Seorang Perangkat Desa Kedapatan Punya Sabu
Tim Redaksi
KOMPAS.com –
Satuan Reserse
Narkoba
(Satresnarkoba) Polres
Sragen
mengungkap kasus peredaran narkotika jenis sabu yang melibatkan seorang
perangkat desa
.
Penggerebekan
dilakukan pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 18.20 WIB, di sebuah rumah di Dukuh Tengaran, Katelan, Tangen, Sragen.
Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (11/3/2025), menyatakan bahwa pihaknya berhasil mengamankan dua pelaku.
Pelaku pertama berinisial YAD alias Yuda (35), seorang perangkat desa asal Desa Katelan, dan pelaku kedua SR alias Sujat (31), seorang wiraswasta asal Desa Poleng, Kecamatan Gesi.
Dalam
penggerebekan
yang dipimpin oleh tim Satuan Narkoba, petugas menemukan barang bukti berupa satu plastik bening berisi kristal yang diduga narkotika jenis sabu seberat 0,15 gram.
“Selain itu, ada satu alat isap sabu (bong) yang terbuat dari bekas botol minuman, dua sedotan, satu pipet kaca dengan residu, satu korek api gas warna hijau, serta dua unit handphone milik para tersangka,” ungkap Kapolres.
Kapolres menjelaskan bahwa penangkapan kedua pelaku berawal dari informasi masyarakat mengenai aktivitas peredaran
narkoba
di wilayah tersebut.
Setelah dilakukan penyelidikan, petugas menggerebek rumah Yuda dan menemukan barang bukti narkotika beserta alat hisapnya.
Berdasarkan hasil interogasi, Yuda mengaku mendapatkan barang haram tersebut dari Sujat. “Petugas kemudian melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan Sujat sekitar pukul 19.00 WIB,” tambahnya.
Sujat dalam keterangannya mengaku membeli sabu tersebut dari seorang pria bernama Anton, dengan perantara berinisial SW alias Pak Pe.
“Kedua pelaku mengaku bahwa sabu tersebut akan digunakan untuk konsumsi pribadi,” beber Kapolres.
Saat ini, kedua pelaku beserta barang bukti telah diamankan di Mapolres Sragen untuk menjalani proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.
Mereka dijerat dengan Pasal 112 ayat (1) jo Pasal 132 Ayat (1) dan/atau Pasal 127 ayat (1) jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Blog
-
/data/photo/2024/06/27/667d27e832d2f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Seorang Perangkat Desa Kedapatan Punya Sabu Regional 11 Maret 2025
-

Ubah Citra, Arab Saudi Muncul sebagai Mediator Krisis Global
Jakarta –
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, semakin sibuk menerima kunjungan para pemimpin negara yang datang untuk membahas konflik global yang mendesak.
Pada Senin (10/03) ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan Putra Mahkota Saudi untuk membahas perang Rusia di Ukraina. Pertemuan ini dilakukan menjelang pertemuan pada Selasa (11/03) antara delegasi Ukraina dan Amerika Serikat (AS) yang bertujuan untuk merundingkan kemungkinan akhir perang agresi Rusia, serta kesepakatan keamanan yang mencakup akses AS ke cadangan mineral dan logam berharga di Ukraina.
Ini akan menjadi pertama kalinya delegasi Ukraina dan AS berbicara secara langsung setelah perselisihan publik antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Zelenskyy di Gedung Putih pada akhir Februari lalu.
Fakta bahwa kedua negara memilih Arab Saudi sebagai lokasi pertemuan—bukan di Eropa, misalnya—menyoroti posisi strategis kerajaan kaya minyak ini di Timur Tengah.
“Arab Saudi memang telah membangun dirinya sebagai platform dialog dalam dua hingga tiga tahun terakhir,” kata Sebastian Sons, peneliti senior di think tank Jerman CARPO, kepada DW.
“Dalam strategi kebijakan luar negeri Arab Saudi, saat ini sangat penting untuk berbicara dengan semua pihak,” tambahnya.
Memposisikan diri sebagai mediator netral
Arab Saudi tampaknya berusaha mempertahankan posisi netral agar dapat menjaga jalur komunikasi terbuka dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik yang sedang dimediasi.
“Negara ini menahan diri untuk tidak bergabung dalam kritik dan sanksi Barat terhadap Rusia, tetapi juga menjalin kontak reguler dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy serta memberikan paket bantuan kemanusiaan dan medis senilai jutaan dolar untuk Ukraina,” jelas Kawas. Pada 2024, Riyadh membantu memfasilitasi pertukaran tahanan bersejarah antara Rusia dan AS. Dan pada pertengahan Februari, negara ini menjadi tuan rumah pembicaraan antara AS dan Rusia, di mana pejabat tinggi Washington dan Moskow bertemu untuk membahas normalisasi hubungan serta mengakhiri perang di Ukraina.
Tampaknya juga ada kemungkinan bahwa Riyadh akan menjadi tempat pertemuan langsung antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang pertama sejak Trump kembali menjabat awal tahun ini.
Selain memfasilitasi pembicaraan tentang akhir perang Rusia di Ukraina, Riyadh juga menjadi lokasi pertemuan Liga Arab untuk membahas konflik di Sudan serta masa depan Palestina di Gaza.
“Kita melihat peran mediasi ini antara AS dan Rusia, antara AS dan Ukraina, serta menjadi pemain penting di Timur Tengah, terutama terkait dengan Palestina, Suriah, dan Lebanon,” kata Neil Quilliam, spesialis urusan luar negeri di think tank Chatham House yang berbasis di London, kepada DW.
Kawas menggemakan pandangan ini: “Terkait dengan Timur Tengah, semua negosiasi di kawasan ini melewati Riyadh.”
Kepentingan Saudi di mata internasional
Peralihan fokus untuk membangun citra sebagai pusat komunikasi yang netral dan terpercaya ini dinilai sebagai tanda perubahan dari isolasi internasional Arab Saudi yang mencapai titik terendah setelah pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, pada 2018. Ini juga bisa membantu mengalihkan perhatian dari catatan buruk rezim di Arab Saudi dalam isu hak asasi manusia.
Alih-alih membela kebijakan domestik, posisi internasional baru negara ini memungkinkan Putra Mahkota Saudi untuk memanfaatkan pengaruhnya dalam berbagai konflik, menurut para pengamat.
“Arab Saudi tentu akan menggunakan kesempatan untuk menengahi konflik Ukraina guna menampilkan diri sebagai mitra yang dapat diandalkan, karena negara ini menginginkan konsesi dari Trump, terutama terkait Gaza dan negara Palestina di masa depan bersama Israel,” kata Sebastian Sons kepada DW.
Trump, yang dikenal sebagai pendukung kuat Israel, ingin melihat Israel dan Arab Saudi menormalisasi hubungan.
Namun, serangan yang dipimpin Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023 dan perang yang terjadi di Gaza telah memperlambat proses ini.
Awal tahun ini, Arab Saudi menolak rencana Trump untuk Gaza, di mana ia mengusulkan untuk mengubah Jalur Gaza yang hancur akibat perang menjadi “Riviera Timur Tengah” di bawah kepemilikan AS serta memindahkan sekitar 2,3 juta warga Palestina ke negara-negara Arab lainnya seperti Mesir dan Yordania. Para pakar hak asasi manusia mengkritik rencana ini sebagai bentuk pembersihan etnis.
Sejak itu, Arab Saudi menegaskan kembali pendiriannya bahwa mereka tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel sebelum solusi dua negara, yang akan menjamin negara Palestina berdampingan dengan Israel, terlaksana.
