Blog

  • Meta Klaim Behemoth, Maverick, dan Scout Lebih Hebat dari Gemini

    Meta Klaim Behemoth, Maverick, dan Scout Lebih Hebat dari Gemini

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta, perusahaan teknologi milik Mark Zuckerberg, baru saja merilis model AI terbaru Llama 4, dengan tiga koleksi baru yaitu Llama Behemoth, Maverick, dan Llama Scout. Ketiganya diklaim lebih tangguh dibandingkan dengan model AI yang ada saat ini, salah satunya Gemini milik Google.

    “Kami memperkenalkan model pertama dalam rangkaian Llama 4, yang memungkinkan orang untuk membangun pengalaman multimodal yang lebih personal,” tulis Meta dalam blognya, dikutip Minggu (6/4/2025). 

    Meta mengeklaim bahwa ketiga model terbarunya memiliki keunggulan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan model-model sebelumnya.

    Dengan jumlah parameter yang mencapai miliaran dan ahli yang lebih banyak terlibat, model Llama terbaru mampu memberikan pengalaman yang lebih baik kepada para penggunanya. 

    Llama 4 Scout dengan 17 miliar parameter aktif dan 16 ahli, menurut Meta, adalah model multimodal terbaik di kelasnya dan lebih kuat daripada semua model Llama generasi sebelumnya.

    Model ini dapat dijalankan pada satu GPU NVIDIA H100. Selain itu, Llama 4 Scout menawarkan jendela konteks 10 juta, dan memberikan hasil yang lebih baik daripada Gemma 3, Gemini dan Mistral 3.1 dalam berbagai tolok ukur yang umum dilaporkan.

    Kemudian, Llama 4 Maverick, model dengan 17 miliar parameter aktif dan 128 ahli, diklaim mampu mengalahkan GPT-4o dan Gemini 2.0 Flash dalam berbagai tolok ukur yang umum dilaporkan, serta mencapai hasil yang sebanding dengan DeepSeek v3 dalam penalaran dan pengkodean – dengan kurang dari setengah parameter aktif.

    Model Llama 4

    Llama 4 Maverick menawarkan rasio kinerja terhadap biaya yang terbaik di kelasnya dengan versi chat eksperimental yang mencetak skor ELO 1417 di LMArena.

    Meta menyebut berkat distilasi dari Llama 4 Behemoth, model dengan 288 miliar parameter aktif dan 16 ahli yang merupakan model  yang paling kuat dan salah satu LLM terhebat di dunia. Llama 4 Behemoth mengungguli GPT-4.5, Claude Sonnet 3.7, dan Gemini 2.0 Pro dalam beberapa tolok ukur STEM. Llama 4 Behemoth masih dalam proses pelatihan.

    Sementara itu, Llama 4 Scout, adalah model AI yang lebih kecil dengan  17 miliar parameter aktif, 16 ahli, dan 109 miliar total parameter yang memberikan kinerja state-of-the-art untuk kelasnya. 

    Llama 4 Scout secara dramatis meningkatkan panjang konteks dari 128.000 token di Llama 3 menjadi 10 juta token. Ini membuat pengguna untuk melakukan ringkasan multi-dokumen, penguraian aktivitas pengguna yang luas untuk tugas yang dipersonalisasi, dan penalaran atas basis kode yang luas.

    Llama 4 Scout dilatih sebelumnya dan setelahnya dengan panjang konteks 256.000, yang memberdayakan model dasar dengan kemampuan generalisasi panjang yang canggih. 

    “Meta AI yang dibangun dengan Llama 4 tersedia di WhatsApp, Messenger, Instagram Direct, dan di web,” tulis Meta. 

    Meta menyampaikan inovasi utama dalam arsitektur Llama 4 adalah penggunaan lapisan perhatian yang di interleave tanpa penyematan posisi. Selain itu, Meta menggunakan penskalaan suhu waktu inferensi perhatian untuk meningkatkan generalisasi panjang. 

    Meta menyebutnya arsitektur iRoPE, di mana “i” adalah singkatan dari lapisan perhatian “interleaved”, yang menyoroti tujuan jangka panjang untuk mendukung panjang konteks “tak terbatas”, dan “RoPE” merujuk pada penyematan posisi rotary yang digunakan di sebagian besar lapisan.”

    Meta juga menyampaikan bahwa koleksi Llama 4 hanyalah awal. Meta berkomitmen untuk terus mengembangkan AI yang lebih humanis, yang dapat berinteraksi secara alami dengan manusia, dan menyelesaikan masalah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. 

  • BREAKING NEWS: Sejumlah Kendaraan Kecelakaan Beruntun di KM 180 Tol Cipali Arah Jakarta – Halaman all

    BREAKING NEWS: Sejumlah Kendaraan Kecelakaan Beruntun di KM 180 Tol Cipali Arah Jakarta – Halaman all

    Sejumlah kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di KM 180 (Cipali) arah Jakarta, Minggu (6/4/2025) dini hari.

    Tayang: Minggu, 6 April 2025 06:29 WIB

    Tribunnews.com/Yulis

    KECELAKAAN DI TOL CIPALI – Sejumlah kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di KM 180 (Cipali) arah Jakarta, Minggu (6/4/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Belum diketahui penyebab dan jumlah korban. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di KM 180 (Cipali) arah Jakarta, Minggu (6/4/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

    Pantauan Tribunnews sekitar pukul 03.13 WIB di lokasi kejadian, ada beberapa kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut.

