Blog

  • Ini Harga Poco M7 Pro 5G: Hadirkan Performa HP Gahar yang Terjangkau – Page 3

    Ini Harga Poco M7 Pro 5G: Hadirkan Performa HP Gahar yang Terjangkau – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Poco M7 Pro 5G akhirnya resmi meluncur di Indonesia. Setelah sempat diumumkan kehadirannya akhir pekan lalu, smartphone ini akhirnya siap dibeli oleh konsumen di Indonesia. 

    Dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (7/4/2025), harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia adalah Rp 2.999.000. Namun, selama periode penjualan perdana, Poco membanderolnya dengan harga khusus yaitu Rp 2.799.000.

    Adapun harga khusus ini hanya berlaku dalam periode penjualan perdana mulai 7 hingga 25 April 2025. Pembelian dapat dilakukan lewat Mi.com dan Poco Official Store di berbagai e-commerce seperti Akulaku, Blibli, Lazada, Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop.

    “Hape ini siap bikin semangat lo membara, dengan spesifikasi gahar untuk kasih pengalaman ‘Maximum Play’ buat semua game favorit lo,” tutur Product Marketing Manager Poco Indonesia, Jeksen. 

    Untuk diketahui, HP Poco terbaru ini menawarkan spesifikasi yang diklaim gahar untuk memenuhi kebutuhan para gamer di Tanah Air. 

    Poco M7 Pro dibekali dengan chipset MediaTek Dimensity 7025 Ultra, RAM 8GB LPDDR4X, dan memori internal 256GB UFS 2.2. Skor AnTuTu yang mencapai 477.003 disebut jadi bukti nyata performanya. 

    HP Poco ini ini menggunakan layar AMOLED 6.67 inci beresolusi 1080 x 2400 piksel dan refresh rate 120Hz. Selain itu, layar perangkat ini memiliki Touch sampling rate hingga 2160Hz dan kecerahan puncak 2100 nits.

    Layar Poco M7 Pro 5G juga telah dilapisi Corning Gorilla Glass 5 untuk perlindungan ekstra terhadap goresan dan benturan. Poco juga memastikan perlindungan tambahan dari debu dan cipratan air dengan adanya sertifikasi IP64.

  • Aksi Prabowo Jajal Mesin Combine Harvester saat Panen Raya di Majalengka – Page 3

    Aksi Prabowo Jajal Mesin Combine Harvester saat Panen Raya di Majalengka – Page 3

    Usai memanen menggunakan mesin itu, Prabowo mengaku optimis dengan hasil tani Indonesia. Dia pun yakin dalam waktu dekat Indonesia bisa menunjukkan kemampuan memproduksi pangan minimal untuk rakyat Indonesia secara mandiri.

    “Kita liat hasilnya dengan hatinya bersih, dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab penuh, keinginan kita untuk melayani rakyat, membela rakyat, membantu dan terutama rakyat yang paling lemah paling miskin, ternyata dalam waktu yang tak lama  kita akan berhasil,” yakin Prabowo menandasi.

    Sebagai informasi, panen raya hari ini dilakukan serentak yang diadakan di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Secara simbolik, Presiden hadir di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

     

  • Pemerintah Dinilai Sudah Prediksi Perang Dagang Memanas, Bagaimana Strateginya? – Page 3

    Pemerintah Dinilai Sudah Prediksi Perang Dagang Memanas, Bagaimana Strateginya? – Page 3

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada sejumlah negara Asia Tenggara yang terkena tarif impor ke Amerika Serikat lebih tinggi dari Indonesia. Dia turut melihat peluang dari kondisi itu.

    Diketahui, produk asal Indonesia dikenakan tarif 32 persen. Adapun, kisaran tarif bea masuk baru ke Amerika Serikat (AS) bagi negara Asia Tenggara berkisar 10-49 persen.

