Konflik Agraria yang Tak Kunjung Usai
Seorang yang suka menulis
PENEMBAKAN
lima petani di Desa Kembang Seri, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, pada 24 November 2025 menjadi alarm keras tentang betapa rapuhnya tata kelola agraria di Indonesia. Ketika tanah yang menjadi sumber hidup warga diperlakukan sebagai objek ekonomi semata, konflik hanya menunggu pemicu terakhir.
Di Pino Raya, pemicu itu hadir dalam bentuk buldoser yang meratakan tanaman milik warga dan dugaan senjata api yang meletus di tengah keributan.
Peristiwa bermula saat petani memergoki alat berat PT ABS merusak lahan garapan mereka. Protes spontan berubah menjadi benturan fisik. Situasi memanas, hingga muncul dugaan bahwa petugas keamanan perusahaan menembakkan pistol ke arah warga. Lima petani terluka di lutut, paha, betis, dada, dan rusuk bawah ketiak. Satu korban mengalami luka berat akibat tembakan di dada.
Pemerintah Provinsi Bengkulu menyiapkan kuasa hukum untuk mendampingi para korban, tetapi upaya pendampingan tidak menghapus trauma yang tertanam. Penyelidikan masih berjalan. Kepolisian memeriksa izin dan kepemilikan senjata api yang digunakan dalam insiden tersebut.
Manajer kebun PT ABS mengaku tidak mengetahui keberadaan senjata api di tangan satuan keamanan perusahaan. Pengakuan ini justru menambah ketidakpastian dan memperkuat dugaan adanya kelalaian dalam pengelolaan keamanan perusahaan. Reaksi publik berlangsung cepat.
WALHI Bengkulu mendesak kepolisian menetapkan tersangka. Komnas HAM mengecam penggunaan kekerasan bersenjata terhadap warga sipil dan meminta Kementerian ATR/BPN segera menangani
konflik agraria
yang telah menahun. KontraS mengkritik lemahnya pengawasan terhadap kepemilikan senjata oleh perusahaan. Mahasiswa dan berbagai organisasi masyarakat turun ke jalan, bahkan menyegel aula kantor BPN Bengkulu sebagai bentuk protes.
DPRD Bengkulu Selatan berencana memanggil PT ABS untuk dimintai keterangan. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan membentuk tim khusus dengan tenggat waktu satu bulan. Namun, pembentukan tim tidak serta-merta menyentuh akar persoalan yang sudah mengakar sejak 2012, ketika Surat Keputusan Bupati menetapkan izin lokasi perkebunan bagi PT ABS.
Konflik agraria Pino Raya bukan soal sengketa sesaat. Konflik ini mencerminkan masalah struktural dalam kebijakan agraria yang terlalu mudah mengorbankan ruang hidup warga.
Pino Raya bukan kasus tunggal. Konsorsium Pembaruan Agraria mencatat 241 konflik pada tahun 2023 dengan ratusan ribu keluarga terdampak. Konflik di Rempang, Wadas, dan berbagai wilayah perkebunan sawit memperlihatkan pola yang serupa. Ketika hak ulayat atau tanah garapan tidak diakui, dan ketika izin perusahaan dikeluarkan tanpa konsultasi bermakna, benturan menjadi tak terhindarkan.
Di Rempang, proyek Eco City memicu perlawanan masyarakat adat Melayu Tua yang menolak relokasi dari kampung tua. Di Wadas, warga memprotes tambang andesit untuk Bendungan Bener karena khawatir kehilangan lahan pertanian dan mengalami kerusakan lingkungan.
Konflik sawit berlangsung konsisten selama satu dekade, termasuk kasus antara warga dengan PTPN V di Riau maupun berbagai perusahaan lainnya. Di sejumlah wilayah, konflik serupa dipicu oleh pertambangan, pembangunan Ibu Kota Nusantara, serta proyek strategis nasional lainnya.
Akar konflik sebenarnya jelas. Ketimpangan penguasaan tanah terlalu besar, kepastian hukum
hak atas tanah
sangat lemah, dan negara belum menunjukkan keberpihakan yang tegas terhadap masyarakat yang tinggal di atas tanah yang mereka kelola turun-temurun.
Konflik agraria tidak pernah berdiri di ruang kosong. Konflik adalah hasil dari keputusan administratif yang mengabaikan partisipasi publik. Proses konsultasi kerap bersifat formalitas. Dialog tidak ditempatkan sebagai mekanisme utama dalam penyelesaian masalah. Ketika konflik pecah, aparat dipanggil, warga terluka, dan negara kembali bertanya bagaimana semua ini bisa terjadi.
Penembakan di Pino Raya adalah cerminan kehadiran negara yang terlambat. Negara hadir hanya setelah ada korban. Padahal, pemerintah memiliki mandat untuk memastikan proses perizinan, pengawasan kepemilikan senjata, dan pengelolaan investasi berjalan tanpa melanggar hak dasar warga.
Penyelesaian konflik agraria membutuhkan komitmen yang lebih kuat daripada sekadar membentuk tim ad hoc. Beberapa langkah penting perlu menjadi agenda prioritas:
Reformasi agraria tidak dapat ditunda. Konflik agraria tidak boleh menjadi bab berulang yang terus ditulis dengan tinta darah warga.
Tragedi di Pino Raya seharusnya menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan agraria. Petani adalah penjaga lanskap pangan, bukan ancaman bagi investasi. Tanah adalah sumber kehidupan, bukan sekadar angka dalam rencana bisnis.
Selama investasi lebih penting daripada keamanan rakyat, konflik akan terus muncul. Selama dialog tidak diberi ruang yang memadai, peluru akan terus menemukan korbannya. Negara memiliki pilihan yang jelas: memperbaiki tata kelola agraria atau membiarkan konflik Pino Raya menjadi bagian dari daftar panjang tragedi yang sebenarnya dapat dicegah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Blog
-
/data/photo/2025/11/24/69241ad862abd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Konflik Agraria yang Tak Kunjung Usai Nasional 3 Desember 2025
-

Perkiraan Harga Samsung Galaxy Z TriFold: Bisa Tembus Rp 40 Jutaan?
Perkiraan Harga Samsung Galaxy Z TriFold: Bisa Tembus Rp 40 Jutaan?
-

Gedung Aula dan Arsip Milik Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban Resmi Dibuka
Tuban (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Tuban menambah dua fasilitas baru di Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban pembangunan Aula dan Gedung Arsip yang telah diresmikan oleh Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
Mas Lindra sapaan Bupati Tuban menyebut gedung baru ini sebagai ruang lahirnya perencanaan dan kebijakan pendidikan yang bermanfaat dan menjadi ruang kegiatan terbuka berbagai kegiatan pendidikan, baik itu wisuda TK hingga SMP, pertemuan komunitas pendidikan, hingga kegiatan seni dapat diselenggarakan di sini selama tertib dan transparan.
“Karena itu manfaatkan gedung ini bukan hanya sebagai bangunan fisik. Jadikan tempat ini ruang berpikir, ruang berkontribusi, dan ruang memberi manfaat,” pesan Mas Lindra. Selasa (02/12/2025).
Pihaknya juga menegaskan terkait dengan penggunaan gedung ini diharapkan seperti aktivitas yang menghidupkan suasana yakni latihan gamelan, karawitan, menulis, dan kegiatan seni lainnya. Sebab, gedung ini strategis dan mudah diakses.
“Namun, perlunya standar baru untuk prasasti dan simbol nilai di bangunan publik agar memiliki pesan lintas generasi,” tegas Mas Lindra.
Ia juga menekankan pentingnya ruang terbuka terhadap kritik dan masukan, seperti halnya banyak jendela di gedung ini menjadi simbol transparansi dan keterbukaan. Denga begitu harapannya gedung ini menjadi tempat tumbuhnya inspirasi dan pemikiran baik.
“Saya ingin tempat ini menjadi ruang yang hidup, tempat munculnya inspirasi dan pemikiran baik dan menghasilkan gagasan terbaik bagi masyarakat,” imbuhnya.
Senada dengan Wakil Bupati Tuban Joko Sarwono menyebut pembangunan dua gedung ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat tata kelola pendidikan, seperti aula difungsikan untuk pelatihan, pertemuan, dan peningkatan kapasitas. Kemudian, gedung arsip menjadi pusat penyimpanan data dan dokumen pendidikan yang lebih tertib, aman, efektif, dan mudah diakses.
“Kami meminta jajaran pendidikan memanfaatkan fasilitas tersebut secara optimal, jaga dan rawat gedung dengan baik, pastikan lingkungan kerja tertib dan disiplin,” ungkap Joko Sarwono.
Wabup juga berharap agar gedung tersebut digunakan sebagai fasilitas ruang kolaborasi untuk mendorong inovasi pendidikan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja dalam pembangunan hingga penyelesaian administrasi, semoga upaya kita membawa manfaat besar dan menjadi amal baik bagi kita semua,” tutup Joko Sarwono. [dya/ted]
-

Kemenko Perekonomian: IEU-CEPA dapat dongkrak ekspor RI ke Eropa
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian mengungkapkan perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dapat mendongkrak ekspor Indonesia ke Eropa lebih dari 50 persen.
“Kalau itu nanti berlaku sangat besar sekali pengaruhnya, bahkan Bapak Menko Perekonomian kemarin menjamin itu kenaikannya bisa lebih dari 50 persen ekspor kita ke Eropa,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, terdapat 98 persen lebih produk Indonesia yang diekspor ke Eropa nantinya hanya dikenakan tarif nol persen, seperti produk pakaian dan aksesoris (apparel) yang sebelumnya dikenai tarif 7-15 persen di Eropa kemudian menjadi nol persen.
Contoh lainnya adalah produk-produk agro Indonesia seperti pisang yang diekspor ke Eropa sebelumnya dikenai tarif hingga 16 persen dengan adanya IEU-CEPA menjadi nol persen.
Kemenko Bidang Perekonomian menyatakan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) menjadi modal untuk mewujudkan ekonomi RI tumbuh delapan persen pada 2029.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan kesepakatan tersebut membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia di kawasan Uni Eropa, yang juga memberikan sejumlah manfaat, seperti penurunan tarif untuk sebagian besar pos tarif Indonesia ke Eropa.
Kemudian kesepakatan itu juga bermanfaat dalam peningkatan nilai ekonomi nasional, serta kemudahan proses visa melalui kebijakan fast-track.
Lewat perjanjian itu pula, lanjutnya, beberapa komoditas ekspor Indonesia akan menikmati tarif 0 persen, mulai dari produk pertanian dan perkebunan seperti sawit, kopi, kakao, dan karet, produk perikanan seperti ikan, lobster, dan udang, komoditas kehutanan seperti kayu, kayu olahan, dan panel kayu, hingga produk tekstil dan elektronik.
Lebih lanjut, ia mengatakan selain memanfaatkan perjanjian IEU-CEPA sebagai modal pemajuan ekonomi, pemerintah turut memperkuat ekonomi nasional dengan mendorong produktivitas, penerapan ekonomi biru dan hijau, menjadikan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan, serta memacu investasi.
Selanjutnya, penguatan industrialisasi, penguatan pariwisata dan ekonomi kreatif, mempercepat transformasi digital, serta memaksimalkan belanja negara untuk produktivitas.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Update Cuaca Rabu: Tiga Wilayah Didominasi Awan, Ponorogo Berpeluang Hujan Ringan
Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo pada Rabu, 3 Desember 2025 diprediksi tidak mengalami perubahan signifikan. BMKG Juanda melaporkan bahwa ketiga daerah tersebut akan cukup stabil dengan satu wilayah yang berpeluang mengalami hujan ringan di pagi hari.
Menurut prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., kondisi atmosfer di ketiga wilayah tersebut cenderung dipengaruhi oleh dominasi awan sejak pagi hingga malam hari. Ia menyampaikan bahwa perubahan cuaca harian perlu diwaspadai, khususnya oleh masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan.
“Secara umum, cuaca di beberapa daerah di Jawa Timur relatif stabil. Namun tetap ada peluang hujan ringan di beberapa titik, jadi masyarakat sebaiknya tetap membawa perlindungan diri seperti payung atau jas hujan,” terang Oky pada Selasa (2/12).
Ngawi: Berawan Sejak Pagi, Cerah Berawan Menjelang Malam
Wilayah Ngawi diperkirakan mengalami cuaca berawan yang cukup konsisten sejak pukul 06.00 WIB hingga 19.00 WIB. Menjelang malam, tepatnya pada pukul 22.00 WIB, kondisi akan sedikit membaik menjadi cerah berawan.
Suhu udara berada dalam rentang 23–30°C, menandakan kondisi yang cukup hangat. Arah angin bertiup dari Barat Laut dengan kecepatan sekitar 7,5 km/jam, disertai kelembapan yang fluktuatif antara 69 hingga 97 persen.
Magetan: Mendung Sepanjang Hari, Hujan Ringan Muncul Sesaat
Cuaca di Magetan tidak jauh berbeda. Langit mendung atau berawan diprediksi bertahan dari pukul 06.00 hingga 22.00 WIB. Meski begitu, pada pukul 10.00 WIB diperkirakan turun hujan ringan yang dapat memengaruhi kondisi jalan dan aktivitas pagi hari.
Suhu udara berkisar antara 23–28°C, dengan angin dari Selatan berkecepatan 10 km/jam. Tingkat kelembapannya cukup tinggi, mencapai 91 persen pada beberapa periode tertentu.
