Blog

  • 45 Hari Kerja Bupati Kudus Samani Intakoris: Aduan Warga Didominasi Jalan Berlubang

    45 Hari Kerja Bupati Kudus Samani Intakoris: Aduan Warga Didominasi Jalan Berlubang

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris sudah menerima sejumlah aduan dari masyarakat sejak pertama menjabat sebagai Bupati Kudus.

    Aduan dari masyarakat itu diterimanya melalui kanal Wadul K1 & K2 ke nomor Whatsapp 08562025111.

    Kanal aduan yang dibentuknya bersama wakilnya Bellinda Putri Sabrina Birton ini untuk memudahkan warga dalam menyampaikan keluhan.

    Semua yang berkaitan dengan pelayanan publik dipersilakan untuk diadukan.

    Setelah hampir 45 hari menjalani tugas sebagai Bupati, ada banyak aduan dari masyarakat. 

    Aduan melalui kanal Wadul K1 & K2 paling banyak didominasi perihal masalah jalan berlubang, lampu penerangan jalan umum, BPJS kesehatan, dan ketersediaan gas elpiji.

    “Kemudian juga aduan perihal DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), BPJS, BLT (Bantuan Langusng Tunai), dan persoalan lapangan pekerjaan.”

    “Banyak yang tanya saya masalah lowongan pekerjaan,” kata Sam’ani Intakoris.

    Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya memerintahkan kepada setiap dinas teknis untuk merespons cepat.

    Dia tidak ingin ada penundaan pelayanan aduan.

    Dengan begitu masyarakat bisa merasakan kinerja pemerintah yang responsif.

    Kemudian yang tidak kalah penting, dalam memberikan pelayanan harus dengan tulus dan ikhlas.

    Dia tidak ingin ada pungutan liar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Pasalnya, selama dia memimpin dia tidak ingin ada pungli di setiap organisasi perangkat daerah.

    Sam’ani mengakui sampai saat ini dia masih menerima laporan adanya pungutan liar di kantor dinas. 

    Sedianya dia sudah mengetahuinya, hanya saja dia diam dan memberikan kesempatan untuk melakukan pembenahan sebelum akhirnya nanti akan dieksekusi perihal sanksinya.

    “Saya tahu, tapi saya diam.”

    “(Nanti) saya eksekusi.”

    “Masalah pelayanan dengan semangat bekerja yang baik,” kata dia.

    Dalam memimpin Kabupaten Kudus, Sam’ani Intakoris acap kali turun langsung untuk meninjau masalah di bawah.

    Peninjauan ini rutin dilakukan.

    Bahkan tidak jarang para pegawai di bawahnya yang tahu.

    Atas pola kerjanya tersebut dia mengabaikan suara sumbang yang mengarah pada dirinya.

    Sebab, katanya, banyak yang tidak yakin kalau apa yang dikerjakan dalam meninjau langsung ke bawah akan bertahan satu bulan atau paling maksimal dua tahun sejak menjadi Bupati.

    “Saya tidak peduli, lebih baik saya begini kalau saya mati dalam keadaan sahid,” kata dia. (*)

  • Sekjen Golkar: Titik temu Prabowo-Megawati bertemu kepentingan bangsa

    Sekjen Golkar: Titik temu Prabowo-Megawati bertemu kepentingan bangsa

    Pertemuan Prabowo dengan Megawati sebagai bentuk silaturahmi yang membawa energi positif demi kemajuan bangsa.

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji mengatakan bahwa titik temu dari pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri yang dikabarkan berlangsung pada Senin (7/4) malam ialah kepentingan bangsa.

    “Sebagai tokoh bangsa titik temunya adalah kepentingan bangsa, ya. Jadi, perbedaan apa pun, beda perspektif seperti apa pun itu, asalkan tujuannya untuk bangsa dan negara pasti ada titik temunya,” kata Sarmuji kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

    Sarmuji menyebut kepentingan bangsa itu ialah bagaimana menjaga kondusivitas tanah air dari berbagai tantangan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

    “Bukan hanya tantangan di dalam negeri, persoalan-persoalan dalam negeri, melainkan juga persoalan global yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja,” ucapnya.

    Politikus itu lantas mencontohkan tantangan kekinian yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana menyikapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.

    “Perang tarif antara negara-negara besar, dan Indonesia juga kena imbasnya perang tarif Amerika, termasuk juga perang tarif Amerika dan Tiongkok itu bisa membawa dampak yang signifikan bagi bangsa ini,” ujarnya.

    Untuk itu, dia menekankan stabilitas yang baik di Tanah Air dalam menghadapi berbagai persoalan tersebut dengan cara pandang yang sama.

    Terkait dengan ajakan PDI Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan, dia mengatakan bahwa partainya menyerahkan hal tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto.

    “Kalau itu tergantung Presiden aja. Kami loyal kepada Presiden. Presiden bagaimana memandang perlu tidaknya masuk kabinet, monggo saja penilaian Presiden seperti apa karena di luar atau di dalam itu sama-sama baik,” katanya.

    Sekjen Partai Golkar itu lantas berkata, “Di dalam bisa berkontribusi langsung, tetapi di luar juga bisa memberikan konsepsi banding dan bisa memberi kontrol yang dampaknya juga akan baik.”

    Terlepas dari hal tersebut, dia memandang pertemuan Prabowo dengan Megawati sebagai bentuk silaturahmi yang membawa energi positif demi kemajuan bangsa.

    Ia menilai Prabowo yang beriktikad menemui Megawati di kediamannya sehingga terjadi pertemuan kedua tokoh bangsa itu menunjukkan kerendahan hati seorang presiden.

    “Biasanya Presiden yang disowani, tetapi Pak Prabowo mau berkunjung silaturahmi ke rumah Bu Mega. Mungkin Bu Mega lebih tua dari sisi umur dan pernah menjadi Presiden Indonesia juga. Jadi, itu mencerminkan kerendahan hati beliau,” ucap dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polres Tuban Bongkar Peredaran Uang Palsu Rp20 Juta, Dua Pelaku Diamankan

    Polres Tuban Bongkar Peredaran Uang Palsu Rp20 Juta, Dua Pelaku Diamankan

    Tuban (beritajatim.com) – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tuban berhasil mengungkap kasus peredaran uang palsu di wilayah Kabupaten Tuban pada Selasa (8/4/2025). Dalam pengungkapan tersebut, petugas berhasil mengamankan dua orang pelaku dan menyita barang bukti berupa uang palsu pecahan Rp100 ribu senilai Rp3,1 juta dari total Rp20 juta yang telah diedarkan ke masyarakat.

    Kanit Unit Tindak Pidana Umum (Tipidum) Ipda Moh Rudi menjelaskan bahwa dua tersangka yang diamankan adalah Andrino Eka Putra (41), warga Desa Belikanget, Kecamatan Tambakboyo, dan Andik Setyawan (30), warga Desa Sembungin, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban.

    “Modusnya mereka menukarkan uang palsu ke di pedagang atau warung-warung kecil yang ada di Kecamatan Tambakboyo dan Bancar yang kemudian dipakai untuk belanja,” ujar IPDA Moh Rudi, Selasa (08/04/2025).

    Berdasarkan hasil penyidikan, diketahui bahwa uang palsu tersebut diperoleh dari wilayah Kota Batu, Jawa Timur. Uang kemudian disebarkan oleh kedua pelaku di dua kecamatan di Kabupaten Tuban.

    “Dari hasil penyelidikan, percetakannya di wilayah Kota Batu,” bebernya.

    Pengungkapan kasus ini bermula dari kecurigaan anggota Jatanras terhadap uang pecahan Rp100 ribu yang diduga palsu. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, petugas memastikan bahwa uang tersebut memang tidak asli.

    “Akhirnya kami mengamankan 2 pelaku di kediamannya masing-masing pada Senin 7 April 2025 dan mengamankan barang bukti berupa uang palsu sebesar Rp3,1 juta pecahan uang Rp100 ribu,” kata Rudi.

    Rudi menjelaskan, ciri-ciri fisik uang palsu tersebut tampak jelas dari warnanya yang terlalu cerah dan kertasnya yang berbeda dari uang asli karena mudah sobek dan terbelah dua.

    “Kalau kita pegang uang palsu ini dan ditekan-tekan sedikit saja sudah bisa terbelah jadi dua, serta tidak ada gambar hologramnya,” ungkap Rudi.

    Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima uang tunai, terutama saat bertransaksi di pasar atau warung kecil. “Agar masyarakat lebih teliti saat menerima uang, dilihat betul-betul apalah ini uang palsu atau bukan,” pungkasnya. [ayu/beq]

  • Cerita Dongeng Fabel Bahasa Indonesia Keledai dan Zebra, Cocok Dibacakan untuk Anak Sebelum Tidur

    Cerita Dongeng Fabel Bahasa Indonesia Keledai dan Zebra, Cocok Dibacakan untuk Anak Sebelum Tidur

    Cerita Dongeng Fabel Bahasa Indonesia Keledai dan Zebra, Cocok Dibacakan untuk Anak Sebelum Tidur

    TRIBUNJATENG.COM – Inilah dongeng fabel yang cocok dibacakan untuk anak sebelum tidur tentang Keledai dan Zebra.

    Di sebuah hutan, tinggallah seekor keledai. Maxi namanya.

    Maxi bagaikan katak dalam tempurung. Ia tak pernah bersahabat dan mengenal perilaku binatang hutan lainnya.

    Pada suatu hari, Maxi merasa jemu dengan suasana hutan. Ia ingin berjalan-jalan.

    Belum lama berjalan-jalan, ia bertemu dengan seekor binatang yang belum pernah dilihatnya.

    “Selamat pagi, kawan,” sapa Maxi.

    “Lo? Kau mengenalku? Kita, kan, belum pernah bertemu?” tanya Maxi keheranan.

    “Ya memang belum pernah. Tetapi semua zebra bahkan zebra yang masih kecil pun mengenalmu.

    Misalnya kalau di sekolah mereka membuat kesalahan dalam berhitung atau lupa sewaktu menghafal sajak, maka….”

    “Aku tahu! Pasti mereka bilang persis seekor keledai. Betul, kan?” tanya Maxi ketus. Ia merasa terhina.

    “Lalu, kau, siapa namamu?” tanya Maxi.

    “Namaku Zebra! Semua makhluk di hutan ini sangat menghormatiku. Manusia juga menghormatiku.

    Misalnya mereka selalu menyeberang di tempat penyeberangan yang dinamakan zebra cross, seperti namaku,” ujar Zebra dengan sombong.

    Dengan hati sedih keledai meninggalkan teman barunya.

    “Ah, kalau saja aku memiliki garis-garis hitam di tubuhku. Pasti semua makhluk akan mengormati aku juga,” pikir Maxi Keledai.

    Ia lalu berjalan dengan langkah gontai.

    “Hai Keledai, mengapa wajahmu begitu sedih?” sapa seekor kera.

    “Eh, selamat siang, kawan. Aku…,” jawab Maxi gelagapan.

    “Sudahlah! Tenangkan dulu dirimu, baru kau ceritakan kesedihanmu,” kata kera yang terkenal cerdik.

    “O ya, perkenalkan namaku Kera,” sambungnya lagi.

    “Kera, aku sedang berpikir bagaimana caranya agar aku memiliki garis-garis hitam seperti Zebra,” kata Keledai menceritakan kesedihannya.

    “Ha ha ha…. Itu, sih, soal mudah. Kalau kamu mau, aku bisa menolongmu. Tapi, ada syaratnya.”

    “Apa syaratnya? Cepat katakan!” desak Keledai yang sudah tak sabar lagi.

    “Sudah lah! Tenangkan dahulu dirimu, baru kau ceritakan kesedihanmu,” kata Kera yang terkenal cerdik.

    “O ya, perkenalkan, namaku Kera!”

    “Kera, aku sedang berpikir bagaimana caranya agar aku mempunyai garis-garis hitam seperti Zebra,” kata Kekedai menceritakan kesedihannya.

    “Ha ha ha… Itu, sih, soal mudah. Kalau kau mau, aku bisa menolongmu, tapi dengan syarat.”

    “Ya, apa syaratnya? Cepat katakan!” desak Keledai tak sabar lagi.

    “Syaratnya mudah saja. Kau hanya harus menunjukkan padaku kebun pisang yang ada di hutan ini.”

    “Baiklah!”

    Kera lalu mengambil sebuah arang dan mulai menggambar garis-garis hitam di tubuh Maxi keledai.

    Satu jam kemudian, selesailah tugas Kera. Tubuh Maxi sudah bergaris-garis seperti zebra.

    “Sobat, sudah selesai,” kata Kera.

    “Nah, sekarang giliranmu untuk memenuhi permintaanku.”

    Keledai lalu pergi ke sebuah sungai. Di sana ia bercermin di permukaan air.

    “Ah, sekarang semua orang akan menghormati aku. Binatang-binatang lain tidak akan menganggao aku binatang bodoh,” ujarnya dengan puas.

    Keledai lalu mengajak Kera menyeberang sungai. Pohon pisang yang mereka cari, letaknya di seberang sungai.

    Kera yang tak pandai berenang naik ke atas punggung Maxi si Keledai.

    Akan tetapi, apa yang terjadi? Bukankah arang akan luntur jika terkena air?

    Keledai tidak menyadari perubahan itu. Setibanya di seberang, Maxi Keledai kembali bercermin di permukaan air.

    “Uh, Kera penipu? Mana garis-garis hitamku?” tanya Keledai sambil menangis. Ia menendang-nendang Kera.

    Untung di tepi sungai itu ada Burung Hantu yang terkenal arif dan bijaksana.

    Kera lalu mengadukan apa yang sebenarnya terjadi.

    “Keledai, kau tak usah menangis. Garis-garis yang dibuat Kera itu sementara sifatnya.

    Sedangkan garis-garis hitam yang dimiliki Zebra adalah karunia Tuhan, yang tak mungkin hilang.

    Kau tak usah merasa iri karenanya. Bukankah kau juga memiliki keistimewaan?

    Misalnya kau disenangi manusia karena dapat membantu menarik pedati,” ujar Burung Hantu.

    Setelah mendengarkan apa yang disampaikan oleh Burung Hantu, Maxi Keledai menyadari kelebihannya.

    Ia berjanji tidak akan iri lagi.

    (*)

  • Bupati Jepara Wiwit Pesan Pegawai OPD Bisa Ikuti Berubahan Lebih Baik Saat Halal Bihalal

    Bupati Jepara Wiwit Pesan Pegawai OPD Bisa Ikuti Berubahan Lebih Baik Saat Halal Bihalal

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Ratusan pegawai OPD di Lingkungan Pemkab Jepara antusias ikuti Halal Bihalal dengan Bupati Jepara, Witiarso Utomo dan Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Hajar di Pendopo Kabupaten Jepara, Selasa (8/4/2025).

    Pantauan tribunjateng.com di lokasi, nampak para pegawai ASN maupun Honorer sudah memenuhi kawasan Pendopo Kabupaten Jepara sekiranya 07.00 WIB, Selasa (8/4/2025).

    Namun sekiranya pukul 07.30 WIB, Halal Bihalal pun baru dimulai.

    Terlihat barisan antrian cukup panjang untuk bisa Halal Bihalal dengan Mas Wiwit dan Gus Hajar.

    Dalam Halal Bihalal ini, Bupati Jepara beserta jajarannya didampingi istri masing-masing.

    Disela pelaksanaan Halal Bihalal, Witiarso Utomo menyampaikan kegiatan ini untuk mempererat jalinan hubungan antara pegawai dan pimpinan.

    “Untuk membina Silahturahmi dan kekompakan, di lingkungan Pemkab Jepara,” kata Wiwit kepada Tribunjateng.

    Dia berpesan kepada para pegawai di Lingkungan Pemkab Jepara untuk bisa mengikuti perubahan pemerintah yang lebih baik.

    “Untuk dipemerintah kami dilakukan perubahan lebih positif, untuk lebih efektif dalam bekerja,” ungkapnya. (Ito) 

  • Terminal Pulo Gebang catat 5.705 penumpang pada puncak arus balik

    Terminal Pulo Gebang catat 5.705 penumpang pada puncak arus balik

    Jakarta (ANTARA) – Terminal Terpadu Pulo Gebang mencatat puncak arus balik Lebaran 2025 atau Idul Fitri 1446 Hijriah terjadi pada Senin (7/4) atau H+6 dengan kedatangan 5.705 penumpang.

    “Tanggal 7 (April) puncaknya di Terminal Terpadu Pulo Gebang, sampai 5.705 penumpang, bus yang tiba di Terminal 705 bus,” kata Komandan Regu 4 Terminal Terpadu Pulo Gebang Badman Harahap kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Sedangkan pada 2024 puncak arus balik terjadi pada H+4 dengan 6.284 penumpang.

    Badman mengatakan Terminal Terpadu Pulo Gebang mencatat penumpang bus masih terus berdatangan dan pada H+8 atau Selasa siang dengan catatan kedatangan 3.260 penumpang menggunakan 462 bus.

    “Puncaknya kemarin, tapi (arus balik) masih mengalir seperti hari ini. Masih mengalir dari pagi, mungkin di malam ada, tapi tidak seperti yang kemarin,” ujarnya.

    Penumpang yang berangkat dari Terminal Pulogebang selama arus balik juga masih cukup banyak meski tidak sebanyak pada arus mudik.

    Pada puncak arus mudik 2025, tercatat sebanyak 6.254 penumpang pada H-2, sedangkan pada H+6 Terminal Pulogebang memberangkatkan 2.107 penumpang dan pada H+7 siang tercatat penumpang berangkat sebanyak 433 orang.

    Dia mengatakan penumpang yang tiba di Terminal Pulo Gebang kebanyakan berasal dari wilayah Jawa Timur, antara lain Malang, Surabaya, Kediri, dan Madura, serta Jawa Tengah dari antara lain Purwokerto, Pemalang, Wonosobo, Tegal, Brebes, Solo, dan Yogyakarta.

    Lebih lanjut, Badman mengatakan posko pengamanan Lebaran di Terminal Pulo Gebang akan tetap disiagakan hingga Jumat, 11 April 2024, demikian juga posko kesehatan di Terminal Terpadu Pulo Gebang yang disiagakan hingga 11 April 2024.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Prabowo Singgung Teori Nazi di Balik Serangan Hoaks ke Pemerintah

    Prabowo Singgung Teori Nazi di Balik Serangan Hoaks ke Pemerintah

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinannya terhadap maraknya hoaks dan disinformasi yang menyasar pemerintah. Ia tidak sekadar menganggapnya sebagai kritik yang keliru, melainkan menyamakan pola penyebaran hoaks tersebut dengan strategi propaganda ala Nazi Jerman.

    “Kalau kebohongan diulang berkali-kali, terus-menerus, lama-lama orang percaya. Itu ada di buku. Itu adalah strategi perang, psychological operation,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan pada sarasehan ekonomi bertema “Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan” yang digelar di Menara Mandiri, Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Pernyataan tersebut merujuk pada teori propaganda Menteri Propaganda Nazi di era Adolf Hitler, Joseph Goebbels. Nama terakhir dikenal dengan doktrinnya “semakin besar kebohongan, semakin mudah dipercaya.”

    Presiden Prabowo menilai pola serupa kini tengah digunakan di Indonesia, terutama melalui media sosial dan konten viral. Narasi yang terus diulang tanpa dasar, menurutnya, berpotensi menciptakan ilusi massal dan mengganggu stabilitas nasional.

    “Kritik itu penting dalam demokrasi. Namun, jika berubah menjadi kampanye disinformasi sistematis, itu sudah masuk ke dalam wilayah perang psikologis,” jelasnya.

    Ia mencontohkan narasi pesimistis yang menyebut Indonesia sedang dalam kondisi gelap. Menurutnya, narasi tersebut dibentuk melalui pengulangan kebohongan hingga perlahan dianggap sebagai kebenaran.

    “Kalau ada orang ngomong 500 atau 1.000 kali matahari terbit dari barat, jangan-jangan ada yang percaya. Karena itu keahlian propaganda. Sekarang ini banyak digunakan untuk mendestabilisasi negara-negara yang tidak disukai,” ujarnya.

    Presiden menegaskan cara terbaik menghadapi arus kebohongan adalah dengan keterbukaan, kejujuran, dan penyampaian data yang bisa diverifikasi. Ia meyakini, pemerintah atau organisasi mana pun yang berdiri di atas kebohongan, pada akhirnya akan kehilangan legitimasi.

    “Kebohongan bisa terus disebar, tetapi ketika kebenaran muncul, kepercayaan langsung hilang. Itu harga yang mahal bagi siapa pun yang bermain di wilayah itu,” tegas Presiden Prabowo.

  • Jumlah Uang Duka Ibu Jumran yang Ditolak Mentah Keluarga Juwita, Kelasi Satu J Terancam Hukuman Mati – Halaman all

    Jumlah Uang Duka Ibu Jumran yang Ditolak Mentah Keluarga Juwita, Kelasi Satu J Terancam Hukuman Mati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ibu Jumran tersangka pembunuhan jurnalis Banjarbaru, Juwita, ikut memberikan tali asih berupa uang sebesar Rp 1 juta.

    Dari jumlah tersebut, menambah jumlah uang sumbangan yang diberikan Jumran atas meninggalnya Juwita.

    Total uang duka yang dikirim kepada keluarga Juwita sebanyak Rp 2 juta.

    Namun, uang tersebut ditolak oleh keluarga Juwita.

    Nantinya uang untuk berbelasungkawa itu akan dikembalikan melalui penyidik.

    Demikian disampaikan oleh Mbareb Slamet Pambudi, kuasa hukum keluarga Juwita, pada Senin (7/4/2025).

    “Setelah korban ditemukan meninggal, tersangka memberikan uang belasungkawa. Uang itu dikirim oleh tersangka dan ibunya,” jelas Slamet kepada wartawan, Senin, dikutip dari Tribunbanjarbaru.com.

    Disampaikan Slamet, dana tersebut dikirim pada 23 Maret 2025, atau sehari setelah korban dinyatakan meninggal dunia.

    “Informasinya, tersangka lebih dulu mentransfer ke rekening kakak korban, kemudian disusul oleh ibunya,” paparnya.

    “Uang itu kami nilai sebagai bentuk belasungkawa, walaupun bisa saja dijadikan alibi oleh tersangka,” jelasnya.

    Dianggap Pembunuhan Berencana

    Kuasa hukum lainnya dari keluarga Juwita, Muhammad Pazri, menyebut oknum TNI AL Kelasi Satu Jumran merencanakan pembunuhan sebulan yang lalu.

    Menurutnya, Jumran menyusun rencana pembunuhan dengan sistematis.

    “Dari diskusi kami dengan penyidik, ternyata satu bulan sebelum kejadian itu, bahkan bisa lebih.”

    “Sudah direncanakan oleh tersangka untuk melakukan pembunuhan,” ujar Pazri saat ditemui usai mendampingi pemeriksaan saksi di Denpom Lanal Banjarmasin.

    Sementara dari proses rekonstruksi, Jumran diduga melakukan pembunuhan itu secara sadar, terencana, dan rapi.

    Pazri menganggap, hal tersebut bisa dilihat dari beberapa tindakan mencurigakan tersangka saat rekonstruksi.

    Yakni terlihat dari penggunaan sarung tangan, pembelian air untuk menghilangkan sidik jari, hingga penempatan jenazah korban agar seolah-olah mengalami kecelakaan.

    Dari pengamatannya tersebut, Pazri menegaskan, ancaman hukuman bagi pelaku yang pantas adalah hukuman mati.

    “Ini jelas bukan pembunuhan spontan. Ancaman hukumannya adalah hukuman mati. Bahkan menurut kami, perlu diperberat,” tegasnya. 

    Gunakan Tali Sabuk Pengaman

    Dalam proses rekonstruksi kasus, terungkap bahwa pelaku, Jumran, menghabisi nyawa Juwita dengan cara memiting lalu mencekik lehernya menggunakan sabuk pengaman. Aksi keji tersebut dilakukan sendirian, tanpa bantuan siapa pun.

    Jumran melakukan eksekusi tersebut di dalam mobil. Sementara itu, motor milik korban saat itu ditinggalkan di sebuah minimarket yang terletak di kawasan Cempaka.

    Setelah memastikan Juwita telah meninggal, Jumran turun dari mobil dan menghentikan pengendara yang lewat untuk membantunya mengambil sepeda motor korban dari lokasi minimarket tersebut.

    Setibanya kembali di tempat kejadian, ia membawa sepeda motor korban, lalu berpura-pura seolah-olah motor itu rusak akibat kecelakaan tunggal, dengan cara mendorongnya.

    Tak hanya itu, pelaku juga menghancurkan ponsel milik korban sebelum mengeluarkan jenazah Juwita dari mobil dan meletakkannya di pinggir jalan, di samping sepeda motor yang sebelumnya telah ia bersihkan guna menghilangkan jejak sidik jari.

    Setelah melakukan semua itu, Jumran melanjutkan perjalanan menggunakan mobil sewaan yang dipakainya sejak awal.

    Kesaksian dan Penyelidikan Motif

    Kuasa hukum Juwita, Dedi Sugianto, mengungkap bahwa ada seorang saksi yang melihat Jumran saat hendak memasuki mobil. Saksi tersebut adalah seorang pria lanjut usia yang sedang menyadap karet di pendoponya.

    “Saat itu saksi melihat mobil dan korban,” ujar Dedi pada Sabtu (5/4/2025), mengutip laporan dari Tribunbanjarbaru.com.

    Dedi menambahkan bahwa hingga kini, motif dari aksi pembunuhan ini masih diselidiki lebih lanjut.

    “Untuk motif, kami masih menunggu hasil lengkap dari penyidikan. Proses ini masih berjalan dan kami terus berkoordinasi untuk mendapatkan gambaran utuh atas peristiwa ini,” tegasnya.

    Sebelumnya, kuasa hukum lainnya, Pazri, menyampaikan bahwa berdasarkan informasi dari keluarga korban, pelaku diduga telah melakukan rudapaksa terhadap Juwita sebanyak dua kali sebelum akhirnya membunuhnya.

    “Berdasarkan bukti yang ada, kami menduga kuat korban mengalami kekerasan seksual berupa rudapaksa,” ungkap Pazri.

    Ia menjelaskan bahwa insiden pertama terjadi antara tanggal 25 hingga 30 Desember 2024, sementara peristiwa kedua berlangsung pada 22 Maret 2025—hari ketika jenazah korban ditemukan.

    “Korban dan pelaku pertama kali saling mengenal pada September 2024 melalui media sosial, lalu mereka bertukar nomor telepon dan mulai berkomunikasi,” jelasnya.

    Dalam rentang waktu akhir Desember tersebut, pelaku meminta korban untuk memesankan kamar hotel di Banjarbaru dengan alasan kelelahan setelah mengikuti suatu kegiatan. Korban pun menurut tanpa curiga dan memesan kamar di salah satu hotel.

    Setelah tiba di hotel, pelaku langsung mengajak korban masuk ke kamar dan melakukan pemaksaan, termasuk tindakan kekerasan fisik berupa pitingan sebelum akhirnya merudapaksa.

    Pazri menuturkan bahwa korban sempat menceritakan kejadian itu kepada kakak iparnya pada 26 Januari 2025. Bahkan, korban menunjukkan bukti berupa video singkat dan beberapa foto yang diambil saat kejadian.

    “Dalam video berdurasi sekitar lima detik itu, terlihat pelaku sedang memakai pakaian setelah melakukan aksinya. Rekaman itu direkam oleh korban dengan kondisi gemetar karena ketakutan,” katanya.

    Hingga saat ini, pihak Denpomal Banjarmasin belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan rudapaksa tersebut.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbanjarbaru.com dengan judul Fakta Terbaru Pembunuhan Juwita Jurnalis di Banjarbaru, si Oknum TNI AL Sudah Rencanakan Sebulan

    (Tribunnews.com/Chrysnha, Rifqah) (Tribunbanjarbaru.com/Rifki Soelaiman/Stanislaus Sene) 

  • DPRD Kota Semarang Minta Pelayanan Masyarakat Kembali Optimal Usai Libur Lebaran

    DPRD Kota Semarang Minta Pelayanan Masyarakat Kembali Optimal Usai Libur Lebaran

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – DPRD Kota Semarang meminta pelayanan masyarakat kembali optimal usai libur Lebaran 2025. 

    Anggota Komisi A DPRD Kota Semarang, Ali Umar Dhani mengimbau kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Semarang untuk kembali menjalankan tugas dan pelayanan publik dengan penuh semangat, kedisiplinan, dan tanggung jawab pasca libur Idulfitri.

    “Libur panjang telah memberi ruang bagi kita semua untuk bersilaturahmi dan memulihkan energi. Kini, saatnya kembali fokus pada tugas melayani masyarakat dengan optimal,” ucap Ali, Selasa (8/4/2025). 

    Menurut dia, kehadiran penuh ASN di hari pertama kerja adalah bentuk komitmen terhadap pelayanan publik yang tidak boleh terganggu oleh suasana pascalibur.

    Politikus PKS itu juga mendukung langkah Pemkot Semarang yang tidak menerapkan Flexible Working Arrangements (FWA) pascalebaran. Hal ini menunjukkan keseriusan dalam menjaga ritme kerja birokrasi dan memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan maksimal tanpa kompromi.

    “Kami di Komisi A DPRD Kota Semarang akan terus melakukan pengawasan agar tidak ada penurunan kualitas layanan publik, serta memastikan ASN tetap menjunjung tinggi integritas dan etos kerja,” katanya.

    Dia berharap, spirit Idulfitri membawa keberkahan dan semangat baru dalam membangun Kota Semarang yang lebih baik. (eyf)

  • Sempat Berhenti Bermusik, Band Punk Tradisigila Kini Luncurkan Album

    Sempat Berhenti Bermusik, Band Punk Tradisigila Kini Luncurkan Album

    TRIBUNJATENG.COM – Tradisigila band Punk Rock yang digawangi tiga personil berbeda kota kembali mengeliat.

    Setelah sempat vakum dan tersirat tidak akan ngband lagi, Fandem Fay (gitar/vokal) Hoho Daniago (bas) dan Rizal Lala (drum), kembali berkarya.

    Dalam kembalinya bermusik, mereka langsung memberi kejutan dengan meluncurkan satu album penuh berisi 10 track.   

    Di antaranya berjudul Hello Punk Rocker, Hope and Dream, Come Back Again, My Girl Friend, Barbie Punx.

    Kemudian Love Rock n Roll, Kembali Bersama, Resiko Punya Tattoo, Everything Is God dan You Can’t Bless Your Self.

    “Naluri untuk berkarya dan membuat orang bahagia mendengar musik kami tak bisa dibendung. Hingga kami putuskan untuk kembali berkarya dengan merilis album,” ungkap Fandem Fay sang gitaris sekaligus vokal band yang berdiri 2009 silam tersebut.

    Dalam pengerapan album tersebut, lanjut membutuhkan perjuangan penuh.

    Sebab, produksi lagu dan  pembuatan vido klip digarap di Bali sementara tiga personil tinggal di kota atau provinsi perbeda.

    “Saya Semarang tapi stay di Bali, sementar Hoho di Yogja dan Rizal dari Banyuwanyi,” ujarnya.

    Meski terpisah jarak dan waktu, niat menghidupkan lagi karya mereka menjadi energi positif hingga dalam waktu kurang lebih satu bulan album tersebut selesai.

    “Semangat untuk kembali berkarya membuat hal mustahil sirna dan album berhasil kami selesaikan,” jelasnya.

    Fandem Fay membeberkan, album yang dirilis tersebut sebenarnya merupakan album demo karya mereka yang digarap 2009 silam.

    Untuk sekarang album tersebut dikemas ulang dengan aransemen yang berbeda dan penyempurnaan lirik.

    “2009 sudah kami rilis tapi dalam bentuk demo. Ini kami sempurnakan baik dalam musik maupun lirik,” ungkapnya.

    Lagu lagu yang ditulis sesuai realita dengan apa yang mereka dengar, lihat dan rasakan diharapkan akan sampai ke telinga pendengar dimana pun dan siapa pun.

    “Lirik ditulis sepenuh hati dan dengan bahasa lugas gampang dicerna. Semoga sampai dan relate dengan apa yang dirasakan pendengar,”  ujarnya.

    Dia dan personel lainya berharap kembalinya mereka dengan gebrakan album tersebut bisa diterima dan menjadi jalan untuk berkarya lebih luas lagi.

    “Kami juga vidoe klip dari beberapa track lagu yang ada di album tersebut,”jelasnya. Untuk karya tersebut sudah bisa didengar di berbagai digiital platfrom musik termasuk Youtube. (*)