    “Nah sebetulnya pengenaan terhadap negara-negara ASEAN juga relatif lebih tinggi dari kita yaitu Vietnam, Kamboja, kemudian juga Thailand. Yang lebih rendah dari kita adalah Malaysia, kemudian Filipina, dan Singapura,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Rinciannya, Kamboja dikenakan tarif 49 persen, Laos terkena 48 persen, Vietnam terkena 46 persen, Myanmar terkena 44 persen, dan Thailand terkena 36 persen.

    Sedangkan, negara dengan tarif lebih rendah dari Indonesia diantaranya, Brunei Darussalam dan Malaysia dengan 24 persen, Filipina 17 persen, dan Singapura 10 persen.

     

  • Potret Menko Perekonomian Airlangga Bicara Tentang Tarif Resiprokal AS

    Potret Menko Perekonomian Airlangga Bicara Tentang Tarif Resiprokal AS

    Foto Bisnis

    Grandyos Zafna – detikFinance

    Senin, 07 Apr 2025 17:00 WIB

    Jakarta – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan sejumlah kementerian, lembaga dan asosiasi pengusaha. Pertemuan membahas tarif impor AS.

  • Kisah Sukses Murdaya Poo, dari Penjual Koran hingga Jadi Pemilik PIM

    Kisah Sukses Murdaya Poo, dari Penjual Koran hingga Jadi Pemilik PIM

    Jakarta, Beritasatu.com – Dunia bisnis Indonesia baru saja kehilangan salah satu tokoh besar, Murdaya Widyawimarta Poo, seorang pengusaha visioner yang dikenal luas di sektor properti dan ritel, tutup usia pada Senin (7/4/2025), di Singapura.

    Kepergian Murdaya Poo menjadi duka mendalam bagi kalangan dunia usaha nasional. Sosoknya dikenal karena keberaniannya berinovasi dan kontribusinya yang besar dalam pengembangan kawasan komersial strategis di Tanah Air.

    Namun, siapa yang tahu bahwa perjalanan bisnis Murdaya Poo ini memiliki kisah yang cukup panjang. Ia memulai bisnisnya sebagai penjual koran hingga menjadi salah satu pengusaha sukses di Tanah Air.

    Lantas, bagaimana perjalanan bisnis Murdaya Poo ini? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut lengkapnya!

    Perjalanan Sukses Murdaya Poo

    1. Berawal dari penjual koran

    Murdaya memulai perjalanan hidupnya dari bawah. Di masa mudanya, ia bekerja sebagai penjual koran eceran. Dalam kesehariannya, ia harus berhadapan dengan teriknya matahari, debu jalanan, dan kerasnya hidup.

    Namun, kondisi itu tak menyurutkan semangatnya. Justru, pengalaman inilah yang menumbuhkan tekad kuat dalam dirinya untuk mencari peluang yang lebih baik.

    2. Menjadi kontraktor

    Titik balik dalam hidup Murdaya terjadi pada tahun 1972, saat ia memulai usaha di bidang konstruksi. Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, bisnis tersebut berkembang dengan pesat.

    Pada masa itu, bidang kontraktor belum banyak digeluti, sehingga Murdaya berhasil menangkap peluang besar yang belum dimanfaatkan oleh banyak orang.

    Visinya yang tajam dalam melihat kebutuhan pasar membuatnya berhasil merintis dan mengembangkan bisnis ini menjadi salah satu yang terdepan di Indonesia.

    3. Lahirnya Central Cipta Murdaya Group

    Perkembangan bisnis kontraktornya yang begitu pesat membawanya pada pendirian perusahaan yang lebih besar, yaitu Central Cipta Murdaya Group (CCM Group), juga pada tahun 1972. Perusahaan ini kemudian menjadi fondasi dari ekspansi bisnis Murdaya ke berbagai sektor lainnya.

    4. Arsitek di balik JIExpo

    Salah satu karya besarnya adalah pengembangan kawasan Jakarta International Expo (JIExpo) di Kemayoran. Di bawah visinya, JIExpo berkembang menjadi pusat konvensi dan pameran bertaraf internasional yang kerap menjadi tuan rumah acara besar seperti konser musik dan pameran dagang internasional.

    5. Pemilik saham terbesar Pondok Indah Mall

    Nama Murdaya juga lekat dengan kesuksesan Pondok Indah Mall (PIM), yang dikelola oleh PT Metropolitan Kentjana Tbk., di mana ia memiliki saham mayoritas. Sejak dibuka pada tahun 1991, PIM telah menjelma menjadi ikon pusat perbelanjaan modern di Jakarta.

    Kini, kawasan ini terdiri dari beberapa bagian, yakni PIM 1, PIM 2, PIM 3, dan Street Gallery, yang terus ramai dikunjungi masyarakat.

    6. Merambah ke berbagai sektor

    Kesuksesan di sektor properti tidak membuat Murdaya puas. Ia pun mulai melebarkan portofolio usahanya ke berbagai bidang lainnya, seperti teknologi informasi, industri manufaktur, baja, real estate, hingga agribisnis.

    7. Perjalanan di dunia politik

    Selain aktif di dunia bisnis, Murdaya juga pernah berkecimpung di dunia politik. Ia tercatat sebagai anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada periode 2004–2009.

    Bahkan, sebelum menjabat sebagai anggota DPR, ia juga sempat mengemban tugas sebagai bendahara serta pimpinan cabang di partainya.

    Dari penjual koran hingga menjadi salah satu miliarder Tanah Air, kisah hidup Murdaya Poo menjadi inspirasi bahwa kerja keras dan keberanian melihat peluang adalah kunci dari kesuksesan sejati.

  • Membangun Tanah Papua dengan adat

    Membangun Tanah Papua dengan adat

    Itu sebabnya, model pendekatan untuk membangun Papua mesti mempertimbangkan aspek budaya yang amat menghormati alam dan manusia di dalamnya.

    Jakarta (ANTARA) – Tanah Papua adalah tanah yang istimewa. Sedemikian istimewa sehingga menarik perhatian orang-orang yang ingin berkunjung untuk menetap, meneliti, mengembangkan dan mengeksplorasi, bahkan berkunjung untuk mengeksploitasi.

    Khazanah alamnya yang amat kaya menjadikannya daya tarik tersendiri, di samping kebudayaan yang unik dan mengakar dalam adat istiadat setiap suku di Tanah Papua.

    Ada sekitar 255 suku yang mendiami Tanah Papua dari tujuh wilayah adat di Papua yakni Ha Anim, La Pago, Me Pago, Saireri, Mamberamo-Tabi, Doberay, dan Bomberay.

    Tanah Papua terdiri atas pegunungan salju, delta-delta lumpur yang membentang amat luas, hutan rimba yang menghasilkan flora dan fauna yang beragam, rawa-rawa, danau yang indah, gugusan kepulauan yang cantik, lautan yang kaya akan ikan, dan penduduk asli yang khas dengan bahasa dan budaya yang unik.

    Keunikannya inilah yang menjadikannya locus bagi penelitian para ahli ilmu alam, ilmu antropologi, ilmu bahasa, untuk menemukan variasi bahasa dan kebudayaan yang tidak terdapat di tempat-tempat lain di muka bumi ini (Boelaars: 1986).

    Wilayah adat digunakan untuk mengelompokkan suku-suku di Papua, karena sejak dahulu, orang asli Papua sudah mengenal batasan-batasan wilayah berdasarkan pembagian suku. Batasan-batasan pembagian suku ini diwariskan secara turun-temurun dari para leluhurnya.

    Konsep pembagian suku didasarkan atas hubungan kekerabatan, perkawinan, hak ulayat, tipe kepemimpinan, ciri-ciri fisik, hingga geografis.

    Sedari awal mesti disadari bahwa istilah “identitas orang Papua” ini tidak serta-merta membawa suatu makna tunggal. Maknanya amat beragam justru karena Papua dihuni oleh berbagai suku dengan adat istiadat yang amat beragam dan unik, namun dalam sejarahnya orang Papua sangat gampang menyatu dalam semangat adat.

    Menurut Boelaars, ada suatu nilai yang dapat mengikat keanekaragaman identitas orang Papua itu yaitu dari cara dia mendekati lingkungan, sesama manusia, dan dunia rohani. Hal ini yang mengikat mereka dengan “identitas orang Papua” sekaligus membedakan orang Papua dengan yang bukan Papua.

    Identitas orang Papua itu terbentuk di dalam relasinya dengan alam dan hutan adatnya, dengan sesama suku dan antarsuku, dan dengan dunia yang tidak kelihatan (para leluhur) yang dapat saling berhubungan dengan dunia hidup manusia melalui ritual dan laku hidup tertentu.

    Penelitian Center for International Forestry Research (CIFOR) tahun 2023 merekomendasikan beberapa hal yakni adanya pemetaan partisipatif wilayah adat, insentif bagi pembangunan berbasis kearifan lokal, dan pendidikan multikultural bagi perencana pembangunan.

    Dalam relasinya dengan alam itu, ada suatu filosofi yang amat penting bagi orang Papua yaitu mereka tidak pernah merasa kekurangan jika hidup di tengah-tengah alam. Artinya hidup itu dinamis dan alam menyediakan segalanya bagi kehidupan dan masa depan.

    Kaum peramu dan petani amat menyadari filosofi ini. Keyakinan terhadap alam yang senantiasa menyediakan makanan telah membuat mereka percaya diri, menjadi seseorang yang berdiri di atas kaki sendiri, berswadaya dan berswakarsa.

    Studi dari World Development (Tebtebba, 2018) menunjukkan bahwa model ekonomi adat (contoh: sasi di Maluku atau subak di Bali) mampu meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketimpangan. Pada kelompok masyarakat Adat Bomberay, sistem sasi biasanya dilakukan untuk tanaman jangka panjang semisal pala dan durian.

    Pembangunan Papua dari masa ke masa

    Presiden Sukarno yang nasionalis menangani masalah Papua dengan Operasi Trikora.

    Bung Karno tidak ingin Papua terlepas dari Indonesia dan menjadi bagian dari Belanda. “Apakah seseorang akan membiarkan salah satu anggota tubuhnya diamputasi tanpa melakukan perlawanan?” kata Bung Karno untuk menjelaskan posisi sikap Indonesia terhadap Papua dalam konteks historis kolonialisme Belanda.

    Presiden Suharto mengoptimalkan konsep perlawanan Sukarno dalam pendekatannya merebut Papua. Pembangunan Papua dilakukan lewat pendekatan keamanan di mana semua pos penting dan strategis diisi oleh perwira menengah aktif ABRI berpangkat kolonel. Bagi Suharto pembangunan hanya bisa dicapai jika ada stabilitas politik dan untuk menjaga stabilitas politik itu dapat dicapai lewat pendekatan keamanan.

    Presiden Habibie yang memimpin dengan pendekatan teknokratis memulai kepemimpinannya dengan dialog. Ia mengundang 100 tokoh Papua ke Istana untuk berdialog tentang masa depan Papua.

    Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur masuk ke Papua lewat jalur dialog berbasis pada pendekatan kultural yang langsung menyentuh hati masyarakat Papua. Ia mengubah nama Irian Jaya yang amat politis itu menjadi Papua yang mewakili rasa-perasaan kultural orang Papua. Gus Dur menekankan bahwa duduk bersama dan dialog jauh lebih penting daripada menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan di Tanah Papua.

    Presiden Megawati melanjutkan pendekatan Gus Dur dengan menerbitkan UU No 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua yang mana pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengatur daerah dan masyarakatnya berdasarkan prakarsa dan aspirasi yang menonjolkan hak-hak dasar masyarakat adat Papua. Maka, Majelis Rakyat Papua (MRP) terbentuk sebagai representasi masyarakat adat asli Papua.

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pendekatan berbasis pada kebijakan keamanan dan kesejahteraan yang tercantum dalam Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) melalui Perpres tahun 2011 untuk mengatasi problem sosial-ekonomi di Papua. Melalui UP4B ini akses orang asli Papua ke dunia pendidikan dibuka luas termasuk beasiswa afirmasi untuk kuliah di seluruh Indonesia dan luar negeri. SBY menekankan bahwa pembangunan kesejahteraan harus digalakkan di Tanah Papua.

    Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Papua tidak jauh berbeda dari para pendahulunya bahkan intensitas kunjungannya ke tanah Papua lebih sering dan fokus pada pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur dimaksudkan untuk membuka isolasi akses di Papua dan mengatasi kesenjangan pembangunan yang masih timpang. Jokowi selalu menekankan bahwa infrastruktur harus dibangun secara terintegrasi di Tanah Papua.

    Kebijakan (telah) berbasis kebudayaan

    Membangun Papua dengan pendekatan kebudayaan adalah kebijakan yang sangat mendesak, mengingat sejak awal dalam perjumpaan masyarakat Papua dengan orang luar selalu dimulai dengan komunikasi berbasis kultural.

    Ada dua kondisi objektif yang memberikan pemahaman integral terhadap pembangunan dengan pendekatan adat.

    Pertama, pendekatan pembangunan yang berbasis kultural wajib mengetengahkan dua hal sebagai intisari: manusia dan alam. Sebagaimana diutarakan oleh Boelaars, identitas orang Papua itu dibentuk dari relasinya yang intim dengan alam. Relasi manusia-alam ini seperti relasi subyek-subyek dan bukan subyek-obyek yang mana alam hanya dipandang sebagai obyek untuk dieksploitasi sehabis-habisnya untuk kebutuhan manusia semata-mata.

    Konsekuensinya, perusakan terhadap alam yang dimaksudkan Jakarta sebagai upaya untuk membangun dan menghidupkan orang Papua justru dianggap sebagai upaya sistematis untuk menghilangkan identitas orang Papua itu sendiri.

    Itu sebabnya, model pendekatan untuk membangun Papua mesti mempertimbangkan aspek budaya yang amat menghormati alam dan manusia di dalamnya. Penelitian di Filipina (Acabado, 2019) membuktikan bahwa pengelolaan hutan adat lebih efektif mencegah deforestasi.

    Kedua, semua peraturan yang dibuat khusus untuk Tanah Papua dilandasi atas semangat adat dan kebudayaan. Sebut saja UU Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua, pembentukan Majelis Rakyat Papua, penetapan anggota DPRP provinsi kursi pengangkatan, hingga pengangkatan anggota DPRK jalur Otsus di setiap kabupaten dan kota di Tanah Papua.

    Menurut penelitian Siahaya et al (2016) dalam Journal of Sustainable Development, pendekatan adat dalam pembangunan (indigenous-based development) menekankan pada partisipasi masyarakat adat dalam perencanaan hingga evaluasi, integrasi sistem pengetahuan lokal (local wisdom) dengan teknologi modern, pengakuan hak ulayat dan pengelolaan sumber daya berbasis adat.

    Membangun Tanah Papua dengan adat

    Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekarang bernama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut setidaknya ada empat akar masalah di Tanah Papua merujuk pada penelitian yang dilakukan LIPI pada 2009 yakni masalah sejarah dan status politik integrasi; kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia; diskriminasi dan marjinalisasi; kegagalan pembangunan di Papua meliputi pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

    Maka sudah saatnya pendekatan pembangunan berbasis adat dan kebudayaan dicetuskan sebagai suatu solusi berkelanjutan untuk menghentikan konflik, ketimpangan, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan pembangunan berkelanjutan.

    Karena dalam pembangunan berbasis adat ada semangat membangun demi kesejahteraan dan semangat membangun demi terciptanya keamanan dan ketertiban.

    Selain itu semangat membangun Papua berbasis adat akan mampu menjangkau masyarakat asli Papua sehingga mereka tidak akan merasa tersingkirkan dan termarjinalisasi di atas tanah adat leluhurnya karena ada lembaga adat yang akan berperan memberdayakan orang asli Papua sesuai karakteristik adat.

    Prinsip utama pembangunan dengan pendekatan adat adalah pembangunan di Papua mengacu pada partisipasi masyarakat adat, penguatan kelembagaan adat, menguatkan peran aktif masyarakat adat dalam pembangunan. Juga mengembangkan sistem pertanian berbasis adat yang pada gilirannya akan meningkatkan ketersediaan pangan lokal, menyelenggarakan pendidikan berbasis kebudayaan. Serta tersedianya fasilitas kesehatan di masyarakat adat dengan turut mengembangkan obat-obatan secara adat istiadat yang diambil dari alam, pelestarian lingkungan hidup, memperkuat kelembagaan masyarakat adat, penguatan kelembagaan Majelis Rakyat Papua, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten.

    Harapan kepada Prabowo

    Dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia Masa Bhakti 2024-2029 membawa harapan baru bagi masyarakat di Tanah Papua.

    Harapan ini menjadi sangat istimewa dikarenakan Presiden Prabowo dan Tanah Papua mempunyai catatan tersendiri. Selain berdarah Indonesia timur, Prabowo juga memimpin pembebasan sandera dalam Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma pada 9 Mei 1996. Ini menjadikan kebijakan Prabowo terhadap Tanah Papua sangat dinantikan.

    Masyarakat Tanah Papua berharap ada kebijakan yang populis dan menyentuh akar permasalahan di Tanah Papua.

    Melihat realitas dan kondisi kekinian, maka sebaiknya Prabowo memulai sebuah kebijakan dengan mengedepankan adat dan kebudayaan Papua sebagai dasar memulai pembangunan di Tanah Papua. Hal ini dikarenakan pembangunan di Tanah Papua tidak bisa dipisahkan dari kearifan lokal, sistem adat, dan kebudayaan masyarakat asli.

    Kita bersama punya harapan yang sama dalam memandang Tanah Papua, namun kadang pendekatan pembangunan yang dilakukan belum menyentuh hati masyarakat Tanah Papua.

    Membangun Tanah Papua dengan pola pendekatan adat, tidak perlu dibuatkan lembaga khusus seperti adanya UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat) dan atau UKP OTSUS (Unit Kerja Presiden untuk Otonomi Khusus Papua). Hal ini dikarenakan elemen pendukung pola pembangunan berbasis adat sudah ada yakni kepala daerah, lembaga masyarakat adat/dewan adat, Majelis Rakyat Papua, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten.

    Sebaiknya Pemerintah Pusat menunjuk satu orang utusan khusus yang memahami kondisi obyektif di Tanah Papua dan mampu memainkan orkestra pembangunan secara adat bersama kelembagaan tersebut dalam menghadirkan kesejahteraan di Tanah Papua.

    *) Dr Ir Mervin Komber adalah Anggota DPD/MPR RI Periode 2009-2014 dan Periode 2014-2019 dapil Papua Barat dan Dosen Tetap Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong Papua Barat Daya.

    Copyright © ANTARA 2025

  • Pengusaha Murdaya Poo Meninggal Dunia

    Pengusaha Murdaya Poo Meninggal Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha Murdaya Widyawimarta Poo atau Murdaya Poo meninggal dunia pada hari ini, Senin (7/4/2025). Salah satu tokoh umat Buddha Indonesia itu, dikabarkan meninggal dunia di Singapura.

    Informasi mengenai wafatnya pengusaha yang pernah terjun ke dunia politik itu diunggah di laman Instagram resmi Dewan Pengurus Pusat alias DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi).

    “Segenap jajaran Walubi turut berduka cita atas meninggalnya bapak Murdaya Widyawimarta Poo, semoga kebajikan semasa hidup mendiang mengkondisikan terlahir di alam bahagia,” demikian bunyi unggahan yang dikutip, Senin (7/4/2025).

    Murdaya lahir di Blitar Jawa Timur pada tahun 1946. Dia dikenal sebagai pengusaha yang memiliki sejumlah proyek prestisius melalui group usahanya, Central Cipta Murdaya. Selain di dunia usaha, Murdaya juga pernah berkiprah di dunia politik 

    Murdaya Poo tercatat pernah menjadi anggota PDI Perjuangan (PDIP). Dia bahkan pernah menjabat sebagai anggota DPR dari tahun 2004-2009.

  • Gelombang Perairan Sulut Bakal Capai 2,5 Meter

    Gelombang Perairan Sulut Bakal Capai 2,5 Meter

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan tinggi gelombang perairan Sulawesi Utara dan sekitarnya mencapai 2,5 meter hingga beberapa hari ke depan.

    “Pada umumnya angin bertiup dari arah utara – timur dengan kecepatan antara 6 – 15 knot,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, Ricky D Aror di Manado, Ahad.

    Ricky menambahkan, terpantau area belokan angin di sekitar wilayah Sulawesi Utara yang dapat mendukung pembentukan awan konvektif.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 10 April 2025,” ujarnya, dikutip ANTARA.

    Dia menjelaskan, tinggi gelombang antara 1,25 – 2,5 M (sedang) berpeluang terjadinya di wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe, perairan Kabupaten Kepulauan Talaud, perairan Kabupaten Kepulauan Sitaro, perairan Kabupaten Minahasa Utara dan perairan selatan Sulawesi Utara.

    Warga diharapkan mewaspadai risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran, perahu nelayan hendaknya memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

    Kapal tongkang hendaknya memperhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

    Sementara, kapal Feri untuk kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar memperhatikan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter.

  • Kuasa Hukum Juwita Curiga Jumran Rencanakan Pembunuhan secara Cermat: Tahu Cara Hilangkan Jejak – Halaman all

    Kuasa Hukum Juwita Curiga Jumran Rencanakan Pembunuhan secara Cermat: Tahu Cara Hilangkan Jejak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kuasa hukum Juwita, Muhammad Pazri mengungkap masih ada hal yang belum terselesaikan dalam kasus pembunuhan jurnalis di Banjarbaru, Kalimantan Selatan oleh Jumran, anggota TNI AL.

    Ia menuturkan, ada dua ponsel yang saat ini masih hilang dan belum ditemukan.

    kedua ponsel tersebut masing-masing adalah milik korban dan tersangka.

    “Ponsel korban dan tersangka yang belum ditemukan ini sangat penting,”

    “Menurut informasi dari penyidik, ponsel tersangka ada dua, satu dibawa ke Banjarbaru dan satu lagi dibawa ke Balikpapan,” kata Muhammad Pazri, dikutip dari BanjarmasinPost.co.id.

    Pazri menuturkan, kondisi tersebut menyulitkan pelacakan karena lokasi yang berbeda dan seolah-olah tersangka berada di tempat lain saat kejadian.

    Ia juga menuturkan, hal tersebut membuatnya curiga bahwa tersangka benar-benar merancang pembunuhan dengan cermat.

    “Ini menunjukkan bahwa tersangka benar-benar merancang dengan cermat pembunuhan ini,”

    “Dia tahu apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan jejak,” lanjut Pazri.

    Diyakini, ponsel tersebut menyimpan bukti komunikasi penting antara korban dan pelaku.

    Apabila ditemukan, barang bukti tersebut dianggap bisa membantu mengungkap motif sebenarnya atas pembunuhan sadis ini.

    Kepada BanjarmasinPost.co.id, Pazri juga menyebut bahwa tersangka telah merancang pembunuhan ini secara sistematis sejak sebulan sebelum kejadian.

    “Dari diskusi kami dengan penyidik, ternyata satu bulan sebelum kejadian itu, bahkan bisa lebih, sudah direncanakan oleh tersangka untuk melakukan pembunuhan,” ujar Pazri saat ditemui usai mendampingi pemeriksaan saksi di Denpom Lanal Banjarmasin, Senin (7/4/2025).

    Proses rekonstruksi juga menguatkan dugaan bahwa pembunuhan ini dilakukan secara sadar, rapi, dan terencana.

    Sejumlah tindakan mencurigakan dilakukan oleh tersangka, termasuk menggunakan sarung tangan, membeli air untuk menghilangkan sidik jari, hingga penempatan jenazah korban yang dibuat seolah-olah mengalami kecelakaan.

    “Ini jelas bukan pembunuhan spontan. Ancaman hukumannya adalah hukuman mati. Bahkan menurut kami, perlu diperberat,” tegasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Fakta Terbaru Pembunuhan Juwita Jurnalis di Banjarbaru, si Oknum TNI AL Sudah Rencanakan Sebulan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(BanjarmasinPost.co.id, Rifki Soelaiman)

  • Prabowo Singgung Elite yang Tak Paham Peran Vital Petani Indonesia

    Prabowo Singgung Elite yang Tak Paham Peran Vital Petani Indonesia

    Majalengka, Beritasatu.com — Presiden Prabowo Subianto, menegaskan bahwa petani Indonesia merupakan tulang punggung bangsa dan memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan serta kedaulatan pangan nasional.

    “Saudara-saudara adalah tulang punggung bangsa dan negara,” ujar Presiden saat memimpin panen raya nasional di Kabupaten Majalengka, Senin (7/4/2025).

    Presiden Prabowo juga menyoroti bahwa masih banyak kalangan elite yang belum sepenuhnya memahami besarnya peran dan pengorbanan para petani Indonesia. Ia menegaskan, tanpa petani yang memproduksi pangan, sebuah negara tidak akan bisa berdiri kokoh.

    “Banyak elite mungkin tidak merasakan betapa pentingnya tugas para petani Indonesia. Tanpa pangan tidak ada negara. Tanpa pangan tidak ada NKRI,” tegasnya.

    Dalam pidatonya, Prabowo juga mengenang pengalamannya saat bertugas sebagai prajurit TNI pada era 1970-an. Ia mengingat bagaimana rakyat kecil, terutama petani, memberikan dukungan besar kepada pasukan TNI yang bertugas di medan operasi.

    “Saya merasakan tahun 70-an, kalau kita operasi di mana-mana, rakyat yang membantu kita. Mereka hidup susah, tetapi lebih patriotik dari banyak orang,” kenangnya.

    Presiden juga menyambut baik laporan peningkatan hasil panen dari berbagai daerah. Salah satunya dari Ngawi, Jawa Timur, yang berhasil meningkatkan produktivitas dengan penggunaan pupuk secara efisien.

    Menurutnya, temuan tersebut adalah langkah awal penting dalam transformasi pertanian nasional. Ia pun mengapresiasi kinerja para petani dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan mereka.

    “Ini yang kita inginkan. Nanti Menteri Pertanian, Dirut Bulog, Panglima TNI, Kapolri dan lainnya akan uji coba berbagai teknik pertanian. Kita saling berbagi pengalaman, termasuk membuat pupuk sendiri di kampung masing-masing,” pesannya untuk petani Indonesia.