    Tampak satu unit bus serta kendaraan lainnya.

    Satu di antaranya minibus pelat B 2216 UZA yang berada paling belakang dari deretan sejumlah kendaraan lainnya yang terlibat kecelakaan.

    Sementara sejumlah kendaraan lainnya tampak rusak. Bahkan ada mobil yang terjepit di bagian tengah.

    Di lokasi kejadian juga terlibat 3 mobil ambulans.

    Petugas juga terpantau melakukan evakuasi kendaraan yang alami kecelakaan.

    Ada juga mobil yang tengah diderek petugas.

    Hingga berita ini diunggah belum diketahui kronologis penyebab kecelakaan dan korban.

    Sebelumnya, Rabu (2/4/2025) di lokasi yang sama juga terjadi kecelakaan di Tol Cipali KM 180 arah Cirebon.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • DKI kemarin, harga tiket pasca Lebaran hingga anggaran UMKM

    DKI kemarin, harga tiket pasca Lebaran hingga anggaran UMKM

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar DKI Jakarta yang terjadi pada Sabtu (5/4) kemarin, mulai dari tidak ada lonjakan harga tiket setelah Lebaran hingga anggaran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

    Berikut berita seputar DKI Jakarta yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Tidak ada lonjakan harga tiket kereta api setelah Lebaran 2025

    PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta menyatakan bahwa tidak ada lonjakan harga tiket kereta setelah Lebaran 2025 dan sesuai aturan hanya diberlakukan tarif batas atas dan tarif batas bawah.

    “Sistem tarif batas atas dan bawah memberikan fleksibilitas kepada KAI dalam menentukan harga tiket, selama tetap berada dalam koridor yang ditetapkan oleh pemerintah,” kata Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    2. Polisi pastikan keamanan di TMII selama libur Lebaran 2025

    Kepolisian memastikan keamanan dan kenyamanan tempat wisata termasuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur selama libur Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Kami memastikan bahwa seluruh personel yang bertugas siap menjaga keamanan dan ketertiban di kawasan wisata ini sehingga masyarakat dapat berlibur dengan aman dan nyaman,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly di Jakarta, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    3. Terminal Pulo Gebang masih sediakan angkutan malam saat arus milir

    Terminal terpadu Pulogebang masih menyediakan angkutan malam hari yang dapat dimanfaatkan oleh pemudik yang tiba di terminal terbesar di Asia Tenggara itu.

    “Kami menyediakan bus angkutan malam hari, bus Trans Jakarta. Jadi jam 12 (tengah malam) sampai dengan jam 5 pagi. Jadi kami menyediakan angkutan Amari, angkutan malam hari. Kerja sama dengan Trans Jakarta,” ujar Komandan Regu Terminal Terpadu Pulo Gebang Anwar saat ditemui di terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    4. Penambahan waktu buka taman dukung target 500 ribu lapangan kerja

    Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menyebutkan penambahan waktu operasional 10 taman di Jakarta ditujukan untuk mendukung target Pemprov menciptakan 500 ribu lapangan kerja pada 2025.

    Menurut dia, penambahan jam operasional yang akan segera dieksekusi dapat membuka lahan dan peluang bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk berdagang.

    Selengkapnya di sini

    5. Pemprov DKI siapkan anggaran Rp300 miliar untuk dukung UMKM

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menyiapkan anggaran Rp300 miliar untuk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya.

    “Kita menyediakan anggaran hampir Rp300 miliar untuk UMKM,” ujar Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno usai menghadiri acara Lebaran di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu malam.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rupiah Makin Ambrol ke Titik Terburuk 17.000 per Dolar, Ada yang Mau Tanggung Jawab?

    Rupiah Makin Ambrol ke Titik Terburuk 17.000 per Dolar, Ada yang Mau Tanggung Jawab?

    PIKIRAN RAKYAT – Kurs rupiah resmi menembus titik psikologis yang selama ini menjadi kekhawatiran banyak pihak, Rp17.000 per dolar AS. Level itu terpantau dalam perdagangan  DNDF di pasar valas pada Jumat 4 April 2025 malam.

    Angka ini merupakan yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir, memicu kekhawatiran publik dan pasar finansial.

    Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang patut bertanggung jawab? Dan yang terpenting, adakah jalan keluar?

    Faktor Global: Data Kuat AS dan Kebijakan The Fed

    Menurut analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, pelemahan rupiah kali ini tidak terjadi dalam ruang hampa. 

    “Banyak data fundamental yang memengaruhi pelemahan mata uang rupiah. Salah satunya adalah rilis data tenaga kerja di Amerika Serikat. Datanya di luar ekspektasi, lebih baik dibandingkan dengan data sebelumnya,” tuturnya, abtu 5 April 2025.

    Kabar ini disusul oleh pernyataan dari Federal Reserve (The Fed) yang menegaskan belum saatnya menurunkan suku bunga.

    Mereka menyebut inflasi masih tinggi dan risiko ekonomi global belum mereda, terutama akibat perang dagang yang semakin memburuk. Akibatnya, indeks dolar AS menguat secara signifikan, sementara mata uang negara berkembang seperti rupiah terkena imbasnya.

    Perang Dagang yang Membakar Ekonomi Dunia

    Kondisi kian pelik akibat keputusan Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap puluhan negara—termasuk Indonesia. Pada 2 April 2025, Trump mengumumkan kenaikan tarif sebesar 32% untuk produk Indonesia.

    Negara Asia Tenggara lainnya pun turut terkena: Malaysia (24%), Kamboja (49%), Vietnam (46%), dan Thailand (36%).

    “Seharusnya Indonesia melawan,” ucap Ibrahim Assuaibi.

    Dia menilai, pemerintah terlalu lunak dan lebih memilih bernegosiasi ketimbang mengenakan tarif balasan.

    “Kita bisa kenakan tarif balasan hingga 32 persen terhadap produk-produk dari AS,” ujar Ibrahim Assuaibi.

    Ketegangan Geopolitik: Dari Gaza hingga Ukraina

    Tidak berhenti sampai di situ, ketegangan global juga berperan memperparah kondisi rupiah. Serangan Israel ke Gaza yang tak kunjung reda serta kembali memanasnya konflik Rusia-Ukraina menciptakan ketidakpastian besar di pasar global.

    “Meski Bank Indonesia melakukan triple intervention di pasar, kemungkinan dampaknya tidak akan signifikan. Saya perkirakan, rupiah bisa tembus Rp17.050 saat pasar dibuka Senin nanti,” kata Ibrahim Assuaibi.

    Upaya Bank Indonesia: Triple Intervention Di Tengah Libur Panjang

    Bank Indonesia (BI) mengonfirmasi bahwa mereka sedang melakukan “triple intervention” untuk menahan laju depresiasi rupiah. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyebut intervensi dilakukan melalui tiga saluran: pasar spot valuta asing, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN).

    “BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru,” tuturnya.

    Namun, BI juga menyampaikan bahwa selama masa libur Idul Fitri dan Hari Suci Nyepi, kegiatan operasi moneter ditiadakan sementara dan akan kembali normal pada 8 April 2025.

    Prabowo dan Strategi Jangka Panjang: Harapan di Tengah Keterpurukan?

    Di sisi lain, Pemerintah melalui Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sedang menjalankan strategi besar untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional.

    “Presiden Prabowo, sebagai ‘Strategist in Chief,’ terus membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik,” kata Deputi PCO, Noudhy Valdryno.

    Beberapa strategi yang disoroti antara lain:

    Penguatan demokrasi dan supremasi sipil melalui UU TNI yang baru Modernisasi pertahanan negara Kemandirian pangan dan energi seperti pembangunan food estate dan kilang minyak Penciptaan lapangan kerja dan penguatan ekonomi rakyat, salah satunya melalui program makan bergizi gratis (MBG) Peningkatan kualitas SDM lewat Sekolah Rakyat, smart board, dan cek kesehatan gratis Akselerasi hilirisasi dan industrialisasi melalui BPI Danantara Pembangunan ekonomi desa Pemberantasan korupsi dengan mendukung penegakan hukum yang kuat

    Pelemahan rupiah bukan hanya akibat satu faktor tunggal. Ini adalah gabungan dari dinamika global, kebijakan luar negeri negara adidaya, konflik geopolitik, dan bagaimana Indonesia menyikapi semua itu.

    Langkah-langkah strategis jangka panjang memang penting. Namun, dibutuhkan pula respons jangka pendek yang tangkas dan tegas untuk menjaga kepercayaan pasar dan daya beli masyarakat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Cuaca Hari Ini Minggu 6 April 2025: Jakarta Hujan Ringan pada Siang Hari – Page 3

    Cuaca Hari Ini Minggu 6 April 2025: Jakarta Hujan Ringan pada Siang Hari – Page 3

    Direktur Keuangan, Teknologi Informasi, dan Manajemen Risiko ASDP, Djunia Satriawan, menyampaikan apresiasi atas sinergi yang telah terjalin dengan BMKG dan para pemangku kepentingan selama arus mudik.

    “Koordinasi yang baik selama periode mudik telah memastikan kelancaran operasional meskipun ada peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan. Kami berharap tren positif ini berlanjut hingga arus balik, dengan ASDP siap mendukung keamanan dan kenyamanan perjalanan masyarakat,” tuturnya.

    Dalam rapat ini, sejumlah langkah strategis dibahas untuk mengantisipasi peningkatan gelombang, kecepatan arus, dan kecepatan angin dalam periode arus balik 2025 ini.

    Sesuai arahan BMKG, sistem peringatan dini akan diperkuat melalui prosedur operasional standar (SOP) gabungan antara BMKG, ASDP, dan Forkopimda.

  • Deretan Komandan Paspampres Berasal dari Kopassus, Nomor 5 Kini Jabat Panglima TNI

    Deretan Komandan Paspampres Berasal dari Kopassus, Nomor 5 Kini Jabat Panglima TNI

    loading…

    Deretan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang berasal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menarik untuk diketahui. Foto/Dok SindoNews/Isra Triansyah

    JAKARTA – Deretan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden ( Paspampres ) yang berasal dari Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ) menarik untuk diketahui. Nomor 5 yang diulas dalam artikel ini kini menjabat sebagai Panglima TNI.

    Dikutip dari laman resmi TNI, Paspampres memiliki tugas pokok melaksanakan pengamanan fisik langsung jarak dekat setiap saat dan di mana pun berada kepada Presiden RI, Wakil Presiden RI, dan Tamu Negara setingkat Kepala Negara/Pemerintahan beserta keluarganya, serta tugas protokoler khusus pada upacara-upacara kenegaraan yang dilakukan baik di lingkungan Istana Kepresidenan maupun di luar lingkungan Istana Kepresidenan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

    Nah, tercatat ada delapan tokoh yang pernah dan masih menjabat Komandan Paspampres atau Danpaspampres sejak era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berasal dari Kopassus atau Korps Baret Merah. Siapa saja?

    1. Agus SutomoPurnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal (Letjen) ini pernah menjabat Danpaspampres era Presiden SBY periode 2011–2012. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 14 Agustus 1960 ini merupakan alumnus Akademi Militer (Akmil) 1984 berasal dari kecabangan infanteri dan cukup lama berkarier di Kopassus.

    Setelah menjadi Danpaspampres, Agus pernah mengemban sejumlah jabatan seperti Danjen Kopassus (2012–2014), Pangdam Jaya (2014–2015), Dankodiklat TNI-AD (2015–2016), Dansesko TNI (2016–2017), dan Irjen Kemhan RI (2017–2018).

    2. Doni MonardoPria kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 10 Mei 1963 ini pernah menjabat Danpaspampres periode 2012-2014 di era Presiden SBY. Setelah menjabat Danpaspampres, dia menjabat Danjen Kopassus (2014–2015), Pangdam XVI/Pattimura (2015–2017), Pangdam III/Siliwangi (2017–2018), Sekjen Wantannas (2018–2019), dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB (2019–2021).

    Doni merupakan lulusan Akmil 1985 berasal dari kecabangan Infanteri (Kopassus). Letnan Jenderal TNI (Purn) ini wafat meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam, Jakarta pada Minggu, 3 Desember 2023.

    3. Andika PerkasaPria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 1964 ini pernah menjabat Danpaspampres pada 2014 era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Dia merupakan lulusan Akmil 1987.

    Beberapa jabatan yang pernah diemban Andika setelah menjabat Danpaspampres adalah Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura (2016), Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat atau Dankodiklatad (2018).

  • 7
                    
                        Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia
                        Nasional