Mendorong investasi bagi Arab Saudi
Ketika Trump kembali menjabat untuk masa jabatan keduanya awal tahun ini, Putra Mahkota Saudi menjadi pemimpin asing pertama yang mengucapkan selamat kepadanya. Tak lama setelah itu, Trump memuji Putra Mahkota Salman sebagai “orang yang luar biasa” dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Pada 2017, kunjungan luar negeri pertama Trump sebagai presiden adalah ke Arab Saudi. Langkah ini dianggap kontroversial, terutama karena bertepatan dengan pengakuan Trump bahwa ia memilih Arab Saudi sebagai tujuan pertama karena janji investasi senilai lebih dari $350 miliar (Rp5,74 kuadriliun) dalam ekonomi AS.
Pekan lalu, Trump mengumumkan bahwa kunjungan kenegaraan pertamanya kali ini juga akan membawanya ke Arab Saudi. Kali ini, ia menambahkan, Riyadh berencana untuk berinvestasi setidaknya $600 miliar (Rp9,8 kuadriliun), termasuk pembelian peralatan militer AS dalam jumlah besar.
Hal ini sejalan dengan model ekonomi Arab Saudi yang sedang bergeser, berupaya mengurangi ketergantungan pada minyak dan meningkatkan investasi asing serta modal eksternal, seperti dijelaskan oleh spesialis Timur Tengah, Sons. “Prioritas Riyadh adalah mengamankan model bisnisnya sendiri, dan untuk itu mereka membutuhkan AS,” jelasnya.
Namun, ini juga berarti bahwa kerajaan tidak mungkin mengambil peran aktif dalam menyelesaikan konflik yang para pihaknya mereka fasilitasi. “Itu bukan tujuan Arab Saudi,” katanya,seraya menambahkan, “mereka lebih ingin membuka jalan untuk berbisnis dengan AS.”
Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris.
Lihat juga Video: Zelensky Tiba di Arab Saudi Jelang Perundingan dengan AS
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5146626/original/053244300_1740837250-20250301-Sritex_Pamit-AFP_3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tanya DPR ke Menaker saat Rapat Soal Sritex: PHK Jelang Lebaran Terus Terjadi – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Sritex Group telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap total 11.025 pekerja secara bertahap sejak Agustus 2024. Aksi PHK ini terjadi pada PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo, PT Primayuda Mandirijaya di Boyolali, PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, dan PT Bitratex Industries di Semarang.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago, meluapkan kekecewaan terhadap kebijakan PHK massal yang dilakukan PT Sri Rezeki Isman Tbk atau Sritex menjelang Hari Raya Idulfitri.
“Saya terus terang hari ini merasa sangat sedih sekali ketika saya melihat paparan dari Pak Menteri Tenaga Kerja, di sini disampaikan bahwa uang pesangon uang penghargaan masa kerja dan lain-lain itu akan terhutang dan akan dibayar dari hasil penjualan aset. itu lagu lama memang sudah seharusnya begitu. tapi kurator memang seperti itu kelakuannya,” kata Irma dalam rapat kerja Kementerian Ketenagakerjaan dengan Komisi IX DPR RI, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Pola PHK menjelang Lebaran ini terus berulang karena tidak ada regulasi yang benar-benar memberikan efek jera bagi perusahaan yang bertindak sewenang-wenang ke karyawan.
Irma pun mendesak agar dalam revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan ke depan, perlu dimasukkan klausul sanksi tegas bagi perusahaan yang melakukan PHK secara tidak manusiawi.
Klausul Punishment
“Perusahaan juga seperti itu kelakuannya. 1-2 bulan menjelang Lebaran selalu melakukan PHK. Nanti di Undang-Undang Tenaga Kerjaan yang baru, ini harus masuk dalam klausul, perusahaan yang melakukan tindakan amoral yang seperti ini, ini harus ada punishment yang jelas,” tegas Irma.
