Blog

  • Biasa 90 Menit, Jadi Cuma 15 Menit!

    Biasa 90 Menit, Jadi Cuma 15 Menit!

    Jakarta

    Mengurus SIM sekarang sudah serba digital. Waktu pengurusan pun jadi lebih cepat. Kalau biasanya bisa memakan waktu hingga 90 menit, karena semuanya sudah digital 15 menit pun selesai.

    Korlantas Polri memperluas layanan SIM secara digital atau disebut juga SINAR (SIM Nasional Presisi). Dirregident Korlantas Polri, Brigjen Pol Wibowo, menjelaskan bahwa jumlah Satpas layanan SINAR sebelumnya baru mencakup 54 Satpas. Sejak 1 Desember 2025, Polri menambah 99 Satpas baru, sehingga total menjadi 153 Satpas yang tersebar di 35 provinsi dengan tingkat permohonan pelayanan perpanjangan SIM yang tinggi.

    “Langkah ini merupakan implementasi nyata dari 10 Program Quick Wins Akselerasi Transformasi Pelayanan Publik Korlantas Polri, khususnya pada agenda Optimalisasi Pelayanan perpanjangan SIM melalui Aplikasi SINAR. Dengan penambahan jangkauan layanan di 99 Satpas, kami memastikan masyarakat semakin mudah mengakses layanan perpanjangan SIM secara digital di seluruh Indonesia,” ujar Wibowo dilansir laman Korlantas Polri.

    Sejak diluncurkan, SINAR dirancang untuk memangkas proses birokrasi, meningkatkan transparansi, serta menghadirkan kemudahan pengurusan perpanjangan SIM secara online. Waktu pengurusan SIM pun jadi makin singkat. Dalam catatan Korlantas Polri, kalau pengurusan SIM biasanya memakan waktu 60-90 menit, maka dengan pelayanan serba digital kini kurang dari 15 menit pun selesai.

    Perpanjangan SIM melalui online ini memang lebih ringkas. Kamu tak perlu izin kerja atau bahkan keluar rumah hanya untuk memperpanjang masa berlaku SIM. Kamu juga terhindar dari praktik calo karena rincian biaya SIM juga sudah tertera jelas. Pun saat pembayaran, kamu juga akan langsung diberikan rekening yang masuk ke kas negara.

    Syarat Perpanjang SIM Online

    Nah buat kamu yang mau perpanjang SIM online, terdapat beberapa dokumen yang perlu disiapkan sebelum melakukan perpanjangan SIM secara online. Berikut adalah dokumen yang diperlukan:

    Foto KTPFoto SIM lamaFoto tanda tangan menggunakan tinta berwarna hitam di atas kertas putih polosPas foto dengan wajah menghadap ke depan, latar belakang warna biru, resolusi 480×640 pixel, serta tidak menggunakan aksesoris apa punTelah melakukan tes kesehatan melalui https://erikkes.id/ dan tes psikologi melalui https://app.eppsi.id/.

    Nah kalau syarat-syaratnya sudah dipenuhi, tinggal ikuti langkah berikut untuk memperpanjang SIM Online.

    Cara Perpanjang SIM Online

    Berikut adalah cara perpanjang SIM secara online melalui aplikasi Digital Korlantas POLRI:

    1. Unduh aplikasi “Digital Korlantas POLRI”
    2. Masukan nomor handphone
    3. Verifikasi kode OTP melalui SMS
    4. Buat PIN dan konfirmasi untuk keamanan aplikasi
    5. Lakukan verifikasi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
    6. Lengkapi data yang dibutuhkan
    7. Verifikasi email
    8. Klik “SIM” pada menu utama
    9. Klik opsi “Perpanjangan SIM”
    10. Lengkapi seluruh persyaratan yang diperlukan
    11. Lakukan konfirmasi data

    Setelah semua tahapan telah selesai, SATPAS akan segera melakukan verifikasi data dan dokumen. Apabila data dan dokumen yang diperlukan sudah lengkap dan tidak bermasalah, maka SIM akan segera dicetak. SIM yang telah selesai dicetak dapat dikirim ke rumah ataupun diambil di kantor SATPAS penerbit.

    (dry/rgr)

  • Di Hari yang Sama Tinjau Bencana Sumatera, Zulhas dan Rombongan Politisi PAN Hadiri Pesta Pernikahan di Padang

    Di Hari yang Sama Tinjau Bencana Sumatera, Zulhas dan Rombongan Politisi PAN Hadiri Pesta Pernikahan di Padang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Aksi para politisi Partai Amanat Nasional (PAN) saat meninjau bencana di Sumatera menuai sorotan. Kunjungan itu dilakukan pada Minggu (30/11/2025) di Sumatera Barat.

    Mereka adalah Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Umum PAN sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani. Serta sejumlah politisi partai itu seperti Verrel Bramasta, EKo Patrio, dan Uya Kuya.

    Belakangan terungkap, selain meninjau bencana. Rombongan kader PAN itu juga menghadiri pernikahan anak dari salah satu petinggi PAN di Padang, Sumatera Barat.

    Dia adalah Indah Arista, putri bungsu H Arisal Aziz. Salah satu petinggi PAN yang juga pemilik perusahaan PT Indah Logistik Cargo.

    Resepsi tersebut bersamaan dengan kedatangan Zulhas dan rombongan di Sumatera. Tepatnya pada 30 November 2025.

    Momen para rombongan tersebut menghadiri resepsi, fotonya tersebar di media sosial. Salah satunya diunggah Instagram @noise_talks.

    Terlihat di foto tersebut, Zulhas bersama Eko Patrio, Zita Anjani, Verrel Bramasta, hingga Uya Kuya duduk di satu meja bundar.

    Di foto lain, rombongan berfoto di pelaminan bersama dua mempelai. Mereka Tampak senyum sumringah.
    (Arya/Fajar)

  • Menko PMK Pratikno Akui Kewalahan Tangani Bencana di Sumatra: Mohon Maaf Kalau Belum Maksimal

    Menko PMK Pratikno Akui Kewalahan Tangani Bencana di Sumatra: Mohon Maaf Kalau Belum Maksimal

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyampaikan permintaan maaf atas penanganan bencana banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah Sumatra yang dinilai belum berjalan optimal.

    Sikap itu ia ungkapkan di tengah kondisi darurat yang masih berlangsung di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak bencana melanda pada Selasa (25/11).

    “Jadi mohon doa Bapak dan Ibu sekalian untuk mendoakan saudara-saudara kita semuanya agar pemerintah bekerja keras, mohon maaf kalau memang sekiranya belum maksimal, yang kami tangani sangat berat,” ujar Pratikno kepada wartawan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2025).

    Menurut dia, tantangan di lapangan tidak ringan. Banyak infrastruktur rusak, termasuk jalan, jembatan, hingga jaringan listrik dan internet yang terputus akibat tower yang roboh.

    “Banyak tower ambruk, tower tegangan tinggi pun sementara harus dipasang darurat dan hanya nyala sampai sekitar seperempat dari kebutuhan semula,” ungkapnya.

    Bencana besar yang terjadi serentak di tiga provinsi ini meninggalkan dampak sangat besar. Hingga Rabu siang (3/12), BNPB mencatat 753 orang meninggal, 650 orang hilang, dan 2.600 warga luka-luka.

    Total penduduk terdampak mencapai 3,3 juta jiwa di 50 kabupaten/kota.

    Aceh: 1,5 juta jiwa terdampak

    Sumatra Utara: 1,7 juta jiwa terdampak

    Sumatra Barat: 141,8 ribu terdampak

    Jumlah pengungsi juga masif. Aceh mencatat 1,5 juta warga mengungsi, Sumatra Utara 538,8 ribu, dan Sumatra Barat 106,2 ribu jiwa.

    Pratikno menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sudah menginstruksikan seluruh kementerian, lembaga, TNI, Polri, dan BNPB bergerak sejak hari pertama. Namun, medan dan cuaca masih menjadi hambatan besar.

  • Gibran di posko bencana: logistik, perbaikan infrastruktur dipercepat

    Gibran di posko bencana: logistik, perbaikan infrastruktur dipercepat

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan distribusi bantuan logistik hingga perbaikan infrastruktur dasar, termasuk jembatan akan dipercepat, yang disampaikannya saat meninjau posko pengungsian di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis.

    Dalam rangkaian kunjungan kerjanya meninjau lokasi terdampak bencana banjir bandang dan longsor Sumatera, Gibran memulai kunjungannya dengan mendengar keluhan para korban di salah satu posko yang didirikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis.

    “Distribusi logistik, bantuan, ini akan terus dipercepat lewat jalur darat, udara, laut. Lalu perbaikan-perbaikan akses komunikasi, puskesmas, sekolah, jembatan, jalan, ini juga akan dipercepat agar arus bantuan logistik, BBM ini bisa lancar kembali,” kata Gibran.

    Saat berdialog dan duduk bersama warga, Gibran menyampaikan bahwa segala masukan dan keluhan terkait penanganan bencana telah dicatatnya dan segera dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto.

    Gibran menyampaikan arahan Presiden agar penanganan bencana diprioritaskan kepada kelompok rentan, seperti lansia, balita, ibu hamil dan anak-anak.

    Wapres berpesan kepada BNPB dan pemerintah daerah setempat, serta TNI-Polri untuk memerhatikan tenda pengungsi, serta mencukupi kebutuhan makan dan sanitasi air bersih.

    “Saya pesan ke kepala daerah, BNPB, TNI, Polri, saya mohon bapak/ibu yang ada di pengungsian ini, mohon diperhatikan, tendanya, makan tiga kali sehari, air bersih. Lalu saya mohon juga atensi khusus untuk lansia, anak-anak, ibu hamil, anak-anak, balita, ini mohon diprioritaskan,” kata Gibran.

    Gibran juga menyampaikan kepada para korban bahwa dirinya akan terus memantau kondisi lapangan terkini hingga pemulihan pascabencana.

    Dari Sumatera Barat, Wapres selanjutnya terbang menuju Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Kabupaten Aceh Singkil, Aceh.

    “Hari ini kami mengunjungi tiga provinsi, tujuannya untuk mempercepat pemulihan. Jadi Bapak, Ibu, tidak sendiri warga Sumatera, tidak sendiri, kami nanti akan terus turun ke lapangan,” kata Gibran.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Benardy Ferdiansyah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Teka-teki Hitung Cepat Ini Easy, Yang Ngaku IQ Tinggi Jangan Pakai Kalkulator Ya!

    Teka-teki Hitung Cepat Ini Easy, Yang Ngaku IQ Tinggi Jangan Pakai Kalkulator Ya!

    Asah Otak

    Daffa Ghazan – detikHealth

    Kamis, 04 Des 2025 11:32 WIB

    Jakarta – Coba jawab soal ini kalau kamu merasa cepat berhitung. Kalau masih harus lihat jawaban atau pakai kalkulator, berarti kemampuan hitungmu perlu sedikit diasah.

  • Daftar Warna Favorit iPhone di Tiap Seri, Jaminan Harga Jual Kembali Tetap Tinggi

    Daftar Warna Favorit iPhone di Tiap Seri, Jaminan Harga Jual Kembali Tetap Tinggi

    Jika tujuan utama Anda adalah mempertahankan nilai jual kembali iPhone setinggi mungkin, ada beberapa tips yang patut dipertimbangkan secara cermat. Prioritaskan warna-warna netral seperti hitam (Midnight, Space Gray, Black Titanium), putih (Starlight, White Titanium), dan abu-abu (Graphite, Natural Titanium, Silver) karena merupakan pilihan paling aman. Warna-warna ini memiliki daya tarik universal dan cenderung lebih mudah dijual kembali di pasar.

    Selain itu, pertimbangkan warna edisi khusus yang memang sangat populer pada masanya, seperti Deep Purple pada iPhone 14 Pro atau Sierra Blue pada iPhone 13 Pro. Warna-warna ini terbukti sangat diminati saat peluncuran dan dapat mempertahankan nilai jual yang baik karena permintaan yang tinggi. Namun, perlu diingat bahwa tren warna cerah bisa lebih fluktuatif dibandingkan stabilitas warna netral.

    Sebaliknya, hindari warna-warna dengan permintaan terbatas atau kurang populer, seperti Yellow pada iPhone 15. Pilihan warna seperti ini mungkin akan lebih sulit dijual kembali di kemudian hari dan berpotensi mengalami depresiasi nilai yang lebih cepat. Terakhir, perhatikan tren regional jika Anda berencana menjual iPhone di pasar tertentu; misalnya, warna Gold mungkin lebih populer di pasar Asia, yang bisa memengaruhi nilai jual.

  • Peter Carey Ulas Situasi Menjelang Perang Jawa Lewat Dua Buku Penting

    Peter Carey Ulas Situasi Menjelang Perang Jawa Lewat Dua Buku Penting

    Jakarta: Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) kembali menghidupkan diskusi sejarah melalui peluncuran dua buku penting yang membahas masa-masa genting sebelum meletusnya Perang Jawa 1825. 

    Diskusi ini menghadirkan langsung sejarawan terkemuka Peter Carey, yang dikenal luas lewat riset panjangnya tentang Pangeran Diponegoro.

    Acara tersebut membedah Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan dan buku terbaru Carey, Catatan Perjalananku ke Yogyakarta 1825.
    Dua buku miliki sudut pandang menjelang konflik besar
    Buku Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan merupakan autobiografi modern Jawa pertama yang ditulis Diponegoro dalam bentuk tembang macapat saat diasingkan di Manado. Buku ini menggambarkan perjalanan hidup sang pangeran sekaligus dinamika sosial politik yang melingkupi masanya.
     

    Sedangkan buku Catatan Perjalananku ke Yogyakarta 1825 menyajikan sudut pandang pelukis asal Belgia, A.A.J. Payen yang merekam pengalamannya ketika terjebak di Yogyakarta pada 20 Juli 1825, hari-hari sebelum pecahnya Perang Jawa.

    Diskusi yang berlangsung di Creative Space, Gramedia Jalma, menghadirkan tiga narasumber yaitu Peter Carey, sejarawan sekaligus penulis buku; Helene Njoto, sejarawan seni dan arsitektur periode Islam dan kolonial awal; dan Aminudin TH Siregar, dosen FSRD ITB. Ketiganya menggali hubungan antara dua buku tersebut dan bagaimana karya Payen dan Diponegoro menyajikan potret kondisi sosial yang bergejolak.

    Peter Carey menegaskan adanya keterkaitan antara dua buku tersebut dalam menggambarkan situasi sebelum pecahnya perang. Menurutnya, Payen memiliki sudut pandang unik sebagai seniman yang merekam kegelisahan masyarakat maupun buruknya administrasi kolonial.

    “Tidak jauh dari pengalaman kita pada masa sekarang ya. Situasi tentang korupsi yang masif dan terstruktur di dalam tubuh pemerintah. Isu dari pengaruh dari luar kolonial dan juga bagaimana budaya dan kepribadian Jawa diremehkan oleh kekuatan baru yaitu kekuatan kolonial. Jadi bagaimana respons ya,” kata Carey.

    Dia juga memaparkan, kedua buku itu memperlihatkan bagaimana cepat dan bisa bergulir pecah perang Diponegoro. 

    “Saat Payong ada di lapangan, dia datang ke Jogja untuk memperbaiki gedung agung yang rusak berat oleh salah satu gempa bumi. Dan dalam hitungan dua minggu, tiga minggu sudah pecah perang Diponegoro. Dan dia bisa dengan sangat cermat dan dengan jeli dari seorang seniman, bisa mengkisahkan yang cara yang sangat hidup bagi kita. Apa sebenarnya arus dan bagaimana terjadi satu perang yang begitu dahsyat dan begitu tiba-tiba,” papar Carey.

    Jakarta: Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) kembali menghidupkan diskusi sejarah melalui peluncuran dua buku penting yang membahas masa-masa genting sebelum meletusnya Perang Jawa 1825. 
     
    Diskusi ini menghadirkan langsung sejarawan terkemuka Peter Carey, yang dikenal luas lewat riset panjangnya tentang Pangeran Diponegoro.
     
    Acara tersebut membedah Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan dan buku terbaru Carey, Catatan Perjalananku ke Yogyakarta 1825.
    Dua buku miliki sudut pandang menjelang konflik besar
    Buku Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan merupakan autobiografi modern Jawa pertama yang ditulis Diponegoro dalam bentuk tembang macapat saat diasingkan di Manado. Buku ini menggambarkan perjalanan hidup sang pangeran sekaligus dinamika sosial politik yang melingkupi masanya.
     

    Sedangkan buku Catatan Perjalananku ke Yogyakarta 1825 menyajikan sudut pandang pelukis asal Belgia, A.A.J. Payen yang merekam pengalamannya ketika terjebak di Yogyakarta pada 20 Juli 1825, hari-hari sebelum pecahnya Perang Jawa.

    Diskusi yang berlangsung di Creative Space, Gramedia Jalma, menghadirkan tiga narasumber yaitu Peter Carey, sejarawan sekaligus penulis buku; Helene Njoto, sejarawan seni dan arsitektur periode Islam dan kolonial awal; dan Aminudin TH Siregar, dosen FSRD ITB. Ketiganya menggali hubungan antara dua buku tersebut dan bagaimana karya Payen dan Diponegoro menyajikan potret kondisi sosial yang bergejolak.
     
    Peter Carey menegaskan adanya keterkaitan antara dua buku tersebut dalam menggambarkan situasi sebelum pecahnya perang. Menurutnya, Payen memiliki sudut pandang unik sebagai seniman yang merekam kegelisahan masyarakat maupun buruknya administrasi kolonial.
     
    “Tidak jauh dari pengalaman kita pada masa sekarang ya. Situasi tentang korupsi yang masif dan terstruktur di dalam tubuh pemerintah. Isu dari pengaruh dari luar kolonial dan juga bagaimana budaya dan kepribadian Jawa diremehkan oleh kekuatan baru yaitu kekuatan kolonial. Jadi bagaimana respons ya,” kata Carey.
     
    Dia juga memaparkan, kedua buku itu memperlihatkan bagaimana cepat dan bisa bergulir pecah perang Diponegoro. 
     
    “Saat Payong ada di lapangan, dia datang ke Jogja untuk memperbaiki gedung agung yang rusak berat oleh salah satu gempa bumi. Dan dalam hitungan dua minggu, tiga minggu sudah pecah perang Diponegoro. Dan dia bisa dengan sangat cermat dan dengan jeli dari seorang seniman, bisa mengkisahkan yang cara yang sangat hidup bagi kita. Apa sebenarnya arus dan bagaimana terjadi satu perang yang begitu dahsyat dan begitu tiba-tiba,” papar Carey.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (ANN)

  • Deretan Keunggulan Samsung Galaxy Z TriFold Tuai Perhatian

    Deretan Keunggulan Samsung Galaxy Z TriFold Tuai Perhatian

    Pengguna yang gemar membuat video kreatif berbasis kecerdasan buatan (AI), kini dapat menggunakan Grok Imagine sebagai alternatif fitur baru. Platform AI dari xAI milik Elon Musk ini mendukung fitur teks ke video.

    Pengumuman tersebut disampaikan Elon Musk di X, menandai kemampuan baru yang menghadirkan fitur pembuatan video singkat hanya dengan mengetikkan seperti saat mengunggah sebuah unggahan biasa.

    Dilansir Digital Trends, Rabu (3/12/2025), fitur baru Grok Imagine saat ini sudah diluncurkan secara bertahap di web, aplikasi Android, dan iOS.

    Pembaruan Grok Imagine versi terbaru memungkinkan pengguna dapat mengetik perintah seperti “sebuah motor melaju kencang di tengah kota yang diterangi lampu neon saat malam hari”. Nantinya akan menghasilkan video pendek berisi visual, gerakan, dan suara.

    Pengguna dapat memilih mode gambar dan video langsung dari kolom input yang sama, sehingga praktis untuk beralih.

    Kehadiran fitur Grok Imagine telah memasuki pasar persaingan yang ketat, di mana model AI seperti Sora 2 dan Google Flow, sebelumnya sudah menawarkan pembuatan video bergaya sinematik dengan beberapa fitur tambahan. Saat diuji, fitur ini mampu menghasilkan video berdurasi hingga 10 detik berdasarkan prompt yang diberikan.

    Fitur ini cocok untuk menghasilkan klip media sosial yang kreatif seperti meme atau promo singkat. Grok memiliki keunggulan yang memudahkan pengguna untuk melakukan semua proses membuat video terintegrasi dalam satu aplikasi chatbot, baik itu di perangkat atau pun web.

    Baca selengkapnya di sini 

  • Investasi Karawang Tembus Rp 46,9 Triliun, LippoLand Incar Cuan Lewat Hunian dan Kawasan Bisnis

    Investasi Karawang Tembus Rp 46,9 Triliun, LippoLand Incar Cuan Lewat Hunian dan Kawasan Bisnis

    Melihat tingginya aktivitas bisnis dan kebutuhan hunian modern, LippoLand melalui Lippo Karawang merilis sejumlah produk unggulan yang ditujukan bagi keluarga muda, profesional, hingga investor. Salah satunya adalah K-Suites Collection, hunian modern yang mengutamakan kenyamanan serta akses mudah ke fasilitas utama.

    “Kami berkomitmen mengembangkan kawasan terpadu yang menghadirkan hunian modern, peluang bisnis, serta pengalaman gaya hidup yang lebih berkualitas,” kata Deputy Chief Operating Officer Lippo Karawang, Fritz Atmodjo, dalam keterangan tertulis, Kamis (4/12/2025).

    K-Suites Collection mencakup dua produk premium: CENDANA SUITES di klaster Canton Hills dan Rolling Hills Boulevard, serta SILVER LIVIN di Colorado Hills dan Walnut Hills. SILVER LIVIN menawarkan tiga tipe unit dengan luas tanah mulai beragam. Sementara CENDANA SUITES menghadirkan empat tipe hunian yang lebih luas.

     

  • Akademisi: Reformasi Polri diorientasikan pada penguatan kultur

    Akademisi: Reformasi Polri diorientasikan pada penguatan kultur

    Dalam penggunaan teknologi Informasi, diharapkan adanya perwujudan smart policing (kepolisian yang cerdas), seperti komunikasi digital untuk analisa data serta identifikasi pola atau tren kejahatan, guna dilakukan upaya pencegahan

    Jakarta (ANTARA) – Rektor Universitas Krisnadwipayana Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Ali Johardi menegaskan gagasan reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) perlu selalu diorientasikan pada penguatan kultur polisi profesional dan modern.

    “Kultur ini mencakup pemahaman etis dan empiris tentang peran polisi yang menguasai teknologi informasi, komunikasi digital untuk merespons kebutuhan publik dalam keamanan dan ketertiban,” kata Ali dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Dia menyatakan kultural pada Polri merujuk terhadap perubahan nilai norma dalam budaya organisasi pada penyelenggaraan fungsi kepolisian di masa depan.

    Maka dari itu, ia menilai reformasi kepolisian harus dilandasi pendekatan ilmiah (scientific approach), integritas moral, dan restruktural organisasi.

    Sebagai institusi pendidikan tinggi, Unkris menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif mendukung agenda reformasi Polri melalui riset akademik, diskusi ilmiah, serta edukasi publik.

    Kampus tidak hanya bertugas mendidik mahasiswa, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi dalam pembenahan institusi negara demi terciptanya tata kelola keamanan dan hukum yang lebih adil, profesional, dan berkelanjutan.

    Ali mengingatkan peningkatan kejahatan saat ini sedang terjadi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, yang bisa mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, antara lain adanya pengangguran dan kemiskinan.

    Dengan demikian, menurutnya, gagasan memilah tugas dan fungsi Polri untuk melebur ke dalam beberapa lembaga kementerian bukan solusi yang tepat.

    Masalahnya, kata dia, pendekatan tersebut justru akan menimbulkan disintegrasi fungsi keamanan dan melemahkan peran kepolisian mengemban tugas pokoknya, yaitu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtimbas).

    Untuk itu, dirinya berpendapat langkah paling relevan dan rasional dalam mereformasi Polri saat ini, yaitu merestrukturisasi lembaga Polri secara proporsional, prosedural, dan profesional, antara lain dengan memperkuat elemen yang lemah, menyeimbangkan fungsi yang terlalu dominan, dan meningkatkan kapasitas unit-unit terdepan yang membutuhkan dukungan.

    Kendati demikian, Ali mengatakan reformasi itu harus mempertimbangkan tantangan era digitalisasi, dengan peningkatan teknologi informasi, modernisasi sarana-prasarana, dan literasi digital bagi seluruh aparat kepolisian dalam menghadapi era modernisasi.

    Sementara itu, Ketua Senat Unkris Prof. Gayus Lumbuun berharap keberhasilan reformasi Polri akan memunculkan dinamika yang meningkatkan peran dan fungsi kepolisian pada fungsi strategis dalam sistem keamanan negara.

    Kerangka kebijakan dimaksud, sambung dia, akan memastikan sistem hukum negara berjalan sesuai prinsip, etika, tanggung jawab, dan budaya hukum, yang terintegritasi sebagai langkah reformasi Polri ambivalensi tugas kepolisian yang kerap terjadi di masyarakat.

    Ia menyebutkan ambivalensi tersebut, yakni di satu sisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, namun di sisi lain polisi dituntut bertindak tegas dan konsisten sebagai aparat penegak hukum.

    “Hal ini merupakan dilema dalam pelaksanaan tugas di lapangan, yaitu harus menindak penjahat sekaligus melindunginya sebagai bentuk hak asasi manusia,” ujar Gayus.

    Dengan demikian, dirinya menilai terhadap peran kepolisian di lapangan, diperlukan pendidikan polisi yang sesuai tuntutan sebagai single fighter, yakni menghadapi dan menganalisa suatu kejadian yang merupakan gangguan kamtibmas di lapangan serta memutuskan sendiri pula tindakan yang harus dilakukan dengan risiko ditanggung sendiri.

    Dalam penggunaan teknologi Informasi, diharapkan adanya perwujudan smart policing (kepolisian yang cerdas), seperti komunikasi digital untuk analisa data serta identifikasi pola atau tren kejahatan, guna dilakukan upaya pencegahan seperti pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli (turjawali), serta penyelidikan dan/atau penyidikan, dengan tujuan dibawa ke muka hukum untuk memberi rasa keadilan bagi masyarakat yang menjadi korban kejahatan.

    Dikatakan bahwa hal tersebut juga meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap kehadiran Polri ketika sangat dibutuhkan untuk mengatasi kejahatan dengan cepat, tepat, dan efektif.

    Di sisi lain, Gayus menyatakan dalam konteks reformasi kepolisian Indonesia, perubahan kultural memiliki tantangan berupa perubahan berpikir yang sudah terbentuk lama.

    Ambivalensi tugas kepolisian yang kerap muncul dalam praktik di tengah masyarakat pun, menurutnya, sering membingungkan petugas di lapangan, terutama para petugas yang baru selesai menjalani pendidikan singkat sebelum langsung terjun melayani masyarakat dengan kompleksitasnya yang tinggi.

    “Kondisi tersebut menegaskan perlunya sistem pendidikan, kurikulum yang sesuai, dan standar kompetensi berbasis ilmu hukum yang lebih kuat dalam institusi Polri,” tuturnya.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.