    7 Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia Nasional

    Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia
    Antropolog, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember
    SAAT
    terjadi krisis rupiah pada akhir 1997 (lalu diikuti krisis politik yang menjatuhkan Orde Baru pada 1998), kita menuduh George Soros, pelaku bisnis keuangan berkebangsaan Amerika Serikat (AS), sebagai biang keladi.
    Aksi Soros dianggap sebagai penyebab mata uang Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara terguncang.
    Mingguan Forum Keadilan No. 9 Tahun VI, 11 Agustus 1997, misalnya, menurunkan dua laporan. Laporan pertama berjudul “Spekulan Beraksi, Rupiah pun Diuji” (hlm. 88). Kedua berjudul “Soros, Si ‘Perampok’ Dermawan” (hlm. 89).
    Kedua tulisan membicarakan Soros dan aksi-aksinya sehingga mata uang Indonesia merosot tajam.
    Apakah menjelang paruh 2025 nanti,
    Donald Trump
    , Presiden AS, akan menjadi tertuduh sebagaimana Soros dulu? Tertuduh apa? Tertuduh sebagai biang keladi krisis multidimensi Indonesia dengan segala risikonya.
    Sebagaimana dilaporkan berbagai media massa, Donald Trump telah mengumumkan kebijakan tarif yang disebutnya “Hari Pembebasan” (
    Liberation Day
    ) pada 2 April 2025.
    Tentu saja pembebasan dari sudut pandang AS. Bukan sudut pandang sejumlah negara yang disebut Trump.
    Pengumuman Trump itu persis saat kita sedang cuti bersama dalam rangka perayaan Lebaran. Kita pun sedang asyik membicarakan suasana Lebaran para elite politik di Tanah Air, saling puji antarelite.
    Sudah lazim di Indonesia, Lebaran diisi tradisi “open house” elite politik: rakyat mengantre untuk bersalaman dengan pemimpinnya, mantan anak buah mendatangi kediaman mantan bosnya, dan sebagainya. Secara antropologis, tradisi Lebaran memang berfungsi integrasi sosial.
    Namun, masalahnya, realitas sosial yang kita hadapi terlampau keras untuk dipulihkan dengan pendekatan simbolik-kultural semata. Realitas sosial membutuhkan aksi nyata, bukan pantas-pantasan, bukan pemerah bibir.
    Lalu, apakah kebijakan tarif Presiden Trump akan berpengaruh serius pada realitas sosial sebagaimana tindakan Soros dulu? Seberapa gawat kebijakan Trump itu bagi Indonesia?
    Tajuk
    Kompas
    (04/04/2025) menyebut kebijakan tarif Trump sebagai “palu godam Presiden Trump”. Metafor yang juga saya pinjam untuk judul tulisan ini memberi kesan besar dan berat sekali dampak yang ditimbulkannya.
    Bahkan, menurut Profesor Mari Pangestu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, kebijakan Trump itu merupakan bentuk proteksionis terbesar sejak tahun 1930-an, saat perang dagang terjadi menjelang “Depresi Besar” (
    Kompas
    , 04/04/2025).
    Sejarah mencatat, krisis ekonomi dunia pada 1930-an, akhirnya mengantarkan Perang Dunia II.
    Sebagian dunia, termasuk Indonesia, saat itu masih di bawah pemerintah kolonial. Keadaan rakyat jajahan semakin sengsara.
    Produksi perkebunan yang menjadi andalan pemerintah kolonial mengalami penurunan tajam akibat krisis ekonomi dunia. Rakyat jajahan bertambah terpukul.
    Menurut catatan Kartodirdjo dan Djoko Suryo (1994), mahaguru sejarah dari UGM, pemerintah Hindia-Belanda menerapkan politik “pengetatan”, di antaranya dengan menurunkan upah kerja. Akibatnya, pendapatan rakyat merosot tajam sampai pada tingkat subsistensi.
    Rakyat lalu menggambarkan keadaan waktu itu dengan sebutan zaman “meleset”, pelesetan dari kata “malaise”.
    Namun, meski rakyat merasakan zaman “meleset”, tidak bisa dipungkiri bahwa hubungan antara pemerintah Hindia-Belanda dan rakyat adalah hubungan antara penjajah dan terjajah. Zaman “meleset” lalu dimaknai pula sebagai kesadaran baru.
    Kondisi objektif (keadaan zaman) membuahkan kondisi subjektif (kesadaran baru) rakyat jajahan. Begitulah dialektika tanah jajahan pada zaman “meleset”. Ujungnya, pertumbuhan dan perluasan pergerakan nasional untuk kemerdekaan Indonesia.
    Lalu, apa hubungannya dengan palu godam Trump? Inti kebijakan tarif Presiden Trump, sejumlah negara, juga Indonesia, akan dikenai tarif, karena dinilai telah merugikan AS.
    Selain dikenakan tambahan bea masuk sebesar 10 persen, yang berlaku mulai 5 April, negara-negara yang oleh Trump dianggap sebagai ”the worst offenders” akan dikenai tarif lebih tinggi mulai 9 April. Negara-negara tersebut sebagian besar dari Uni Eropa dan Asia.
    Trump memandang, sejumlah negara mitra dagang AS telah mengambil keuntungan. Menurut Trump, saatnya negara-negara mitra dagang AS itu membayar balik melalui kenaikan tarif.
    Indonesia dikenai tarif 32 persen. Dua negara ASEAN, yakni Thailand dan Vietnam, dikenai tarif lebih tinggi, masing-masing 36 persen dan 46 persen.
    Kebijakan Trump itu, menurut tajuk
    Kompas
    (04/04/2025), mirip dengan upaya AS terhadap negara-negara Eropa terkait pertahanan.
    AS menggertak Eropa agar menambah belanja pertahanan demi kepentingan NATO. AS menilai dirinya terlalu banyak memberi kepada Eropa dalam belanja pertahanan.
    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia ke AS sepanjang 2024 mencapai 27,6 miliar dollar AS, sedangkan impor dari AS sebesar 10,4 miliar dollar AS.
    Indonesia surplus sebesar 17,2 miliar dollar AS. Surplus itu dilihat Trump sebagai alasan untuk menaikkan tarif.
    Tentu saja kebijakan Trump itu menghebohkan. Dampak bagi Indonesia akan sangat terasa. Sektor ekspor dinilai sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
    Ekspor utama Indonesia ke pasar AS meliputi alat elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, udang dan juga produk kayu (
    Kompas
    , 04/04/2025).
    Di sektor alas kaki, misalnya, lebih dari 45 persen ekspor ditujukan ke pasar AS. Sektor ini menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja, dengan konsentrasi industri di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
    Tanda-tanda kita akan memasuki zaman “meleset” lagi?
    Sungguh berat buat Indonesia. Saya membayangkan betapa pusing Presiden Prabowo sebagai pemimpin pemerintahan. Ibarat “jatuh terhimpit tangga”, Presiden Trump berpeluang tertuduh sebagai biang keladi, serupa Soros dulu, bila kita benar-benar jatuh lalu terhimpit tangga.
    Tak ada cara lain, pemerintahan Presiden Prabowo harus bekerja lebih keras lagi. Tenaga, pikiran dan hatinya. Jangan biarkan palu godam Trump membuat kita jatuh terhimpit tangga.
    Kita butuh kejujuran dan keterbukaan. Bukankah sebelum palu godam Trump diumumkan, kita sesungghnya sudah jatuh duluan?
    Keadaan jatuh itu dirumuskan oleh para mahasiswa dengan sebutan “Indonesia Gelap”. Bila diuraikan tentu banyak hal mengisi tesis “Indonesia Gelap”.
    Memang dibantah oleh pejabat pemerintah, tapi dengan retorika sinis: “Kau yang gelap”. Bukan dengan fakta dan retorika yang masuk akal.
    Lalu, disusul Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot. Nilai rupiah terhadap dollar AS juga merosot mendekati angka Rp 17.000 per dollar AS. Pelemahan daya beli pun tak terhindarkan.
    Krisis ketenagakerjaan juga menghadang sejalan dengan semakin melambatnya perekonomian. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi momok belakangan ini.
    Hidup rakyat semakin berat. Di kalangan kelas menengah, sudah muncul pernyataan “makan tabungan”.
    Tanda-tanda hidup semakin sulit juga tercermin dari penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025. Menurut Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran 2025 turun 24 persen.
    Penurunan jumlah pemudik mengindikasikan pendapatan yang dibelanjakan menyusut, terutama pada kelompok menengah ke bawah.
    Hal itu, saya kira, linier dengan maraknya PHK akhir-akhir ini. Linier pula dengan kebijakan “efisiensi” pemerintah, sehingga banyak kegiatan ekonomi terpaksa dibatalkan.
    Pada zaman “meleset” dikenal politik “pengetatan”, kini kebijakan “efisiensi”. Boleh jadi keduanya tak jauh berbeda. Kehidupan rakyat bertambah sengsara dari sebelumnya.
    Sementara itu, pemerintah dan pejabatnya tampak asyik dengan kepentingan sendiri. Mereka pongah dengan pandangan dan kebenaran sendiri.
    Keluh kesah rakyat terkesan diremehkan. Rakyat dibiarkan hidup sendirian bersama kecemasan dan pesimismenya.
    Pemerintah dan pejabatnya juga cenderung reaksioner dan ketus menanggapi kritik publik. Bukan menghadirkan ketenangan buat rakyat, melainkan malah terkesan “menantang” (orang Jawa menyebut “ngece”, “njarak”). Akibatnya, relasi konfliktual keduanya justru menajam.
    Pada sisi lain, penanganan isu korupsi yang kronis di Indonesia juga belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Kita baru disuguhi penangkapan sejumlah pejabat yang diduga korup dan nilai korupsi yang membuat kita geleng-geleng kepala. Itu pun ditengarai hanya pejabat pinggiran dan terkesan tebang pilih. Tak ada efek jera.
    Pemerintah dan DPR ternyata malah mendahulukan pengesahan revisi UU TNI (meski mengundang penolakan sejumlah kalangan) daripada pengesahan undang-undang perampasan aset.
    Padahal, undang-undang perampasan aset dinilai banyak pihak sebagai salah satu instrumen penting pemberantasan korupsi.
    Singkat kata, Indonesia sesungguhnya sedang didera krisis multidimensi. Antarbidang kehidupan saling terkait dan memperburuk satu sama lain.
    Di tengah krisis multidimensi itu, palu godam Trump berpotensi besar membuat kita jatuh terhimpit tangga. Palu godam Trump potensial sekali membuat krisis multidimensi semakin mendalam.
    Tak ada cara lain, secara internal pemerintah harus mengubah secara radikal pendekatan kepada rakyat. Pemerintah harus menjauhi hal-hal yang menajamkan relasi konfliktual dengan rakyat, baik kebijakan maupun perilaku dan tutur kata pejabatnya.
    Sembari secara eksternal menguatkan kerja sama di antara negara-negara menengah guna melepas ketergantungan kepada kekuatan besar. Metafor palu godam untuk kebijakan tarif Trump sekaligus merefleksikan ketergantungan yang besar kepada pasar AS.
    Namun, ikhtiar secara eksternal itu tak mungkin bisa segera dipetik buahnya. Karena itu, ikhtiar secara internal menjadi kunci. Keteladanan pemimpin Indonesia pada hari-hari ini amat sangat penting, sangat-sangat dibutuhkan.
    Palu godam Trump niscaya bisa dilemahkan dengan jiwa besar pemimpin yang mau menyatu dengan pikiran dan perasaan rakyat.
    Niscaya rakyat bersedia menerima keadaan apapun tatkala para pemimpin bersedia membersamainya.
    Meminjam Bung Karno, rakyat membutuhkan pemimpin yang setia kepada sumbernya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tarif Trump Picu Kekhawatiran Perang Dagang, Resesi, dan iPhone Seharga Rp38 Juta

    Tarif Trump Picu Kekhawatiran Perang Dagang, Resesi, dan iPhone Seharga Rp38 Juta

    JAKARTA – Kebijakan tarif besar-besaran yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu 2 April langsung memicu kekhawatiran global akan potensi perang dagang, resesi ekonomi, dan lonjakan harga barang-barang konsumsi, termasuk produk populer seperti iPhone. Langkah tersebut menuai respons keras dari berbagai negara dan menyebabkan kejatuhan tajam di pasar saham dunia.

    Trump secara resmi menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk seluruh produk impor, dengan tarif tambahan yang lebih tinggi untuk puluhan negara. Menurut pemerintahannya, langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi negosiasi perdagangan AS dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Namun, para analis menyebut kebijakan ini sebagai tindakan sepihak yang dapat mengguncang fondasi ekonomi global yang telah dibangun selama puluhan tahun berdasarkan perdagangan bebas.

    Di Jepang, salah satu mitra dagang terbesar Amerika Serikat, Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebut kebijakan tersebut sebagai “krisis nasional”. Bursa saham Tokyo mengalami pekan terburuknya dalam lima tahun terakhir, dipimpin oleh penurunan tajam pada saham-saham bank besar Jepang. Obligasi pemerintah Jepang juga mengalami lonjakan permintaan, menunjukkan kekhawatiran investor bahwa Bank of Japan mungkin terpaksa menunda rencana kenaikan suku bunga.

    Bank investasi JP Morgan meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi global dari 40% menjadi 60% pada akhir tahun 2025. Di AS sendiri, indeks Dow Jones turun hampir 4%, S&P 500 kehilangan hampir 5%, dan Nasdaq, yang banyak diisi oleh saham teknologi, anjlok hampir 6%—penurunan harian terbesar sejak awal pandemi COVID-19 pada Maret 2020.

    Salah satu dampak yang paling mencolok adalah potensi kenaikan harga barang-barang konsumsi. Menurut proyeksi Rosenblatt Securities, harga sebuah iPhone kelas atas dapat mencapai hampir 2.300 dolar AS (sekitar Rp38 juta) jika Apple memutuskan untuk meneruskan beban tarif kepada konsumen.

    Perusahaan-perusahaan besar AS yang bergantung pada produksi luar negeri segera melakukan penyesuaian. Produsen mobil Stellantis mengumumkan akan merumahkan sementara para pekerjanya di AS dan menutup pabrik di Kanada dan Meksiko. General Motors, sebaliknya, mengatakan akan meningkatkan produksi dalam negeri sebagai bentuk respons terhadap kebijakan tersebut.

    Negara-negara mitra dagang utama AS langsung mengecam langkah ini. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyatakan bahwa Amerika Serikat telah “meninggalkan perannya sebagai pemimpin kerja sama ekonomi internasional” dan mengumumkan serangkaian tindakan balasan. China dan Uni Eropa juga menyatakan akan melakukan pembalasan terhadap tarif AS, sementara Prancis menyerukan agar negara-negara Eropa menangguhkan investasi di Amerika Serikat.

    Namun, sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, Meksiko, dan India memilih untuk menahan diri terlebih dahulu dan menunggu apakah kebijakan tersebut akan berubah arah melalui negosiasi.

    Di tengah ketidakpastian ini, Trump menyatakan bahwa tarif-tarif tersebut memberikan AS “kekuatan besar dalam bernegosiasi”, meskipun beberapa pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa tarif tersebut bukan bagian dari strategi tawar-menawar, melainkan kebijakan tetap.

    Di dalam negeri, reaksi juga terbelah. Wakil Presiden AS, JD Vance, membela langkah Trump dengan menyatakan bahwa tarif tersebut penting demi keamanan nasional dan kemandirian produksi barang-barang strategis seperti baja dan obat-obatan. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat mendorong inflasi, meningkatkan biaya hidup keluarga Amerika hingga ribuan dolar per tahun, dan bahkan memicu resesi di dalam negeri.

    Selain itu, banyak pihak memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat merusak hubungan strategis Amerika Serikat dengan sekutu utamanya di Asia. Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan terkena tarif khusus masing-masing sebesar 24%, 25%, dan 32%, meskipun ketiganya merupakan mitra militer penting AS di kawasan Indo-Pasifik.

    Secara keseluruhan, langkah terbaru dari Gedung Putih ini menandai pergeseran besar dalam arah kebijakan perdagangan global. Analis dari Capital Alpha menyebut kebijakan ini tidak matang dan tidak mencerminkan pemahaman teknis yang dibutuhkan dalam diplomasi perdagangan. Meski tarif-tarif tersebut belum berlaku hingga 9 April, kekhawatiran telah menyebar luas dan menciptakan ketidakpastian besar di kalangan pelaku pasar, bisnis, dan pemerintah di seluruh dunia.

  • Puncak Arus Balik Hari Ini, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Hujan Lebat

    Puncak Arus Balik Hari Ini, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Hujan Lebat

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca hari ini untuk Minggu (6/4/2025). Sejumlah sirkulasi siklonik terpantau di berbagai wilayah perairan Indonesia seperti Samudra Hindia Barat Laut Aceh, Laut Natuna, Laut Sulawesi Utara, hingga Samudra Hindia Barat Bengkulu.

    Sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di sejumlah wilayah, antara lain Laut Sulawesi Utara, pesisir barat Kalimantan Barat, Samudra Hindia Barat Daya Lampung, dan pesisir selatan Papua Selatan.

    Daerah konvergensi lainnya juga terpantau dari Laut Natuna hingga Kepulauan Riau, dari pesisir barat Sumatera Utara hingga Bengkulu, Kalimantan Barat hingga Sarawak, serta dari Papua Tengah hingga Papua Barat Daya. Daerah pertemuan angin (konfluensi) pun terdeteksi di Laut Andaman, Samudra Hindia Barat Daya, Laut Natuna, Laut Sulawesi, hingga Laut Aru.

    Kondisi atmosfer ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan tinggi gelombang laut di wilayah-wilayah tersebut. Kombinasi dinamika atmosfer ini juga memicu potensi hujan sedang hingga lebat disertai cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

    Peringatan Gelombang Tinggi dan Hujan Petir

    BMKG juga mencatat adanya peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Samudra Hindia Barat Daya Banten dan Teluk Karpentaria yang berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut.

    Berikut prakiraan cuaca hari ini per wilayah pada Minggu (6/4/2025):

    Sumatera: Hujan ringan di Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, dan Padang. Hujan sedang di Palembang, hujan petir di Jambi, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung.Jawa: Cerah berawan di Yogyakarta, berawan tebal di Surabaya. Hujan ringan di Jakarta, Bandung, Semarang. Hujan sedang di Serang.Bali dan Nusa Tenggara: Berawan di Denpasar dan Kupang, berawan tebal di Mataram.Kalimantan: Hujan ringan di Banjarmasin. Waspadai hujan petir di Tanjung Selor, Samarinda, Palangkaraya, dan Pontianak.Sulawesi: Hujan ringan di Gorontalo dan Makassar, hujan sedang di Palu. Potensi hujan petir di Mamuju, Kendari, dan Manado.Maluku dan Papua: Hujan ringan di Ternate, Sorong, Ambon, Jayapura, dan Jayawijaya. Hujan sedang di Merauke, hujan petir di Manokwari dan Nabire.

    BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi. Untuk informasi yang lebih spesifik dan terkini cuaca hari ini setiap tiga jam, masyarakat dapat mengakses aplikasi Info BMKG di App Store dan Play Store, atau melalui situs resmi www.bmkg.go.id serta media sosial @infoBMKG.

  • Urusan Duit Japrem Bikin Duo Preman Tega Acak-acak Sayuran Pedagang

    Urusan Duit Japrem Bikin Duo Preman Tega Acak-acak Sayuran Pedagang

    Kota Bekasi

    Aksi duo bang jago memalak para pedagang Pasar Baru Bekasi menuai batunya. Kedua preman pasar itu telah ditangkap polisi.

    Kedua pria tersebut mengamuk ke pedagang saat minta uang jatah preman (japrem). Fakta baru mengungkap, keduanya sudah bertahun-tahun memalak pedagang.

    Ulah kedua preman tersebut telah lama membuat para pedagang resah dan gerah. Namun, pedagang tidak berdaya melawan aksi premanisme keduanya.

    Hingga pada suatu hari, video aksi pemalakan kepada pedagang viral di media sosial (medsos). Polisi menindaklanjuti meski pedagang belum membuat laporan resmi terkait kasus premanisme tersebut.

    Salah satu preman berbaju merah dan mengenakan topi mengamuk kepada ibu-ibu pedagang sayur. Dia mengancam akan menutup lapak dagang si ibu.

    “Gulung nggak, gulung! Boleh tanya, saya siapa di sini,” kata pelaku dengan angkuh.

    Si pedagang hanya bisa pasrah. Dia mengemasi sayuran dagangannya.

    Tak berselang lama, polisi menangkap kedua preman pasar tersebut. Diketahui juga bahwa keduanya merupakan pengguna narkoba.

    “Sudah kita amankan keduanya pagi ini pukul 07.30 WIB,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar H Sianturi, Jumat (4/4/2025).

    Kedua pelaku ditangkap pada Jumat (4/4). Mereka langsung digiring ke Markas Polres Metro Bekasi Kota untuk diperiksa lebih lanjut.

    “Hasil tes urine keduanya positif sabu,” katanya.

    Marah Tak Diberi Japrem

    Polisi menangkap duo preman yang mengacak-acak lapak pedagang di Pasar Baru Kota Bekasi. (dok.istimewa)

    Duo preman Pasar Baru Bekasi yang ditangkap berinisial TAP (30) dan DI (26). Keduanya mengamuk kepada pedagang karena persoalan jatah preman (japrem).

    Dalam kasus pemalakan tersebut, tersangka berinisial TAP menyuruh istrinya untuk menarik japrem dari para pedagang. Istri pelaku tak terima saat pedagang ‘hanya’ memberikan uang Rp 2.000.

    “Pelaku meminta tolong istrinya untuk meminta uang japrem ke pedagang tersebut sebesar Rp 5000 namun oleh pedagang tersebut diberi Rp 2000,” kata Kompol Binsar saat dihubungi, Sabtu (5/4/2025).

    Pemalakan bertahun-tahun yang dilakukan preman membuat pedagang berang. Sempat terjadi cekcok karena permintaan uang Rp 5.000 tak dipenuhi.

    Anak pedagang melontarkan makian kepada istri si preman. TAP yang mendengar hal itu juga sempat marah tapi dia memilih mengantar dulu istrinya pulang.

    TAP kembali ke pasar dengan membawa rekannya, DI. Saat itulah keduanya menendang dan mengacak-acak dagangan dan meminta pedagang itu untuk tidak lagi berjualan di pasar.

    “Karena anak korban tidak mengakui bahwa telah mengatai a****g terhadap istri TAP, membuat kedua pelaku marah dan selanjutnya kedua pelaku TAP menendang barang dagangan berupa sayur timun dan pelaku DI menendang keranjang yang berisi jeruk nipis hingga rusak dan berantakan,” jelasnya.

    3 Tahun Minta Japrem, Sehari Dapat Rp 150 Ribu

    Preman mengacak-acak dagangan penjual di Pasar Baru Bekasi. (Tangkapan layar video)

    Aksi pemalakan TAP kepada pedagang Pasar Baru Bekasi sudah berlangsung bertahun-tahun. Dalam sehari dia dapat mengantongi ratusan ribu dengan modal petantang-petenteng ke pedagang.

    “Bahwa pelaku mengutip para pedagang Pasar Baru sudah berjalan 3 tahun,” kata Binsar.

    Para pelaku biasanya memalak uang Rp 2.000-5.000 kepada setiap pedagang. Dalam satu hari, mereka bisa mengantongi duit Rp 150 ribu, yang kemudian digunakan untuk biaya hidup sehari-hari.

    “Setiap harinya pelaku mendapatkan Rp 120 ribu sampai Rp 150 ribu. Uang tersebut digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari pelaku,” ujarnya.

    Alasan Kaki Sakit, Preman Suruh Istri Tarik Japrem

    Pelaku pemalak pedagang sayur di Pasar Baru, Bekasi (dok. Polres Metro Bekasi Kota)

    Tersangka TAP menyuruh istrinya menarik japrem kepada para pedagang pasar. TAP beralasan kakinya sedang sakit sehingga melibatkan istrinya di kasus pemalakan tersebut.

    “Karena kakinya sakit, pelaku meminta tolong istrinya untuk meminta uang ‘japrem’ ke pedagang tersebut sebesar Rp 5.000,” kata Kompol Binsar.

    Korban lalu memberikan uang Rp 2.000 kepada istri pelaku. Saat itu anak pedagang melontarkan kata-kata kepada istri pelaku. Pelaku tidak terima dan marah atas perkataan anak pedagang tersebut.

    Halaman 2 dari 4

    (jbr/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini