Video
Video: Urus PBG di Jakarta Kini Kurang Dari 30 Menit
News
12 menit yang lalu

Video
Video: Urus PBG di Jakarta Kini Kurang Dari 30 Menit
News
12 menit yang lalu

TRIBUNJAKARTA.COM – Insiden kecelakaan hari ini di Pidie Aceh, pemotor tewas terseret mobil, Selasa (21/1/2025).
Peristiwa kecelakaan maut itu tepatnya terjadi di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan, di Gampong Kumbang Gogo, Kecamatan Padang Tiji, Pidie sekira pukul 10.50 WIB.
Kapolres Pidie, AKBP Jaka Mulyana SIK, melalui Kasat Lantas, Iptu Muhammad Gifari Syarifuddin STrK SIK menyampaikan kronologi kecelakaan lalu lintas itu.
Korban tewas yakni pemotor bernama Zulkifli (55) yang mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit bernomor polisi BL 3475 JN.
Zulkifli merupakan petani yang tercatat sebagai warga Gampong Gle Gogo, Kecamatan Padang Tiji, Pidie.
Ia tewas setelah terseret mobil penumpang Toyota Hiace bernomor polisi BL 7881 AA yang dikemudikan M Fajri (38) warga Gampong Meunasah Tengoh, Kecamatan Juli, Bireuen.
“Kasus lakalantas Hiace dengan sepmor Supra Fit telah ditangani Unit Laka Polres Pidie,” kata Kapolres Pidie, AKBP Jaka Mulyana SIK, melalui Kasat Lantas, Iptu Muhammad Gifari Syarifuddin STrK SIK.
Awalnya, mobil Hiace melaju di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan dari arah Medan menuju Banda Aceh.
Namun, sesampai di kawasan Gampong Kumbang Gogo, Kecamatan Padang Tiji, tiba – tiba dari arah sebelah kanan jalan nasional melintas sepeda motor yang dikendarai Zulkifli.
Saat itu, Zulkifli membonceng rekannya Jafaruddin (54) warga Gampong Meunasah Gong, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie.
Saat tiba di jalan nasional, sepeda motor yang dikendarai Zulkifli langsung disambar Hiace.
Motor korban sempat terseret hingga 20 meter di jalan nasional.
Pengendara motor meninggal di lokasi kejadian, sementara rekannya yang membonceng di belakang mengalami luka berat.
Saat ini, polisi telah mengamankan mobil dan sepeda motor
Sedangkan sopir Hiace masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Pidie. (Serambinews.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan masih meneliti proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa sebelum mengejar pembangunan.
Menurutnya, proyek tersebut membutuhkan anggaran besar sehingga sembari mengkaji, pemerintah juga menunggu adanya pihak yang ingin berinvestasi di proyek tersebut.
Hal ini disampaikan olehnya usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dengan agenda utama membahas percepatan pembangunan IKN di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (21/1/2025).
“Tanggul laut adalah sebuah proyek yang besar, yang membutuhkan anggaran juga besar. Kami akan teliti benar dan sambil kita telusuri, sambil kita juga mengetahui pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk berinvestasi di pembangunan tanggul raksasa ini,” ujarnya kepada wartawan.
Ketua Umum partai Demokrat ini mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya telah melakukan analisis proyek sejak 2020. Namun, dia menekankan bahwa memang perlu untuk melakukan evaluasi ulang untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini.
Apalagi, kata AHY proyek ini akan bersifat berkelanjutan dan tidak hanya akan melindungi utara Jakarta, tetapi juga wilayah sepanjang pantai utara Jawa.
“Tentu sudah hampir lima tahun, ini harus kita cek ulang, kita tinjau segala sesuatunya, apakah memang masih sesuai dengan kondisi hari ini dan juga ekspektasi dari proyek ini,” katanya.
Kendati demikian, dia melanjutkan, proyek ini mendapat perhatian khusus dari Presiden Prabowo Subianto lantaran guna mengantisipasi dampak perubahan iklim dan melindungi kawasan pesisir dari ancaman banjir.
“Ini yang tadi mendapatkan atensi juga dari Pak Presiden, tentunya kita tidak ingin menunda-nunda, karena memang lebih cepat, lebih bagus. Karena berbicara kondisi alam dan iklim dan lain sebagainya, kan tidak bisa menunggu,” pungkas AHY.
/data/photo/2017/04/21/3812308176.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pria 42 Tahun Ditemukan Tewas di Gambir, Korban Dibawa ke RSCM
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Seorang pria ditemukan tewas di Jalan Setia Kawan, Duri Pulo, Gambir,
Jakarta Pusat
, pada Selasa (21/1/2024) sekitar pukul 20.00 WIB.
