Magetan (beritajatim.com) – Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Magetan kembali menjadi perhatian setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru dalam Statistik Daerah Kabupaten Magetan 2025 Volume 15.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024, rata-rata pengeluaran per kapita per bulan masyarakat Magetan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala BPS Kabupaten Magetan, Mohamad Samsodin, menjelaskan bahwa tren pengeluaran masyarakat dalam tiga tahun terakhir menunjukkan dinamika yang cukup menarik.
“Selama periode 2022 hingga 2024, pengeluaran per kapita sempat meningkat pada 2023, namun kembali turun di tahun 2024,” ungkap Samsodin, Sabtu (11/10/2025).
Menurutnya, penurunan itu tercermin dari total pengeluaran per kapita per bulan yang pada 2024 tercatat sebesar Rp1.135.005, menurun 3,57 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp1.177.474.
“Angka ini menunjukkan adanya perlambatan daya beli masyarakat, meskipun secara umum kondisi ekonomi masih stabil,” tambahnya.
Meski demikian, pengeluaran untuk kebutuhan makanan justru mengalami kenaikan. Data BPS mencatat, rata-rata pengeluaran makanan naik dari Rp564.058 per kapita pada 2023 menjadi Rp569.804 di tahun 2024 atau meningkat sekitar 0,91 persen.
“Kenaikan ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran masyarakat masih difokuskan pada kebutuhan pokok, terutama bahan pangan,” jelas Samsodin.
Sebaliknya, pengeluaran non makanan mengalami penurunan cukup signifikan dari Rp613.417 menjadi Rp565.201 atau turun 7,83 persen dalam periode yang sama.
BPS Magetan juga mencatat bahwa struktur pengeluaran masyarakat kini terbagi hampir seimbang antara kebutuhan makanan dan non makanan, dengan proporsi masing-masing 50,20 persen dan 49,80 persen.
Dari total pengeluaran non makanan, sekitar 22,60 persen dialokasikan untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga. Adapun porsi pengeluaran terkecil digunakan untuk pakaian, alas kaki, dan tutup kepala yang hanya mencapai 2,10 persen.
Samsodin menilai bahwa meski ada penurunan pengeluaran total, tren jangka panjang sejak 2022 masih menunjukkan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
“Kita memang melihat fluktuasi, tetapi jika dilihat dalam konteks pemulihan pasca pandemi, masyarakat Magetan sebenarnya sudah mulai stabil. Hanya saja, daya beli masih perlu terus diperkuat agar kesejahteraan ekonomi bisa tumbuh lebih merata,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan ke depan adalah menjaga agar peningkatan pengeluaran masyarakat tidak hanya didominasi kebutuhan makanan, tetapi juga diimbangi peningkatan konsumsi non makanan yang mencerminkan perbaikan kualitas hidup.
“Kita berharap ke depan pendapatan masyarakat bisa meningkat, sehingga proporsi pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, dan rekreasi juga ikut naik,” pungkasnya. [fiq/ian]

/data/photo/2025/10/11/68e9cd466bcc6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/10/10/68e8d2e66cf66.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)




/data/photo/2025/10/06/68e35ec558769.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/06/09/68467a8795b8d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)