernur Jawa Barat wacanakan kebijakan donasi Rp1.000 per hari untuk ASN di Jawa Barat. Program ini digagas untuk mewujudkan konsep warga bantu warga.

    “Uang (iuran) Rp1.000 itu nanti dipegang oleh bendahara kas, gitu kan. Kemudian contohnya orang datang mengadukan lagi nungguin di RS butuh uang untuk makan, atau bayar kontrakan selama nungguin di rumah sakit, ya tinggal diterima, berikan,” kata Dedi selepas menghadiri upacara HUT ke-80 TNI di Makodam III Siliwangi, Bandung, mengutip ANTARA, Minggu 5 Oktober.

    Nantinya RT/RW diproyeksikan memiliki kas yang bisa dipergunakan untuk membantu warga. Seperti halnya ketika ada warga yang hendak ke rumah sakit, tapi tidak punya ongkos, bisa datang ke RT untuk bantuan.

    “Di tempat saya itu setiap malam itu ronda itu mungut seribu rupiah, itu dikumpulin dan itu tidak menjadi problem bagi kehidupan masyarakat di sana, sehingga menjadi selesai,” ujarnya.

    Kebijakan yang mengusung konsep kebersamaan ini, diungkapkan Dedi, mengadopsi dari program rereongan jimpitan atau rereongan sekepal beras saat dirinya menjadi Bupati Purwakarta.

    Program itu, disebutnya berhasil, di mana Dinas Pendidikan di Kabupaten Purwakarta tiap bulan menyiapkan beberapa ton beras yang dikirimkan ke kampung tertentu. “Ini berhasil,” katanya.

    Adapun untuk tingkat sekolah, Dedi menegaskan ini bukanlah pungutan sekolah, karena dalam program ini anak-anak sekolah diarahkan mengumpulkan donasi tiap hari di bendahara kelas.

    Nantinya uang ini akan dipergunakan, semisal jika ada teman sekelas yang sakit untuk menengok dan membantu pengobatannya.

    “Kemudian jika teman sekelasnya misalnya nggak punya seragam kebetulan orang tuanya tidak mampu ya diberi. Seperti itu lah,” ucapnya.

    Ketika ditanya mengenai tingkatan pelaksanaan program ini apakah wajib atau tidak, Dedi menekankan bahwa program ini sukarela.

    “Bagi mereka yang mau ngasih ya silahkan, yang tidak, ya tidak apa-apa,” tuturnya.

    Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengeluarkan surat edaran untuk mendorong aparatur sipil negara (ASN), siswa sekolah, hingga masyarakat untuk berdonasi sebesar Rp1.000 per hari.

    Surat Edaran dengan nomor 149/PMD.03.04/KESRA tentang Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (poe ibu) atau gerakan bersama-sama sehari seribu, yang dilihat di Bandung, Jumat (3/10), ditujukan bagi para bupati dan wali kota se-Jawa Barat, kepala OPD dari provinsi sampai kota dan kabupaten, serta seluruh Kantor Wilayah Kemenag Jawa Barat.

    Dalam edaran yang dibuat tertanggal 1 Oktober tahun 2025 tersebut, Dedi mencatat dirinya merujuk kepada peraturan pemerintah nomor 39 tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial bahwa masyarakat memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui nilai-nilai luhur budaya bangsa, kesetiakawanan sosial dan kearifan lokal.

    Dedi menulis, sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kesetiakawanan sosial dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta sebagai upaya memperkuat pemenuhan hak dasar masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan yang masih terkendala keterbatasan anggaran dan akses.

  • Jokowi Ketemu Prabowo 2 Jam, Rocky Gerung Ungkap Nasib Dugaan Ijazah Palsu hingga Korupsi

    Jokowi Ketemu Prabowo 2 Jam, Rocky Gerung Ungkap Nasib Dugaan Ijazah Palsu hingga Korupsi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Politik Rocky Gerung angkat suara. Terkait pertemuan Presiden ke-7 Jokowi dengan Presiden Prabowo Subianto.

    Dia mengungkapkan wajar jika berkembang spekulasi terkait pertemuan itu. Menurutnya, itu bisa dibaca dengan dua lapir.

    “Pertama lapis yang tidak diucapkan, dan lapis yang sebetulnya diucapkan tapi tidak ingin diketahui. Kan itu unsur-unsurnya sendiri,” kata Rocky dikutip dari Rocky Gerung Official, Senin (6/10/2025).

    Hal tersebut, kata dia, bisa dibaca bukan hanya dengan bocoran. Tapi persepsi akurat dan metodologis.