Penemuan mayat
ini dikonfirmasi oleh Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Gambir Komisaris Rezeki Respati.
“(Korban) berinisial RKY, (jenis kelamin laki-laki), berusia 42 tahun,” ungkap Respati saat dihubungi, Selasa.
Namun, Respati tidak memberikan rincian mengenai kronologi
penemuan mayat
tersebut.
Ia juga belum menginformasikan lokasi penemuan jasad, apakah di pinggir jalan atau di dalam rumah.
Saat ditanya apakah jasad korban merupakan korban pembunuhan, Respati juga menjawabnya dengan gamblang.
“Sedang proses penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian. Jadi, kita tunggu proses penyelidikannya,” ujar Respati.
Saat ini, jasad korban telah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan dibawa ke Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan perannya dalam menyukseskan Program Pemerintah 3 Juta Rumah. Sebagai salah satu bank pelaksana utama untuk skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), BRI menargetkan penyaluran pembiayaan untuk 17.701 unit rumah subsidi pada 2025.
Program 3 Juta Rumah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hunian layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang belum memiliki tempat tinggal. Program ini mencakup pembangunan rumah di berbagai wilayah, baik di perkotaan maupun pedesaan, guna mengurangi ketimpangan akses terhadap perumahan yang layak.
Sebagai bagian dari kontribusinya, BRI menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi sebesar Rp2,92 triliun melalui skema FLPP dan Tapera pada 2025. Langkah ini diharapkan mampu memberikan akses mudah bagi masyarakat untuk memiliki hunian pertama dengan angsuran yang terjangkau.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani menegaskan bahwa langkah ini merupakan wujud nyata dukungan BRI terhadap agenda pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.
“BRI percaya bahwa program ini adalah langkah strategis untuk memberikan hunian yang layak sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dukungan BRI sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia untuk menciptakan pembangunan inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.
BRI berkomitmen untuk terus memperkuat perannya dalam mendukung pembangunan yang berdampak nyata bagi masyarakat. Inisiatif ini mencerminkan dedikasi BRI dalam mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata di seluruh penjuru negeri, serta selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja, khususnya Asta Cita ke-6, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Kementerian BUMN RI pun berupaya mempercepat implementasi Asta Cita tersebut. Menteri BUMN RI Erick Thohir menyebut, pihaknya telah melakukan berbagai inisiasi untuk mempercepat program prioritas nasional, Erick menekankan untuk mewujudkan Asta Cita tersebut diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien melalui berbagai pihak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ROS)

Ngawi (beritajatim.com) – Salah satu penumpang bus rombongan ziarah Wali Songo asal Cilacap memberikan kesaksian saat bus merah oranye yang ia tumpangi menabrak truk tronton bermuatan gula di Jalan Tol Ngawi, tepatnya di kilometer 559, Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Selasa (21/01/2025) pukul 15.00 WIB.
Dalam kecelakaan ini, satu orang meninggal dunia, yaitu kenek bus bernama Imdatul Mufid (25), warga Desa Bumireja, Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap.
Pemuda itu tewas di rumah sakit di Sragen, beberapa jam setelah mendapatkan perawatan medis. Selain itu, sedikitnya 31 penumpang mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke dua rumah sakit berbeda, yakni RS Widodo Ngawi dan RS Sragen.
Pojah, menceritakan detik-detik kecelakaan tersebut. “Saya pas lihat bawah, tahu-tahu brak, nabrak truk di depannya. Penumpang berserakan, semuanya panik,” ujarnya.
Puluhan penumpang segera turun ke pinggir jalan setelah bus mengalami kerusakan parah di bagian depan. Beberapa korban terluka terlihat mendapatkan pertolongan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat.
Kronologi Kecelakaan
Kecelakaan bermula saat bus yang dikemudikan Sudirman (57), warga Desa Sidanegara, Cilacap, membawa 51 penumpang rombongan ziarah. Diduga, sopir bus mengantuk sehingga tidak mampu mengendalikan kendaraan dan menabrak bagian belakang truk tronton yang dikemudikan Prabowo Adi (67), warga Banyumas.
Sudirman, sopir bus mengungkapkan bahwa dirinya sedang berada di lajur cepat dan hendak berpindah ke lajur kiri. Namun, tiba-tiba bus yang melaju kencang menabrak bagian belakang truk. “Tahu-tahu bus nabrak truk. Kenek saya sampai terjepit,” jelasnya.
Sebanyak 17 korban luka dibawa ke RS Sragen, sementara 14 lainnya dirawat di RS Widodo Ngawi. Hingga kini, beberapa korban masih mendapatkan perawatan intensif.
Polisi telah mengamankan kedua kendaraan dan sopir yang terlibat dalam kecelakaan. Kedua kendaraan kini berada di kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Ngawi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Pihak kepolisian juga mengimbau kepada seluruh pengemudi untuk memastikan kondisi fisik tetap prima saat berkendara, terutama dalam perjalanan panjang. Berhenti dan beristirahat di rest area sangat dianjurkan untuk menghindari risiko kecelakaan. [fiq/ian]

TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN- Winarno, warga Desa Plogpakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, berhasil selamat dari bencana longsor.
Longsor tersebut terjadi pada Selasa (21/1/2025) dan menelan 17 korban meninggal dan 11 orang hilang.
Ia menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya saat bencana terjadi. Istrinya dikabarkan terbawa longsor.
“Saya baru pulang kerja ketika mendapat kabar dari teman bahwa istri saya terjebak di longsor.”
“Saya langsung menghubungi orang-orang yang bisa dihubungi di sana dan ternyata benar,” ungkap Winarno dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa.
Menuju ke lokasi tempat istrinya berada, Winarno harus melewati sisa longsoran yang sangat parah.
Ia menceritakan, motor tidak bisa melintasi medan sehingga ia terpaksa berjalan kaki.
“Alhamdulilah dia (sang istri) bisa selamat,” katanya.
Menurutnya, istrinya dievakuasi dengan tandu karena belum ada relawan maupun alat berat yang bisa masuk ke situ.
“Kondisi masih rawan, jadi hanya warga dan beberapa orang yang sudah berada di TKP yang memberanikan diri untuk melakukan evakuasi,” jelasnya.
Pagi harinya, Selasa, Winarno dengan jelas bisa melihat situasi longsoran.
Menurutnya, semua desa di Kecamatan Petungkriyono terdampak.
Jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut lumpuh total.
“Jalan utama menuju Kabupaten Pekalongan antara Petungkriyono ke Doro juga tidak bisa dilewati,” katanya.
“Dari sembilan desa yang terkena dampak, Desa Kasimbar mengalami kerusakan paling parah dengan banyak korban,” ujar Winarno.
Saat ini, Winarno dan istrinya berada di Puskesmas Petungkriyono untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Berikut identitas korban yang meninggal dan belum ditemukan.
Korban meninggal
1. Revalina (perempuan) 19 tahun warga Sipetung
2. Suyati (perempuan) warga Tlogohendro
3. Kiki Pramudita (laki-laki) 23 tahun warga Garung, Desa Yosorejo
4. Sutar (49) warga Tlogopakis
5. Riyanto (laki-laki) 50 tahun, warga Yosorejo
6. Ayat (27) warga Desa Kasimpar
7. Sumeri (30) warga warga Garung, Desa Yosorejo
8. Doni (27) warga Desa Gumelem
9. Winarko (27) warga Desa Gumelem
10. Supari (37) warga Desa Kasimpar
11. Sularso (44) warga Desa Kasimpar
12. Inawati (23) warga Desa Kasimpar
13. Afkar (4) laki-laki, warga Desa Kasimpar
14. Khusnul Cholifah (35) perempuan, warga Desa Kasimpar
15. Rokhim (40) laki-laki, warga Desa Kasimpar
16. Rahmono (24) laki-laki, warga Desa Tlogohendro
17. Joni Yulianto (45) laki-laki, warga Sragi
Korban belum ditemukan
1. M Teguh Imanto warga Desa kayupuring
2. Abiyas warga Desa Kasimpar
3. Giyanto warga Desa Gumelem
4. Tegar Hariyanto warga Batang
5. M Nasrullah Amin warga Pekalongan
6. Asiah warga warga Tlogohendro
7. Ta’ari warga Yosorejo
8. Aurel warga Kasimpar
9. Ta’adi warga Dusun Wonodadi, Desa Songgodadi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ferli, ketua RT di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, menggagalkan upaya pencarian sepeda motor pada Senin (20/1/2025) siang.
Dalam upaya itu, ketua RT sekaligus pemilik motor yang hendak dicuri itu nyaris ditembak kawanan pelaku yang berjumlah dua orang.
Dalam rekaman CCTV, percobaan pencurian ini terjadi di depan kos-kosan di Jalan Sinar Budi, RT 06 RW 03 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Rekaman CCTV memperlihatkan dua pelaku berboncengan mendekati sepeda motor yang menjadi target mereka.