“Hujan ringan di Magetan sifatnya lokal dan tidak berlangsung lama. Namun tetap perlu diantisipasi, terutama bagi pengendara motor,” jelas Oky.
Ponorogo: Sempat Cerah Berawan, Lalu Diguyur Hujan Ringan
Di Ponorogo, cuaca cerah berawan akan menyapa pada pukul 06.00 WIB. Namun hanya satu jam kemudian, tepat pukul 07.00 WIB, hujan ringan diperkirakan turun. Setelah itu, kondisi berawan akan mendominasi sepanjang hari hingga pukul 22.00 WIB.
Suhu udara berada pada kisaran 24–30°C, dengan angin dari Tenggara berkecepatan 10 km/jam. Kelembapan pun cukup tinggi, berada di rentang 66–92 persen.
“Ponorogo memang sering mengalami hujan pagi pada periode ini. Masyarakat diharapkan tetap waspada terutama saat berangkat kerja atau sekolah,” tambahnya.
Meski dominasi awan membuat cuaca terasa lebih sejuk, potensi hujan ringan tetap perlu diperhatikan. Masyarakat diharapkan menyesuaikan rencana kegiatan dan terus memonitor informasi resmi dari BMKG untuk menghindari kendala di perjalanan. [mnd/aje]
-

Foto Sebelum vs Sesudah Bencana Banjir di Aceh, Bikin Merinding
Foto Sebelum vs Sesudah Bencana Banjir di Aceh, Bikin Merinding
-

Pertagas raih Gold Rank ASRRAT 2025 berkat laporan keberlanjutan
Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Gas (Pertagas) bagian dari Subholding Gas Pertamina meraih Gold Rank pada ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2025, sebuah program penilaian kredibel tingkat Asia yang menilai kualitas laporan keberlanjutan perusahaan lintas sektor dan negara.
“Penghargaan ini menunjukkan pengakuan internasional, khususnya di kawasan Asia terhadap upaya Pertagas dalam menjalankan bisnis berkelanjutan,” kata Corporate Secretary Pertagas Sulthani Adil Mangatur dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Pertagas menyambut positif penghargaan ASRRAT 2025 dari National Center for Corporate Reporting (NCCR), yang bekerjasama dengan Institute of Certified Sustainability Practitioners (ICSP) sebagai upaya mendorong transparansi, akuntabilitas dan harmonisasi standar pelaporan keberlanjutan.
Penganugerahan ASRRAT 2025 yang digelar di Bali sebagai penyelenggaraan tahun ke-21 dengan proses penilaian laporan keberlanjutan Tahun Buku 2024 yang berlangsung sejak Mei hingga Agustus 2025.
“Penghargaan Gold diberikan kepada Pertamina Gas melalui Sustainability Report Tahun Buku 2024 bertema ‘Enhancing Reliability, Accelerating Sustainability’,” ujar dia.
Menurut Sulthani, penghargaan itu menegaskan posisi Pertamina Gas sebagai salah satu perusahaan dengan kualitas pelaporan keberlanjutan terbaik di kawasan Asia.
Tim penilai ASRRAT 2025 merupakan juri independen yang terdiri dari akademisi dan praktisi dengan pengalaman luas di bidang Sustainability Reporting & Assurance.
Pertagas, lanjut Sulthani, berkomitmen terus memperkuat laporan keberlanjutan yang informatif, selaras standar global.
“Sebagai perusahaan infrastruktur energi terintegrasi kelas dunia, Pertagas mendukung agenda transisi energi dan keberlanjutan jangka panjang sebagai komitmen global,” kata Sulthani.
Dengan dukungan pemangku kepentingan terkait, katanya menambahkan, Pertagas akan terus mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 serta memperkuat ketahanan energi nasional sebagai pendukung utama pertumbuhan ekonomi bangsa.
Executive Director NCCR Dr (Hon) Ali Darwin mengatakan penghargaan diberikan karena Pertagas dinilai unggul dalam aspek transparansi, ketepatan pengungkapan ESG, keselarasan terhadap GRI Standards 2021, pemenuhan unsur materialitas, serta kualitas narasi dan data disclosure yang memperlihatkan komitmen jangka panjang pada keberlanjutan sustainability reporting & assurance.
“Kualitas disclosure menjadi fondasi kepercayaan publik & peluang pembiayaan berkelanjutan bagi perusahaan yang bersangkutan,” kata Ali.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2025/12/03/692f7faa7fb82.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/12/02/692eb3021b562.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)