    “Bahwa tentu yang dibicarakan bukan sekadar kangen-kangenan, atau silaturahmi segala macam,” ujarnya.

    Menurutnya, pertemuan itu bukan hanya soal persahabatan. Mengingat keduanya adalah tokoh politik.

    “Tetapi kalau pertemuan antara dua tokoh, tentu itu bukan pertemuan dua sahabat di kondisi politik hari-hari ni kan,” terangnya.

    Di tengah berbagai isu yang berkembang, dia mengatakan publik membaca bahwa pertemuan itu membahas nasib keluarga Jokowi. Terutama Jokowi sendiri, anaknya Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming, dan menantunya, Bobby Nasution.

    “Jadi tetap orang mulai membaca apakah kegelisahan Pak Jokowi, tentang keadaan anak-anaknya, terutama Pak Gibran dan belakangan ada Pak Bobby Nasution yang adalah Gubernur Sumatera Utara,” jelasnya.

    “Itukah jadi tema utama sehingga ada urgensi Pak Prabowo menerima Pak Jokowi. Atau ada urgensi Pak Jokowi ingin bertemu dengan Pak Prabowo,” sambungnya,

    Rocky mengibaratkan kasus yang Jokowi dan keluarganya hadapi semacam jadi berita selebriti.

  • Said Abdullah: Doktrin Pertahanan Semesta Presiden Prabowo Masih Relevan

    Said Abdullah: Doktrin Pertahanan Semesta Presiden Prabowo Masih Relevan

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua DPP PDI Perjuangan, MH Said Abdullah, menilai doktrin pertahanan semesta yang diusung Presiden Prabowo Subianto merupakan konsep yang tetap relevan dalam menghadapi dinamika geopolitik global saat ini.

    Dia menyebut sistem ini tidak hanya menitikberatkan pada kekuatan militer, tetapi juga pada keterlibatan rakyat dan sumber daya nasional secara menyeluruh.

    “Doktrin pertahanan semesta dirumuskan oleh Jenderal AH Nasution dalam bukunya Pokok-Pokok Gerilya. Sifatnya melibatkan seluruh rakyat dan sumber daya nasional dalam membangun pertahanan,” ujar Said dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).

    Menurut Said, tantangan pertahanan di era modern tidak hanya soal perang konvensional. Dunia kini, lanjut dia, juga dihadapkan pada bentuk perang baru seperti politik, ekonomi, budaya, dan siber yang membutuhkan kolaborasi antara militer dan masyarakat sipil.

    “Dalam perang non-konvensional, TNI dan Polri tentu memiliki keterbatasan. Karena itu diperlukan dukungan rakyat terlatih dan profesional di bidangnya masing-masing yang terintegrasi dengan kekuatan TNI dan Polri,” jelas Ketua Banggar DPR RI ini.

    Said juga mengungkap langkah Presiden Prabowo selama menjabat Menteri Pertahanan yang berhasil memperkuat struktur organisasi TNI. Beberapa di antaranya termasuk pembentukan satuan baru di tiga matra dan pembangunan berbagai brigade hingga batalion teritorial.

    “Sejak Presiden Prabowo menjadi Menteri Pertahanan, beliau membentuk enam Kodam baru, 14 Lantamal, tiga Lanud, satu Komando Operasi Udara, enam grup Kopassus, hingga 20 Brigade Teritorial,” ungkap dia.

    Politisi asli Sumenep ini menambahkan, industri pertahanan nasional seperti PT PAL dan PT Pindad juga perlu diperkuat untuk mendukung kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista).

    “Kita memiliki kemampuan membuat kapal perang, tank, senapan tempur, hingga pesawat tempur generasi 4.5 KF-21 Boramae. Namun proyek ini perlu percepatan agar Indonesia tidak tertinggal,” kata Said.

    Dari sisi anggaran, dia menyebut DPR selalu mendukung kebutuhan TNI untuk mencapai Minimum Essential Force (MEF). Namun keterbatasan fiskal masih menjadi tantangan utama.

    “Jika dibandingkan negara maju, anggaran pertahanan kita masih rendah. Tapi kami di Badan Anggaran DPR akan terus memperjuangkan peningkatannya,” ucap Said.

    Said menegaskan profesionalitas prajurit menjadi pondasi utama dalam membangun sistem pertahanan yang kuat. Said menegaskan pentingnya profesionalitas prajurit TNI yang netral dari politik praktis dan fokus pada pertahanan negara.

    “Profesionalitas TNI berarti netral dari politik praktis dan fokus pada tugas pertahanan. Bravo, Dirgahayu TNI ke-80 tahun. Jadilah patriot bangsa yang gagah berani,” pungkas Said Abdullah. [asg/ted]

  • Dedi Mulyadi: Gerakan Rp 1.000 untuk Solidaritas, Bukan Paksaan
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 Oktober 2025

    Dedi Mulyadi: Gerakan Rp 1.000 untuk Solidaritas, Bukan Paksaan Bandung 6 Oktober 2025

    Dedi Mulyadi: Gerakan Rp 1.000 untuk Solidaritas, Bukan Paksaan
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan tidak ada kebijakan pemerintah provinsi yang mewajibkan pengumpulan uang Rp 1.000 dari masyarakat, ASN, atau pelajar.
    Menurut Dedi, ajakan itu murni gerakan sukarela untuk menumbuhkan solidaritas sosial.
    “Yang ada adalah gubernur mengajak, menghimbau seluruh jajaran pemerintah untuk sama-sama membangun solidaritas sosial,” ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Senin (6/10/2025).
    Ia menjelaskan, ajakan tersebut berangkat dari keprihatinan terhadap warga yang kesulitan memenuhi biaya pendukung saat berobat, meski layanan rumah sakit saat ini sudah gratis.
    “Banyak orang yang rumah sakitnya gratis tetapi tidak punya biaya untuk ongkos ke rumah sakitnya. Tidak punya biaya untuk nungguin di rumah sakitnya. Tidak punya biaya untuk bolak-balik kemoterapi,” kata Dedi.
    Dedi mendorong gerakan gotong royong dimulai dari tingkat RT. Warga bisa menabung seribu rupiah per hari di kotak kecil di depan rumahnya, seperti tradisi jimpitan. Dana tersebut kemudian dikelola bendahara lingkungan dan digunakan membantu warga yang kesulitan.
    “Setiap bulan harus dilaporkan pada seluruh penyumbang. Di setiap RT sudah ada grup WA sekarang. Di RW ada grup WA. Sangat mudah,” ucapnya.
    Dedi juga mengajak ASN dan kepala daerah ikut berpartisipasi membantu warga yang membutuhkan, salah satunya dengan membuka layanan pengaduan warga.
    “Maka dia bisa melayani ketika anak tidak punya sepatu ke sekolahnya, bisa langsung dibantu,” tambahnya.
    Ia menegaskan, pemerintah provinsi tidak akan mengelola atau mengkolektifkan dana tersebut. Bahkan sampai saat ini, Dedi hanya mengelola dana operasional gubernur yang kemudian disalurkan kembali untuk layanan masyarakat.
    “Tidak ada kaitan dengan APBD atau APBN,” katanya.
    Menurut Dedi, gerakan ini bukan hal baru. Banyak daerah di Jawa Barat sudah lebih dulu melaksanakannya. Ia berharap, gerakan ini memperkuat nilai tolong-menolong di tengah masyarakat.
    “Dan bagi mereka yang sudah melaksanakan, tinggal dioptimalkan layanannya. Bagi belum melaksanakan, silahkan dicontoh daerah-daerah yang sudah berhasil melaksanakan. Bukan kewajiban, hanya ajakan,” kata Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Hanya Bisa Pulang ke Indonesia atau Overstay
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        6 Oktober 2025

    Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Hanya Bisa Pulang ke Indonesia atau Overstay Nasional 6 Oktober 2025

    Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Hanya Bisa Pulang ke Indonesia atau Overstay
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan, dua buronan Riza Chalid dan Jurist Tan tidak bisa berpindah negara atau tinggal di negara lain karena paspor keduanya sudah dicabut. 
    Dengan kondisi itu, satu-satunya pilihan bagi kedua buron adalah kembali ke Indonesia dengan menggunakan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). 
    Jika tidak, artinya Riza Chalid dan Jurist Tan menetap di negara tempatnya kini dengan status
    overstay
    .
    “Pilihannya hanya dia kembali ke Indonesia dengan dokumen SPLP atau dia
    overstay
    ,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, ketika dihubungi, Senin (6/10/2025). 
    Anang menjelaskan, pencabutan paspor juga berpotensi membuat izin tinggal kedua buronan itu di negara tempat persembunyian menjadi tidak sah.
    “Mestinya negara yang ditinggali bisa mendeportasi karena dia ilegal, karena dokumentasi paspornya sudah ditarik,” katanya.
    Selain itu, Anang juga meluruskan bahwa pencabutan paspor tidak serta-merta membuat keduanya kehilangan status kewarganegaraan Indonesia.
    “Terkait pencabutan paspor, tidak serta-merta kewarganegaraan yang bersangkutan hilang,” ujar Anang.
    Sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi pada Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan memastikan telah mencabut paspor milik Jurist Tan pada Senin (4/8/2025).
    Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto menuturkan, pencabutan paspor eks anak buah Nadiem itu dilakukan berdasarkan permintaan Kejaksaan Agung (Kejagung).
    “(Dicabut) sejak tanggal 4 (Agustus) sesuai permintaan Kejagung RI,” kata Agus saat dikonfirmasi, Rabu (13/8/2025).
    Sementara itu, pencabutan paspor Riza Chalid dilakukan bersamaan ketika Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan pencekalan terhadapnya pada 10 Juli 2025.
    “Dicabut (paspornya) biar enggak ke mana-mana, kalau dipakai nanti pasti akan diinfo ke kita,” ujar Agus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diduga Meteor Jatuh di Cirebon, Cahaya Terang Misterius dan Dentuman Sampai ke Bogor?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 Oktober 2025

    Diduga Meteor Jatuh di Cirebon, Cahaya Terang Misterius dan Dentuman Sampai ke Bogor? Bandung 6 Oktober 2025

    Diduga Meteor Jatuh di Cirebon, Cahaya Terang Misterius dan Dentuman Sampai ke Bogor?
    Editor
    CIREBON, KOMPAS.com
    – Warga Cirebon, Jawa Barat, dikejutkan dengan kemunculan cahaya terang di langit sebelum terdengar dentuman keras pada Minggu (5/10/2025) malam. Cahaya itu diduga berasal dari benda langit yang disebut-sebut sebagai meteor dan jatuh di sekitar Tol Ciperna.
    Dalam video yang beredar di media sosial, cahaya tersebut tampak diikuti dengan api berkobar cukup tinggi di seberang jalan tol. Lalu lintas di sekitar lokasi masih ramai ketika peristiwa itu terjadi.
    Akun Instagram @topjabar.co menuliskan, ”
    Diduga meteor mendarat di dekat area tol ciperna Minggu malam. Sebelumnya ramai sebuah cahaya terlihat dari kawasan Cirebon Jawa Barat
    .”
    Unggahan serupa juga dibagikan akun @bogordailynews dengan keterangan, ”
    Warga di kawasan Cirebon, Jawa Barat, dikejutkan dengan kemunculan cahaya terang di langit pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Cahaya tersebut diduga berasal dari meteor yang jatuh dan disebut-sebut mendarat di dekat area Tol Ciperna
    .”
    A post shared by Bogor Daily (@bogordailynews)
    Sejumlah warganet juga mengaku mendengar suara dentuman yang diklaim terdengar sampai ke Bogor.

    Tadi ge asa ngadenge da suara ngadentum kitu, teuing bener eta suara meteor nepi ka Bogor, apa teuing aya naon kitu
    ,” tulis akun @bunda-ql.
    Hingga kini, belum ada kepastian dari pihak berwenang mengenai benda apa yang memicu cahaya hingga kebakaran di sekitar lokasi.
    Peristiwa ini mengingatkan warga pada kejadian serupa di Cirebon pada 18 Agustus 2010, ketika masyarakat melaporkan benda langit jatuh di daerah Terasana Baru, Babakan.
    Saat itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menegaskan benda tersebut bukan bagian dari hujan meteor Parseid.
    Dilansir dari Antara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati tengah menelusuri laporan mengenai suara dentuman keras yang disertai kemunculan bola api terang di langit Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu malam.
    Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, mengatakan pihaknya masih mengumpulkan data awal untuk memastikan penyebab fenomena tersebut.
    Fuad menjelaskan bahwa dari sisi meteorologi, suara dentuman bisa muncul karena berbagai faktor, seperti sambaran petir, aktivitas gempa bumi, maupun peristiwa longsor. Namun, pada saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah Cirebon dan sekitarnya dilaporkan cerah berawan.
    “Biasanya suara ledakan atau getaran bisa muncul dari awan konvektif akibat sambaran petir. Berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian,” ujarnya.
    Ia menambahkan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya aktivitas cuaca ekstrem atau fenomena meteorologis signifikan yang dapat memicu dentuman tersebut. Hasil pemantauan BMKG juga tidak menunjukkan adanya getaran berarti di wilayah Cirebon pada waktu yang sama.
    Fuad menjelaskan bahwa fenomena yang berkaitan dengan meteor tidak termasuk dalam ranah kerja BMKG, melainkan menjadi kewenangan lembaga yang membidangi antariksa.
    “Terkait fenomena meteor atau benda antariksa merupakan kewenangan lembaga yang membidanginya seperti BRIN,” tuturnya.
    BMKG Kertajati saat ini terus memantau perkembangan informasi dari berbagai sumber, termasuk laporan masyarakat, untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.