Salah satu pelaku, bertindak sebagai eksekutor, berusaha membobol kunci kontak sepeda motor dengan alat yang dibawanya.
Namun, aksi tersebut diketahui oleh pemilik sepeda motor, Ferli Solihin, yang memantau CCTV dari dalam rumah.
Ferli segera keluar dan berusaha menangkap para pelaku.
Saat hampir tertangkap, seorang pelaku mengeluarkan senjata api dan menodongkannya kepada Ferli, memaksa korban mundur.
Pelaku juga sempat menodongkan senjata apinya ke warga yang mencoba mengejar mereka.
Beruntung, tidak ada tembakan yang dilepaskan oleh pelaku.
Ferli mengungkapkan, percobaan pencurian sepeda motor ini terjadi Senin siang sekitar pukul 13.30 WIB.
“Kebetulan saya lagi lihat CCTV, kebetulan saya lihat ada yang mencurigakan dua orang di motor saya,” ucap Ferli, Selasa (21/1/2025).
Ferli bergegas keluar dari rumahnya dan menubruk badan pelaku yang berperan sebagai eksekutor.
Akan tetapi, pelaku berhasil melepaskan diri dan malah mengeluarkan senjata api dari jaketnya.
“Ternyata dia ngeluarin pistol, pas ngeluarin pistol saya mundur, istri saya teriak, maling, maling,” katanya.
“Akhirnya warga uber, terus karena warga juga takut akhirnya warga cuma bisa teriak dan pelaku kabur,” sambung Ferli.
Ferli mengaku cukup lega pelaku tak sampai melepaskan tembakan ke arahnya.
Ia juga bersyukur bahwa motor miliknya tak sampai digasak kawanan maling itu.
Meski demikian, Ferli tetap melaporkan kasus ini ke Mapolsek Penjaringan, Jakarta Utara dan berharap pihak kepolisian menindaklanjuti laporannya untuk segera menangkap para pelaku.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino
/data/photo/2025/01/21/678f782f6da1e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dari Lapak Mainan, Saliri Wujudkan Mimpi Naik Haji dan Sekolahkan 4 Anaknya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Di tengah keramaian kawasan Kemanggisan, seorang pria bernama Saliri (71) menjajakan mainan di lapak kecilnya yang beratapkan terpal biru.
Sejak tahun 1979, ia telah berjualan di depan SDN Kemanggisan 17, Jakarta Barat, dengan tekad kuat untuk menghidupi keluarganya.
Saliri, yang memiliki empat anak dan seorang istri, mengungkapkan bahwa seluruh anaknya telah lulus sekolah berkat hasil jerih payahnya.
Dulu, ia harus membayar biaya sekolah yang tidak seperti sekarang ini yang banyak mendapatkan bantuan.
“Anak saya empat sudah pada kawin semua. Ada yang kuliah sampai D3. Jaman dulu mah anak sekolah bayar semua, enggak ada yang gratis zaman dulu,” tuturnya saat ditemui di Kemanggisan pada Selasa (21/1/2025).
Masa lalu, bagi Saliri, adalah saat-saat di mana penjualannya cukup ramai. Saat itu, keberadaan pedagang minuman di sekitar sekolah masih terbatas.
Dia memanfaatkan situasi ini dengan menjual minuman manis dan berbagai mainan anak.
Namun, kini, pendapatan kotor yang diperoleh Saliri maksimal hanya berkisar di angka Rp 400.000 per hari.
“Angka itu belum saya gunakan untuk membeli bahan-bahan penjualan esok hari. Tetapi, saya selalu menyempatkan diri untuk menabung dari penghasilan saya,” jelasnya.
Saliri menjelaskan bahwa meski tidak merinci setiap pengeluaran, dia tetap memprioritaskan menabung.
“Kalau nabung kami enggak pernah
merhatiin
, yang penting kami belanja. Misal belanja Rp 900.000, nah besoknya kami dapat berapa, kami
belanjain
lagi. Sisa belanjaan aja pokoknya ditabung,” tambahnya.
Dengan kerja keras dan konsistensi selama puluhan tahun, Saliri berhasil mewujudkan impian untuk menunaikan ibadah haji.
“Ya, nabung seadanya aja. Pakai celengan.
Alhamdulillah
kami bisa naik haji,” katanya penuh rasa syukur.
Bagi Saliri, berjualan bukan sekadar pekerjaan, melainkan juga sebuah perjalanan hidup yang bermakna.
Di usianya yang telah menginjak 71 tahun, ia mengungkapkan kepuasan atas mata pencahariannya sebagai pedagang.
“Saya tidak ingin pekerjaan lain selain berdagang,” ungkapnya tegas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.