Tangani Masalah Stunting, Benyamin Gagas Program Makanan Tambahan di Tangsel
Penulis
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Pasangan calon wali kota Tangerang Selatan (Tangsel)
Benyamin Davnie
menggagas
program makanan tambahan gratis
dalam kampanyenya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Program makanan tambahan gratis
tersebut tertuang dalam visi dan misi Benyamin dan pasangannya,
Pilar Saga Ichsan
, yang diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangsel.
“Ya, kami akan sasarkan kepada masyarakat agar mendapatkan makanan bergizi, supaya pertumbuhannya sesuai dengan harapan,” ujar Benyamin saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Jumat (1/11/2024).
Program makanan tambahan gratis ini ditujukan kepada balita, ibu hamil, dan lansia. Salah satu tujuannya adalah untuk mengatasi masalah stunting di wilayah Tangerang Selatan.
Dengan demikian, pemberian makanan gratis akan dilakukan di pos gizi yang berdekatan dengan posyandu di setiap wilayah di Tangsel.
“Nah, di sana akan kita berikan makanan-makanan bergizi bagi anak-anak balita, lansia, dan ibu-ibu hamil. Tiga kelompok ini yang akan kita sasar,” kata Benyamin.
Hanya saja, Benyamin belum merinci menu makanan tambahan gratis dari program yang akan dijalankan.
Namun, ia menegaskan bahwa pemberian makanan tambahan gratis itu akan dilakukan dua kali dalam sepekan.
“Nanti kalau ada permintaan dan anggaran mencukupi, tidak mustahil seminggu tiga kali. Tapi kita sasarkan seminggu dua kali dulu,” ucap Benyamin.
Sebagai informasi, Benyamin-Pilar diusung oleh koalisi besar yang meliputi Golkar, PDI-P, Gerindra, Demokrat, PAN, Nasdem, PSI, PPP, PKB, PBB, PKN, Gelora, Hanura, Ummat, Buruh, dan Perindo.
Pada Pilkada 2024 ini, Benyamin dan Pilar akan bersaing dengan pasangan Ruhama dan Shinta yang didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Blog
-
/data/photo/2024/09/25/66f3f1bd5953f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tangani Masalah Stunting, Benyamin Gagas Program Makanan Tambahan di Tangsel Megapolitan 1 November 2024
-

Desa Sambirejo Sleman bertransformasi jadi Smart Village
ANTARA – Desa Sambirejo, di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu desa percontohan penerapan digitalisasi dengan Command Center Smart Village Nusantara. Digitalisasi layanan desa ini memudahkan masyarakat untuk mengurus berbagai administrasi dan mengetahui perkembangan desanya. (Imam Prasetyo Nugroho/Andi Bagasela/Rijalul Vikry)
-

Menilik kembali pernyataan Tom Lembong soal krisis moneter 1998: Sebenarnya ada ribuan trilliun…
GELORA.CO – Tom Trikasih Lembong atau yang dikenal dengan nama Tom Lembong, belakangan ini menjadi buah bibir warganet.
Penangkapannya pada hari Selasa (29/10/2024) lalu cukup menimbulkan tanda tanya bagi sebagian orang, terutama Tom Lembong ditangkap di era pemerintahan Prabowo.
Beberapa pihak menilai bahwa penangkapan Tom Lembong seolah karena Prabowo ingin “membersihkan” lawannya saja bukan karena memang diusut atas kasus korupsi.
Bukan tanpa alasan, sebagian orang menilai demikian karena kasus yang diberatkan kepada Tom Lembong sudah berlangsung Sembilan tahun silam.
Tepatnya, Tom Lembong ditangkap atas kasus dugaan korupsi importer gula pada tahun 2015-2016 silam saat dirinya masih menjabat menjadi Menteri di Kabinet Jokowi.
Penangkapan Tom Lembong yang penuh pertanyaan akhirnya membuat publik mengulik kembali banyak video interview Tom Lembong di berbagai kesempatan.
Salah satu video yang naik kembali adalah pada saat Tom Lembong membicarakan tentang krisis moneter pada tahumn 1998 lalu.
Penasaran bagaimanakah pernyataan Tom Lembong di video tersebut?
Dilansir oleh Hops.ID dari akun TikTok @sedihrianahyadi pada tanggal 1 November 2024, simak ulasan tentang pernyataan Tom Lembong soal krisis moneter 1998.
“Soalnya saya tahu nih, 98 bapak yang membenahi masalah likuidasi bank kan? Salah satunya ada beberapa bank yang bapak perbaiki, berarti kan bapak tahu uangya lari kemana?” tanya Denny Sumargo yang saat itu menjadi host di acara podcast miliknya.
“Ironisnya saat UMKM kita kesulitan cari modal di saat kita juga musti banyak ambil utang untuk segala keperluan, sebenarnya ada ribuan trilliun rupiah dana nganggur di perbankan,” jawab Tom Lembong.
“Ada ribuan trilliun lagi di dana pensiun dan di lembaga asuransi,” jelasnya, hal ini tentu cukup mengangetkan mengingat seberapa ironisnya perekonomian Indonesia di tahun 1998 lalu.
Dalam keadaan yang sudah terhimpit ini, Tom Lembong menjelaskan bahwa saat itu pemerintah pun juga kesulitan mengendalikan keadaan.
Tom Lembong mengatakan bahwa uang yang segitu banyaknya hanya bisa diam seolah tidak berharga karena tidak ada persaingan.
Bunga yang dibayar untuk deposito kepada konsumen rendah dan bunga yang ditagih kepada yang meminjam uang tinggi.
Oleh karena itu, bank menikmati margin yang tebal, hal ini dilakukan untuk mengamankan keuangan di Bank Negara.
Tom Lembong yang saat itu bergabung di tim sukses Anies Baswedan merasa bahwa Indonesia memerlukan sosok yang bisa mengatur keuangan negara agar sesuai dengan kodratnya.
Ia menilai bahwa segala carut marut keuangan di negara Indonesia tidak luput dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Hal ini yang menyebabkan arus keluar masuknya uang menjadi tidak sesuai dengan fungsi yang sebenarnya, yang mana harusnya bisa mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Video wawancara lama dari Tom Lembong ini membuat publik terpecah menjadi dua kubu, ada yang mendukung ada pula yang tidak.
Sebagian orang menilai bahwa seharusnya Tom Lembong turut serta dalam pengelolaan keuangan negara, ada pula yang menilai bahwa Tom tidak sesuai dengan apa yang diperlihatkan di publik.***
-

Ekspor Mobil Buatan Indonesia Tahun 2024 Diprediksi Turun
Jakarta –
Ekspor mobil buatan Indonesia tahun 2024 diprediksi menurun. Turunnya angka ekspor ini dikarenakan faktor permintaan global yang melemah. Tapi di beberapa wilayah, ada yang menunjukkan peningkatan permintaan pengiriman.
“Ekspor kita rasa akan turun juga karena permintaan melemah,” buka Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam kepada wartawan di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (30/10/2024). “Secara umum demand di global itu turun. Mungkin antara 5-10%. Tapi beda-beda wilayah,” sambung Bob.
Menurut Bob, ada sejumlah wilayah yang permintaannya turun, ada juga sejumlah wilayah yang permintaannya naik. Tapi naiknya permintaan lebih karena mereka menambah pasokan, bukan lantaran permintaan yang tinggi.
“Ada satu fenomena yang kita butuh waktu juga untuk mempelajarinya. Karena di beberapa negara tujuan ekspor, malah naik. Nah, naiknya ini kita tengarai, karena antisipasi pemerintah sana atas gangguan logistik, imbas perang. Sehingga mereka meningkatkan persediaan. Jadi bukan karena demand (yang tinggi),” terang Bob.
Saat ini sedang terjadi perang yang melibatkan Israel dengan beberapa negara di timur tengah seperti Palestina, Libanon, serta Iran. Kata Bob, jika eskalasi perang makin kuat, maka bukan tidak mungkin jalur logistik Terusan Suez ditutup. Sehingga sebelum hal itu terjadi, negara importir memperbanyak stok mobil dari Indonesia.
“Jadi mereka nambah stok. Saat ini kan Israel dan Iran sudah saling ‘berbagi’ nih. Jadi nanti kalau Terusan Suez itu kena, nanti akan memutar ke Tanjung Harapan. Jadi selain waktunya yang bakal lebih lama, cost-nya juga akan lebih tinggi,” kata Bob lagi.
“Kita melihat bahwa beberapa negara tujuan ekspor kita meningkatkan inventory untuk mengantisipasi hal seperti itu,” tukas Bob.
(lua/rgr)
-

Polisi Pastikan Pengendara Innova Maut Surabaya dalam Kondisi Mabuk dan Tidak Punya SIM
Surabaya (beritajatim.com) – Setelah melakukan penyelidikan, polisi memastikan bahwa pengendara mobil Innova maut di Surabaya ternyata mabuk dan tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Arif Fazlurrahman mengonfirmasi hal tersebut. Arif mengatakan dalam peristiwa yang terjadi Jumat, (01/11/2024) mobil Innova maut itu dikemudikan oleh Moh. Alief Ar Rozikin (22) asal Sumenep. Alief bersama 4 temannya Eril, Aril, Aceng dan Firman.
“Dua kami amankan, sedangkan Eril, Aceng dan Firman melarikan diri,” kata Arif saat diwawancarai Beritajatim.com hari ini.
Dari pengakuan Alief, mereka berangkat dari Sumenep sekitar pukul 18.00 WIB dan tiba di salah satu klub di Jalan Embong Malang pada pukul 00.00 WIB. Di sana, mereka berempat minum-minuman keras jenis rum sebanyak 2 botol.
“Keduanya keluar dari tempat Rekreasi Hiburan Umum (RHU) pada pukul 03.55 WIB dalam kondisi mabuk,” tutur Arif.
Keduanya lalu melintasi Jalan Kedungdro hingga sampai di bawah Flyover Pasar Kembang. Mereka baru menyadari ternyata ada barang yang tertinggal di tempat mereka merayakan Halloween Party. Setelah putar balik, mereka memacu mobil dengan kencang.
“Di Jalan Kedungdoro tepat lokasi kecelakaan, mobil Innova hendak menyalip sepeda motor dari kanan. Namun, pengemudi tidak bisa mengendalikan mobil sampai pindah jalur,” terang Arif.
Innova maut itu lantas menabrak Honda Jazz yang sedang parkir. Selain mobil Honda Jazz, mobil Pajero W 1909 XK juga tertabrak hingga menabrak warung dan pengendara motor. Naasnya, saat itu ada pasangan suami istri asal Jalan Kapas Madya yang sedang makan di warung. Kedua pasutri itu terseret mobil hingga tewas di lokasi.
“Ada sejumlah korban luka berat yang dibawa ke rumah sakit. Total korban luka lebih dari 5 orang,” pungkas Arif.
Dari hasil pemeriksaan urine, Alief dinyatakan tidak dalam kondisi menggunakan narkoba. Kini, ia masih diperiksa oleh Satlantas Polrestabes Surabaya. (ang/ian)
-
/data/photo/2024/10/30/67223af70de2f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bobby Nasution Tak Lapor Penggunaan "Private Jet", KPK Mengaku Tak Bisa Bertindak Nasional 1 November 2024
Bobby Nasution Tak Lapor Penggunaan “Private Jet”, KPK Mengaku Tak Bisa Bertindak
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– KPK menyatakan, Wali Kota Medan yang juga menantu Presiden ke-7 Joko Widodo,
Bobby Nasution
, belum pernah melaporkan penggunaan jet pribadi ke Direktorat Gratifikasi.
Sehingga, KPK tak bisa melakukan tindakan apa pun khususnya di bidang pencegahan.
“Mas Bobby (Nasution) itu tidak dalam proses melaporkan diri ke direktorat gratifikasi, karena itu tidak diapa-apain,” kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan Ghufron di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Hal itu berbeda dengan adik ipar Bobby, Kaesang Pangarep, yang dengan inisiatif pribadi datang ke KPK pada September lalu untuk melaporkan penggunaan jet pribadi ke Amerika Serikat.
Kaesang datang ke KPK setelah fasilitas jet pribadi yang digunakannya itu ramai dibahas warganet dan diberitakan media.
Namun, pada akhirnya, KPK menyimpulkan fasilitas yang diterima Kaesang itu bukan gratifikasi, karena ia bukan penyelenggara negara dan sudah hidup terpisah dengan ayahnya.
Meski demikian, Ghufron mengatakan, pihaknya tetap memproses laporan masyarakat terkait Bobby Nasution, yang diterima oleh Direkorat Pelayanan Laporan dan Pengaduan Masyarakat (PLPM).
“Bahwa kemudian ada laporan itu masuknya ke Direktorat PLPM,” ujarnya.
Sebelumnya, Bobby Nasution membenarkan bahwa dirinya pernah naik jet pribadi. Namun, dia tidak secara gamblang menjelaskan apakah jet yang dimaksud adalah yang muncul dalam foto.
“Semua kita (pernah) naik pesawat,” ujar Bobby saat ditanya wartawan usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Kota Medan, Selasa (3/9/2024).
Bobby juga mempersilakan siapa pun untuk memeriksa asal-usul uang yang digunakan terkait jet pribadi tersebut.
“Coba lihat tanggalnya berapa? Punya siapa pesawatnya? Pakai dana siapa? Kalaupun itu kita punya sendiri, walaupun itu sewa, uang dari mana? Silakan dicek,” ujarnya.
Namun, Bobby memastikan, meski pernah naik jet pribadi, uang yang digunakan tidak berasal dari APBD ataupun hasil korupsi.
“Silakan dicek, diperiksa, apakah pakai uang dari APBD, apakah ada uang korupsi. Yang pasti saya bisa pastikan, saya bisa deklarasikan bahwa uangnya bukan dari situ,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/11/01/6724ad91a1f2d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


