Blog

  • Lebaran di ICU, Titiek Puspa Masih Tak Sadar dan Dirawat Intensif

    Lebaran di ICU, Titiek Puspa Masih Tak Sadar dan Dirawat Intensif

    Jakarta, Beritasatu.com –  Penyanyi legendaris Titiek Puspa harus melewati Lebaran atau hari raya Idulfitri di ICU, Senin (31/1/2025) ini,  setelah mengalami pecah pembuluh darah pada Rabu, 26 Maret 2025 lalu. Hingga kini, ia masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.

    Sri Budiyani, Manajer RS Medistra yang ditemui wartawan beberapa wkatu lalu  menyebut bahwa pelantun “Kupu-Kupu Malam” itu kemungkinan masih harus dirawat hingga setelah Lebaran. Namun, kepastian kapan Titiek Puspa diperbolehkan pulang masih belum bisa dipastikan.

    “Kemungkinan iya (dirawat hingga Lebaran), tapi kami berharap kondisi beliau segera stabil agar bisa pulang lebih cepat,” ujar Sri Budiyani.

    Saat ini, kondisi Titiek Puspa disebut cukup stabil. Meski begitu, pihak rumah sakit masih belum mengizinkan keluarga untuk menjenguk karena ia masih berada dalam pengawasan ketat.

    Titiek Puspa. – (Antara/Bayu Pratama S)

    “Beliau masih dalam pemantauan intensif, sehingga belum bisa dikunjungi. Istirahat penuh sangat diperlukan agar pemulihannya optimal,” tambahnya terkait Titiek Puspa Lebaran di ICU.

    Sri juga menjelaskan bahwa tim dokter masih terus melakukan observasi terkait kondisi kesehatan penyanyi berusia 87 tahun tersebut. Berdasarkan pemeriksaan, dugaan  awal penyebab Titiek Puspa pingsan di lokasi syuting adalah kelelahan.

    “Dari yang bisa kami sampaikan, kelelahan menjadi faktor utama yang mempengaruhi kondisinya saat itu,” ujarnya.

    Selain itu, Titiek Puspa hingga kini masih dalam keadaan tidak sadar. Hal ini disebabkan oleh efek obat bius yang diberikan sebelum ia menjalani tindakan medis.

    Dengan kondisi ini, Lebaran di ICU menjadi kenyataan yang harus dihadapi Titiek Puspa tahun ini. Keluarga dan penggemar pun hanya bisa berharap serta berdoa agar ia segera pulih dan kembali beraktivitas seperti sedia kala.

  • Jadwal Ganjil-Genap, Oneway dan Contraflow di Seluruh Tol untuk Mudik Lebaran 2025

    Jadwal Ganjil-Genap, Oneway dan Contraflow di Seluruh Tol untuk Mudik Lebaran 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan arus mudik lebaran Idulfitri 1445 H/2025 M sudah dimulai sejak Jumat (28/3/2025).

    Namun Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan masih ada 20% atau 2,1 juta warga yang belum melakukan mudik ke kampung halaman hingga malam takbiran.

    Pihaknya memprediksi 2,1 juta warga tersebut baru melaksanakan mudik setelah salat id besok.

    “Kemudian beberapa catatan yang mungkin juga perlu kami informasikan kepada rekan-rekan media bahwa dari prediksi 2,1 juta masyarakat yang akan mudik saat ini masih tersisa 20 persen,” tuturnya.

    Penerapan rekayasa lalu lintas pun akan dilakukan oleh jajarannya seusai dilaksanakan salat id pada Senin (31/3/2025).

    Dirinya juga mengimbau masyarakat untuk siap dalam berbagai skema atau alternatif rekayasa saat arus mudik lebaran.

    Untuk itu, masyarakat yang belum-dan yang baru akan melaksanakan mudik untuk mengetahui jadwal ganjil-genap, oneway hingga contraflow.

    Jadwal Ganjil-Genap, One Way dan Contra Flow di Seluruh Tol untuk Mudik Lebaran 2025

    Berikut ini daftar rekayasa lalu lintas berupa penerapan ganjil-genap (gage), one way, dan contra flow di seluruh tol di Indonesia:

    Jadwal Ganjil-Genap

    Jalur Tol Jakarta-Cikampek (KM 47) hingga Tol Kalikangkung (KM 414) berlaku dari Kamis, 27 Maret 2025 pukul 14.00 WIB hingga Minggu, 30 Maret 2025 pukul 24.00 WIB.

    Jalur Tol Kalikangkung (KM 414) hingga Tol Cikampek (KM 47) berlaku mulai Kamis, 3 April 2025 pukul 00.00 WIB hingga Senin, 7 April 2025 pukul 24.00 WIB.

    Jadwal One Way

    Jalur Tol Jakarta-Cikampek (KM 70) hingga Tol Kalikangkung (KM 414) mulai Kamis, 27 Maret 2025 pukul 14.00 WIB hingga Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 24.00 WIB.

    Jalur Tol Kalikangkung (KM 414) hingga Tol Cikampek (KM 70) mulai Kamis, 3 April 2025 pukul 14.00 WIB hingga Senin, 7 April 2025 pukul 24.00 WIB.

    Jika pemberlakuan One Way terjadi, penutupan jalan masuk, pembersihan jalur, dan rest area akan dilakukan 2 jam sebelum jalur One Way dibuka.

    Sementara normalisasi lalu lintas dan pembukaan jalan masuk dilakukan 2 jam setelah jalur One Way ditutup.

    Jadwal Contra Flow

    Jalur Tol Jakarta-Cikampek (KM 47 hingga KM 70)berlaku pada Kamis, 27 Maret 2025: Pukul 14.00 – 24.00 WIB; Senin, 31 Maret 2025: Pukul 13.00 – 18.00 WIB; Selasa, 1 April 2025: Pukul 11.00 – 18.00 WIB

    Jalur Tol Jakarta-Cikampek (KM 70 hingga KM 47) berlaku mulai Kamis, 3 April 2025 pukul 14.00 WIB hingga Senin, 7 April 2025 pukul 24.00 WIB.

  • Prabowo-Gibran Salat Id di Istiqlal, Jokowi-SBY Belum Tentu

    Prabowo-Gibran Salat Id di Istiqlal, Jokowi-SBY Belum Tentu

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bakal menjalani Salat Id Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, hari ini, Senin (31/3/2025).

    Nantinya, Gibran bakal mendampingi langsung Presiden Prabowo Subianto dalam Salat Id perdananya sebagai pemimpin negara. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Staf Khusus Menteri Agama Ismail Cawidu.

    “Ini akan dihadiri oleh Kepala Negara dan sudah konfirm akan hadir Bapak Presiden Prabowo dan Bapak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka,” ujarnya di Jakarta, Minggu (30/3/2025).

    Dia menambahkan, sebanyak 20 duta besar dan 28 pejabat tingkat menteri dan wakil menteri sudah terkonfirmasi bakal hadir pada pelaksanaan Salat Id di Masjid Istiqlal tersebut.

    Selain itu, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-7 Joko Widodo juga rencananya bakal melakukan Salat Id di Istiqlal. Hanya saja, Ismail belum mendapatkan konfirmasi lagi terkait dengan kehadiran SBY dan Jokowi.

    “Memang kami menerima informasi itu, kemarin siang masih terjadwal bahwa bapak SBY dan bapak jokowi akan hadir. Namun hari ini [Minggu (30/3/2025)] kami belum mendapatkan informasi ulang, dan tentu saja kita berharap beliau bisa hadir semua,” tambahnya.

    Adapun, total undangan untuk yang telah disebar oleh Kemenag terhadap tamu agar melaksanakan Salat Id di Istiqlal mencapai 400 orang.

    “Ada 20 duta Besar Negara Sahabat dan ada 28 tingkat Menteri dan Wakil Menteri yang akan hadir kesini bersama dengan keluarganya dan tambah dengan undangan-undangan tamu-tamu pihak-pihak lainnya yang kami sebar sekitar 400 undangan,” pungkasnya.

  • 2
                    
                        Pemudik Asal Jombang Ternyata Berbohong Soal Dibegal di Bypass Mojoagung
                        Surabaya

    2 Pemudik Asal Jombang Ternyata Berbohong Soal Dibegal di Bypass Mojoagung Surabaya

    Pemudik Asal Jombang Ternyata Berbohong Soal Dibegal di Bypass Mojoagung
    Tim Redaksi

    JOMBANG, KOMPAS.com – 
    Dwi Nur (24), yang mengaku menjadi korban pembegalan di
    Bypass Mojoagung
    , Kabupaten
    Jombang
    , Jawa Timur, Sabtu (29/3/2025) malam, ternyata berbohong.
    Dwi, pemuda yang berasal dari Dusun Kandangan, Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, sebelumnya mengaku menjadi korban pembegalan saat dalam perjalanan mudik dari Malang menuju rumah orang tuanya.
    Akibat kejadian itu, Dwi mengaku kehilangan uang tunai sebanyak Rp 8 juta, serta sebuah handphone yang baru dibeli dengan harga Rp 2 juta.
    Namun, kebohongan pemuda itu akhirnya terungkap setelah petugas dari Polsek Mojoagung dan Satreskrim Polres Jombang melakukan serangkaian penyelidikan.
    Kebohongan Dwi yang mengaku menjadi korban pembegalan oleh 6 orang, diklarifikasi olehnya di Kantor Polsek Mojoagung, pada Minggu (30/3/2025).
    “Terkait laporan saya yang mengalami pembegalan di Bypass Mojoagung, tidak benar,” kata Dwi, dalam klarifikasi yang diambil di Kantor Polsek Mojoagung, Minggu malam.
    Dalam lanjutan video klarifikasinya, Dwi menyatakan bahwa dirinya tidak mengalami kerugian apapun karena peristiwa terhadap dirinya sebenarnya tidak pernah terjadi.
    Ia juga menyatakan jika tidak mengalami luka akibat dianiaya para pelaku pembegalan sebagaimana pengakuan awal.
    Dwi mengungkapkan, dia mengaku berbohong menjadi korban pembegalan guna menutupi kesalahannya karena tidak membawa uang saat pulang ke rumah.
    “Dan saya tidak mengalami kerugian apapun. Itu semua saya lakukan untuk menutupi kesalahan saya kepada keluarga,” ujar dia.
    “Secara pribadi, saya meminta maaf atas berita yang telah beredar dan saya berjanji tidak akan mengulangi lagi,” lanjut Dwi.
    Kapolsek Mojoagung Kompol Yogas mengatakan, berdasarkan penyelidikan petugas gabungan dari Polsek Mojoagung dan Polres Jombang, terungkap bahwa peristiwa yang dialami Dwi, sebenarnya tidak pernah terjadi.
    “Setelah kita lakukan penyelidikan bersama Resmob Satreskrim Polres Jombang, ternyata yang bersangkutan membuat laporan bohong,” ujar dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu malam.
    Dijelaskan Yogas, Dwi berbohong telah menjadi korban begal untuk menutupi kesalahan dan rasa malunya terhadap keluarga karena saat pulang ke rumah tidak membawa uang.
    Kepada polisi, Dwi mengaku, uang yang seharusnya untuk keluaga di kampung halaman telah dihabiskan. Karena itu, dia membuat skenario menjadi korban pembegalan.
    “Uangnya sudah dihabiskan sama yang bersangkutan, sehingga dia membuat laporan seolah-olah menjadi korban pembegalan,” kata Yogas.
    “Untuk mengelabui polisi, yang bersangkutan membuat luka sayatan pakai kawat. Dia melukai tangannya dengan kawat. Luka di kakinya juga disayat sendiri, seolah-olah dia dibacok,” lanjut Yogas.
    Sebelumnya diberitakan, seorang pemudik, Dwi Nur Iman (24), menjadi korban pembegalan di Bypass Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (29/3/2025) malam.
    Dwi, warga Dusun Kandangan, Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben, tengah dalam perjalanan mudik dari Malang menuju rumah orang tuanya saat insiden tersebut terjadi.
    Namun setelah petugas menggelar serangkaian penyelidikan, terungkap jika peristiwa pembegalan yang dialami tidak pernah terjadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lebaran Tanpa Marissa Haque, Ikang Fawzi: Sepi dan Berat

    Lebaran Tanpa Marissa Haque, Ikang Fawzi: Sepi dan Berat

    Jakarta, Beritasatu.com –  Lebaran tanpa Marissa Haque menjadi momen yang penuh kesunyian bagi musisi Ikang Fawzi. Ini adalah tahun pertama baginya merayakan Idulfitri tanpa sang istri, yang berpulang pada 2 Oktober 2024 lalu. Ikang mengaku harus tegar menghadapi kenyataan bahwa momen kebersamaan yang dulu selalu mereka lalui kini hanya tinggal kenangan.

    “Ya, Lebaran tahun ini sepi lah. Pasti berat, cuma kita harus jalani. Karena ya gimana, Idulfitri kita rayakan setelah menjalani ibadah selama satu bulan. Insya Allah bisa menjalani sebaik-baiknya,” kata Ikang Fawzi di kawasan Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, belum lama ini.

    Ikang Fawzi mengungkapkan ada dua hal yang paling dirindukannya dari Marissa Haque saat Lebaran. Pertama, masakan khas yang selalu disiapkan oleh sang istri. Kedua, kebiasaan mereka mengenakan baju seragam saat bersilaturahmi ke rumah kerabat.

    Ikang Fawzi dan Marissa Haque – (Instagram/@ikangfawzi)

    “Ya maksudnya kayak yang nge-lead atau memulai itu istriku. Kita pakai baju apa dan ke mana, selalu istriku yang atur. Berangkat jam berapa, ke mana dahulu, dia yang merencanakan. Ide dia yang selalu buat Ramadan selalu ramai. Istri segala-galanya ya,” ungkapnya.

    Meski Lebaran tanpa Marissa Haque terasa berat, Ikang tetap berusaha menciptakan kehangatan dengan menggelar open house untuk keluarga dan kerabat. Selain untuk mengusir kesepian, ia merasa memiliki tanggung jawab sebagai anggota keluarga tertua setelah kakaknya meninggal dunia.

    “Sekarang aku buka silaturahmi di rumah. Karena aku jadi orang yang paling tua di keluarga. Kakak saya baru meninggal. Jadi saya undang keluarga Fawzi dan Haque ke rumah,” jelasnya.

    Dua anaknya, Isabella Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi, menjadi pengisi kekosongan setelah kepergian sang istri. Namun, Ikang menegaskan bahwa tak ada yang bisa menggantikan Marissa dalam hidupnya.

    “Sisi kesepian keluarga ada, tapi anak-anak selalu menemani. Yang lainnya enggak kepikiran. Aku anggap ini ujian, istriku tak tergantikan pastinya,” tutupnya, mengenang Lebaran tanpa Marissa Haque.

  • 38 Tahanan Korupsi yang Rayakan Lebaran di KPK Diberi Waktu 3 Jam Dikunjungi Keluarga – Halaman all

    38 Tahanan Korupsi yang Rayakan Lebaran di KPK Diberi Waktu 3 Jam Dikunjungi Keluarga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi kesempatan kepada para tahanan korupsi yang beragama muslim untuk ikut merayakan Hari Raya Idulfitri 1446H.

    Dari 42 orang terduga koruptor, sebanyak 38 orang di antaranya akan merayakan hari kemenangan untuk umat muslim tersebut.

    “22 tahanan di Rutan cabang KPK gedung Merah Putih dan 16 tahanan di Rutan cabang KPK gedung C1,” kata tim Jubir KPK, Budi Prasetyo dalam keterangannya, Minggu (30/3/2025).

    Budi mengatakan pihaknya pertama puluhan tahanan itu akan melaksanakan salat ied di Masjid KPK gedung Merah Putih, Jakarta.

    “Penyelenggaraan sholat Idul Fitri ini sebagai wujud pemenuhan hak-hak dasar bagi para tahanan, termasuk dalam beribadah sesuai agama dan keyakinannya,” tuturnya.

    Dalam momen yang sakral ini, para tahanan pun diberi kesempatan untuk merasakan hangatnya momen lebaran bersama keluarga meski waktunya terbatas.

    “Kemudian untuk layanan kunjungan keluarga dijadwalkan pada 31 Maret dan 1 April 2025 mulai pkl. 09.00 s.d. 12.00 WIB,” jelasnya.

    Selain itu, Budi menyebut KPK juga membuka layanan pengiriman makanan bagi tahanan pada 31 Maret dan 1 April 2025 mulai pkl. 08.30 s.d. 10.00 WIB.

    “Seluruh rangkaian layanan oleh Rutan Cabang KPK dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, khususnya dalam pengelolaan Rutan,” tukasnya.

    Sebelumnya, Pemerintah resmi menetapkan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 jatuh pada 31 Maret 2025. 

    Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan penetapan ini diputuskan berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

    Dipimpin langsung oleh Nasaruddin, sidang isbat dihadiri pimpinan Komisi VIII DPR, pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Dirjen Bimas Islam dan perwakilan ormas Islam lainnya. 

    Penetapan dilakukan setelah para peserta sidang isbat mendengarkan pemaparan hasil pemantauan hilal.

     

     

  • Keluarga ‘Juwita’ Bersama Tim Advokasi Datangi Lanal Banjarmasin

    Keluarga ‘Juwita’ Bersama Tim Advokasi Datangi Lanal Banjarmasin

    Sebelumnya, di kesempatan yang sama, Komandan Detasemen Polisi Militer Lanal (Dandenpomal) Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, mengungkap kepada awak media di markas Pomal Banjarmasin.

    “Terduga pelaku ini kan anggota Lanal Balikpapan, dan sudah kami serahkan ke Pomal Banjarmasin tadi malam,” ujarnya.

    Adapun status perkara yang awalnya tahap penyelidikan sudah ditingkatkan menjadi proses penyidikan yang bakal ditangani oleh penyidik dari Pomal Banjarmasin.

    “Kami sudah serahkan terduga pelaku sekaligus barang bukti yang menguatkan, jadi dari tingkat penyelidikan sudah ditingkatkan ke penyidikan, silakan nanti konfirmasi ke penyidik,” tutupnya.

    Adapun nama-nama dari 20 Tim Advokasi untuk ‘ Juwita’, di antaranya; 1. Dr. Muhamad Pazri , S.H.,M.H. 2. C.Oriza Sativa, S.H., M.H. 3. Kisworo Dwi Cahyono, S. P., S. H. 4. Muhammad Mauliddin Afdie, S.H., M.H. 5. Matrosul, S.H. 6. Dedi Sugiyanto,S.H.,M.H. 7. Nita Rosita, S.H. 8. Kharis Maulana Riatno, S.H. 9. Ahmadi, S.H, M.H. 10. Muhammad Laily Maswandi, S.H., M.H. 11. Ruly Septiandi, S.H.12. Armadiansyah, S.H.13. Elsa Liani, S.H.14. R. Rahmat Dannur, S.H.15. Cindy Maharani, S.H.16. Arif Maulana, S.H., M.H.17. Mustafa, S.H.18. Mbareb Slamat Pambudi,S.H.19. Panji Sugesti,S.H.20. Khairul Fahmi,S.HI.

  • Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan Nasional 31 Maret 2025

    Idul Fitri, Saba, dan Solidaritas Kebangsaan
    Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), Penulis Buku Politik Untuk Kemanusiaan
    LAKSANA
    musafir yang meniti gurun dengan kesabaran, kita baru saja melewati bulan penuh ujian, menahan diri dari hawa nafsu, dan membersihkan jiwa.
    Dalam suasana hari kemenangan, kita tidak sekadar merayakan pencapaian, tetapi juga menata rencana kemana akan melangkah setelah menjalani festival spiritual sepanjang bulan puasa.
    Idul Fitri
    adalah momen kembali suci. Kita telah melalui etape purifikasi. Pemurnian yang ditempuh sebulan penuh.
    Asabiyyah
    atau
    solidaritas
    sosial, adalah energi kolektif yang menjadi khazanah nilai Ramadhan.
    Kita menahan diri dari lapar dan dahaga bukan sekadar sebagai ritual fisik, tetapi untuk melatih kesabaran, mengekang ego, dan mengasah kepekaan. Kita berpuasa bukan semata untuk memetik benefit kesehatan, tetapi juga agar bisa merasakan keterbatasan orang lain.
    Kita menahan diri bukan hanya untuk mengendalikan hawa nafsu, tetapi agar memahami bahwa kita bukan pusat semesta. Dunia ini tidak selalu harus ditaklukkan dengan kekuatan, tetapi sering kali dengan kesabaran dan ketulusan.
    Sejarah menunjukkan bahwa kebangkitan dan kehancuran suatu peradaban selalu memiliki pola yang sama.
    Menyitir Ibnu Khaldun, kejayaan bangsa lahir dari
    asabiyyah
    atau solidaritas kolektif yang mengikat dan menggerakkan. Dengan semangat ini, peradaban besar lahir, membangun fondasi sosial yang kokoh, dan menorehkan namanya di panggung sejarah.
    Namun sejarah juga mencatat, kejayaan seringkali menjadi awal dari benih kejatuhan. Ibnu Khaldun memperingatkan bahwa kemakmuran, jika tidak dikelola dengan kebijaksanaan dan kesadaran kolektif, justru bisa menjadi awal kehancuran.
    Ketika suatu generasi terlena dengan kenyamanan, asabiyyah pun melemah. Rasa kebersamaan yang dahulu menjadi fondasi peradaban perlahan luntur, digantikan oleh individualisme, ketamakan, dan kemalasan.
    Tanpa disadari, peradaban mulai keropos sebelum akhirnya runtuh dari dalam.
    Ramadhan mengajarkan kita untuk kembali menguatkan solidaritas ini, agar kita tidak mengulang kesalahan sejarah.
    Kita diajak untuk menata kembali diri, memperbarui kebersamaan, dan menanamkan kembali semangat perjuangan. Sebab kejayaan sejati bukanlah sekadar soal kemakmuran, tetapi bagaimana kemakmuran itu dikelola dengan nilai-nilai yang menjaga peradaban tetap hidup.
    Lihatlah bagaimana negeri Saba’, yang digambarkan Al-Qur’an sebagai negeri yang makmur, kaya raya dan berlimpah sumber daya, akhirnya hancur karena kesombongan dan kehilangan solidaritas.
    Saba’ diberkahi dengan tanah subur, kebun-kebun anggur dengan hasil panen melimpah, dan kehidupan aman dan tenteram. Namun, penduduk negeri Saba’ kehilangan dimensi spiritual.
    Situasi kehidupan yang bergelimang kemewahan sumber daya alam membuat mereka lupa diri. Penduduk Saba’ mengabaikan nubuat. Mereka terlena. Lalu mulai berbuat melampaui batas.
    Perilaku itu diilustrasikan dalam Al-Qur’an pada Surah Saba’ ayat 15-17. Mereka dikaruniai dua kebun yang subur di kanan dan kiri, tetapi ketika mereka enggan bersyukur dan menjaga harmoni sosial, Allah menimpakan banjir besar (
    sail al-arim
    ), yang menghancurkan infrastruktur pertanian mereka dan mengubah tanah yang dahulu subur menjadi wilayah gersang.
    Kita teringat dengan apa yang disebut oleh Richard Auty sebagai kutukan sumber daya alam (
    resource curse
    ). Yaitu situasi keberlimpahan yang menjelma menjadi bencana.
    Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah mengidentifikasi ini sebagai fase kemunduran. Ketika kemewahan melahirkan sikap malas, rakus, dan kehilangan daya juang.
    Inilah yang terjadi pada Saba’. Kesejahteraan tak lagi dipandang sebagai tanggung jawab, tetapi sebagai hak yang
    taken for granted
    , penduduknya mulai berfoya-foya, korupsi merajalela, penyimpangan moral dinormalisasi, dan semangat gotong royong terkikis oleh individualisme.
    Sejarawan Arnold J. Toynbee yang telah meneliti 26 peradaban sepanjang sejarah umat manusia, dalam karyanya
    A Study of History
    juga menyoroti pola serupa.
    Menurutnya, deklinasi suatu peradaban tidak semata disebabkan ancaman eksternal, tetapi lebih sering berakar pada dekadensi internal. Etos kerja yang hilang, penyimpangan moral, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan tantangan zaman.
    Saba’ adalah contoh nyata dari apa yang Toynbee sebut sebagai
    suicidal state
    . Yaitu situasi di mana peradaban secara perlahan menghancurkan dirinya sendiri.
    Self destruction
    , karena kehilangan daya rekat solidaritas sosial serta nilai-nilai kebersamaan.
    Maka, sejarah Saba’ bukan sekadar kisah masa lalu, melainkan peringatan bagi kita semua. Sebuah negeri yang makmur bisa saja jatuh dalam kehancuran yang perih jika rakyat dan pemimpinnya gagal menjaga keseimbangan antara kesejahteraan dan moralitas.
    Jika asabiyyah melemah, jika rasa syukur tergantikan oleh kesombongan, dan jika kemewahan melahirkan ketamakan, maka kehancuran hanyalah soal waktu.
    Lihatlah pula bagaimana kekaisaran besar seperti Romawi, Abbasiyah, dan Utsmaniyah meredup. Mereka tidak runtuh dalam semalam, tetapi melemah perlahan.
    Bukan karena serangan musuh, tapi lagi-lagi terjadi dari dalam. Dipicu oleh demoralisasi yang meruntuhkan spirit solidaritas.
    Bangsa yang dulu tangguh karena persatuan, akhirnya tercerai-berai oleh pertikaian. Mereka yang dulu memimpin dunia dengan ilmu dan kekuatan, pada akhirnya menjadi catatan kaki dalam sejarah. Tertinggal sebagai kenangan.
    Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa kejayaan tanpa penguatan solidaritas hanya akan menjadi ilusi.
    Hari ini, kita harus bertanya, di manakah asabiyyah kita sebagai bangsa? Apakah kita akan menjaga persatuan agar kekayaan anugerah sumber daya alam tetap lestari?
    Kita adalah bangsa yang dihadiahi anugerah melimpah. Jika Al Qur’an mengisahkan Saba’ dengan begitu indah sebagai negeri kaya raya, maka bangsa kita tidak perlu berimajinasi untuk membayangkan bagaimana wujud negeri Saba’. Karena Indonesia, lebih dari Saba’.
    Indonesia bukan hanya sekadar wilayah geografis, tetapi ekosistem raksasa yang menyimpan kekayaan alam tiada tara.
    Salah satu karunia terbesar yang dimiliki negeri ini adalah hutan tropisnya, hutan dengan biodiversitas terbesar di dunia, yang menjadi paru-paru planet biru ini. Menjadi rumah bagi kehidupan yang tak terhitung jumlahnya.
    Bayangkanlah, di jantung negeri ini, terbentang lebih dari 126 juta hektare hutan tropis yang menyimpan sekitar 15 persen seluruh spesies yang ada di dunia. Luas hutan tropis itu, setara dengan 59 persen luas daratan Indonesia.
    Setiap helai daun di hutan tropis itu, laboratorium alami yang menyimpan perbendaharaan misteri kehidupan. Setiap pohonnya adalah penjaga keseimbangan ekosistem global yang menyerap karbon dan menghasilkan oksigen. Dihirup manusia di seluruh dunia.
    Zamrud khatulistiwa ini adalah rumah yang ramah bagi lebih dari 300.000 spesies fauna dan flora. Dari orangutan yang lembut di Kalimantan, harimau Sumatera yang gagah, hingga burung cendrawasih yang anggun di Papua.
    Namun, lebih dari sekadar keanekaragaman hayati, hutan kita juga menjadi sumber kehidupan bagi jutaan penduduk yang bergantung pada hasil hutan. Mulai dari rotan, kayu, rempah-rempah, hingga obat-obatan herbal yang belum terungkap seluruh potensinya.
    Gunung-gunungnya tegak perkasa, menjulang laksana pilar raksasa yang menopang langit, menyimpan kekayaan yang tak terhitung nilainya. Emas, nikel, gas bumi, dan aneka mineral berharga terpendam di perut bumi Indonesia, menunggu untuk dikelola dengan kearifan.
    Namun, sebagaimana peradaban besar yang pernah ada, kekayaan ini juga membawa tantangan tersendiri.
    Seperti negeri Saba’ yang runtuh karena ketamakan dan hilangnya solidaritas, hutan tropis kita pun berada di bawah bayang-bayang ancaman.
    Pembalakan liar, kebakaran hutan, alih fungsi lahan, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali mengancam kelangsungan ekosistem ini. Sinyal tentang kerusakan ekosistem semakin intens berdenting. Banjir, longsor dan gejala perubahan iklim makin sering terjadi.
    Indonesia saat ini berada di puncak kemakmuran ekologis. Kita tidak boleh melewatkan momentum tersebut. Namun, jika kita tidak bijak mengelolanya, maka berkah ekologis bisa berubah menjadi kutukan.
    Ibnu Khaldun mengingatkan, peradaban yang tidak mampu menjaga keseimbangan antara kemakmuran dan keberlanjutan akan menghadapi kehancuran.
    Di sinilah peran kepemimpinan menjadi kunci. Visi besar diperlukan untuk memastikan bahwa kekayaan alam Indonesia benar-benar digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD 1945.
    Visi ini harus diwujudkan melalui strategi nyata, bukan sekadar retorika. Sejarah mengajarkan bahwa pemimpin bijak bukan hanya yang mampu mengelola kekayaan, tetapi juga yang mampu menjaga harmoni sosial dan solidaritas rakyatnya.
    Nabi Sulaiman, misalnya, tidak hanya dikenal karena kekuasaannya, tetapi juga karena kemampuannya mengintegrasikan teknologi, kesejahteraan, dan kebijaksanaan dalam satu kesatuan.
    Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, dalam semangat menjaga keberlanjutan peradaban, telah menginisiasi jihad konstitusional melalui Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Perubahan Iklim dan RUU Masyarakat Hukum Adat.
    Dua regulasi yang akan menjadi benteng bagi sumber daya alam Indonesia agar benar-benar dikelola untuk kepentingan bersama.
    Presiden menyadari bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa, bahkan melebihi negeri Saba’. Jika dikelola dengan baik dan berlandaskan prinsip keadilan, kesejahteraan rakyat bukan sekadar impian, melainkan keniscayaan.
    Dengan kekayaan alam melimpah, Indonesia seharusnya menjadi negeri yang mampu menjamin kebutuhan dasar seluruh warganya. Tidak ada lagi kelaparan, tidak ada lagi rakyat yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.
    Gagasan itu merefleksikan visi besar Presiden Prabowo, menjadikan Indonesia sebagai negeri yang
    Baldatun Thayyibatun Warobbun Ghofur
    . Sebuah negara yang makmur dan diberkahi.
    Visi itu lantang dikumandangkan saat Presiden menyampaikan pidato perdana dalam momen pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, 20 Oktober 2024.
    Visi ini tidak hanya sekadar slogan, tetapi diterjemahkan dalam kebijakan konkret yang bertujuan mengentaskan kemiskinan, mempersempit jurang ketimpangan ekonomi, dan memastikan bahwa kesejahteraan bukan hanya dinikmati oleh segelintir kelompok elite, tetapi oleh seluruh rakyat Indonesia.
    Kita harus jujur mengakui, realitas yang terjadi selama bertahun-tahun menunjukkan jika kekayaan alam Indonesia justru seringkali menjadi sumber ketimpangan.
    Sebagian kecil kelompok menikmati keuntungan luar biasa dari eksploitasi sumber daya alam, sementara sebagian besar rakyat masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar.
    Pemerintahan Prabowo telah menabuh strategi kemakmuran yang berkeadilan, yaitu membangun Indonesia berdaulat secara ekonomi, sejahtera secara sosial, dan kokoh dalam solidaritas kebangsaan.
    Kesadaran akan pentingnya distribusi kekayaan yang lebih adil mendorong lahirnya kebijakan strategis yang menitikberatkan pada reformasi fiskal dan redistribusi sumber daya.
    Kedua langkah ini tidak hanya merupakan solusi teknokratis dalam pengelolaan ekonomi, tetapi juga merupakan manifestasi dari gagasan besar tentang keadilan sosial yang menjadi pondasi utama dalam membangun bangsa yang kuat dan mandiri.
    Reformasi kebijakan fiskal yang dijalankan oleh Presiden Prabowo bertumpu pada efisiensi anggaran sebagai pilar utama pembangunan inklusif.
    Selama ini, belanja negara kerap tersedot ke dalam birokrasi yang gemuk, program-program tumpang tindih, serta pengeluaran yang tidak selalu berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
    Oleh karena itu, setiap rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kini diarahkan dengan strategi lebih tepat guna agar menghasilkan manfaat maksimal bagi masyarakat luas.
    Salah satu wujud konkret dari kebijakan ini adalah program makan bergizi gratis, langkah revolusioner yang bertujuan memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan akses gizi memadai.
    MBG bukan sekadar bentuk intervensi sosial jangka pendek, tetapi investasi besar bagi masa depan bangsa, karena kualitas gizi pada anak-anak terbukti berpengaruh langsung terhadap kecerdasan, produktivitas, dan daya saing mereka di masa depan.
    Efisiensi anggaran untuk menopang program ini dilakukan dengan memotong belanja yang tidak produktif, mengoptimalkan penerimaan negara melalui perbaikan sistem perpajakan, serta meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana publik.
    Dengan pendekatan ini, setiap pengeluaran diarahkan untuk bermanfaat bagi rakyat, bukan sekadar menggerakkan roda birokrasi.
    Prinsip pembangunan berbasis keadilan ditekankan, di mana negara hadir sebagai pihak yang menjamin bahwa setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dengan sehat dan cerdas.
    Namun efisiensi anggaran saja tidak cukup jika struktur ekonomi masih tetap dikuasai oleh segelintir elite yang menikmati keuntungan besar dari kekayaan alam bangsa.
    Maka Presiden Prabowo mendorong kebijakan redistribusi sumber daya dengan cara yang lebih progresif.
    Salah satunya melalui pendistribusian izin usaha pertambangan kepada organisasi kemasyarakatan dan entitas sosial yang berkontribusi bagi pembangunan nasional.
    Demikian juga program terbaru Koperasi Merah Putih, diarahkan untuk menopang pilar distribusi ekonomi.
    Langkah ini merupakan koreksi terhadap ketimpangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, di mana sektor pertambangan dan ekonomi lebih banyak dikuasai oleh korporasi besar, sementara masyarakat sekitar hanya menjadi penonton di tanah mereka sendiri.
    Dengan mengalihkan izin pengelolaan sumber daya alam kepada koperasi dan organisasi berbasis komunitas, pemerintah memastikan bahwa hasil kekayaan negara benar-benar kembali kepada rakyat.
    Kebijakan redistribusi ini tidak hanya sebatas mengeser kepemilikan, tetapi juga mencerminkan tekad untuk memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kendali yang lebih besar terhadap sumber daya di wilayah mereka.
    Dengan demikian, sumber daya alam tidak lagi menjadi alat eksploitasi segelintir kelompok, melainkan menjadi instrumen pemerataan kesejahteraan.
    Kombinasi antara reformasi fiskal dan redistribusi sumber daya menopang arsitektur kebijakan strategis yang saling melengkapi dalam agenda pembangunan Prabowo Subianto.
    Ketika anggaran negara dikelola dengan lebih efisien dan kekayaan alam didistribusikan secara lebih merata, hasilnya adalah perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah akan meningkat.
    Pada akhirnya, kebijakan ini bukan hanya soal angka dan statistik, tetapi juga tentang membangun kembali solidaritas kebangsaan.
    Ketika rakyat merasakan bahwa negara benar-benar berpihak kepada mereka, rasa cinta terhadap bangsa ini akan semakin kuat, dan asabiyyah yang menjadi pilar utama dalam teori peradaban Ibnu Khaldun, akan semakin kokoh.
    Dengan fondasi ekonomi yang lebih adil dan sistem sosial lebih solid, Indonesia dapat melangkah menuju masa depan sebagai negeri yang benar-benar makmur dan berkeadaban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Metro Jaya Terjunkan 710 Personel untuk Amankan Shalat Idul Fitri

    Polda Metro Jaya Terjunkan 710 Personel untuk Amankan Shalat Idul Fitri

    Polda Metro Jaya Terjunkan 710 Personel untuk Amankan Shalat Idul Fitri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Polda Metro Jaya
    menurunkan 710 personel untuk melakukan
    pengamanan
    Shalat Idul Fitri 1446 Hijriah.
    “Untuk pengamanan kegiatan
    Shalat Id
    , Polda Metro Jaya telah menyiapkan 710 personel, itu kan berlaku protap Pam Waskita,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, saat ditemui, Minggu (30/3/2025).
    Sementara itu, personel yang akan mengamankan Hari Raya Idul Fitri tersebar di sejumlah titik keramaian seperti tempat Shalat Id.
    “Polda Metro Jaya siap melaksanakan pengamanan. Petugas ada di lapangan, kemudian di titik-titik lain juga, dalam tahapan operasi ketupat ini kami selalu siap,” ungkap Ade.
    Ade menuturkan, mereka sudah menerima laporan dari sejumlah warga yang menitipkan motor di Polsek wilayah Polda Metro Jaya.
    “Telah kami terima beberapa laporan dari warga yang diterima oleh Polsek sekitar tentang penitipan kendaraan bermotor dan rumah kosong,” tutur Ade.
    “Satu hal yang paling penting adalah bagaimana pembangunan sistem keamanan, dari mulai komunikasi, saling bertukar informasi, kemudian Bhabinkamtibmas kami juga ada di WA grup RW, itu bisa lebih efektif komunikasinya,” ungkap Ade.
    Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan, sebanyak 78.506 masjid dan 38.390 tempat dipantau karena digunakan sebagai tempat melaksanakan Shalat Idul Fitri, Senin (31/3/2025).
    Dia mengaku telah berkoordinasi dengan jajaran Polda dan Polres di seluruh Indonesia untuk pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1446 H.
    Sebanyak 555.589 personel dilibatkan dalam pengamanan malam takbiran, Minggu (30/3/2025).
    Setidaknya ada 843 titik yang jadi fokus pengamanan Polri pada malam takbiran.
    “Hari ini ada kurang lebih 843 titik yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan malam takbiran yang melibatkan kurang lebih 555.589 orang,” kata Sigit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Metro Kerahkan 710 Personel Amankan Salat Id di Masjid Istiqlal

    Polda Metro Kerahkan 710 Personel Amankan Salat Id di Masjid Istiqlal

    Jakarta

    Masjid Istiqlal akan menggelar salat Id pagi ini. Polda Metro Jaya mengerahkan ratusan personel untuk mengamankan salat Id di Istiqlal.

    “Untuk pengamanan kegiatan Shalat Id besok (hari ini), Polda Metro Jaya telah menyiapkan 710 personel, namun itu kan besok berlaku protap Pamwaskita,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dilansir Antara, Senin (31/3/2025).

    Ade Ary juga mengimbau masyarakat untuk tertib saat akan mengikuti salat Id di Masjid Istiqlal. Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menggelar salat Id di masjid tersebut.

    “Mari sama-sama kita wujudkan kamseltibcarlantas, situasi kamtibmas yang kondusif, dengan cara bekerjasama. Besok adalah momen bahagia, sebagian besar saudara-saudara kita yang merayakan Hari Raya Idul Fitri, ya kita laksanakan dengan penuh kegembiraan,” katanya.

    Prabowo direncanakan melaksanakan salat Id di Masjid Istiqlal. Usai salat Id, Prabowo dijadwalkan menggelar open house di Istana Merdeka, Jakarta.

    Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana mengatakan acara open house di Istana juga akan mengundang masyarakat umum.

    Yusuf mengatakan gelar griya merupakan wadah silaturahim antara Presiden dengan para pejabat negara, para duta besar negara sahabat, tokoh nasional dan masyarakat umum.

    Gelar griya atau open house di Istana akan dimulai pukul 09.00 WIB sampai selesai. Adapun akses masuk masyarakat umum melalui gerbang utama Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Majapahit, Jakarta Pusat.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini