Jadi Tersangka Korupsi Pembebasan Lahan Tol, Kepala Kesbangpol Madiun Ditahan
Tim Redaksi
MADIUN, KOMPAS.com
– Tim penyidik Kejari Kabupaten
Madiun
menahan Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Kabupaten Madiun, Mashudi, pada Rabu (22/1/2025).
Mashudi ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi tukar guling tanah tol dalam proyek pembangunan Tol Madiun-Kertosono di Desa Cabean, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, pada tahun 2016-2017.
Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Madiun, Oktario Hartawan Achmad yang dikonfirmasi, Rabu (22/1/2025), mengatakan, Mashudi ditetapkan sebagai tersangka setelah tim penyidik Kejari Madiun memeriksa mantan Kabag Protokol dan Pimpinan Pemkab Madiun selama lima jam. Dari pemeriksaan itu, penyidik menemukan ditemukan dua alat bukti yang cukup.
“Dari hasil pemeriksaan kami sudah memiliki dua alat bukti yang cukup. Sehingga ditetapkan sebagai tersangka sekaligus ditahan di Lapas Kelas 1 Madiun,” kata Oktario.
Dari hasil penyidikan, Oktario menyatakan tersangka Mashudi yang saat itu menjabat sebagai Camat Sawahan dan selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara (PPAS) melakukan jual beli tanah yang dianggap melakukan perbuatan melawan hukum. Pasalnya, ada sejumlah persyaratan jual beli yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
Akibat perbuatan tersangka, Oktario mengatakan negara dirugikan sebesar Rp 217 juta.
Ia menambahkan, kasus yang menjerat Mashudi ini merupakan hasil pengembangan kasus korupsi pengadaan tanah pembangunan Tol Madiun-Kertosono. Dalam kasus penyidik menetapkan mantan Kepala Desa Cabean, Andi Kusumo Wibowo dan mantan Sekdes Cabean, Wahyudi sebagai tersangka dan kasusnya sudah putus di pengadilan.
Saat persidangan tersangka Andi dan Wahyudi digelar muncul nama Mashudi dalam fakta-fakta persidangan. Dari fakta itu kemudian penyidik Kejari Madiun menindaklanjuti dengan penyidikan.
Tersangka Mashudi dijerat dengan Pasal 2 ayat 1, Pasal 3 dan Pasal 9 Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sesuai pasal itu tersangka diancam dengan hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Dimintai tanggapannya saat hendak digiring ke mobil tahanan, Mashudi yang menggunakan rompi tahanan dengan tangan diborgol enggan banyak komentar. Mashudi hanya meminta doa dan restu terhadap kasus yang sementara menimpanya.
“Mohon doa restunya,” kata Mashudi sambil berlalu menuju mobil tahanan.
Penasihat Hukum (PH) tersangka Mashudi, Prijono mengajukan penangguhan penahanan lantaran kliennya saat ini menderita kanker paru paru stadium empat yang sudah lama. Untuk itu demi kepentingan kesehatan kliennya, Prijono mengajukan permohonan penangguhan penahanan untuk berobat.
“Sehubungan dengan ditahannya Pak Mashudi pada hari ini, kami penasihat hukum mengajukan permohonan penangguhan penahanan. Karena tersangka saat ini menderita sakit kanker paru paru stadium 4,” terang Prijono.
Menurut Prijono, lantaran menderita kanker paru-paru stadium empat, kliennya harus menjalani kemoterapi di RS Dr. Soetomo Surabaya, pada Jumat (24/1/2025) mendatang.
“Untuk itu kami akan mengupayakan permohonan untuk berobat. Karena kemoterapi ini sudah antre tiga bulan atau sejak Oktober 2024 lalu. Kalau tidak diperkenankan oleh penyidik, akan sia-sia sehingga harus antre 3-4 bulan lagi,” ungkap Prijono.
Tak hanya itu, kliennya saat ini ketergantungan obat sehingga setiap 2-3 jam sekali harus minum obat. Apalagi saat ini kliennya sudah divonis menderita kanker paru-paru stadium empat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Blog
-
/data/photo/2025/01/23/6791739b47d6d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jadi Tersangka Korupsi Pembebasan Lahan Tol, Kepala Kesbangpol Madiun Ditahan Surabaya 23 Januari 2025
-
/data/photo/2025/01/22/6790f3289965d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Nelayan Sebut HGB 656 Hektar di Laut Sidoarjo Sempat Dipagari Kayu Surabaya 23 Januari 2025
Nelayan Sebut HGB 656 Hektar di Laut Sidoarjo Sempat Dipagari Kayu
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Wilayah perairan seluas 656 hektar yang sudah bersertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) di
Desa Segoro Tambak
, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, disebut sempat dipagari menggunakan kayu.
Nelayan setempat, Mohammad Soleh (60), mengatakan, seorang pengusaha telah membeli wilayah perairan yang awalnya dikelola oleh masyarakat setempat sekitar tahun 1985.
“Pembelian ini terjadi sekitar tahun 1985, itu pada saat saya belum menikah. (Pemasangan pagar) kurang lebih ya tahun berapa itu ya, 1995,” kata Soleh, saat ditemui di rumahnya, Rabu (22/1/2025).
Soleh mengungkapkan, pengusaha tersebut menyewa ratusan perahu yang ada di dermaga Desa Segoro Tambak untuk memasang pagar kayu.
“Dulunya ya ada semacam dipagari gelam, tahu? Itu kayak kayu jati bentuknya. Saat itu sampai mengerahkan beberapa ratus perahu begitu, yang di sekitar pinggiran tambak,” jelasnya.
Akan tetapi, Soleh tidak mengetahui secara jelas alasan pemasangan kayu tersebut. Dia menduga pengusaha itu memanfaatkannya sebagai bisnis tambak.
“Kalau dibeli sama PT ini ya saya enggak tahu mau dibuat apa ya, PT itu uangnya banyak ya. Tapi ya intinya, tambak warga yang dibeli sama pengusaha ini banyak, banyak pokoknya,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Soleh, pagar kayu yang masuk dalam wilayah perairan Sidoarjo tersebut sudah hilang.
Menurutnya, hal itu karena termakan usia sehingga sekarang tertutup air laut.
“Pagar gelam tambaknya ini rapuh diterjang air laut, karena kan asin, terus rapuh, sekarang ini pagarnya ya enggak tersisa. Kalau punya warga enggak dipagar, masih ada belasan,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, keberadaan HGB seluas 656 hektar di perairan Sidoarjo terungkap melalui unggahan akun X @thanthowy.
Kepala Kanwil BPN Jatim Lampri menyebut, HGB 656 hektar yang terbagi menjadi tiga petak tersebut milik dua perusahaan, yakni PT SIP dan PT SC.
Izin bangunan itu telah dikeluarkan pada tahun 1996 dan akan berlaku hingga 2026. Namun, Lampri tak menjelaskan terkait fungsi dan bidang perusahaan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Shadow Unit: Pasukan Misterius Al-Qassam yang Dianggap ‘Cepat Hilang’, Tugas Jaga Tahanan Israel – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, sekali lagi menjadi sorotan setelah keterlibatannya dalam pertukaran tiga tahanan wanita Israel pada Minggu lalu.
Operasi ini adalah bagian dari tahap pertama dari perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Yang menjadi sorotan yakni penampakan pasukan Al-Qassam yang dianggap misterius lantaran cepat menghilang usai selesainya pertukaran tahanan.
Para pasukan ‘misterius’ tersebut disinyalir bernama Shadow Unit.
Hal ini pun memicu perhatian di platform media sosial.
Warganet pun menyoroti seragam hitam khas yang dikenakan oleh salah satu anggota unit Al-Qassam.
Di mana sangat kontras dengan pakaian militer yang dikenakan oleh sisa pejuang Al-Qassam.
Menurut laporan media dan komentar di media sosial, Shadow Unit dikenal karena tingginya pelatihan militer dan psikologis, dengan keterampilan yang luar biasa dalam diam dan mobilitas.
Beberapa komentator mencatat bahwa unit tersebut bertanggung jawab untuk melindungi tahanan Israel di Gaza.
Namun, banyak rincian seputar operasi unit tetap diselimuti kerahasiaan.
Brigade Al-Qassam menjaga kerahasiaan penuh karena sifat sensitif dari tugas-tugasnya.
Misteri ini telah mendorong banyak pertanyaan tentang bagaimana Shadow Unit Al-Qassam berhasil melindungi para tahanan dan sifat operasinya.
Terdapat pertanyaan tentang pekerjaan Unit Bayangan tersebut:
“Siapa yang dapat memberikan penjelasan yang meyakinkan untuk bagaimana mereka menjaga tahanan perempuan tetap aman dan dalam kondisi murni seperti itu”
“Bagaimana tentara Unit Bayangan mempertahankan penampilan militer mereka yang sempurna setelah pertukaran? Dan di mana mereka menyimpan mayat tahanan yang menjadi sasaran serangan udara Israel?” mengutip Al Mayadeen.
“Bayangkan saat pertukaran tahanan, badan-badan intelijen dunia kagum pada Unit Bayangan (Shadow Unit), mencoba untuk mencari tahu bagaimana manusia normal dapat bertahan, menentang hukum alam, dan menjaga tahanan mereka tetap aman sepanjang pembantaian ini.”
Pembantaian yang dimaksud yakni serangan pihak Israel yang menewaskan tawanan Israel sendiri.
Blogger percaya bahwa keberhasilan Unit Bayangan dalam menyembunyikan para tahanan dan mengelola pertukaran tahanan mewakili kemenangan media dan taktis bagi Hamas.
Dan hal itu dapat semakin meningkatkan posisinya dalam opini publik Palestina.
Menurut beberapa pengikut, Shadow Unit akan terus menjadi topik yang menarik dan belajar di bidang intelijen dan operasi khusus karena sifat unik dari pekerjaannya dan kemampuannya untuk beroperasi dalam kondisi yang sangat menantang.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
-
/data/photo/2025/01/22/6790e39e3a212.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kala Hakim Cecar Polisi di Makassar: Masuk Akpol Harus Bayar? Regional 23 Januari 2025
Cecar Polisi di Makassar, Hakim: Masuk Akpol Harus Bayar?
Tim Redaksi
MAKASSAR, KOMPAS.com –
Tiga anggota polisi dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus penipuan modus lulus pendidikan taruna Akademi Kepolisian (Akpol).
Sidang lanjutan itu digelar di Ruang Purwoto Suhadi Gandasubrata, Pengadilan Negeri (PN)
Makassar
, Jalan RA Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (22/1/2025).
Dari tiga saksi itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Makassar menghadirkan secara langsung yakni Munawir dan Andi Ainul, sedangkan satu saksi yakni Ali Munawar memberikan keterangannya secara daring.
Mereka pun memberikan kesaksiannya secara bergantian di persidangan yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Frengklin B Tamara.
Berdasarkan fakta persidangan dari keterangan para saksi, terdakwa Andi Fatmasari Rahman (AFR) ini menjalin komunikasi ke mereka sejak Juni 2024.
Beberapa pertanyaan pun dilontarkan para hakim ke tiga saksi tersebut. Salah satu pertanyaan bahkan sempat membuat para saksi hanya bisa diam.
Awalnya, salah satu hakim anggota mempertanyakan soal keberanian saksi Munawir untuk menawarkan diri bisa membantu meluluskan calon taruna Akpol setelah berkomunikasi dengan rekannya bernama Subhan.
“Saudara Munawir, kenapa Anda yakin percaya sama Subhan?,” tanya hakim.
“Karena itu kayak (dianggap) adik saya, saya sempat pertanyakan, bagaimana, tapi dia (Subhan) bilang aman bang,” jawab Munawir.
“Pernah berurusan dengan masalah seperti ini?,” tanya hakim lagi.
“Belum pernah,” timpal Munawir.
“Dia (Subhan) sebut ada kenal sebut itu Ali Munawar, anggota Mabes (Polri) jago urus,” tambah Munawir.
Hakim pun kembali bertanya, soal kesepakatan jika nantinya dalam pengurusan perekrutan calon taruna Akpol, korban malah dinyatakan tidak lulus.
“Perjanjian kemarin kalau tidak lulus itu uang dikembalikan 100 persen, tapi belum kembali semua, yang belum kembali sisa Rp 300 juta,” kata Munawir.
Hakim kembali mencecar Munawir soal kerugian korban yang mencapai Rp 4,9 miliar. Munawir mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
Menurutnya, komunikasi antara Andi Ainul dan terdakwa Andi Fatmasari dilakukan sejak Juni 2024 dan sepengetahuan dirinya dana yang dirimkan terdakwa hanya Rp 1 miliar.
“Kami komunikasi itu di bulan 6 yang mulia, kami tidak tau kalau sebelumnya. Kami tidak komunikasi dari awal,” kata dia.
Kesaksian kedua dibeberkan oleh Andi Ainul. Menurutnya, korban yakin dapat diluluskan kerena pernyataan Munawir yang mempunyai kenalan langsung dari Mabes Polri.
“Kebetulan satu kantor (dengan Munawir) yang mulia, saya disampaikan yang urus di sana orang Mabes,” ucap Andi Ainul.
“Kenapa saudara berani menyampaikan kepada terdakwa ini kalau mau
masuk Akpol
hubungi saya?,” tanya Hakim.
“Itu hari, spontan saya telepon (terdakwa), saya liat
story
di handphone. Kebetulan kakaknya (terdakwa) polisi,” jawab dia.
“(Terdakwa) Andi Fatmasari ngomong katanya sempat aada jalur kita tau untuk Mabes. Saya bilang iya ada, kemarin saya disampaikan pak Munawir,” tambah Andi Ainul.
Hakim pun melontarkan pertanyaan panas kepada kedua anggota polisi tersebut. Keduanya pun sontak hanya bisa terdiam.
“Apakah penerimaan Akpol harus pake uang dibayar?,” ujar Hakim.
“Siap tidak yang mulia,” timpal kedua saksi.
“Kalau tidak, kenapa berani menyampaikan itu ?. Itu saya pengen tau itu, susah jawabnya kan pak,” beber Hakim.
“Siap (susah),” jawab kedua saksi.
Saksi ketiga yakni Ali Munawar juga mengaku hanya sebagai perantara memperkenalkan Subhan ke rekannya bernama Purnomo.
Ali Munawar menyebutkan, Purnomo yang berstatus masyarakat sipil pernah menyampaikan bahwa bisa meluluskan orang ikut pendidikan taruna Akpol.
“Saya cuma memperkenalkan Subhan ke teman saya namanya Purnomo. Purnomo ini pernah menawarkan ke saya kalau ada yang mau masuk Akpol bilang sama saya,” ucap Ali Munawar.
Ali Munawar bahkan mengaku tidak mengetahui soal uang senilai Rp 1 miliar yang diminta Subhan melalui Munawir sebagai jaminan dapat diluluskan Akpol.
“Saya tidak pernah menerima transferan itu, karena saya kurang tahu. Setahu saya Rp 850 juta,” beber dia.
Ali Munawar mengaku memang kenal dengan Subhan yang merupakan juniornya di kepolisian. Olehnya itu, dia hendak membantu Subhan.
“Menolong junior, (Subhan berdinas) masih di Mako Brimob. Karena waktu itu yang komunikasi dengan saya itu Subhan,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Detik-detik Penemuan Bayi Korban Longsor Pekalongan, Jasad Tersangkut di Pohon Bambu, Paman Histeris – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN – Empat korban longsor dan banjir bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ditemukan di hari kedua pencarian, Rabu (22/1/2025).
Keempat korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, termasuk salah satunya bayi berusia 5 bulan bernama Afkar Abiyan.
Mereka adalah:
Aisyah (perempuan)
Ta’ari (laki-laki)
Afkar Abiyan (bayi laki-laki usia 5 bulan)
Ta’adi (laki-laki)Nama keempat korban ini sebelumnya masuk dalam daftar korban yang hilang akibat bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi pada Senin (20/1/2025) sore.
Dengan ditemukannya 4 korban hilang ini, maka jumlah korban meninggal hingga Kamis (23/1/2025) pagi tercatat sebanyak 21 orang dari sebelumnya 17 korban.
Sementara korban hilang tinggal 5 orang lagi.
Berikut identitas lengkap korban akibat longsor di Pekalongan:
Korban Meninggal Ditemukan Selasa (21/1/2025):
Revalina (19), perempuan, warga Sipetung.
Suyati, perempuan, warga Tlogohendro.
Kiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo.
Sutar (49), warga Tlogopakis.
Riyanto (50/L), warga Yosorejo.
Ayat (27), warga Desa Kasimpar.
Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo.
Doni (27/L), warga Desa Gumelem.
Winarko (27/L), warga Desa Gumelem.
Supari (37), warga Desa Kasimpar.
Sularso (44/L), warga Desa Kasimpar.
Inawati (23/P), warga Desa Kasimpar.
Afkar (4/L), warga Desa Kasimpar.
Khusnul Cholifah (35/P), warga Desa Kasimpar.
Rokhim (40/L), warga Desa Kasimpar.
Rahmono (24/L), warga Desa Tlogohendro.
Joni Yulianto (45/L), warga Sragi.Daftar korban tewas ditemukan Rabu (22/1/2025):
Aisah (18/P), warga Desa Wonodadi Songgodadi
Ta’ari (41/L), warga Desa Garung Yosorejo
Afkar Arbiyan (5 bulan/L), warga Desa Kasimpar
Ta’adi (34/L), warga Desa Wonodadi Songgodadi PetungkriyonoIdentitas Korban yang Belum Ditemukan
M Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring
Giyanto, warga Desa Gumelem
Tegar Hariyanto, warga Batang
M Nasrullah Amin, warga Pekalongan
Aurel, warga KasimparPencarian korban akan dilanjutkan di hari ketiga, Kamis (23/1/2025) oleh Tim SAR Gabungan.
Detik-detik Penemuan 4 Jasad Korban
Empat korban yang ditemukan pada hari kedua pencarian Rabu kemarin ditemukan pada lokasi yang berbeda.
Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono menceritakan detik-detik penemuan keempat jenazah korban.
Budiono mengatakan, jenazah pertama yang ditemukan adalah Aisyah.
Aisyah ditemukan tim pukul 10.06 WIB di jarak 4,7 KM dari lokasi kejadian.
Tak sampai satu jem kemudian, korban kedua, Ta’ari ditemukan di sektor 2 di atas rumah Carik Desa Kasimpar pada pukul 10.53 WIB.
Selang dua jam sekitar pukul 12.05 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan jasad korban.
Dia adalah Afkar Arbiyan, seorang bayi berusia 5 bulan. Jasad bayi ini ditemukan di sektor 1.
Tubuhnya tersangkut di pohon bambu yang berada di bawah tak jauh dari rumahnya.
Pukul 18.45 WIB tim berhasil menemukan korban bernama Ta’adi“Terakhir, tim SAR gabungan mendapatkan laporan dari warga ada yang melihat sesosok jasad di bawah jembatan yang terputus, dan pada pukul 18.45 WIB berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dan teridentifikasi bernama Ta’adi,” kata Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono.
Budiono mengungkapkan, dengan ditemukannya 4 korban, hingga Rabu (22/1/2025) sore jumlah korban meninggal yang ditemukan total berjumlah 21 orang.
Sementara korban yang masih dalam pencarian sebanyak 5 orang.
“Pencarian pada hari ini dilakukan oleh tim SAR gabungan sebanyak 300 personel yang terbagi dalam 4 SRU (Search and Rescue Unit), dan difokuskan pada pencarian di area sekitar rumah Sekdes Kasimpar, sekitar cafe Allo, dan pemancingan,” ungkapnya.
Tersangkut Bambu
Anggota SAR Bumi Santri Pekalongan Agus Yusuf mengatakan, bayi Afkar Arbiyan ditemukan di bawah kasur springbed.
Jasadnya terlilit dengan selendangnya.
“Arbiyan ditemukan di bawah selokan, pas aliran air. Karena saat tim SAR mencari korban, melihat ada springbed yang menyangkut di pohon bambu,” ujarnya.
Rumah Arbiyan hilang dan terbawa longsor sejauh sekitar 30 meter dari lokasi awal.
“Ibunya Arbiyan juga jadi korban yang meninggal dunia, bapaknya alhamdulilah selamat. Tapi saat ini belum diketahui keberadaannya,” ucapnya.
Paman korban histeris saat melihat keponakannya Arbiyan menjadi korban longsor.
“Paman korban yang melihat langsung Arbiyan ditemukan, menangis histeris. Arbiyan langsung dibawa ke posko induk,” tambahnya.
Sekdes dan Anaknya Jadi Korban
Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, menjelaskan longsor juga terjadi di beberapa titik lain di wilayah tersebut, termasuk di Desa Tlogohendro dan Gumelem.
Longsor telah memutus akses menuju Petungkriyono, dan tim SAR gabungan sedang berupaya mengirimkan bantuan logistik ke daerah terdampak.
“Jembatan untuk akses utama terputus, lalu longsor juga masih ada. Kemungkinan yang bisa dilewati adalah melalui Wanyasa, Banjarnegara,” jelas Yulian.
Yulian juga mengungkapkan bahwa salah satu korban yang meninggal adalah Sekdes Kasimpar.
“Satu keluarga, yang sudah ditemukan, sekdes dan anaknya, meninggal dunia,” ungkapnya.
Desa Kasimpar menjadi lokasi dengan jumlah korban terbanyak akibat longsoran tebing yang menimbun rumah-rumah warga, termasuk rumah Sekdes.
Meskipun data jumlah pengungsi belum dapat dipastikan, Yulian melaporkan bahwa beberapa warga telah mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sementara pihaknya terus menyiapkan dapur umum untuk membantu warga terdampak.
“Sementara ada yang mengungsi, tapi datanya belum ada. Ini kami sedang menyiapkan dapur umum. Nanti akan kami update lagi datanya,” tambah Yulian.
Sebagian warga yang mengungsi memilih berlindung di rumah keluarga atau tetangga terdekat.
Sumber: (TribunJateng.com) (Tribunnews.com/Wik)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul UPDATE Longsor Petungkriyono : Aisyah Ditemukan 4,7 Kilometer dari TKP hingga 4 Korban Tertimbun
-

Cara Licik Korporasi Beli Lahan Milik Warga, Nelayan Kholid Sindir Pemerintah: Saya yang Melawan!
TRIBUNJATIM.COM – Seorang nelayan bernama Kholid lantang menyuarakan pendapatnya terkait kasus pagar laut di Tangerang.
Bahkan Kholid juga tak takut untuk menyindir pemerindah.
Ia menyebut akan turun tangan untuk melawan korporasi.
Nelayan asal Desa/Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, Kholid, menyindir pemerintah soal situasi yang tengah ia dan rekan-rekannya hadapi, terkait pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer.
Kholid, satu dari sekian nelayan yang terdampak buntut pagar laut tersebut, mengaku sudah sejak lama harus berhadapan dengan korporasi-korporasi dalam mempertahankan lahan.
Korporasi-korporasi itu ia sebut berkaitan dengan proyek strategis nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK).
Ia bercerita, korporasi-korporasi itu menggunakan cara licik dalam membeli lahan milik warga di Tangerang.
Awalnya, ungkap Kholid, pihak korporasi tiba-tiba akan mengurug lahan milik warga setempat, lalu memberinya uang muka.
“Si A punya tanah nggak mau jual, tiba-tiba diurug. Setelah diurug, disamperin, dikasih DP.”
“Nggak diterima, tanah udah diurug. Diterima, nggak sesuai harganya. Ini kan sama dengan, ‘Eh kasih, nggak?!’. Bedanya bukan mau dipukul, diurug dulu,” tutur Kholid saat menjadi narasumber dalam siniar Abraham Samad SPEAK UP yang tayang pada Sabtu (18/1/2025).
Tak hanya lahan di darat, lanjut Kholid, tambak-tambak petani bandeng juga turut menjadi korban.
“(Contohnya) saya petani tambak, ternak ikan bandeng, butuh sirkulasi air, (tapi) sungainya diurug.”
“Begitu terus, akhirnya ikan bisa mati. Tiba-tiba (pihak korporasi) datang, ‘udah dibeli aja, dijual aja’.”
“Ya dijual lah, pusing. Dibeli murah Rp50.000 per meter,” bebernya.
Atas hal itu, Kholid mengaku tak ingin dirinya berada di bawah kontrol korporasi.
Ia bahkan bersumpah memilih mati, jika sampai kehidupannya berada di bawah korporasi, bukan negara.
Meski demikian, Kholid mengaku negara seperti tak hadir membela rakyat kecil sepertinya.
“Saya merasa, sebagai nelayan, sebagai petani, bukan diurus oleh negara, tapi diurus oleh korporasi.”
“Makanya saya sebagai rakyat, petani, nelayan, enggak sudi dipimpin oleh korporasi. Nggak sudi! Lebih baik mati saya mah!,” tegas Kholid.
Ia lantas menyindir pemerintah terkait apa yang dirasakannya.
Jika negara tak bisa melawan korporasi demi rakyat kecil, kata Kholid, maka dirinya lah yang akan turun tangan sendiri.
Kholid memastikan ia akan melawan korporasi, bahkan jika perlu mengerahkan rekan-rekan seperjuangannya.
“Saya pingin ngomong ama negara. Kalau negara nggak berani melawan korporasi, saya yang akan melawan!,”
“Saya akan kerahkan rakyat Banten untuk melawan,” kata Kholid.
“Walaupun (rakyat) kecil, saya berani. Harusnya negara yang punya alat, instrumen, untuk melindungi rakyat,” pungkas dia.
Kholid diketahui merupakan nelayan asal Desa Kronjo yang termasuk vokal mendesak pemerintah untuk mengusut kasus pagar laut.
Ia juga termasuk nelayan yang hadir saat mediasi bersama Ombudsman RI pada Desember 2024.
Sudah Pernah Melapor
Nelayan Desa/Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, Kholid, saat menjadi narasumber di siniar Abraham Samad mengenai kasus pagar laut di Tangerang. Dalam kesempatan itu, Kholid mengaku akan turun tangan sendiri melawan korporasi yang terlibat pagar laut di Tangerang, jika negara tak ambil langkah. (Istimewa/YouTube Abraham Samad SPEAK UP)
Sebelumnya, Kholid mengaku, bersama rekan-rekannya, ia sudah melapor soal pagar laut. Laporan itu diajukannya pada Desember 2024.
Bahkan, ia sempat audiensi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten.
Selama audiensi itu, ungkap Kholid, pihak DKP Provinsi Banten mengakui pagar laut di perairan Tangerang tidak memiliki izin.
“Sudah (melapor). Saya sudah mencoba audiensi dengan DKP Provinsi, mereka tahu (ada pagar laut) dan mereka juga bilang bahwa ini tanpa izin, ilegal,” tutur Kholid dalam wawancara bersama tvOneNews, Minggu (12/1/2025).
“(Saya melapor) sekitar sebulan kemarin (Desember)” lanjutnya.
Meski sudah melapor dan audiensi dengan DKP Provinsi Banten, Kholid menyebut belum ada tindak lanjut.
Sebab, kepada Kholid, pihak DKP Provinsi Banten mengatakan hanya bisa melaporkan ke pihak atasan.
“Dari DKP mengatakan, kami hanya bisa melaporkan. Pada waktu itu saya nggak tahu melaporkan ke mana, atasannya ke mana.”
“Yang jelas DKP sudah tahu (soal pagar laut), pusat juga sudah tahu,” tukas Kholid.
Diketahui, pagar laut sepanjang 30 km ini membentang dari Desa Muncung hingga Desa Pakuhaji.
Pagar misterius itu kali pertama ditemukan pada 14 Agustus 2024, ketika Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten menerima informasi terkait aktivitas pemagaran laut.
Meski demikian, belum diketahui siapa pemilik yang bertanggung jawab atas pemasangan pagar laut tersebut.
Terkait hal itu, Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk segera membongkar dan mengusut tuntas kasus pagar laut.
Sementara, Komisi IV DPR RI akan memanggil KKP untuk dimintai klarifikasi.
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
-

3 Keahlian Ini Masih Langka di RI, Menaker Yassierli Khawatir Adanya Impor Pekerja – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mencatat Indonesia masih kekurangan pekerja di tiga bidang keahlian, yaitu Big Data Specialist, Fintech Engineers, dan AI Machine Learning Specialist.
Menurut dia, tiga keahlian tersebut sangat dibutuhkan di masa depan. Sayangnya, di Indonesia ketiga hal tersebut masih langka.
“Tiga keahlian itu masih langka di Indonesia,” kata Yassierli saat memberikan kuliah umum di Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, dikutip dari siaran pers pada Rabu (22/1/2025).
Yassierli menyebut bahwa program studi di Indonesia yang menyediakan pembelajaran untuk tiga keahlian tersebut masih jarang.
Dia bilang, kampus sebenarnya ingin membuat program studi tersebut, tetapi tak ada dosen yang bisa mengajar.
“Sementara negara India sudah menyiapkan itu,” ujar Yassierli.
Ia khawatir kelangkaan pekerja ahli di tiga bidang itu akan menyebabkan terjadinya pergeseran pengiriman pekerja.
Impor pekerja dari tiga bidang keahlian itu berpotensi terjadi jika tidak diantisipasi sejak sekarang.
“Indonesia akan mengimpor pekerja dengan tiga keahlian tersebut, sedangkan kita mengekspor Asisten Rumah Tangga dan tenaga konstruksi keluar negeri. Itu yang terjadi jika tidak diantisipasi dari sekarang, ” ucap Yassierli.
Maka dari itu, ia mengimbau agar kurikulum di setiap program studi perguruan tinggi harus memperhatikan aspek agar mahasiswa lebih berinteraksi dengan dunia digital.
Yassierli juga berpesan agar para mahasiswa tak hanya memiliki satu kompetensi, melainkan tiga. Satu kompetensi general dan dua lagi kompetensi spesialis.
“Jika adik-adik mahasiswa telah mengambil S1 mesin, MIPA, atau arsitek, itu baru satu kompetensi. Dua kompetensi lagi terkait teknologi Informasi dan people relations,” ucap Yassierli.
“Tiga kompetensi ini wajib ada jika ingin sukses baik dalam karir, maupun industri dan lainnya, ” lanjutnya.
Yassierli menambahkan beberapa pekerjaan yang akan hilang di masa depan di antaranya ialah Portal Service Clerks, Bank Teller Related Clerks, Data Entry Clerks, dan Cashiers and Ticket Clerks.
-
/data/photo/2025/01/22/6790e9aed1002.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polemik Pelatihan LC, Pemkab Banyuwangi Belum Terima Klarifikasi BPVP Surabaya 23 Januari 2025
Polemik Pelatihan LC, Pemkab Banyuwangi Belum Terima Klarifikasi BPVP
Tim Redaksi
BANYUWANGI, KOMPAS.com
–
Pelatihan pemandu karaoke
atau
Lady Companion
(LC) oleh Badan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP)
Banyuwangi
menuai polemik di tengah masyarakat.
Masyarakat cenderung mempertanyakan kegunaan pelatihan dan sertifikasi yang dilakukan kepada 16 LC di sebuah tempat karaoke di Kecamatan Rogampi, Banyuwangi, tersebut.
Menanggapi polemik itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima klarifikasi dari BPVP Banyuwangi.
“Belum (klarifikasi), hanya sebatas pemberitahuan bahwa BPVP hanya memfasilitasi dari pihak ketiga,” terang Ipuk di Banyuwangi, Rabu (22/1/2025).
Lanjutnya, menurut informasi yang dia terima,
pelatihan pemandu karaoke
tersebut bukan ide BPVP Banyuwangi, melainkan permintaan dari pihak tempat karaoke.
“Pelatihan pemandu lagu bukan ide BPVP, tapi permintaan dari pihak tersebut, BPVP hanya memfasilitasi,” imbuhnya.
Namun demikian, dengan peristiwa yang terjadi, diharapkan menjadi evaluasi bagi BPVP Banyuwangi agar meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah.
“Ini menjadi evaluasi ke depan. Mudah-mudahan dengan kejadian ini, BPVP bisa lebih berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” harapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, BPVP Banyuwangi melakukan pelatihan dan sertifikasi kepada 16 LC yang ada di Banyuwangi pada 20-26 November 2024.
Saat dimintai klarifikasi, merujuk dari SKKNI, BPVP Banyuwangi mengatakan bahwa pelatihan tersebut digelar guna meningkatkan
skill
para pemandu karaoke, mulai dari cara mengawali memandu lagu hingga mitigasi situasi konflik.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/22/6790c6971e492.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Update Longsor Pekalongan: 21 Orang Meninggal, 6 Hilang Regional 23 Januari 2025
Update Longsor Pekalongan: 21 Orang Meninggal, 6 Hilang
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengumumkan jumlah korban meninggal akibat bencana longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, bertambah menjadi 21 orang pada Rabu (22/1/2025) pukul 18.20 WIB.
Korban terakhir ditemukan di sungai. Hingga kini, enam orang masih dinyatakan hilang.
“Fokus penanganan saat ini adalah pencarian korban hilang. Upaya pencarian dilakukan oleh tim gabungan,” ujar Nana melalui keterangan tertulis.
Untuk mengatasi dampak cuaca ekstrem yang berpotensi memperparah situasi, Nana meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengadakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Pekalongan.
Permintaan tersebut disampaikan kepada Kepala BNPB Suharyanto dalam rapat koordinasi penanganan bencana di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono.
“Hujan selama sepekan terakhir sangat lebat dengan intensitas tinggi. Operasi TMC diharapkan membantu meminimalkan cuaca ekstrem agar proses pencarian tidak terganggu,” kata Nana.
Proses penanganan melibatkan 550 personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Satpol PP, dan relawan.
Mereka dikerahkan untuk pencarian korban, membuka akses jalan, dan memenuhi kebutuhan dasar pengungsi.
Pemprov Jawa Tengah telah menyalurkan bantuan senilai Rp207 juta, sementara BNPB memberikan bantuan tambahan senilai Rp289 juta.
Kepala BNPB Suharyanto menyatakan bahwa operasi TMC akan dimulai pada Kamis, 23 Januari 2025, dan berlangsung selama sepekan.
“TMC bertujuan mencegah cuaca ekstrem dan memastikan kelancaran pencarian korban,” ujar Suharyanto.
Upaya pencarian korban hilang tetap menjadi prioritas utama. Selain itu, pembukaan akses jalan dan penyediaan kebutuhan dasar untuk para pengungsi juga menjadi perhatian utama pemerintah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2023/05/09/6459ef46a42ee.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)