Blog

  • Mudik Jakarta-Jogja Pakai Mobil Hybrid, Habis Duit Segini

    Mudik Jakarta-Jogja Pakai Mobil Hybrid, Habis Duit Segini

    Jakarta

    Tak hanya menyiapkan kendaraan, perencanaan keuangan untuk perjalanan mudik juga menjadi hal yang penting.

    detikOto bersama Toyota Indonesia sudah tuntas melakukan Ekspedisi Oto Jalur Mudik. Kali ini, kami menggunakan Toyota Kijang Innova Zenix HEV dari Jakarta ke Jogja.

    Untuk mendapatkan gambaran biaya mudik yang akurat, mobil kami isi empat orang dewasa dan dengan barang yang tak sedikit.

    Lantas sebelum berangkat dari Jakarta, Kijang Innova Zenix HEV yang kami tes diisi hingga penuh tangki BBM-nya dengan bensin yang sesuai standar.

    Dalam perjalanan ini, kami menggunakan Tol Trans Jawa untuk mendapatkan waktu tempuh tercepat. Kurang-lebih, jarak yang ditempuh dari Jakarta hingga Jogja adalah 540 km dan dengan waktu tempuh 6-7 jam.

    Perlu diingat bahwa Toyota Kijang Innova Zenix HEV menggunakan mesin M20A-FXS 1.987 cc dan motor listrik.

    Perkawinan mesin bensin dan motor listrik ini menjadikan Kijang Innova Zenix HEV sebagai mobil hybrid. Dalam hal ini, teknologi yang diusung adalah Series-Parallel Hybrid.

    detikOto sejatinya sudah beberapa kali mengetes mobil ini. Tes teririt yang pernah kami lakukan MPV hybrid Toyota ini bisa meraih angka 22,2 km/liter di rute tol. Namun tes itu kami lakukan dalam skema eco driving dan mobil hanya diisi satu orang.

    Nah! Dalam tes mudik ini, gaya berkendara kami plot normal. Sesekali gaspol untuk menanjak di Ruas Tol Semarang-Salatiga, tapi kecepatan kami jaga sesuai aturan yang berlaku.

    Setelah menempuh 542,3 km dari Jakarta ke Jogja, layar MID menunjukkan konsumsi bahan bakar rata-rata perjalanan kami di angka 19,2 km/liter.

    Namun untuk mendapat data yang lebih akurat, kami mengisi kembali tangki BBM Kijang Innova Zenix HEV ini hingga penuh. Ternyata butuh bensin 29,171 liter atau sekitar Rp 376 ribuan jika menggunakan bensin RON 92 yang umum di pasaran.

    Artinya konsumsi BBM rata-rata perjalanan Jakarta-Jogja dengan Toyota Kijang Innova Zenix HEV jika dihitung dengan tes full to full adalah sekitar 18,59 km/liter. Tentu itu angka yang cukup baik untuk sebuah MPV besar dan bisa menampung banyak penumpang.

    Selain biaya bensin, tentu kita harus menyiapkan biaya tol. Dari Jakarta, ‘tapping’ gerbang tol pertama di Cikampek Utama biayanya Rp 27 ribu. Lanjut di gerbang tol Kalikangkung dengan biaya Rp 443 ribu dan terakhir di gerbang tol Klaten dengan biaya Rp 135,5 ribu.

    Maka biaya tolnya total dari Jakarta ke Jogja adalah Rp 605.500. Perlu diingat biaya tersebut merupakan tarif normal. Di momen mudik ini, pemerintah memberikan diskon tarif tol sehingga total biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah.

    Modal Rp 981 ribuan sudah bisa mudik dari Jakarta ke Jogja bersama keluarga hingga 7 orang penumpang dengan Toyota Kijang Innova Zenix HEV. Menurut detikers, irit nggak?

    (mhg/dry)

  • BCA dan BAZNAS kerja sama layanan ZIS melalui aplikasi MyBCA

    BCA dan BAZNAS kerja sama layanan ZIS melalui aplikasi MyBCA

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    BCA dan BAZNAS kerja sama layanan ZIS melalui aplikasi MyBCA
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 26 Maret 2025 – 16:20 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menjalin kerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk (Bank BCA) memberikan kemudahan layanan zakat, infak, dan sedekah melalui aplikasi MyBCA, sebagai dukungan terhadap Gerakan Cahaya Zakat.  

    Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan oleh Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., bersama Direktur Bank BCA John Kosasih dan Antonius Widodo Mulyono di Kantor BAZNAS RI, Jakarta, pada Kamis (20/3/2025).

    Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan, kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan kemudahan akses bagi masyarakat untuk menunaikan kewajiban dan amal ibadah mereka melalui kanal digital yang modern dan efisien.

    “Penggunaan platform digital dalam transaksi keuangan telah menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Oleh karena itu, BAZNAS bersama BCA berinisiatif memanfaatkan platform myBCA untuk memfasilitasi masyarakat dalam menyalurkan ZIS dengan lebih mudah dan cepat,” ujar Kiai Noor.

    Kiai Noor berharap, kerja sama yang terjalin antara BAZNAS RI dengan Bank BCA dalam kemudahan layanan ZIS diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menunaikan ZIS melalui kanal digital.

    “Dengan semakin mudahnya akses dan proses penyaluran ZIS, diharapkan pengumpulan dana ZIS akan meningkat, sehingga lebih banyak lagi program-program sosial dan pemberdayaan yang dapat dijalankan oleh BAZNAS untuk kesejahteraan umat,” ucap Kiai Noor.

    Direktur Bank BCA John Kosasih menambahkan, Bank BCA berkomitmen mendukung Gerakan Cahaya Zakat dari BAZNAS melalui penyediaan layanan pembayaran zakat, infak, dan sedekah via berbagai produk dan layanan. Selama ini, BCA dan BAZNAS telah bekerja sama dalam pengumpulan zakat, infak, dan sedekah melalui metode BCA Virtual Account dan transfer ke rekening BCA.

    “Kini, BCA memperluas layanan tersebut dengan menghadirkan opsi pembayaran zakat, infak, dan sedekah via BAZNAS di fitur “bayar dan isi ulang” aplikasi myBCA. Langkah ini bertujuan untuk mendukung BAZNAS dalam meningkatkan layanan transaksi ZIS dengan solusi digital yang aman, nyaman, mudah, dan dapat diakses luas,” kata John Kosasih.

    Pembayaran zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS via myBCA bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    1. Nasabah masuk ke dalam aplikasi myBCA
    2. Pilih fitur “bayar dan isi ulang”
    3. Pilih fitur “Donasi & Zakat” dari submenu “Layanan Sosial”
    4. Pilih “BAZNAS”
    5. Isi detail zakat/infak/sedekah yang hendak dikirim
    6. Selesaikan pembayaran

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS serta seluruh pihak yang telah mendukung terwujudnya kolaborasi ini. BCA mengajak seluruh nasabah menjadikan kemudahan ini sebagai kesempatan untuk berbagi dan berbuat baik. Dengan hanya beberapa langkah mudah di myBCA, kita dapat berkontribusi dalam menolong sesama dan ikut serta dalam upaya menciptakan kesejahteraan sosial,” ujar John Kosasih.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Mudik Lebaran 2025, WIKA Ikut Gelar Program Mudik Bersama BUMN 2025 – Page 3

    Mudik Lebaran 2025, WIKA Ikut Gelar Program Mudik Bersama BUMN 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) kembali menunjukkan komitmennya untuk mendukung kelancaran Mudik Lebaran, kali ini melalui program tahunan Mudik Bersama BUMN 2025.

    Sebagai informasi, program Mudik Bersama BUMN merupakan inisiatif dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu masyarakat melakukan perjalanan Mudik Lebaran secara gratis, aman, dan nyaman menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H.

    Sebagai bagian dari rangkaian program tersebut, acara pelepasan dilangsungkan secara terpusat di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta yang dihadiri langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, serta seluruh Direksi BUMN yang mengikuti Program Mudik Bersama BUMN 2025, termasuk Direktur Keuangan WIKA Adityo Kusumo pada Kamis (27/03)

    Sebagai bentuk partisipasi dalam program tersebut, Secara bersamaan WIKA juga menyelenggarakan pelepasan Mudik Bersama BUMN di Area Gedung WIKA Tower.

    Secara total, sebanyak 400 pemudik diberangkatkan menggunakan 10 bus dengan tujuan Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Purworejo.

    Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW) menyampaikan bahwa program Mudik Bersama ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan sekaligus mendukung pemerintah dalam penyediaan moda transportasi masal untuk Mudik Lebaran 2025.

    “Melalui program ini, WIKA mendukung para pemudik untuk dapat pulang dengan aman, nyaman dan penuh kebahagiaan. Partisipasi WIKA dalam Mudik Bersama BUMN adalah wujud komitmen WIKA sebagai BUMN yang tidak hanya fokus pada pembangunan, tetapi juga concern dalam program sosial yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus mendukung Program Pemerintah,” ujar Agung BW dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Kamis (27/3/2025).

    Program Mudik Bersama BUMN tak hanya membantu masyarakat dari sisi ekonomi, tetapi juga diharapkan dapat mengurangi kepadatan kendaraan pribadi di jalan raya, sehingga turut berkontribusi dalam keselamatan lalu lintas dan kelancaran arus mudik nasional, ungkap perseroan.

    Selain fasilitas transportasi gratis, pemudik juga akan mendapatkan paket makanan ringan, pengecekan kesehatan, dan asuransi perjalanan gratis.

    “WIKA juga memastikan seluruh kendaraan yang digunakan sesuai dan memenuhi standar keamanan dan keselamatan jalan, serta pengemudi bus wajib dinyatakan fit saat tes medical check up,” demikian keterangan resmi perseroan.

  • BHR Ojol Grab dan Gojek Cuma Rp 50 Ribu, Begini Alasannya

    BHR Ojol Grab dan Gojek Cuma Rp 50 Ribu, Begini Alasannya

    BHR Ojol Grab dan Gojek Cuma Rp 50 Ribu, Begini Alasannya

    Tech

    7 jam yang lalu

  • Bagaimana Islam Memandang Tradisi Mudik Lebaran? Ini Penjelasannya!

    Bagaimana Islam Memandang Tradisi Mudik Lebaran? Ini Penjelasannya!

    Jakarta, Beritasatu.com – Tradisi mudik Lebaran telah menjadi sebuah tradisi umat muslim di Indonesia setelah merayakan puasa Ramadan satu bulan penuh lamannya.

    Namun ternyata, mudik bukan sekadar tradisi, tetapi juga momentum penting dalam mempererat silaturahmi dan memperkuat nilai kekeluargaan. Lantas, bagaimana sebenarnya Islam memandang tradisi mudik Lebaran ini?

    Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia

    Mudik berasal dari kata “udik” yang berarti kampung, dan secara harfiah berarti pulang ke kampung halaman. Tradisi ini telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, di mana para petani kembali ke kampung untuk berkumpul dengan keluarga dan membersihkan makam leluhur.

    Seiring waktu, istilah mudik semakin identik dengan perayaan Idulfitri, terutama sejak tahun 1970-an ketika banyak perantau memanfaatkan cuti panjang untuk pulang ke kampung halaman.

    Mudik menjadi simbol kekerabatan dan solidaritas sosial, di mana anggota keluarga yang tinggal jauh dapat berkumpul kembali. Selain itu, mudik juga mencerminkan identitas budaya Indonesia yang kaya. Ini adalah waktu untuk merayakan tradisi lokal, termasuk makanan khas dan adat istiadat yang unik di setiap daerah.

    Tradisi Mudik Lebaran Menurut Pandangan Islam

    Mudik pada dasarnya adalah bentuk nyata dari anjuran Islam untuk menjaga hubungan baik dengan keluarga, kerabat, dan saudara.

    Allah Swt memerintahkan umat-Nya untuk menjalin silaturahmi sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Rasulullah saw bersabda:

    عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

    Artinya: Dari Ibnu Syihab, ia berkata, telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahmi” (HR Bukhari).

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga memberikan pandangan mengenai hukum mudik dalam konteks ajaran Islam. Wakil Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid Sa’adi, menjelaskan bahwa mudik lebaran termasuk dalam kategori ibadah ghairu mahdhah, yaitu ibadah yang tidak diatur secara spesifik dalam Al-Qur’an maupun hadis.

    Meskipun demikian, jika dilaksanakan dengan niat ikhlas untuk membangun silaturahmi dan kebaikan, mudik dapat mendatangkan pahala. Ia menekankan pentingnya niat dalam melaksanakan mudik, jika niatnya baik, maka mudik akan membawa manfaat dan pahala.

    Dengan demikian, meskipun mudik Lebaran bukan ibadah mahdhah, tradisi ini tetap sejalan dengan prinsip-prinsip Islam selama dilakukan dengan niat baik dan sesuai ajaran agama.

  • Memaknai Ramadan dengan Al-Qur’an

    Memaknai Ramadan dengan Al-Qur’an

    Ramadan adalah bulan di mana Al-Qur’an diturunkan. Hal ini menjadikannya bulan yang paling spesial dan utama diantara bulan-bulan lainnya. Sebagaimana ketika akan menghadapi sesuatu yang spesial, maka kita perlu memasuki bulan Ramadan dengan persiapan yang spesial pula. Rasa-rasanya tak ada persiapan yang lebih spesial selain dengan ilmu. 

    Berkaitan dengan Ramadan dan Al-Qur’an, sumber paling utama yang dapat kita rujuk adalah firman Allah Surah Al-Baqarah ayat 185. Telaah ayat ini akan membantu kita mendapatkan perspektif yang utuh dalam memahami bulan Ramadan dan Al-Qur’an.

    شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍۢ فَعِدَّةٌۭ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

    Artinya: (Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, siapa di antara kamu yang menyaksikan (datangnya) bulan itu, maka berpuasalah. Namun, siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.)

    Mengenal Ramadan secara Etimologis

    Terdapat beragam pendapat tentang asal-usul nama bulan Ramadan. Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib mengemukakan setidaknya ada empat pendapat. 

    Pendapat pertama, yang dinukil dari Al-Khalil, bahwasanya Ramadan berasal dari kata الرمضاء (dengan sukun pada huruf mim), bermakna hujan yang turun sebelum musim gugur dan membersihkan debu di permukaan bumi. Artinya, bulan Ramadan adalah bulan yang membersihkan dosa-dosa yang ada pada diri manusia.

    Pendapat kedua mengatakan bahwa kata Ramadan berasal dari الرمض (ar-ramadh), yang berarti panasnya batu akibat terik matahari. Implikasinya yakni umat Islam pada bulan Ramadan mengalami “panas”-nya menahan diri dari hal-hal yang halal (makan, minum, dan sebagainya). Makna lainnya adalah bulan Ramadan adalah bulan yang panas dan membakar dosa-dosa, sebagaimana panasnya membakar sesuatu. 

    Pendapat ketiga, yang dikutip dari Al-Azhari, mengungkapkan bahwa nama Ramadan berasal dari frasa “ramadhtu an-naṣl” (رَمَضْتُ النَّصْلَ), yang berarti “Aku mengasah mata anak panah” dengan tujuan agar menjadi tajam dan halus. Anak panah yang telah diasah kemudian dinamakan “an-nasl ar-ramidh” (النصل الرميض) atau “marmudh” (مرموض). Kata Ramadan ini digunakan untuk menggambarkan kebiasaan orang-orang pada bulan tersebut, dimana mereka mengasah senjata-senjata mereka agar siap digunakan. 

    Pendapat keempat, yang merupakan pendapat Mujahid, mengutarakan bahwa Ramadan adalah salah satu nama Allah Ta’ala. Maknanya, rahmat Allah yang begitu luas menyebabkan terhapusnya dosa-dosa manusia. 

    Keempat pendapat di atas sejatinya melengkapi satu sama lain dan menggambarkan karakteristik bulan Ramadan setidaknya dengan empat kata kunci: bersih, panas, asah, dan nama Allah; yang seluruhnya bermuara pada lenyapnya dosa manusia. Hubungan antara ketiga kata kunci ini dengan Al-Qur’an akan dibahas berikutnya.

    Posisi Sentral Al-Qur’an dalam Bulan Ramadan

    Dalam kitab-kita tafsir dijelaskan beberapa aspek mengenai apa yang dimaksud dengan ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ dalam ayat 185 Al-Baqarah di atas. 

    Salah satu aspek pembahasannya adalah aspek linguistik, terkait alasan penggunaan isim mausul ٱلَّذِىٓ pada ayat ini. Ibnu ‘Asyur berpendapat bahwasanya audiens yang mendengar ayat ini ketika turun telah mengetahui bahwasanya Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan. Pandangan ini juga diperkuat dengan argumen linguistik lainnya, di mana posisi “شهر رمضان” bukanlah mubtada’ (subjek yang diberitakan), melainkan bagian dari khabar (isi berita)  itu sendiri. 

    Sebagaimana dalam percakapan sehari-hari, kita menggunakan kata sambung “yang” untuk menggambarkan sesuatu dengan lebih rinci dengan tujuan untuk menegaskan kembali sesuatu yang hendak kita gambarkan itu, meskipun orang yang kita ajak bicara telah mengetahuinya. 

    Misalnya, kita bercerita pada teman, “Saya hari ini bertemu dengan Budi yang sangat cerdas itu”. Orang yang kita ajak bicara sejatinya telah mengenal Budi dan tahu bahwa ia sangat cerdas. 

    Namun, karena kita antusias menceritakan pertemuan dengan Budi tersebut, kita menegaskan kembali karakteristik tentang Budi: ia sangat cerdas. Hal ini bertujuan agar teman yang mendengar pernyataan tersebut menjadi lebih menyimak yang kita sampaikan. 

    Begitu pula dengan Allah ketika menggunakan frasa ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ, Allah hendak menegaskan kembali pada kita tentang alasan keistimewaan Ramadan: karena Al-Qur’an turun di dalamnya. Terlebih karena bulan Ramadan dijumpai umat Islam setiap tahun. Adalah suatu kecenderungan yang umum bahwa sesuatu yang berulang akan menurunkan rasa antusias. Untuk mencegah hal tersebut, Allah kemudian mengabadikan frasa ini dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 agar senantiasa kita baca dan kita renungkan kembali setiap tahunnya. 

    Tidak berhenti di sana, Imam Al-Alusi dan Imam Ar-Razi dalam kitab tafsirnya juga menjelaskan bahwa keistimewaan turunnya Al-Qur’an di bulan Ramadan tercermin dengan pengkhususan syari’at berpuasa. Mengapa puasa dan tidak yang lainnya? Ar-Razi dengan sangat indah mengungkap jawabannya, 

    مِمّا يُحَقِّقُ ذَلِكَ أنَّ الأنْوارَ الصَّمَدِيَّةَ مُتَجَلِّيَةٌ أبَدًا يَمْتَنِعُ عَلَيْها الإخْفاءُ والِاحْتِجابُ إلّا أنَّ العَلائِقَ البَشَرِيَّةَ مانِعَةٌ مِن ظُهُورِها في الأرْواحِ البَشَرِيَّةِ، والصَّوْمُ أقْوى الأسْبابِ في إزالَةِ العَلائِقِ البَشَرِيَّةِ

    Artinya: “Yang menguatkan hal ini adalah bahwa cahaya-cahaya shamadiyyah (cahaya keilahian) senantiasa tampak dan tidak mungkin tersembunyi atau terhalang, kecuali bahwa keterikatan manusiawi menjadi penghalang bagi tampaknya cahaya tersebut dalam ruh-ruh manusia. Puasa adalah sebab terkuat dalam menghilangkan keterikatan manusiawi tersebut.”

    Dari kutipan tersebut, kita dapat mengetahui bahwasanya puasa adalah ibadah paling ampuh dalam melatih diri melepaskan keterlekatan manusiawi (terhadap dunia); yang kemudian bermuara pada kemampuan kita menerima cahaya-cahaya ilahi, termasuk di dalamnya adalah cahaya Al-Qur’an.

    Refleksi 

    Apabila kita kaitkan dengan konteks saat ini, tidak sedikit masyarakat yang belum memahami kaitan erat antara bulan Ramadan dengan Al-Qur’an. Meskipun perayaan Nuzululqur’an telah dilakukan di berbagai komunitas dan institusi keagamaan serta upaya untuk mengkhatamkan Al-Qur’an terus digaungkan; masih banyak pula masyarakat yang hanya memaknai Ramadan dengan puasa, tanpa dihiasi dengan interaksi yang bermakna dengan Al-Qur’an. 

    Oleh karenanya, sudah sepatutnya kita sebagai umat meningkatkan kualitas puasa dengan berinteraksi dengan Al-Qur’an di bulan Ramadan. Sebab puasa Ramadan sejatinya membantu kita membersihkan serta membakar habis dosa-dosa yang menjadi penghalang dalam menerima cahaya petunjuk Al-Qur’an. 

    Puasa Ramadan juga sudah semestinya menjadi ajang kita mengasah diri agar mudah melepaskan keterlekatan manusiawi yang seringkali mencegah kita untuk meresapi makna kalam-kalam-Nya. Puasa di bulan Ramadan sepatutnya pula menjadi momen terbaik dalam hidup, sebab tiada momen yang paling indah selain bercengkrama langsung dengan Sang Pencipta alam semesta. Bulan Ramadan sesungguhnya adalah check-point kita sebagai umat untuk ber-Al-Qur’an dengan seluruh aspeknya. 

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Kaltim-YKAN dorong pertumbuhan “blue economy” konservasi Derawan

    Kaltim-YKAN dorong pertumbuhan “blue economy” konservasi Derawan

    Samarinda (ANTARA) – Kalimantan Timur bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mendorong pertumbuhan ekonomi biru atau blue economy dari konservasi laut pada kawasan dilindungi di pesisir Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kaltim.

    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim Irhan Hukmaidy di Samarinda, Kamis menyebut area tersebut dikenal dengan sebutan “Kawasan Konservasi Pesisir Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitar (KKP3K-KDPS)”

    KKP3K-KDPS berada di Kabupaten Berau seluas 285.548 hektare, merupakan salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia, bahkan menjadi bagian dari segi tiga terumbu karang.

    Segitiga Terumbu Karang adalah istilah geografis untuk perairan di Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste yang kaya akan terumbu karang.

    Segitiga Terumbu Karang dijadikan oleh World Wildlife Fund sebagai salah satu dari prioritas utama konservasi kehidupan maritim yang diluncurkan pada 2007.

    Ekonomi biru atau blue economy
    adalah konsep pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk meningkatkan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan kesehatan ekosistem laut.

    Ekonomi biru juga dikenal sebagai ekonomi laut atau ekonomi maritim.

    KKP3K-KDPS yang dipenuhi terumbu karang dan beragam keindahan di dalamnya tersebut, memungkinkan warga setempat mendapat keuntungan dari kegiatan pariwisata dan sektor lain di sekitarnya.

    Tentunya pengembangan pariwisata bahari dan pantai di kawasan pesisir itu tentunya diimbangi dengan pengelolaan yang lestari.

    “Untuk mendukung pengelolaan KKP3K-KDPS, Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim telah membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), sebagai unit pengelola dan telah disahkan melalui Peraturan Gubernur Kaltim Nomor 7 Tahun 2024,” kata Irhan.

    Sedangkan untuk memastikan keberlanjutan pendanaan pengelolaan kawasan yang juga dibutuhkan konservasi.

    UPTD KKP3K-KDPS saat ini mulai melakukan proses untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan – Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).

    Pengajuan penerapan sistem BLUD telah diajukan kepada Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, bahkan telah terbentuk Tim Penilai Penerapan BLUD-UPTD KKP3K-KDPS yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni.

    Tahapan selanjutnya adalah akan dilakukan bimbingan teknis dari Kementerian Dalam Negeri dan penilaian kelayakan BLUD di UPTD KKP3K KDPS, akan dilakukan April 2025, sehingga pada Mei BLUD dapat ditetapkan melalui keputusan Gubernur Kaltim.

    Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman mengatakan, mengingat arti penting KKP3K-KDPS baik secara ekologi, sosial, dan ekonomi, maka pengelolaannya perlu didukung dengan sistem pendanaan berkelanjutan, di antaranya melalui BLUD.

    “Kami siap mendukung proses penerapan BLUD di kawasan ini. Sistem ini merupakan salah satu model pengembangan lembaga pengelola kawasan konservasi yang efektif dan berkelanjutan,” ujar Ilman.

    Pewarta: M.Ghofar
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Mudik, Puan Maharani Usul Papan Informasi Digital di Rest Area dan Terminal

    Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Mudik, Puan Maharani Usul Papan Informasi Digital di Rest Area dan Terminal

    PIKIRAN RAKYAT – Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan bisa terjadi selama arus mudik Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025. Ia menegaskan bahwa keselamatan pemudik harus menjadi prioritas utama yang diperhatikan oleh Pemerintah di momen Lebaran ini.

    “Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus memastikan kesiapan infrastruktur, transportasi, dan sistem informasi agar masyarakat bisa mudik dengan aman di tengah ancaman cuaca ekstrem,” kata Puan, Rabu, 27 Maret 2025.

    Berdasarkan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan didominasi cuaca berawan hingga hujan ringan untuk periode 24-27 Maret 2025. Beberapa daerah pun diprediksi mengalami hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang.

    Menurut BMKG, wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat menjadi wilayah yang perlu diwaspadai, sementara hujan lebat dengan angin kencang juga berpotensi terjadi di Nusa Tenggara Timur. Kombinasi dari beberapa gangguan atmosfer juga disebut berpotensi berpengaruh pada kondisi perairan dengan memunculkan gelombang tinggi, terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

    Oleh karena itu, Puan mengingatkan Pemerintah dan stakeholder terkait untuk segera mengambil langkah-langkah antisipasi guna mengurangi risiko akibat cuaca ekstrem.

    “Salah satu yang harus menjadi perhatian adalah penyebaran informasi cuaca yang harus dilakukan secara real-time melalui berbagai kanal, termasuk media massa dan aplikasi transportasi online,” katanya.

    Puan juga mengusulkan agar papan informasi digital di rest area dan terminal transportasi umum digunakan untuk memberikan pembaruan cuaca kepada pemudik.

    “BMKG harus terus memperbarui informasi cuaca secara akurat dan cepat. Masyarakat harus mendapatkan peringatan dini agar bisa mengambil keputusan perjalanan yang lebih aman,” ujarnya.

    Selain itu Puan menekankan pentingnya koordinasi intens antara BMKG dengan pihak-pihak yang terkait dengan layanan transportasi. Termasuk, kata Puan, dengan maskapai penerbangan, perusahaan bus, dan operator kapal agar mereka memiliki pedoman operasional dalam menghadapi cuaca ekstrem.

    “Pemerintah harus memastikan kesiapan infrastruktur transportasi, seperti bandara, pelabuhan, dan terminal, untuk menghadapi kemungkinan gangguan akibat cuaca buruk,” katanya.

    Di sisi lain, Puan mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum melakukan perjalanan. Pemudik disarankan untuk selalu memantau informasi cuaca, memastikan kendaraan dalam kondisi prima, serta tidak memaksakan perjalanan jika terjadi hujan lebat atau angin kencang.

    “Kita semua tentu berharap arus mudik tahun ini berjalan lancar. Maka keselamatan harus tetap menjadi prioritas. Mari kita bersama-sama bersiap dan selalu waspada agar perjalanan mudik bisa tetap nyaman dan aman,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Polemik Driver Ojol Cuma Terima BHR Rp50 Ribu, Menaker Bakal Panggil Aplikator

    Polemik Driver Ojol Cuma Terima BHR Rp50 Ribu, Menaker Bakal Panggil Aplikator

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli siap memanggil aplikator terkait pembagian Bonus Hari Raya (BHR) sebesar Rp50.000 untuk pengemudi/driver ojek online (ojol). Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan surat edaran mengenai imbauan dan formula pemberian BHR bagi pengemudi ojek online.

    “Ya, kita harus lihat. Kan kita mengeluarkan surat edaran. Imbauan formulanya begini, tetapi yang lain kan kita katakan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Kita sekali lagi nanti kita akan panggil dan coba gali mereka seperti apa sih implementasinya,” kata Yassierli dalam keterangan di Jakarta, Kamis (27/3/2025).

    Menaker mengaku masih menunggu laporan lengkap mengenai hal tersebut. “Kita juga lagi menunggu ya. Saya juga belum dapat laporan lengkap. Itu kan ada beberapa aplikator ya. Konkretnya, jadi mereka seperti apa, kita masih nunggu,” ujarnya.

    Yassierli juga menegaskan bahwa pihaknya siap menerima dan menampung aduan dari pengemudi ojol dan segera menindaklanjuti hal tersebut. “Enggak apa-apa, kita terima (jika ada aduan). Kita tampung dulu. Nanti kalau memang kita lihat ini sesuatu yang harus kita follow up, kita klarifikasi, nanti kita panggil nanti (aplikator),” kata Menaker.

    Sementara itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel menyebut driver ojol yang mendapat Rp50 ribu merupakan pekerja paruh waktu. “Jadi, kenapa mendapatkan Rp50 ribu itu? Karena pertimbangan mereka, sopir ojol itu pekerja part-time,” ujarnya

    Saat mendapat informasi driver ojol yang mendapat BHR Rp50 ribu, Noel langsung melakukan klarifikasi ke pihak aplikator. Pihak aplikator yang menerima Rp50 ribu itu disebabkan mereka masuk kategori paling bawah.

    “Jadi bukan mereka yang ngojek beneran lah. Jadi mereka cuma pekerja sambilan. Nah, sebetulnya kalau menurut mereka, dari platform digital sebelumnya mereka enggak dapat tetapi ya kami secara moral memberilah. Kita kan juga berharap, kawan-kawan ojek online ini bisa melihat itu juga,” kata Noel

    “Kita telepon Gojek, kita telepon Grab. Akhirnya mereka ceritakan, ada kategori 1, 2, 3, 4, 5. Akhirnya kita tanya, kenapa mendapatkan Rp50 ribu? Itu, Pak, mereka itu kategorinya yang 4 dan 5. Mereka itu kerja part-time. Banyak yang enggak aktif juga, pekerja sambilan,” bebernya.

    Meski begitu Noel menyebut ada juga ojol yang menerima BHR hingga Rp1 juta lebih. Ia juga mengingatkan pada dasarnya BHR untuk ojol baru bersifat imbauan.
    “Dan itu Maxim minimal Rp500 ribu. Sebetulnya juga banyak yang mendapatkan Rp1 juta lebih. Di Grab, di Gojek, di Maxim, dan semuanya banyak,” ujarnya.

    Garda Indonesia Mengecam

    Sementara, Ketua Umum Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Raden Igun Wicaksono mengecam pemberian BHR ojek untuk ojol yang hanya Rp50 ribu dari perusahaan aplikator. Nilai tersebut dianggap tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah.

    Aturan yang dimaksud mengenai pemberian 20 persen BHR dari pendapatan ojol per tahun sesuai Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Nomor M/3/HK.04.00/III/2025 tentang Pemberian Bonus Hari Raya (THR) Keagamaan Tahun 2025 bagi Pengemudi dan Kurir Pada Layanan Angkutan Berbasis Aplikasi.

    “Kami protes keras dan mengecam aplikator yang kami anggap telah melakukan akal-akalan menipu presiden,” kata Igun.

    Dia menjelaskan rata-rata nilai BHR yang diterima mitra pengemudi sebagian besar Rp50 ribu. Padahal, banyak dari mereka dikatakan susah menjadi ojol di satu platform aplikator ojol lebih dari 5 tahun, tetapi tetap saja hanya terima Rp50 ribu.

    Igun menyebut hanya segelintir ojol yang menerima BHR sebesar Rp900 ribu. “Ini tidak sesuai ketentuan. Fakta pelaksanaannya jauh menyimpang dari SE Menaker BHR Online 2025,” katanya.

    Ditambahkan, BHR dicairkan penyalurannya kepada para ojol yang menerima melalui dompet digital dengan rata-rata hanya mendapatkan Rp50 ribu. Dia menyatakan kekecewaan akan implementasi BHR tersebut.

    “Kami sangat kecewa karena selama ini ojol dipotong biaya aplikasi saja hampir mencapai 50 persen setiap ordernya,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kemensos Bakal Beri Santunan ke Ahli Waris Korban Penyerangan KKB Usai Idul Fitri  – Halaman all

    Kemensos Bakal Beri Santunan ke Ahli Waris Korban Penyerangan KKB Usai Idul Fitri  – Halaman all

    Adrianus mengatakan saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan dinas sosial

    Tayang: Kamis, 27 Maret 2025 18:21 WIB

    Tribun-Papua.com/Marselinus Labu Lela

    Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non-Alam, Adrianus Alla 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo pada 10 Januari 2025 dan di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan pada 21 Maret 2025 mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.

    Kemensos telah memberikan santunan kepada dua ahli waris korban penyerangan di Kabupaten Yalimo. 

    Dua korban berasal dari Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Santunan telah diberikan pada 22 Maret 2025 di kantor Wali kota Palopo, Sulawesi Selatan. 

    “Santunan sebesar Rp15 juta sudah diserahkan ke keluarga masing-masing,” kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non-Alam, Adrianus Alla melalui keterangan tertulis, Kamis (27/3/2025).

    Adapun pada penyerangan KKB di Distrik Anggruk terdapat 1 korban meninggal dunia asal Flores Timur. 

    Adrianus mengatakan saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan dinas sosial untuk menyiapkan surat pernyataan ahli waris yang berhak.

    “Kemensos akan menindaklanjuti pemberian santunan sebesar Rp15 juta,” kata Adrianus.

    Ia mengatakan penyerahan santunan tersebut akan diberikan setelah libur Idul Fitri 2025. 

    Kemensos rencananya akan langsung berkunjung ke rumah ahli waris korban.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini