Blog

  • Pasokan Listrik Selama Libur Lebaran Telah Dijaga Gunakan Sistem Digital – Halaman all

    Pasokan Listrik Selama Libur Lebaran Telah Dijaga Gunakan Sistem Digital – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan digitalisasi monitoring pembangkit secara real time pada sistem Reliability & Efficiency Optimization Center (REOC) guna memastikan operasional pembangkit tetap andal selama Idulfitri 1446 Hijriah.

    Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, berdasarkan pantauan posko siaga Ramadan-Idulfitri (RAFI), pembangkit PLN Indonesia Power optimal dalam memasok listrik selama Ramadan dan Idulfitri.

    Operasional pembangkit ini didukung dengan Sistem digital REOC yang memanfaatkan Big Data dan Artificial Intelligent untuk merancang fitur automatic failure detection yang berperan menjaga keandalan dan efisiensi pembangkit listrik.

    “Kecukupan listrik menjadi menjadi faktor penting dalam mendukung aktivitas masyarakat,” kata Edwin dalam keterangannya, Selasa (8/4/2025).

    Edwin mengungkapkan, secara keseluruhan PLN Indonesia Power memiliki daya mampu netto sebesar 19,497.93 MW yang berasal dari 371 mesin pembangkit yang tersebar di seluruh Indonesia.

    49 mesin diantaranya merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan daya mampu netto sebesar 9.435 MW.

    “Pembangkit PLN Indonesia Power yang dioperasikan di antaranya menjadi tulang punggung kelistrikan Tanah Air,” tutur Edwin.

    Sementara itu, Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power (PLN IP) M. Hanafi Nur Rifa’i mengungkapkan keandalan operasional pembangkit didukung oleh kesiapan energi primer di atas 20 Hari Operasi Pembangkit (HOP).

    Di sisi lain, pejuang kelistrikan yang bersiaga selama Ramadan dan Idulfitri juga berperan dalam operasional pembangkit tetap andal. PLN Indonesia Power pun menyiagakan 2.193 personil saat siaga kelistrikan Idulfitri 1446 Hijriah.

    “Apresiasi setinggi-tingginya untuk rekan-rekan di unit. Saat sebagian besar masyarakat Indonesia merayakan lebaran dan berkumpul dengan keluarga tercinta, namun rekan-rekan tetap menjalankan aktifitas mulia ini demi Indonesia Terang,” ujarnya.

  • Dedi Mulyadi Tegaskan Proses Hukum Pemotongan Kompensasi Sopir Angkot di Bogor Berlanjut
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        8 April 2025

    Dedi Mulyadi Tegaskan Proses Hukum Pemotongan Kompensasi Sopir Angkot di Bogor Berlanjut Bandung 8 April 2025

    Dedi Mulyadi Tegaskan Proses Hukum Pemotongan Kompensasi Sopir Angkot di Bogor Berlanjut
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat,
    Dedi Mulyadi
    memastikan proses hukum terkait dugaan pemotongan dana kompensasi untuk sopir angkot di Kabupaten Bogor tetap berjalan.
    Ia menekankan pentingnya proses penyelidikan untuk mengungkap siapa pihak yang bertanggung jawab atas pemotongan tersebut.
    “Pemeriksaan Polres Bogor terus berjalan agar dipastikan siapa sih sebenarnya yang memungut itu atau yang meminta itu? Sehingga tidak terjadi saling tuduh menuduh,” ujar Dedi di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (8/4/2025).
    Dedi menyebutkan dirinya telah menggali keterangan dari para sopir angkot dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor terkait kasus tersebut. Dari keterangan yang diperoleh, pihak Dishub maupun sopir angkot sama-sama mengaku tidak terlibat dalam transaksi pemotongan uang tersebut.
    “Dan misalnya Pak Dadang Kabidnya (Dishub Kabupaten Bogor) benar dan sudah menyatakan tidak menerima. Dan yang memberi pun menyatakan tidak memberi, ya sudah berarti dia benar,” katanya.
    Meski demikian, Dedi menegaskan bahwa keterangan dari kedua belah pihak harus tetap diuji melalui proses penyelidikan aparat penegak hukum agar tidak terjadi spekulasi yang menyesatkan.
    “Nanti itu kan kebenaran yang bersifat sosial, karena di media sosial saya. Tetapi kebenaran faktual hukumnya biarkan Polres yang membuktikan,” pungkasnya.
    Sebelumnya, sejumlah sopir angkot di Kabupaten Bogor mengaku diminta menyerahkan uang sebesar Rp 200.000 per orang dari dana kompensasi yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
    Uang kompensasi tersebut merupakan bentuk ganti rugi karena mereka diminta tidak beroperasi selama masa arus mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Di Depan Sri Mulyani, Prabowo Ingatkan Bea Cukai Jangan Macam-macam!

    Di Depan Sri Mulyani, Prabowo Ingatkan Bea Cukai Jangan Macam-macam!

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengingatkan supaya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) tidak menghambat arus keluar masuk barang. 

    Prabowo mengakui bahwa pemerintahannya harus berintrospeksi diri. Bea Cukai dinilai sebagai salah satu institusi yang dinilai menghambat kemudahan kegiatan usaha. 

    “Bea Cukai harus beres jangan macam-macam lagi, cari prosedur yang mengada-ngada, memperlama-memperlama begitu. Sudah lama kita jadi orang Indonesia,” ujarnya di hadapan investor dan ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025). 

    Prabowo lalu menyebut pemerintahannya fokus dalam menghentikan praktik penyelundupan yang dinilai mengancam industri dan pekerjaan masyarakat. Kepala Negara mengingatkan bahwa institusi negara yang melindungi penyelundupan akan ditindak sekeras-kerasnya. 

    “Kalau ada petugas, pejabat dari institusi negara yang terlibat melindungi penyelundupan harus kita tindak sekeras-kerasnya. Ini saya minta bertanggung jawab, saya sudah berkali-kali bicara sama pejabat-pejabat itu,” ujarnya.

    Adapun Prabowo menyebut akan memberikan perhatian khusus kepada Bea Cukai dalam upaya penanganan masalah penyelundupan. Dia mengakui publik menunggu langkahnya untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut. 

    “Saya kasih peringatan berkali-kali, nanti akan saya akan kasih perhatian khusus Bea Cukai dan semua bentuk penyelundupan,” ujarnya. 

    Meski demikian, Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut Bea Cukai bukan satu-satunya institusi yang disoroti. Dia menyebut institusi seperti TNI-Polri juga akan diberikan perhatian khusus agar bisa berintrospeksi diri. 

    Pada acara sarasehan tersebut, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih turut hadir seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan masih banyak lagi. 

  • Kartu KSB Maju di Sumbawa Barat, Pelajar Dapat Rp 300 Ribu-Rp 2 Juta Per Siswa
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 April 2025

    Kartu KSB Maju di Sumbawa Barat, Pelajar Dapat Rp 300 Ribu-Rp 2 Juta Per Siswa Regional 8 April 2025

    Kartu KSB Maju di Sumbawa Barat, Pelajar Dapat Rp 300 Ribu-Rp 2 Juta Per Siswa
    Tim Redaksi
    TALIWANG, KOMPAS.com –
    Bupati Sumbawa Barat
    Amar Nurmansyah
    , menyampaikan arahan perdana kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN)  di hari pertama kerja pascalibur Idul Fitri, di halaman Graha Fitrah, Taliwang, Selasa (8/4/2025).
    Amar secara khusus mengajak seluruh jajaran OPD (organisasi perangkat daerah) untuk menjalankan program pemerintah, khususnya 100 hari kerja melalui sosialisasi Kartu Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Maju.
    Peluncuran
    Kartu KSB Maju
    yang akan diluncurkan pada 20 Mei 2025.
    “Jangan sampai kita sebagai ASN justru tidak tahu apa itu Kartu KSB Maju. Semua harus paham dan siap membantu menyukseskan pelaksanaannya,” kata dia.
    Ada pun detil dari program Kartu KSB Maju terdiri atas:
    KSB Maju Pendidikan
    dengan Bantuan Uang Pangkal Pendidikan Siswa Baru semua jenjang, TK Rp 300 ribu per siswa, SD Rp 500 ribu per siswa, SMP Rp 750 ribu per siswa, SMA Rp 1 juta per siswa, Diploma/S1 Rp 2 juta per mahasiswa.
    Lalu, ada beasiswa dan fasilitasi beasiswa bagi mahasiswa KSB; mendorong, dan memfasilitasi pendidikan vokasi (Kejuruan) di KSB.
    KSB Maju Kesehatan
    dengan bantuan pendamping pasien saat rujukan Rp 1,5 juta; talangan biaya ambulans rujukan; TRC ambulans, dan tenaga kesehatan berbasis Puskesmas yang menjemput langsung penderita sakit di tempat tinggal; dan santunan kematian/uang duka Rp 1 juta.
    KSB Maju Sosial
    melalui pajak bumi bangunan gratis untuk penetapan besaran sampai dengan Rp 100 ribu; bantuan untuk anak yatim/piatu berbasis lembaga sosial (panti asuhan) Rp 500 ribu per anak per bulan.
    Ada pula pemberian insentif guru ngaji, hukum, dan marbot masjid serta melanjutkan dan menyempurnakan program Bariri (FM 332/Lansia Disabilitas).
    KSB Maju Perumahan
    dengan pemasangan listrik gratis 900 KVa bagi rumah tangga tidak mampu; serta melanjutkan dan menyempurnakan program rehabilitas rumah/penyediaan rumah layak huni.
    KSB Maju UMKM
    memberikan bantuan modal usaha melalui pemberdayaan lembaga sosial (TBA, koperasi syari’ah, dan Bumdes Bersama); serta melanjutkan dan menyempurnakan program Bariri UMKM.
    KSB Maju Tani Ternak
    dengan bantuan biaya panen padi/jagung Rp 500 ribu per hektar per kali panen berbasis RDKK; bantuan 10 persen harga bibit dan pakan unggas terjangkau melalui BUMD untuk beli dan bela peternak lokal; serta melanjutkan dan menyempurnakan program Bariri Tani/Ternak.
    KSB Maju Perikanan
    melalui asuransi nelayan Rp 120 ribu per nelayan per tahun, serta melanjutkan dan menyempurnakan program Bariri Nelayan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lisa BLACKPINK Bagikan Momen Naik Honda BeAT Karbu

    Lisa BLACKPINK Bagikan Momen Naik Honda BeAT Karbu

    Jakarta

    Kalau Indonesia lebih akrab dengan Honda BeAT, sementara Thailand adalah Honda Icon. Motor sejuta umat itu ternyata baru-baru ini dikendarai Lisa BLACKPINK.

    Lisa BLACKPINK membagikan momen naik Honda Icon generasi awal dengan sistem pengabutan karburator. Aksinya merupakan rangkaian shooting serial HBO, The White Lotus 3. Dia berperan sebagai Mook, salah satu mentor kesehatan bagi tamu resort hotel White Lotus Thailand.

    Wanita 28 tahun dengan nama asli Lalisa Manoban itu membagikan momen sedang mengendarai Honda Icon. Desain motornya persis dengan BeAT generasi awal. Simple dan compact, terlebih BeAT motor sejuta umat di Indonesia karena saking larisnya.

    “Perjalanan yang luar biasa. Terima kasih Mike White yang telah mempercayai saya untuk mengisi peran Mook dan menghidupkan karakternya.
    Merupakan suatu kehormatan besar untuk menjadi bagian dari pertunjukan ini sebagai pertunjukan akting pertama saya bersama para aktor yang luar biasa.
    Dan saya sangat bangga dapat berbagi budaya dan menunjukkan keindahan Thailand kepada dunia. Mook telah mengubah hidup saya dengan cara di mana saya belajar lebih banyak tentang diri saya sendiri dan kemampuan saya. Malam Minggu saya mungkin terasa jauh lebih kosong, tetapi saya menutup The White Lotus dengan sepenuh hati,” tulisnya dalam akun instagram lalalalisa_m.

    Honda BeAT generasi pertama yang rilis pada tahun 2008 dikenal dengan desain yang feminin dibanding edisi selanjutnya. Kemudian sedikit mengalami perubahan atau facelift pada tahun 2010.

    Skutik itu punya bekal mesin 110cc SOHC dengan sistem pembakaran karburator, menghasilkan tenaga 8,22 ps dan torsi 8,32 Nm.

    Sejak saat itu hingga sekarang, motor tersebut sudah berulang kali mengalami pembaruan hingga generasi keenam yang meluncur.

    Model generasi kedua meluncur pada 2012 dengan pembaruan desain dan penambahan sistem PGM-FI. Menariknya, dua tahun kemudian, model generasi ketiga dikenalkan termasuk varian Pop yang cukup populer.

    Honda BeAT generasi keempat meluncur tahun 2016. Model tersebut menjadi salah satu produk dengan penjualan yang sangat impresif. Bahkan, pabrikan butuh empat tahun untuk bisa mengenalkan generasi kelima.

    Honda BeAT yang dipasarkan sekarang merupakan model keenam yang secara tampilan tak banyak berubah. Kendaraan tersebut hanya mendapat penyegaran di bagian lampu depan-belakang dan bodi yang lebih runcing.

    Di Indonesia, PT Astra Honda Motor pernah mengatakan Honda BeAT sudah terjual lebih dari 23 juta unit. Ini membuktikan betapa Honda BeAT diminati dalam negeri.

    (riar/dry)

  • 6 Fakta Terkait Kasus Tewasnya Wartawan di Hotel Jakbar, Polisi Ungkap Rekaman CCTV

    6 Fakta Terkait Kasus Tewasnya Wartawan di Hotel Jakbar, Polisi Ungkap Rekaman CCTV

  • Menaker Buka Suara soal Kabar 1.126 Karyawan PT Yihong Kena PHK

    Menaker Buka Suara soal Kabar 1.126 Karyawan PT Yihong Kena PHK

    Jakarta

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli buka suara terkait kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1.126 karyawan yang dilakukan PT Yihong Novatex.

    Yassierli mengatakan saat ini dirinya belum bisa berkomentar lebih jauh terkait kabar PHK PT Yihong Novatex, baik dari sisi jumlah karyawan yang di-PHK maupun kelanjutannya. Hal ini lantaran dirinya menerima dua laporan yang perlu diklarifikasi lebih jauh.

    “Sudah dapat laporan tapi ada 2 versi makanya harus diklarifikasi. Tunggu aja hasilnya,” katanya saat ditemui di acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Yassierli mengatakan, pihaknya kini masih menunggu hasil laporan dari Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon. Ia mengatakan, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon berencana memanggil manajemen perusahaan untuk penjelasan terkait PHK tersebut. Pemanggilan tersebut bakal dilakukan minggu ini.

    “Lagi di panggil oleh Dinas Ketenagakerjaan Cirebon. Saya menunggu laporan dari Dinas Ketenagakerjaan Cirebon,” katanya.

    Sebagai informasi, PT Yihong Novatex dikabarkan memberhentikan 1.126 pekerja termasuk jajaran HRD secara tiba-tiba. PHK tersebut diklaim sebagai dampak dari aksi mogok kerja buruh.

    Hal ini diungkapkan oleh salah seorang buruh yang ikut aksi, Suryana. Meski demikian, ia menegaskan, tidak ada mogok kerja melainkan bentuk aksi protes terhadap perusahaan secara spontanitas.

    “Tidak ada mogok kerja. Kami hanya melakukan aksi spontanitas pada 1-3 Maret sebagai bentuk protes terhadap pemberhentian tiga rekan kami secara sepihak. Bahkan, saat itu tidak ada bahan produksi, dan kami tetap melakukan absensi,” jelas Suryana, saat unjuk rasa di depan kantor Bupati CIrebon, Selasa (11/3/2025) dikutip dari detikJabar.

    Buruh mencurigai bahwa PHK ini hanyalah alasan perusahaan untuk menghindari pengangkatan karyawan tetap sesuai dengan aturan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Mereka juga menuding perusahaan menggunakan dalih kehilangan pesanan dari salah satu perusahaan akibat aksi buruh sebagai alasan untuk merumahkan ribuan pekerja.

    “Padahal, tidak ada pesanan yang benar-benar dibatalkan. Kami curiga ini hanya akal-akalan perusahaan,” tambahnya.

    Selain itu, para buruh juga menyoroti keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) sebagai operator produksi yang dinilai melanggar regulasi ketenagakerjaan. “TKA seharusnya bekerja sebagai tenaga ahli, bukan operator produksi. Ini sudah menyalahi aturan,” tegasnya.

    (acd/acd)

  • 3.100 Karyawan PT Pulau Sumbu di PHK Massal, Gubernur Riau Angkat Suara

    3.100 Karyawan PT Pulau Sumbu di PHK Massal, Gubernur Riau Angkat Suara

    FAJAR.CO.ID, RIAU — Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dialami karyawan PT Pulau Sumbu, yang berada di Provinsi Riau. Kondisi itu mengingatkan kembali beberapa perusahaan di Indonesia yang juga melakukan PHK massal.

    Merespons hal itu, Gubernur Riau, Abdul Wahid menanggapi kabar PHK ribuan pekerja di PT Pulau Sambu. Dia menegaskan bahwa permasalahan tersebut bukan hanya disebabkan oleh penurunan ekspor, melainkan karena berkurangnya ketersediaan bahan baku kelapa.

    “Setelah saya cek ke lapangan, bukan semata-mata karena pengaruh ekspor, tapi produksi buah kelapa itu yang menurun,” kata Wahid Selasa (8/4).

    Wahid menjelaskan jika biasanya perusahaan tersebut dalam 1 hektare bisa menghasilkan sekitar 10 ribu butir kelapa per panen, sekarang tinggal 4-5 ribu saja. “Artinya ada penurunan hampir 50 persen,” ujar Wahid.

    Menurutnya, penurunan produksi ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya usia pohon kelapa rakyat yang sudah tua. Banyak kebun kelapa belum diremajakan meski pohonnya sudah berusia 30 hingga 40 tahun.

    Selain itu, tata kelola kebun yang masih tradisional serta perubahan kondisi alam juga turut memengaruhi produktivitas. “Paling penting adalah mengajak tetap jual kelapa dalam negeri agar tak terjadi PHK besar-besaran,” ujarnya.

    Diketahui, PT Pulau Sambu melakukan PHK terhadap hampir 3.100 pekerja, tetapi sekitar 700 di antaranya telah kembali dipekerjakan.

    Abdul Wahid juga menegaskan bahwa skala besar PHK hanya terjadi di PT Pulau Sambu, sedangkan perusahaan lain hanya mengalami pengurangan pegawai dalam skala kecil atau ritel biasa. (fajar)

  • Kurs Dolar AS Hari Ini 8 April 2025: 1 USD Dekati Rp 17.000

    Kurs Dolar AS Hari Ini 8 April 2025: 1 USD Dekati Rp 17.000

  • Dadang Kosasih Cerita Alasan Menangis ke Dedi Mulyadi: Bukan karena Nyesel Potong Uang Sopir

    Dadang Kosasih Cerita Alasan Menangis ke Dedi Mulyadi: Bukan karena Nyesel Potong Uang Sopir

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bertanya alasan pejabat dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih menangis sesenggukan setelah ditelepon Dedi beberapa waktu yang lalu. 

    Video Dadang menangis viral di media sosial dan justru menimbulkan persepsi buruk di mata publik. 

    Tangisan Dadang dinilai publik sebagai ungkapan penyesalan karena terlibat minta ‘jatah preman’ dari sopir angkutan umum.

    Padahal, tidak demikian. 

    Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dishub Kabupaten Bogor tersebut meluruskan alasan dirinya menitikkan air mata hingga menjadi viral. 

    Saat itu, Dadang mengaku terharu setelah memberikan klarifikasi via telepon dengan Dedi Mulyadi.

    Ia membantah bahwa anggota dishub Kabupaten Bogor terlibat dalam pemotongan kompensasi sopir angkot. 

    Mendengar itu, Dedi Mulyadi mengapresiasi tugas dan pekerjaan Dadang di lapangan.

    Karena itu lah, Dadang merasa terharu hingga menangis sesenggukan setelah berkomunikasi dengan Dedi. 

    “Jadi saya menerima apresiasi dari Pak Gubernur luar biasa, dalam keadaan tertekan siapapun akan merasa terobati sehingga di situ tersentuh hati saya,” ujar Dadang saat berbincang dengan Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan seperti dikutip dari Youtube Channelnya yang tayang pada Selasa (8/4/2025). 

    Apresiasi yang diberikan Dedi kepada Dadang dalam bentuk undangan acara makan malam pada tanggal 12 April besok di Gedung Pakuan, Bandung. 

    Dedi bakal mengundang ratusan personil dishub Kabupaten Bogor untuk menghadiri acara makan malam itu. 

    Ia akan menyiapkan sekitar 7 bus untuk transportasi mereka. 

    “Direspons oleh Pak Gubernur dengan memberikan suatu penghargaan. Silakan anggota dishub tanggal 12 datang ke Pakuan untuk makan bersama,” ujarnya. 

    Disaksikan oleh Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan, Emen, sopir angkutan umum yang memviralkan kasus tersebut meminta maaf kepada Dadang. 

    Pasalnya, Emen mengaku salah sebut nama sehingga Dadang terkena hujatan publik karena dinilai terlibat dalam kasus tersebut. 

    Emen ngaku salah sebut

    Sopir angkutan umum, Emen, meralat pelaku di balik kasus pemotongan uang kompensasi untuk lebaran 2025 bagi para sopir angkutan umum. 

    Sebelumnya, Emen menyebut bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor turut terlibat dalam kasus tersebut sehingga membuat pejabat dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, dihujat publik. 

    Namun, belakangan, ia meralatnya. 

    Emen mengatakan bahwa otak di balik kasus pemotongan itu ialah Ketua Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU), Nandar. 

    Hal itu diungkapkannya kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, lewat sambungan telepon. 

    “Emen kemarin salah nyebut pak. Yang motong (uang kompensasi) itu KKSU. Cuma waktu itu Emen melihat Dishub sama Organda ada di lokasi pemberian uang kompensasi,” ujar Emen kepada Dedi dikutip dari Youtube Channel Dedi Mulyadi yang tayang pada Senin (7/4/2025). 

    Saat penerimaan bantuan uang kompensasi senilai Rp 1 juta dan sembako senilai Rp 500 ribu itu, Emen melihat anggota Dishub Provinsi Jawa Barat dan Organda turut hadir di lokasi. 

    Ia berasumsi uang kompensasi yang dipotong senilai Rp 200 ribu masuk ke kantong anggota KKSU, Dishub dan Organda yang hadir saat penyerahan. 

    Padahal, uang itu hanya masuk ke kantong KKSU. 

    “Pak Nandar Ketua KKSU (yang minta), bukan Dishub. Dishub enggak ada yang minta. Cuma Emen melihat saat penyerahan (uang) saat itu ada Dishub dan Organda sehingga mengira mereka juga dapat,” lanjutnya. 

    Permintaan uang senilai Rp 200 ribu itu bermula ketika Emen didatangi oleh Nandar setelah menerima bantuan pada hari Jumat.

    Nandar meminta kepada Emen untuk mengumpulkan uang senilai Rp 200 ribu dari teman-temannya sesama sopir angkutan umum. 

    Pada hari yang sama, Emen pun akhirnya mengumpulkan sebanyak Rp 4 juta rupiah dari para anggotanya dan menyerahkan kepada Nandar.

    “Dikumpulkan uang senilai Rp 200 ribu per sopir. Jadi saya mengumpulkan Rp 4 juta ke KKSU,” katanya. 

    Setelah kasus ini diketahui publik dan viral, Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, lalu meminta agar KKSU mengembalikan lagi uang tersebut. 

    Dadang juga sempat menjadi sasaran hujatan netizen gara-gara Emen yang menyebut anggota dishub terlibat.

    Emen memastikan bahwa dishub dan organda tidak terlibat dalam kasus pemotongan itu. 

    Dadang sempat meradang

    Dadang Kosasih sempat meradang begitu mengetahui instansinya disebut-sebut di dalam kasus pemotongan uang kompensasi Lebaran 2025 untuk sopir angkutan umum di Kabupaten Bogor. 

    Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor langsung mencari batang hidung Emen, sopir angkot yang menyebut nama instansi itu. 

    Hal itu diceritakan oleh Dadang kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang menanyakan terkait dugaan keterlibatan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dalam pemotongan uang kompensasi. 

    “Saya sebagai penindak (di lapangan) agak sedikit emosional. Udah bekerja sesuai arahan Pak Gubernur, tahunya waktu itu Pak Gubernur diskusi dengan Pak Emen, tertuanglah (nama) Dinas Perhubungan, Kabupaten lagi,” ujar Dadang seperti dikutip dari Youtube Dedi Mulyadi yang tayang pada Minggu (6/4/2025). 

    Saat nama instansinya disebut-sebut, Dadang yang emosi langsung mencari Emen. 

    “Dari situ agak sedikit ini (emosi), mana namanya Emen?! Waktu itu. Tapi (Emen) kooperatif, saya kejar ini (bisa) bahaya. Saya jujur Pak Gubernur namanya pemotongan (uang) itu menghinakan diri Pak Gubernur, saya tidak akan melakukan hal yang tercela,” jelas Dadang. 

    “Saya sangat tidak merasa, makanya saya berontak di situ langsung. Tapi dia kooperatif, sangat kooperatif. Diajak ketemu sama saya,” tambahnya. 

    Sebut KKSU yang minta jatah

    Dadang Kosasih, menjelaskan ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait dugaan pemotongan uang kompensasi untuk sopir angkot di Kabupaten Bogor. 

    Sebelumnya, sejumlah sopir angkot mengaku uang Rp 1 juta sebagai kompensasi untuk tidak beroperasi selama arus mudik yang diberikan Pemprov Jabar, dipotong oleh oknum Dishub Bogor sebesar Rp 200.000.

    Lewat video yang diunggah di akun Youtube Dedi Mulyadi, Dadang membantah anggota Dishub Bogor memotong uang kompensasi seperti isu yang beredar.

    Dadang menjelaskan, awalnya dia melakukan penindakan ke sejumlah sopir angkot yang masih beroperasi.  

    Salah satu sopir angkot kemudian mengatakan bahwa ada pemotongan uang kompensasi yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Sub Unit atau KKSU yang merupakan wadah bagi sopir dan pemilik angkot.

    “Saya tanya ke sopir, kenapa kamu beroperasi. (Dia jawab) ‘kan saya dipungut Rp 200.000. Untuk gantikan Rp 200.000 itu, saya makanya beroperasi’. Baru di situ saya baru punya data siapa yang mungut, ternyata KKSU,” ujar Dadang kepada Dedi Mulyadi.

    “Jadi KKSU (yang pungut)? tanya Dedi.

    “KKSU,” jawab Dadang.

    Dadang kemudian meminta bantuan dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan Dishub Provinsi Jabar untuk memediasi KKSU dan sopir angkot.

    Pada malam hari, KKSU mendatangi Dadang dan mengatakan akan mengembalikan uang tersebut.

    Namun, keesokan harinya, Dedi Mulyadi ternyata mengunggah video obrolannya dengan seorang sopir angkot bernama Emen yang mengaku uang kompensasinya dipotong oleh Dishub Bogor.

    “KKSU sudah oke malam datang ke saya, sopir belum ketemu. Waktu itu keduluan dengan Pak Gubernur. Saya kaget percakapan luar biasa (di video) dan ternyata membuahkan hasil data akurat karena Pak Emen (sampaikan) ada pemotongan,” ujar Dadang.

    Dedi kemudian menanyakan kenapa Emen si sopir angkot bisa menuding bahwa Dishub Bogor melakukan pemotongan.

    Dadang kemudian menjawab Emen diduga tidak mengetahui mana petugas Dishub Bogor dan mana Dishub Jabar yang memang bertugas membagikan kompensasi ke sopir angkot.

    “Karena pembagian itu, dia enggak tahu dishub provinsi dan kabupaten, kan pembagiannya provinsi,” ujar Dadang.

    Dedi lalu memastikan lagi apakah ada petugas Dishub Kabupaten Bogor yang melakukan pemotongan ke Dadang.

    “Ada oknum dishub kabupaten motong?” tanya Dedi.

    “Saya pastikan tidak ada, clear and clean karena kalau misalnya pas mediasi, pasti menyebutkan, ini tidak ada. Tapi saya nitip ke KKSU, tolong balikkan (uang) ke sopir,” ujar Dadang.

    Hanya keikhlasan sopir

    Sebelumnya kepada awak media, Dadang juga menjelaskan bahwa tidak ada pemotongan uang kompensasi sopir angkot, melainkan bentuk keikhlasan dari para sopir sendiri.

    Dadang menyebut bahwa tidak ada paksaan dalam pemberian uang tersebut. Para sopir awalnya secara sukarela menyerahkan uang kepada KKSU.

    “Tadinya sopir memberikan seikhlasnya ke KKSU, tetapi kemudian berkembang, ada pemotongan Rp 200.000,” kata Dadang saat ditemui di Pos Dishub Gadog, Puncak Bogor, Jumat (4/4/2025).

    “Terkait informasi yang di luar yang simpang siur dalam artian dari mulai Organda, Dishub, dengan KKSU, dan pemilik kendaraan kita sudah sepakat bahwa yang tersampaikan oleh kemarin di sampaikan ke Gubernur itu sama sekali tidak benar. Hal ini karena mis komunikasi,” ujarnya.

    Dishub mengeklaim telah menuntaskan persoalan tersebut dengan membantu proses pengembalian uang yang sempat dipotong.

    Total dana sebesar Rp 11,2 juta yang sebelumnya dikumpulkan dari para sopir telah dikembalikan sepenuhnya. (TribunJakarta.com/Kompas.com).