Blog

  • Kiamat TV, Penggantinya Makin Populer di Amerika

    Kiamat TV, Penggantinya Makin Populer di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) mulai melihat penurunan masyarakat yang menonton TV. Mereka lebih memilih tayangan berbasis aplikasi atau live streaming dengan menggunakan TV.

    Salah satunya adalah kebanyakan penonton Amerika Serikat (AS) memilih menonton tayangan Youtube. Peringkatnya teratas berdasarkan laporan peringkat distributor media Nielsen.

    Laporan itu berasal periode 27 Januari-23 Februari menyebutkan YouTube ditonton 11,6% dari semua pengguna TV, dikutip dari Hollywood Reporter, Rabu (26/3/2025).

    Capaian tersebut menjadi yang tertinggi untuk YouTube selama 2025. Sementara rekor serupa didapatkan pada Juli 2024 lalu.

    Jumlah tersebut meningkat dari bulan Januari 2025 yakni 10,8%. Bahkan melampaui Disney yang hanya 10%.

    Namun yang paling mengejutkan ternyata kebanyakan penonton Youtube berusia di atas 50%. Jumlahnya mencapai 36% dari semua waktu yang dihabiskan untuk menonton Youtube.

    Kelompok usia lain yang banyak menonton YouTube adalah 18-34 tahun sebesar 28%.

    Selain YouTube dan Disney, banyak penonton AS yang juga menyaksikan tayangan Fox. Jumlah penotnnya mencapai 8,3% pemirsa TV di negara tersebut.

    Capaian Fox itu berkat tayangan olah raga tahunan Super Bowl. Fox juga berhasil mengungguli platform streaming lain seperti Netflix dan Paramount dengan 8,2%.

    (fab/fab)

  • Catatan Mudik 2025 yang Lancar

    Catatan Mudik 2025 yang Lancar

    Jakarta – Mudik Lebaran 2025 dinilai banyak kalangan sebagai mudik terlancar semenjak tahun 2000-an. Pemerintah diapresiasi karena dipandang siap dalam menghadapi lonjakan pemudik. Mudik selalu terulang setiap tahun dan yang terjadi selama ini adalah keluhan kemacetan lalu lintas. Antisipasi pemerintah dengan menerapkan libur sekolah semenjak 21 Maret disusul dengan cuti bersama Hari Raya Nyepi lalu Lebaran dan cuti bersama Lebaran sejak tanggal 2 hingga 7 April terbukti mampu mengurai kepadatan lalu lintas.

    Meskipun prediksi pemerintah yang akan pulang kampung sebanyak 148,48 juta tidak menjadi kenyataan, banyak orang baik di desa maupun di kota mengatakan mudik 2025 lebih sepi dibanding tahun sebelumnya. Jika di kota bisa jadi mereka membatalkan pulang kampung karena menjadi korban PHK, pengangguran atau kesulitan keuangan sehingga niatan mudik terpaksa mereka urungkan.

    Sementara di desa Lebaran terasa sepi karena di desa sedang masa paceklik –tidak sedang panen bahkan beberapa daerah gagal panen karena banjir dan cuaca ekstrem. Langkah bijak tentu saja ditempuh sebagian warga kota yang membatalkan diri tidak jadi mudik karena kesulitan keuangan. Namun terlepas dari apapun situasi dan keadaannya mudik 2025 layak diapresiasi karena lancar.

    Ada sejumlah faktor yang menjadikan mudik ini lebih lancar. Bagi pemudik kepulangan ke kampung halaman bisa dimajukan karena ada libur sebelumnya sehingga mampu diantisipasi. Begitu juga kepulangan kembali ke kota pasca Lebaran masih ada cuti bersama yang cukup panjang sehingga tidak perlu buru-buru kembali ke kota. Ini memberi keleluasaan pemudik untuk berlama-lama silaturahmi dan tidak perlu terburu-buru pulang. Tindakan buru-buru adalah tindakan ceroboh yang kerap berujung fatal kecelakaan lalu lintas.

    Ada sejumlah aspek yang menyebabkan mudik 2025, kata Ketua Komisi III DPR Habiburrohman, paling lancar sepanjang sejarah. Pertama, meski volume kendaraan meningkat drastis mampu dikendalikan pemerintah. Terdapat antisipasi resiko terburuk dan ada pemberitahuan dari otoritas berwenang mengenai kondisi ini. Ini berkat koordinasi dari TNI, Polri, BPBD, Kementerian Perhubungan, relawan dan masyarakat.

    Volume kendaraan yang bertambah ditunjang dengan pemberlakuan pembayaran tarif tol yang diberikan potongan harga memudahkan pemudik. Penerapan sistem one way dari Jakarta atau Cikampek ke Jawa Tengah terbukti sangat membantu mengurai kemacetan. Baru kali ini one way searah diterapkan sangat masif ke arah Jawa Tengah sehingga perjalanan lancar. Ketika informasi one way diberlakukan dan pemudik tinggal mengikuti pasti tidak terjebak kemacetan parah.

    Kedua, antrean loket pembayaran tol elektronik mampu diantisipasi sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Penerapan pembayaran secara elektronik terbukti memudahkan. Karena pembayaran tol dengan cara manual membutuhkan waktu minimal tiga menit karena harus menghitung kembalian. Ini tentu memerlukan waktu relatif lama. Belum lagi ketika keluar dari tol kendaraan pemudik bertemu dengan arus dari jalan nasional pantai utara Jawa yang juga sama-sama macet.

    Larangan kendaraan berat melintas selama Lebaran dan cuti bersama sangat membantu. Bagaimanapun mereka adalah penyebab utama kemacetan. Dengan adanya larangan terbukti di sepanjang ruas jalan tol, nasional dan provinsi lancar dan tanpa kendala berarti. Artinya sepanjang manajemen mudik diterapkan dengan benar kelancaran lalu lintas aman terjaga.

    Ketiga, libur dan cuti bersama Lebaran 2025 yang cukup panjang justru mempermudah dalam pengaturan arus mudik. Hampir semua pemudik berpikiran pulang ke kampung halaman lebih awal agar tidak terjebak kemacetan dan bisa beristirahat di desa mempersiapkan Lebaran. Hal ini penting agar tidak di waktu yang sama membludak di jalanan. Puncak arus mudik dan arus balik yang selama ini menjadi mitos mengerikan terbukti tidak terjadi. Justru menurut media prediksi puncak arus mudik dan arus balik terus berubah menyesuaikan situasi di jalanan.

    Saya sebenarnya berharap begitu macet panjang di ruas tol pemudik dibebaskan dari keharusan membayar tarif tol untuk menghindari risiko yang lebih buruk. Bagi pemudik macet di jalan tol jelas kesengsaraan bertubi-tubi. Di jalan tol baru tentu minim fasilitas karena berada di tengah-tengah sawah dan ladang penduduk. Tidak ada rumah makan, toilet, tempat beristirahat, stasiun pengisian bahan bakar. Meski bahan bakar sudah terisi penuh dari Jakarta sampai ke Jawa Tengah pasti sudah habis dengan harapan dapat mengisi bahan bakar di pantura.

    Belajar dari mudik 2025 yang lancar ke depan pengaturan jadwal kepulangan pemudik agar tidak membeludak di jalan raya penting dilakukan. Misalnya dengan memperpanjang liburan dan cuti bersama. Pengendalian angkutan mudik juga perlu diperhatikan. Memaksa pemudik menggunakan angkutan umum tidak akan berhasil selama pemudik masih senang dengan kendaraan pribadi dan sepeda motor. Selama angkutan di perdesaan tidak beres jangan harap mereka pulang naik angkutan umum.

    Pembatasan kendaraan juga sangat diperlukan. Pabrikan kendaraan terus berproduksi tanpa memperhitungkan panjang jalan raya. Usia kendaraan tidak pernah dibatasi. Lihat saja di jalur mudik kendaraan berusia lebih dari 20 tahun masih melintas di jalanan pemudik. Pemerintah menangguk untung besar dari pajak kendaraan bermotor namun tidak dipikirkan kemacetan terjadi dimana-mana.

    Antisipasi perlu dilakukan terkait pengaturan arus balik pasca Lebaran. Kendaraan dari Jawa Tengah menuju Jakarta menggunakan jalan tol secara one way. Sementara jalan nasional dari Jakarta ke Jawa tengah menggunakan jalan nasional. Informasi ini perlu diberitahukan semenjak dini agar pemudik yang akan kembali ke Jakarta dapat mengatur strategi dan melakukan mitigasi.

    Bagaimanapun mudik 2025 layak diberikan apresiasi. Kita juga berterima kasih kepada mereka yang kena PHK dan punya persoalan keuangan lain akibat kesulitan ekonomi batal mudik sehingga memperlancar arus lalu lintas. Pemerintah dianggap serius dan lebih siap mengelola pemudik. Tinggal bagaimana sekarang mereka duduk bersama para pihak agar pengalaman bagus ini menjadi pelajaran berharga di masa depan.

    Paulus Mujiran pemerhati sosial di Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata Semarang

    (mmu/mmu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sidak di Hari Pertama Kerja, Bupati TTU Temukan ASN Bolos

    Sidak di Hari Pertama Kerja, Bupati TTU Temukan ASN Bolos

    Kefamenanu, Beritasatu.com – Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Yoseph Falentinus Delasalle Kebo mengawali hari pertama kerja pascalibur Lebaran 2025 dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten TTU pada Selasa  (8/4/2025).

    Ia mendapati masih ada sejumlah aparatur sipil negara (ASN) yang bolos pada hari pertama kerja.

    Sidak bupati TTU ini bertujuan untuk memastikan kualitas pelayanan publik dan kedisiplinan ASN di lingkungan pemerintahan.​ Salah satu OPD yang menjadi fokus sidak adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

    Bupati Yoseph mengaku menerima berbagai keluhan dari masyarakat mengenai pelayanan di dinas tersebut dan ingin meninjau langsung situasi di lapangan.​

    Selain mengevaluasi pelayanan, Bupati Yoseph juga menemukan sejumlah ASN yang tidak hadir tanpa alasan jelas pada hari pertama kerja. Ia menegaskan bahwa ketidakhadiran tersebut mencerminkan kurangnya disiplin dan tanggung jawab sebagai pelayan publik.​

    “Ini hari pertama kerja setelah libur panjang, tetapi masih ada ASN yang tidak hadir. Saya tidak akan tolerir. Pimpinan OPD harus beri teguran tegas, bahkan sanksi administratif, sesuai aturan kepegawaian. Ini penting untuk membangun budaya kerja yang serius,” jelasnya.

    Dalam sidak pada hari pertama kerja ini, Bupati Yoseph juga meninjau kesiapan lahan untuk pembangunan garasi kendaraan dinas di masing-masing OPD. Langkah ini merupakan bagian dari upaya penataan infrastruktur pemerintahan yang lebih terintegrasi dan representatif.​

  • Golkar Sarankan Prabowo Evaluasi Hasan Nasbi: Bisa Pergantian atau Perbaikan  – Halaman all

    Golkar Sarankan Prabowo Evaluasi Hasan Nasbi: Bisa Pergantian atau Perbaikan  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, menyarankan Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.

    Hal ini merespons pernyataan Prabowo yang mengakui jika Hasan Nasbi teledor saat mengomentari aksi teror kepala babi terhadap redaksi Tempo.

    “Intinya evaluasi,” kata Sarmuji saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (8/4/2025).

    Sarmuji menegaskan, pencopotan atau evaluasi semuanya tergantung presiden sebagai kepala negara.

    “Kalau itu terserah presidennya. Tetapi saya ingin menekankan begini, sebenarnya tidak ada gelap, yang ada adalah ketiadaan cahaya,” ujarnya.

    Dia menjelaskan bahwa fungsi komunikasi pemerintahan adalah menghadirkan cahaya, yakni memberikan informasi yang valid dan otoritatif, serta narasi positif.

    “Sehingga orang memandang pemerintah itu atau memandang negara ini tidak gelap karena kehadiran cahaya dari komunikasi pemerintah,” ucap Sarmuji.

    Sarmuji meminta Hasan Nasbi untuk belajar dari kesalahan.

    Menurutnya, ada dua opsi yang bisa diambil terhadap Hasan Nasbi, yakni perbaikan atau penggantian.

    “Ya evaluasi kan ada dua kemungkinan tadi, bisa perbaikan, bisa pergantian. Kalau memang bisa diperbaiki dalam proses ini, mungkin ada proses belajar untuk tidak menjawab dengan tergesa-gesa untuk lebih memiliki perspektif yang positif terhadap masukan orang lain atau lebih berempati terhadap kondisi orang lain ya itu bagus juga,” tegasnya.

    Sebelumnya, Prabowo mengaku salah jika komunikasi di pemerintahannya masih kurang baik.

    Hal itu diutarakan Prabowo dalam wawancara bersama enam pemimpin redaksi media massa di Hambalang, Jawa Barat, Minggu, 6 April 2025.

    Awalnya, Prabowo merespons pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi yang mengomentari soal teror kepala babi.

    Menurut ketua umum Partai Gerindra itu, ucapan Hasan Nasbi kala menanggapi peristiwa dimaksud adalah salah dan keliru.

    Kata Prabowo, ada kemungkinan Hasan Nasbi telah menyesali apa yang sudah disampaikannya.

    “Tapi, bener itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru. Ya, saya kira beliau menyesal,” kata Prabowo dikutip dari YouTube Kompas.id, Senin (7/4/2025).

    Prabowo menilai kesalahan Hasan Nasbi disebabkan karena ia baru berkecimpung di pemerintahan.

    Maka dari itu, orang-orang baru di pemerintahan belum beradaptasi ihwal bagaimana merespons sesuatu yang disorot masyarakat.

    “Banyak yang baru. Jadi, mungkin kurang waspada, kurang hati-hati dalam mengucap. Saya kira itu yang bisa saya jelaskan. Saya belum ketemu sih sebetulnya. Setelah, saya juga kaget,” tutur Prabowo.

    Sebagai kepala negara, Prabowo mengaku salah jika komunikasi di pemerintahannya masih kurang baik.

    Sebab, sejak awal memimpin negara, Prabowo memang berorientasi kepada hasil kerja.

    “Tapi, bahwa komunikasi kurang baik, itu sebetulnya saya anggap itu saya yang bersalah. Karena fokus kita deliver. Kerja, rakyat nunggu keputusan,” ujarnya.

    Untuk diketahui, redaksi Tempo mendapat teror kepala babi pada Kamis, 20 Maret 2025, yang ditujukan kepada salah satu jurnalis Tempo, yakni Francisca Christi, oleh pengirim anonim.

    Terkait ini, Hasan Nasbi sebelumnya melontarkan pernyataan yang menyebut agar kiriman kepala babi ke redaksi Tempo “dimasak saja”.

    Hal ini disampaikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025 malam, ketika ditanya awak media soal aksi teror kepala babi tersebut.

    Namun terbaru, Hasan juga memberikan penjelasan bahwa sebetulnya dirinya setuju dengan sikap Francisca, yang menanggapi teror itu dengan candaan pula, yakni mengaku lain kali akan memasak kepala babi tersebut lebih enak.

    “Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Francisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu,” kata Hasan Nasbi.
     

  • Libur Lebaran 2025, Pusat Oleh-oleh Bali Raup Keuntungan 5 Kali Lipat

    Libur Lebaran 2025, Pusat Oleh-oleh Bali Raup Keuntungan 5 Kali Lipat

    Badung, Beritasatu.com – Momen libur Lebaran 2025 membawa berkah bagi para pengusaha oleh-oleh khas Bali, mengingat banyaknya wisatawan domestik yang mendominasi kunjungan ke Pulau Dewata.

    Berbagai tempat oleh-oleh di Bali menjadi sasaran utama para wisatawan, salah satunya adalah Keranjang Bali. Selama libur Lebaran, jumlah pengunjung di tempat ini mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan hari biasa, bahkan jika dibandingkan dengan Lebaran pada 2024.

    Para wisatawan umumnya berburu pernak-pernik khas Bali, seperti baju barong, kain pantai, serta berbagai aksesori lainnya. Salah satu wisatawan asal Tangerang Selatan, Arsih mengungkapkan bahwa ia menyempatkan diri untuk berbelanja oleh-oleh sebelum kembali ke daerah asalnya.

    “Ya, hari ini saya akan balik ke Tangerang. Saya beli oleh-oleh seperti baju dan aksesori untuk keluarga di rumah serta teman-teman. Saya liburan di Bali selama empat hari dan sudah mengunjungi Kuta, Canggu, bahkan sempat ke Nusa Penida. Di sini, barangnya lengkap, tempatnya luas, dan harganya terjangkau,” ujar Arsih.

    Pengunjung lain, Hari yang berasal dari Jakarta, juga terlihat sedang berbelanja. Ia tertarik untuk membeli patung kayu dan beberapa barang khas Bali lainnya.

    “Baru datang ke sini untuk lihat-lihat barang buat oleh-oleh. Tempatnya bagus, ramai, dan harga barangnya juga terjangkau,” kata Hari.

    Selain wisatawan dapat berbelanja berbagai pilihan barang unik, mereka juga bisa berekspresi dengan menuangkan kreativitas di beberapa spot yang disediakan, seperti mengecat gerabah, melukis kaus sendiri, dan berbagai aktivitas lainnya yang tersedia di lantai satu hingga lantai empat.

    Pengelola Keranjang Bali, I Ketut Suarmonik mengungkapkan libur Lebaran membawa berkah bagi para pelaku usaha oleh-oleh di Bali. “Pada saat libur Lebaran, pengunjung kami yang biasanya hanya seribu orang per hari, sempat meningkat lima kali lipat,” ujar Suarmonik.

    Ia menjelaskan, antusiasme wisatawan sudah terlihat sejak pada 28 Maret 2025, sebelum perayaan Hari Raya Nyepi. Banyak wisatawan yang datang untuk menikmati suasana Nyepi dan membeli berbagai barang, terutama baju barong serta makanan untuk bekal keesokan harinya.

    “Sehari setelah Nyepi, kami kedatangan banyak tamu menggunakan bus pariwisata sejak pagi. Pengunjung domestik mendominasi, dan traffic pengunjung kami masih tinggi hingga hari ini,” terangnya.

    Untuk menawarkan pengalaman yang berbeda, tempat oleh-oleh khas Bali ini juga berkolaborasi dengan seniman ogoh-ogoh Bali untuk menciptakan berbagai produk unik, terutama kaus barong dengan berbagai karakter yang menarik.

  • Korsel Akan Gelar Pemilihan Presiden pada 3 Juni

    Korsel Akan Gelar Pemilihan Presiden pada 3 Juni

    Jakarta

    Korea Selatan (Korsel) akan mengadakan pemilihan presiden pada 3 Juni mendatang. Hal ini diumumkan pada Selasa (8/4), setelah mantan pemimpin Korsel, Yoon Suk Yeol dicopot dari jabatannya karena deklarasi darurat militer yang membawa bencana.

    Korea Selatan secara efektif tidak memiliki pemimpin sejak Desember lalu, ketika mantan presiden Yoon berusaha menumbangkan pemerintahan sipil, tetapi dengan cepat dimakzulkan oleh anggota parlemen dan ditangguhkan dari jabatannya.

    Pengadilan minggu lalu menguatkan pemakzulannya, mencabut jabatannya, dan memicu pemilihan baru, yang harus diadakan dalam waktu 60 hari.

    Pemerintah telah mengadakan “diskusi dengan Komisi Pemilihan Umum Nasional dan lembaga-lembaga terkait lainnya”, kata Perdana Menteri Han Duck-soo pada Selasa, dilansir kantor berita AFP, Selasa (8/4/2025).

    Ia juga mempertimbangkan “perlunya memastikan kelancaran operasi pemilu dan menyediakan waktu yang cukup bagi partai politik untuk mempersiapkan diri,” katanya.

    Sebagai hasilnya, mereka telah memutuskan “untuk menetapkan tanggal 3 Juni sebagai tanggal pemilihan presiden ke-21 Korea Selatan,” katanya, seraya menambahkan bahwa hari itu akan ditetapkan sebagai hari libur umum guna memfasilitasi pemungutan suara.

    Han meminta kementerian-kementerian dan Komisi Pemilihan Umum Nasional untuk “melakukan persiapan menyeluruh untuk memastikan pemilihan yang lebih adil dan lebih transparan dari sebelumnya, dan yang dapat memperoleh kepercayaan rakyat.”

    Tidak seperti pemilihan umum biasa, di mana presiden terpilih memiliki masa transisi dua bulan, pemenang pemilihan umum 3 Juni mendatang akan langsung dilantik pada hari berikutnya.

    Untuk sementara waktu, Perdana Menteri Han menjalankan pemerintahan sebagai presiden sementara.

    Pemilihan umum presiden biasanya diadakan pada hari Rabu, tetapi tidak ada hari kerja khusus yang diperlukan untuk pemilihan dadakan yang dipicu oleh kekosongan jabatan.

    Periode kampanye resmi akan berlangsung dari 12 Mei hingga 2 Juni.

    Pemimpin oposisi Lee Jae-myung adalah kandidat terdepan dalam setiap polling, dengan peringkat dukungan 34 persen menurut jajak pendapat Gallup yang terbaru.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wajib Tahu! Cara Hitung dan Bayar Pajak Kendaraan Bermotor di Jakarta – Page 3

    Wajib Tahu! Cara Hitung dan Bayar Pajak Kendaraan Bermotor di Jakarta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda pemilik kendaraan bermotor di Jakarta, penting untuk memahami cara menghitung dan membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan aturan baru melalui Perda DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagai tindak lanjut dari UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 

    PKB adalah pajak tahunan yang dikenakan kepada pemilik atau penguasa kendaraan bermotor, baik perorangan maupun badan hukum.

    “Pajak ini berlaku untuk kendaraan darat maupun air yang terdaftar di wilayah DKI Jakarta, kecuali jenis kendaraan tertentu yang dikecualikan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Pendapatan Bapenda Jakarta, Morris Danny dalam keterangannya, Selasa (8/4/2025).

    Jenis Kendaraan yang Bebas PKB

     Tidak semua kendaraan dikenai PKB. Berikut kendaraan yang mendapat pengecualian: 

    Kereta api
    Kendaraan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara
    Kendaraan milik kedutaan, konsulat, atau lembaga internasional dengan fasilitas pembebasan pajak

    Kendaraan berbasis energi terbarukan (EV)
    Kendaraan untuk pameran milik produsen atau importir yang tidak dijual

    Siapa Wajib Pajak PKB?

    “Setiap orang atau badan yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor secara sah diwajibkan membayar PKB setiap tahun,” tegas Morris.

     

  • Bapak di Jember Bertukar Nyawa Demi Selamatkan Buah Hati yang Tergulung Ombak

    Bapak di Jember Bertukar Nyawa Demi Selamatkan Buah Hati yang Tergulung Ombak

    Liputan6.com, Jember – Acara liburan yang dilakukan Sundrik Yuliadi (37) bersama keluarganya di akhir masa libur Lebaran tahun ini, berubah menjadi duka. Pria asal Dusun Bulurejo, Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Jember, itu memboyong keluarganya untuk berlibur di kawasan Pantai Karanganyar yang ada di desa setempat pada Senin (7/4/2025). 

    Nahas, saat salah satu anaknya, RF (12), mandi di pantai, tiba-tiba ombak datang menerjang. Sang anak sempat terseret ombak. Melihat hal itu, secara spontan sebagai seorang ayah, Sundrik langsung berenang untuk menyelamatkan buah hatinya.

    Namun, mereka berada di zona yang berbahaya. RF terseret ombak di wilayah yang masuk kategori ‘rip current’ atau arus rip, yakni arus laut yang kuat dan sempit yang bergerak menjauhi pantai. 

    Terseretnya dua orang itu memicu keramaian pengunjung pantai, yang langsung diketahui oleh tim gabungan yang sedang berpatroli. 

    “Kejadiannya tadi berlangsung sangat cepat. Saat itu, kami relawan dan bersama petugas lainnya sedang berpatroli untuk mengimbau pengunjung agar tidak bermain air. Karena ombak cukup besar,” kata Viky Septian, salah satu unsur tim patroli yang berasal dari Relawan Barat Daya Jember, Selasa (8/4/2025)

    Tim patroli langsung bergerak cepat untuk menyelamatkan kedua korban. Namun, nyawa sang ayah tak terselamatkan. 

    “Untuk anaknya selamat kembali ke pantai. Kami (relawan) hanya diperbantukan untuk memberikan imbauan. Tapi untuk yang menyelamatkan para korban (bapak dan anak), dari tim SAR Nelayan Karang Anyar, dibantu warga sudah berusaha menolong korban untuk menarik ke pinggir pantai,” sambung Viky.

    Sang ayah, Sundrik Yuliadi berhasil diselamatkan dengan ditarik ke bibir pantai. Namun, saat itu kondisinya sudah tak sadarkan diri. Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Cakru, Kecamatan Kencong, untuk mendapatkan pertolongan medis. 

    “Namun dari pemeriksaan medis, korban si bapak dinyatakan meninggal,” ungkap Viky. 

     

  • Tren Naik Turun Pemudik Lebaran, Bagaimana Tahun Ini?

    Tren Naik Turun Pemudik Lebaran, Bagaimana Tahun Ini?

    Bisnis.com, JAKARTA – Mudik Lebaran 2025 agaknya tampak berbeda jika dibandingkan dengan momen pada perayaan Idulfitri pada tahun-tahun sebelumnya.

    Pasalnya, setelah masa pandemi Covid-19 pada 2020, tren realisasi para pemudik terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, pada tahun ini trennya mulai mengalami penurunan.

    Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat arus mudik Lebaran 2025 dimulai pada 21 Maret 2025 hingga 11 April 2025. Puncak arus mudik pun terjadi pada 28 Maret 2025, sedangkan puncak arus balik diprediksi jatuh pada esok hari atau 6 April 2025. 

    Pada puncak arus mudik atau H-3 Idulfitri, pergerakan masyarakat harian di sejumlah moda transportasi sempat mencapai level tertingginya selama masa angkutan Lebaran 2025. Pergerakan tertinggi berada di moda angkutan udara atau pesawat yang mencapai 303.468 penumpang.

    Kemudian, penumpang angkutan penyeberangan tercatat menyentuh level 297.342 penumpang dan kereta api sebanyak 247.611 penumpang. Adapun angkutan laut sekitar 115.993 penumpang. 

    Perbedaan hanya ada pada angkutan bus di mana pergerakan tertinggi jatuh pada H-4 Idulfitri atau 27 Maret 2025 sebesar 300.793 orang.

    Adapun sampai dengan H+1 Idulfitri atau 1 April 2025, jumlah penumpang angkutan umum secara akumulasi tercatat turun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, jumlah penumpang angkutan umum secara akumulasi sejak 21 Maret—1 April 2025 baik kereta api, udara, laut, penyeberangan dan bus sebesar 12,1 juta penumpang.

    Jumlah itu turun dari akumulasi 2024 yakni 12,5 juta penumpang atau terjadi penurunan sebesar 3,57%. Penurunan utamanya terjadi pada moda angkutan laut, penyeberangan dan bus. Moda kereta api dan udara tercatat masih naik dari periode 2024.

    Berbeda dengan moda angkutan umum, jumlah pemudik dengan moda angkutan pribadi pada 2025 masih tercatat naik dari 2024. Berdasarkan data yang dihimpun posko Angkutan Lebaran Kemenhub, jumlah penumpang angkutan pribadi dari 21 Maret hingga 1 April 2025 tercatat sebanyak 47,1 juta orang atau naik dari tahun sebelumnya 44,1 juta. Kenaikan itu sebesar 6,85%.

    Adapun Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengamini penurunan jumlah pemudik tahun ini. Dia menilai penurunan utamanya terjadi pada angkutan bus, sebagaimana terlihat di empat terminal seperti Pulo Gebang, Tanjung Priok, Kalideres dan Poris.

    Menurut Djoko, pemudik banyak yang masih memilih moda sepeda motor. Dia juga melihat tren yang berbeda tahun ini, di mana masyarakat mudik tanpa dibarengi dengan belanja.

    “Bisa juga orang mudik yang penting kumpul tetapi tidak belanja. Buktinya di daerah juga kuliner-kuliner tidak seramai dulu, hotel-hotel juga enggak marak,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (5/4/2025).

    Djoko memandang penurunan jumlah pemudik turut disebabkan oleh faktor ekonomi. Misalnya, kalangan aparatur sipil negara (ASN) menahan belanjanya saat mudik Lebaran karena penghasilannya yang tidak setinggi dulu lagi.

    Hal itu diketahui lantaran efisiensi anggaran pemerintahan yang diberlakukan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2025 yang memerintahkan kementerian/lembaga untuk melakukan efisiensi anggaran kementerian.

    Konsekuensinya, kata Djoko, ASN yang biasanya mendapatkan tambahan penghasilan dari seminar, diskusi maupun dinas ke luar kota kini harus menahan belanja saat momen Lebaran.

    “Hanya dapat gaji saja. Ya terus mau apa? Berat mereka itu. Kalau pejabatnya eselon 2 dan 3 dapat tunjangan. Apalagi eselon 1. Coba yang staf-stafnya, belum lagi [swasta, red] yang kena PHK atau yang honorer-honorer itu. Terasa mereka,” terang akademisi Universitas Unika Soegijapranata itu.

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut bahwa penurunan pendapatan menjadi penyebab utama sepinya pergerakan mudik.

    “Sekarang ini, pendapatan sedang turun, terutama di pedagang kaki lima, sektor informal, dan UMKM,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (6/4/2025).

    Bagi kelompok ini, kata Bhima, omzet yang merosot berarti lebaran tanpa mudik adalah keputusan rasional. Namun, bukan hanya sektor informal. Kalangan pekerja formal pun kini lebih berhati-hati.

    Meski masih menerima Tunjangan Hari Raya (THR), banyak yang memilih menyimpan dana tersebut sebagai cadangan darurat pasca-Lebaran.

    “Kalau setelah lebaran kena PHK bagaimana? Banyak yang akhirnya menunda mudik,” lanjut Bhima.

    Bhima menjelaskan bahwa transportasi menjadi sektor yang paling terdampak. Tiket pesawat, bus, kereta, hingga kapal laut biasanya melonjak karena permintaan tinggi saat mudik. Penurunan jumlah pemudik artinya lesunya pemasukan dari sektor ini.

    “Begitu juga sektor perhotelan, makanan-minuman, hingga industri oleh-oleh yang omzetnya saat Lebaran bisa menutup biaya operasional sepanjang tahun,” imbuhnya.

    Menurutnya, ketika mudik sepi, banyak pengusaha di daerah yang “gigit jari”. Tenaga kerja di sektor ini pun ikut menanggung dampak. Bagi banyak daerah yang mengandalkan momentum Lebaran untuk mendorong pendapatan asli daerah, kondisi ini jelas memprihatinkan.

    Oleh sebab itu, Bhima menilai bahwa solusinya ada pada kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada perlindungan daya beli masyarakat.

    Bhima menambahkan bahwa Ramadan dan Lebaran merupakan periode konsumsi rumah tangga tertinggi dalam setahun. Jika momentum ini hilang, maka pertumbuhan ekonomi nasional pun terancam stagnan. 

    “Jangan ada kebijakan yang mendistorsi konsumsi. Diskon tarif listrik harus diperpanjang hingga akhir tahun. Bantuan sosial harus tepat sasaran dan diperkuat,” tegas Bhima.

  • Viral Sosok Walid, Ini Alasan Agama Kerap Jadi Senjata ‘Tipu-tipu’ Pria Manipulatif

    Viral Sosok Walid, Ini Alasan Agama Kerap Jadi Senjata ‘Tipu-tipu’ Pria Manipulatif

    Jakarta

    Drama Malaysia bertajuk ‘Bidaah’ atau ‘Broken Heaven’ mendadak menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Ini karena adegan-adegan kontroversial dari Walid Muhammad, salah satu tokoh fiktif pemimpin sekte keagamaan Jihad Ummah.

    Drama ini mengangkat isu dan kontroversi terkait ajaran sesat dalam dunia agama, salah satunya terkait dengan pernikahan. Manipulasi-manipulasi yang dilakukan Walid untuk menikahi perempuan-perempuan muda bermodalkan agama pun menjadi sorotan.

    Ada beberapa adegan yang dianggap warganet berhubungan dengan kisah nyata di Tanah Air. Salah satunya, momen Walid yang memanipulasi perempuan-perempuan muda untuk menikah batin dengan iming-iming mendapatkan surga.

    Lalu, mengapa agama seringkali menjadi ‘senjata’ dari pelaku yang ingin memanipulasi calon korbannya?

    Menjawab hal ini, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi mengatakan pendekatan secara agama, bagi pelaku, dianggap lebih ampuh dalam mendekati korban. Biasanya, ini direpresentasikan melalui atribut-atribut keagamaan.

    “Atribut atau outfit tertentu dalam tanda kutip bermain peran yang seolah-olah lebih berbeda dibanding orang lain, lebih spesial dibanding orang lain. Itu membuat kesan yang bisa ditangkap oleh korban kayak ‘wah’, kayak sesuatu yang spesial dibanding orang lain,” kata Anastasia saat dihubungi detikcom, Senin (7/4/2025).

    Menurut Anastasia, padahal bisa saja atribut tersebut hanya digunakan untuk memainkan peran supaya lebih terkesan meyakinkan di mata para calon korban.

    “Maka bisa dikatakan sudah termasuk perilaku yang manipulatif. Ada tujuan untuk keuntungan dirinya (pelaku) sendiri,” katanya.

    Anastasia menekankan korban atau siapa saja harus membekali diri dengan edukasi, literasi, dan kemampuan berpikir yang bagus. Hal ini, agar tidak terjebak pada usaha-usaha pelaku dalam memanipulasi.

    “Harus berpikir kritis dalam menjalani kehidupan beragama. Pastikan untuk belajar, tidak melulu ke satu orang, tapi bisa secara merata dari lingkungan terdekat atau orang yang dipercaya,” kata Anastasia.

    “Harus juga terbuka untuk berdiskusi dan menerima masukan dari orang terdekat, khususnya apa yang dialami dan diterima. Apakah itu pantas atau layak tidak,” sambungnya.

    (dpy/naf)