Irma menyoroti betapa kejamnya PHK yang dilakukan menjelang Lebaran. Menurutnya, keputusan Sritex sama sekali tidak menunjukkan empati kepada para pekerja yang tengah berpuasa dan bersiap merayakan Idulfitri bersama keluarga.
“Ini mau hari raya, sama sekali tidak menghormati orang yang sedang berpuasa yang juga akan Hari Raya. Tiba-tiba PHK ini kelakuan ini sudah bertahun-tahun terjadi begini dan terjadi pembiaran. Jadi tidak heran saya kalau ini terus dilakukan,” tambahnya.
-

Wakil Ketua Golkar Makassar Jelaskan Alasan Wahab Tahir Dicopot dari Sekretaris
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Wakil Ketua Golkar Makassar Arif Wicaksono menjelaskan mengapa DPD Golkar Makassar merombak struktur kepengurusan. Ia menyebut bukan tanpa alasan.
Perombakan itu diketahui sejak Senin (10/3). Dalam rapat pleno yang digelar di kantor DPD II Golkar Makassar Jalan Lasinrang.
Arif memberi gambaran, misalnya pergantian Sekretaris DPD II Golkar. Dimana Wahab Tahir, yang sebelumnya menjabat digantikan oleh A. Suharmika.
“Sejak Pilkada Serentak 2024 kemarin sampai sekarang Pak Abd Wahab Tahir tidak pernah aktif lagi,” kata Arif melalui keterangannya, Selasa (11/3/2025).
Bukan hanya Abd Wahab Tahir. Pergantian juga dilakukan untuk posisi Bendahara Umum.
Selain Abd Wahab Tahir diganti, Bendahara Umum (Bendum) Golkar Makassar Ismail juga diganti. Ia digantikan oleh Andi Ryan Adrianto.
“Ismail diganti lantaran dirinya fokus sebagai anggota DPRD Makassar,” terangnya.
Diketahui, rapat pleno itu dipimpin langsung oleh Ketua Golkar Makassar Munafri Arifuddin dan dihadiri pengurus Golkar Makassar.
(Arya/Fajar) -
/data/photo/2025/03/11/67cfc83e9f7e6.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Epilepsi Bukan Aib, Upaya Linksos Tingkatkan Kesadaran dan Pemberdayaan Surabaya 11 Maret 2025
Epilepsi Bukan Aib, Upaya Linksos Tingkatkan Kesadaran dan Pemberdayaan
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com
–
Epilepsi
masih sering disalahpahami, bahkan dianggap sebagai aib di tengah masyarakat.
Stigma
dan kurangnya edukasi membuat banyak penderitanya terpinggirkan, kesulitan mendapatkan pekerjaan, dan kerap tidak mendapat dukungan dari keluarga.
Padahal,
epilepsi
bukan sekadar gangguan kesehatan, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar bagi penderitanya.
Di tengah tantangan ini, Lingkar Sosial Indonesia (
Linksos
) hadir membawa harapan.
Melalui berbagai program
pemberdayaan
dan edukasi, mereka berupaya menghapus
stigma
serta membuka jalan bagi penderita epilepsi untuk hidup lebih mandiri dan diterima dalam masyarakat.
Menurut Ken Kerta, Founder Linksos, epilepsi merupakan bagian dari disabilitas mental yang dalam jangka panjang dapat berdampak luas bagi kehidupan penderitanya.
“Jadi epilepsi itu termasuk dalam bagian disabilitas mental, jadi orang yang mengalami epilepsi dalam jangka panjang bisa mengalami disabilitas mental. Oleh karena itu, ini menjadi bagian dari tanggung jawab kami karena kami kelompok yang fokus dalam isu disabilitas,” ujarnya kepada
Kompas.com,
Selasa (11/3/2025).
Lebih dari sekadar penyakit yang menyerang sistem saraf, epilepsi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, lingkungan, dan ekonomi.
Sayangnya, masih banyak yang mengabaikan dampak-dampak ini.
Karena itu, Linksos berupaya memberikan dukungan menyeluruh, baik bagi penderita epilepsi yang masih bisa diberdayakan maupun bagi keluarganya.
Posyandu Disabilitas
Salah satu langkah nyata yang dilakukan Linksos adalah mendirikan Posyandu Disabilitas.
Konsep ini mengadaptasi layanan posyandu konvensional, tetapi difokuskan pada penyandang disabilitas, termasuk penderita epilepsi.
Dengan adanya Posyandu Disabilitas, para penderita dan keluarganya mendapatkan akses lebih mudah terhadap layanan kesehatan serta edukasi yang tepat mengenai kondisi mereka.
“Posyandu Disabilitas, yaitu pos pelayanan terpadu berbasis kebutuhan dan bersumber dari masyarakat. Satu untuk disabilitas fisik, intelektual, mental, serta sensorik seperti pendengaran, penglihatan, dan bicara,” jelas Ken Kerta.
Menjangkau dan Memberdayakan
Linksos berprinsip sebagai komunitas terbuka yang mudah diakses oleh siapa saja.
Mereka menggunakan pendekatan persuasif, mengutamakan rasa kemanusiaan, dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para anggotanya.
“Komunitas ini prinsipnya didatangi oleh orang karena terbuka dan mudah diakses. Kami juga merespons cepat jika ada yang menghubungi serta mempermudah urusan keanggotaan.
“Sehingga, orang datang langsung bisa kami layani. Kami menggunakan pendekatan persuasif sehingga mereka nyaman dan mengajak yang lain,” tutur pria yang juga sebagai Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia.
Meski telah berjalan hampir satu dekade, jumlah anggota Linksos yang secara khusus mengidentifikasi diri sebagai penderita epilepsi masih sedikit, hanya sekitar 10 orang.
Ini menunjukkan bahwa stigma masih menjadi penghalang utama bagi mereka untuk terbuka mengenai kondisinya.
“Karena stigma penyakit, banyak orang malu atau takut dengan pandangan orang lain, sehingga tidak mengaku bahwa mereka mengidap epilepsi,” tambahnya.
Sejak awal berdiri sebagai perkumpulan pada 2014, Linksos menyadari perlunya berkembang agar dapat memberikan dampak yang lebih besar.
Itulah sebabnya mereka akhirnya membentuk yayasan, dengan harapan bisa menjangkau lebih banyak penderita epilepsi serta memperluas jangkauan edukasi dan pemberdayaan di tengah masyarakat.
Dengan semakin banyaknya dukungan dan kesadaran dari berbagai pihak, diharapkan stigma terhadap epilepsi dapat berkurang, sehingga penderita epilepsi bisa mendapatkan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Peluang Merger Nissan-Honda Terbuka Lagi
Jakarta –
Rencana merger Nissan menjadi anak perusahaan Honda sempat menemui jalan buntu. Kini, kemungkinan tersebut terbuka lagi dengan adanya kabar CEO Nissan Makoto Uchida bakal mundur.
Nissan telah mengakhiri pembicaraan dengan Honda atas usulan Honda untuk menjadikan Nissan sebagai anak perusahaannya. Honda hanya bersedia memulai kembali diskusi merger jika Uchida mengundurkan diri.
Kini, dilaporkan Nikkei Business, Nissan tampaknya menyetujui tuntutan Honda. Sebab, perusahaan masih dalam kondisi kritis.
“Kami tidak tahu apakah itu akan (sebagai) anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, tetapi pembicaraan mungkin akan berlanjut ke arah penerimaan investasi Honda,” kata seorang sumber internal Nissan dikutip Nikkei Business.
Perusahaan tersebut juga mempertimbangkan proposal kolaborasi empat arah dari pembuat perusahaan Taiwan, Foxconn, yang juga akan melibatkan mitra aliansi Nissan, Mitsubishi.
Sebuah sumber mengatakan, sebelum pemilihan bos baru Nissan pada 6 Maret, mayoritas komite nominasi condong untuk tidak menyetujui Uchida untuk tetap dalam perannya. Sebab, pengunduran dirinya merupakan syarat bagi Honda untuk kembali ke meja perundingan.
“Kami sedang mendekati waktu ketika personel, termasuk manajemen puncak, akan mengalami perubahan besar,” kata orang dalam Nissan.
Salah satu kandidat untuk peran tersebut adalah Kepala Keuangan Nissan saat ini Jeremie Papin, setidaknya untuk sementara. Jika Honda setuju untuk bernegosiasi ulang, diharapkan Papin akan memimpin di pihak Nissan.
Sementara itu, Uchida mengindikasikan niatnya untuk menunda keputusan komite nominasi setelah mengumumkan gagalnya negosiasi dengan Honda.
“Keputusan akhir akan dibuat oleh komite nominasi, dewan direksi, dan pemegang saham, tetapi merupakan tanggung jawab saya untuk menghentikan kemerosotan kinerja Nissan dan mengakhiri kebingungan. Saya ingin memastikan bahwa perusahaan berada di jalur yang jelas menuju perubahan haluan. Namun, jika saya diberi tahu bahwa ‘Uchida tidak lagi dibutuhkan,’ saya tidak akan bertahan (sebagai presiden Nissan),” katanya.
Sumber juga mengatakan bahwa seruan agar Uchida mengundurkan diri didorong oleh bank utama Nissan, Mizuho Bank. Menyusul kegagalan negosiasi dengan Honda, seorang anggota komite nominasi, yang menjabat sebagai direktur yang terkait dengan Mizuho Bank, sangat mendesak Uchida untuk meninggalkan jabatannya.
(rgr/din)
-

Prabowo Lepas Sekjen Partai Komunitas Vietnam Tô Lâm di Bandara Halim
Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara langsung mengantarkan keberangkatan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam (PKV) Tô Lâm beserta Ibu Ngo Phu’o’ng Ly ke Singapura pada Selasa (11/3/2025).
Momen ini menandai berakhirnya kunjungan kenegaraan Sekjen PKV Tô Lâm di Indonesia yang dipenuhi dengan agenda pertemuan strategis dalam rangka memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Vietnam.
Menurut pantauan, sebelum berangkat Sekjen Tô Lâm beserta delegasi telah melakukan pertemuan dengan Ketua MPR, Ketua DPR, dan Ketua DPD di Gedung Nusantara Senayan.
Dengan senyum hangat dan jabat tangan erat, Presiden Prabowo menyambut Sekjen Tô Lâm saat turun dari mobil di ruang tunggu naratetama Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.
Di ruang tunggu naratetama, kedua pemimpin tampak berbincang sejenak dengan suasana yang penuh keakraban. Setelahnya, Presiden Prabowo dan Sekjen Tô Lâm berjalan keluar dari ruang tunggu naratetama menuju pesawat dengan melewati pasukan jajar kehormatan.
Presiden Ke-8 RI itu kemudian memberikan salam perpisahan penuh hormat kepada Sekjen Tô Lâm beserta istri sesaat sebelum menaiki tangga.
Pesawat yang membawa Sekjen Tô Lâm beserta Ibu Ngo Phu’o’ng Ly meninggalkan Tanah Air sekitar pukul 11.55 WIB.
Turut melepas keberangkatan Sekjen Tô Lâm yakni Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Duta Besar Republik Sosialis Viet Nam untuk Republik Indonesia Ta Van Thong, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Sosialis Viet Nam Denny Abdi, dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno.
Kunjungan Sekjen PKV ke Indonesia yang bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Vietnam ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama strategis kedua negara.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5158911/original/012331000_1741676917-WhatsApp_Image_2025-03-11_at_14.03.25.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/03/11/67cfc3d1575fa.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)