Blog

  • Tradisi Buang Bayi di Jawa yang Semakin Jarang Ditemukan

    Tradisi Buang Bayi di Jawa yang Semakin Jarang Ditemukan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tradisi buang bayi atau buang anak dalam budaya Jawa, yang dilakukan ketika weton bayi sama dengan anggota keluarga, kini semakin sulit ditemui. Meski pernah menjadi ritual yang dianggap penting untuk menjaga harmoni keluarga, praktik ini perlahan mulai ditinggalkan seiring perubahan zaman dan pola pikir masyarakat.

    Mengutip dari berbagai sumber, weton merupakan hari lahir seseorang dalam perhitungan kalender Jawa yang terdiri dari gabungan hari pasaran dan hari biasa. Dalam kepercayaan Jawa, weton dipercaya memengaruhi sifat dan nasib seseorang.

    Jika weton bayi sama dengan orang tua atau saudara kandung, ada keyakinan bahwa hal itu dapat menimbulkan kesamaan sifat yang berpotensi memicu konflik. Untuk menghindari hal tersebut, dilakukan ritual buang bayi secara simbolik.

    Bayi tidak benar-benar dibuang, melainkan diangkat keluar rumah melalui jendela atau pintu, lalu diterima kembali oleh keluarga. Ritual ini dimaknai sebagai upaya memutus energi negatif dan menjaga keseimbangan dalam keluarga.

    Dahulu, tradisi ini banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama di daerah pedesaan yang masih kuat memegang adat. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, semakin sedikit keluarga yang masih menjalankannya.

    Di beberapa daerah seperti Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, ritual ini masih kadang ditemui, tetapi tidak sebanyak dulu. Sebagian keluarga lebih memilih alternatif lain, seperti ruwatan, untuk menetralkan energi negatif tanpa harus melakukan ritual buang bayi.

    Beberapa faktor menyebabkan tradisi ini semakin jarang dilakukan. Pertama, pengaruh modernisasi dan pendidikan membuat masyarakat lebih rasional dalam menyikapi kepercayaan turun-temurun.

     

  • Resmi, AKBP William Cornelis Jabat Kapolres Tuban Disambut Pedang Pora

    Resmi, AKBP William Cornelis Jabat Kapolres Tuban Disambut Pedang Pora

    Tuban (beritajatim.com) – Resmi menerima estafet kepemimpinan sebagai Kapolres Tuban, hari ini AKBP William Cornelis, S.I.K., tiba di Mapolres Tuban dan disambut dengan tradisi Pedang Pora. selasa (22/04/2025).

    Sebelumnya, kemarin Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si,. juga telah memimpin Sertijab di Polres Tuban. Namun, dengan upacara tertutup tanpa diliput media.

    Sedangkan, hari ini AKBP William Cornelis, S.I.K resmi bertugas di Polres Tuban dan sebelumnya AKBP Oskar Syamsuddin juga turut berpamitan serta foto bersama jajaran di Polres Tuban.

    Setibanya di depan Gerbang, AKBP William bersama ketua Bhayangkari Cabang Tuban Ny. Meyli Willian disambut oleh Wakapolres Kompol Achmad Robial, S.E., S.I.K., M.H., beserta istri dengan pengalungan bunga serta penyerahan buket bunga sebagai lambang rasa sukacita atas kedatangan pimpinan baru, yang kemudian disambut pedang pora.

    Dalam memasuki gerbang pora, mantan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak itu juga disambut tarian Remo dan alunan musik gambyong Parianom serta Gatot Kaca sebagai cucuk lampah.

    Usai keluar dari Gerbang pora, AKBP William sapaannya ini disambut oleh Pju dan Kapolsek jajaran yang berjajar sambil memperkenalkan diri. Kemudian, disambut AKBP Oskar Syamsuddin dan keduanya melaksanakan laporan kesatuan (lapsat), dilanjutkan farewelle parade.

    Kapolres Tuban AKBP William Cornelis Tanasale, S.I.,K mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada AKBP Oskar atas dedikasi yang diberikan selama menjabat Kapolres Tuban.

    “Terimakasih atas segala dedikasi yang diberikan hingga saat ini Polres Tuban dalam keadaan aman terkendali,” tutur AKBP William.

    Masih kata William, situasi aman di kabupaten Tuban adalah anugerah yang tidak serta merta turun dari langit begitu saja namun karena adanya upaya partisipasi Kapolres dan jajaran yang bahu membahu dalam pengelolaan Kamtibmas.

    “Ini hasil kerjasama antara Kapolres pada masanya dan seluruh anggota Polres Tuban,” bebernya.

    Sementara itu, William juga berharap AKBP Oskar segera mendapatkan promosi jabatan komisaris besar polisi dan kembali menjadi pimpinan di Jawa Timur.

    “Saya yakin semua yang pernah keluar dari gerbang Polres Tuban adalah insan bhayangkara yang yang sukses dan berhasil di masa mendatang,” pungkasnya. [ayu/ian]

  • Sosok Mohammad Wahyu Ferdian, Bupati Cianjur Kaget 70 Siswa Keracunan, Seorang Dokter Kandungan – Halaman all

    Sosok Mohammad Wahyu Ferdian, Bupati Cianjur Kaget 70 Siswa Keracunan, Seorang Dokter Kandungan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sosok Mohammad Wahyu Ferdian menjadi sorotan setelah insiden puluhan siswa Cianjur keracunan makanan.

    Mohammad Wahyu Ferdian atau akrab disapa Wahyu adalah Bupati Cianjur.

    Bupati Cianjur yang mendengar kabar 70 siswa dari dua sekolah mengalami keracunan mengaku kaget.

    Lantas siapa sosok Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian?

    Sebelumnya diberitakan, 70 siswa MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami keracunan setelah menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (BMG).

    Bupati Cianjur kemudian menginstruksikan Puskesmas untuk siaga dan berkoordinasi dengan sekolah terkait.

    “Kita sudah menginstruksikan setiap puskesmas untuk siaga dan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah. Sekolah juga sudah diminta untuk melakukan pendataan kepada para korban,” ucap Wahyu, dikutip dari TribunJabar.id, Selasa (22/4/2025).

    Ia juga mengaku terkejut atas peristiwa puluhan siswa yang keracunan ini.

    “Saya cukup sedih dan kaget, anak-anak kita harusnya sekolah, malah mendapat musibah seperti ini,” katanya.

    Selain itu, ia menuturkan, pihak-pihak terkait tengah melakukan penyelidikan soal penyebab puluhan siswa keracunan.

    “Beberapa sampel makanan serta muntahan dari korban keracunan, akan diteliti untuk mendapatkan sumber penyebabnya,” katanya.

    Sosok Bupati Cianjur

    Mengutip TribunBengkulu, Mohammad Wahyu Ferdian, yang akrab disapa Wahyu, lahir di Subang pada 27 November 1988.

    Ia dikenal sebagai seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgyn) yang aktif berpraktik di RSUD Sayang, Cianjur.

    Selain meniti karier di bidang medis, Wahyu juga memiliki latar belakang keluarga yang cukup dikenal di dunia pemerintahan lokal.

    Ia merupakan menantu dari Tjetjep Muchtar Soleh, Bupati Cianjur dua periode (2006–2016), serta adik ipar dari Irvan Rivano Muchtar, yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Cianjur (2016–2021).

    Pendidikan kedokterannya dimulai di Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), tempat ia menyelesaikan program sarjana pada tahun 2006.

    Ketertarikannya terhadap bidang kebidanan dan kandungan membawanya melanjutkan pendidikan spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) pada tahun 2014.

    Tak hanya fokus pada pendidikan klinis, Wahyu juga memperluas keilmuannya dengan meraih gelar Magister Manajemen Rumah Sakit.

    Menariknya, ia juga mendalami bidang hipnosis dan hipnoterapi, dibuktikan dengan gelar CH (Certified Hypnotherapist) dan CHt (Certified Hypnotherapy Trainer) yang ia miliki.

    Karier profesionalnya di dunia medis dimulai sebagai dokter umum di RSUD Sayang pada tahun 2012.

    Setelah menuntaskan pendidikan spesialis, ia kembali mengabdi di rumah sakit yang sama sebagai dokter spesialis Obgyn, serta melayani pasien di RSUD Bhayangkara Cianjur.

    dr. Mohammad Wahyu Ferdian, S.Ked, MM, Sp.OG, CH, CHt, terus melayani masyarakat dengan keahlian medis yang ia miliki, sekaligus membawa pendekatan alternatif melalui keilmuannya di bidang hipnoterapi.

    Guru Ikut Keracunan

    Diberitakan TribunJabar, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudi, menuturkan dari data yang ia peroleh, ada 55 siswa yang alami keracunan.

    “Sebagian besar siswa yang mengalami gejala sempat menjalani perawatan di rumah sakit sudah pulang. Namun masih ada beberapa siswa yang masih dirawat,” katanya saat dihubungi TribunJabar.id, Selasa (22/4/2025).

    JALANI PERAWATAN – Satu siswi MAN 1 Cianjur menjalani perawatan setelah mengalami mengalami gejala mual dan muntah, Senin (21/4/2025). Total ada 38 orang yang mengalami gejala serupa sehingga dilarikan ke rumah sakit. Mereka diduga mengalami keracunan usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG). (Istimewa/TribunJabar)

    Ia menuturkan, sebagian siswa telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah mendapatkan perawatan.

    “Sampai saat ini jumlah siswa yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 5 orang. Sebagian besarnya sudah diizinkan pulang,” katanya.

    Dihubungi di kesempatan berbeda, Kepala SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustikawati menuturkan, di sekolahnya ada 23 siswa yang alami gejala keracunan.

     Dari 23 siswa, tiga di antaranya dirawat di rumah sakit.

    “Sejak semalam kita sudah menerima laporan soal siswa yang mengalami keracunan. Hingga kini pun kita terus berkomunikasi dengan para orang tua siswa,” katanya.

    Ia juga menuturkan, para guru juga ikut menyantap hidangan MBG.

    Tiga orang guru pun alami gejala keracunan ringan.

    “Ada tiga guru yang mengalami keracunan, tapi kondisinya ringan, sehingga bisa ditangani secara mandiri di rumah,” katanya.

    Penyelidikan BGN

    Badan Gizi Nasional (BGN) akan menyelidiki penyebab keracunan puluhan siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, setelah menyantap makanan di program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan terkait dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari MBG atau bukan” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).

    Dadan belum dapat memastikan apakah keracunan terjadi akibat menu makanan yang dibagikan dari program pemerintah tersebut. Kendati demikian, pihaknya masih menunggu hasil lab yang tengah dilakukan timnya untuk mengetahui penyebab keracunan tersebut.

    “Kami turut menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami,” jelas dia.

    Berdasarkan laporan, saat ini sampel MBG yang dimasak hari Senin (21/04/2025) telah dikirimkan ke Lab Kesda Provinsi setempat dan hasilnya akan keluar dalam rentang waktu sepuluh hari ke depan.

    Menurut keterangan dari perwakilan SPPG, makanan yang diolah juga telah memenuhi standar dan telah melewati proses sebagaimana mestinya.

    “Kami sedang menunggu hasil Lab Kesda Provinsi dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami akan update infonya pada kesempatan pertama setelah hasil lab. keluar,” tegasnya. 

     Sebagai langkah preventif, BGN akan meningkatkan pengawasan standar penyimpanan makanan di dapur MBG. Melakukan proses penyempurnaan sistem berskala nasional.

    Kemudian, mendorong transparansi jadwal menu harian melalui kanal digital. Serta meningkatkan kapasitas pelatihan keamanan pangan bagi seluruh penyedia MBG.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Profil Mohammmad Wahyu Ferdian, Seorang Dokter yang Unggul di Pilbup Cianjur 2024 Bareng Ramzi

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Renald, Nitis Hawaroh)(TribunBengkulu.com 

  • Ratusan Kader Gerindra Geruduk Polres Banggai

    Ratusan Kader Gerindra Geruduk Polres Banggai

    Jakarta, Beritasatu.com – Ratusan kader Partai Gerindra Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah menggeruduk kantor Polres Banggai pada Selasa (22/4/2025). Mereka menuntut Polres Banggai menegakkan keadilan atas insiden persekusi yang dialami oleh dua kader Gerindra oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.

    Aksi unjuk rasa ratusan kader Gerindra ini dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPC Gerindra Banggai Wardani Murad Husain dan juga dihadiri oleh seluruh anggota DPRD Banggai dari Fraksi Gerindra.

    “Kami semua kader Gerindra datang di Polres Banggai ini untuk meminta keadilan. Sebagai negara hukum, jika kasus persekusi ini dibiarkan, maka bisa ada persekusi-persekusi lainnya,” kata Wardani dalam orasinya.

    Wardani menyayangkan, tindakan persekusi terhadap anggota DPRD yang dilakukan sangat kecam. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan betapa rentannya masyarakat umum jika tidak ada penegakan hukum.

    “Bagaimana dengan rakyat biasa, anggota DPRD saja mereka persekusi. Ironisnya, persekusi itu terjadi di rumah mereka. Olehnya, kami menuntut keadilan kepada Polres Banggai,” tandas dia.

    Dia pun meminta agar para pelaku persekusi segera ditangkap dan diadili sesuai mekanisme hukum yang berlaku.

    “Saya melihat video persekusi itu menangis, ini pesta demokrasi. Kenapa kader kami dipersekusi seperti binatang, apa salah mereka, apa salah Pak Suwardi dan Pak Lutpi. Tangkap pelaku persekusi dan hukum seadil-adilnya,” tegas dia.

    Salah satu korban persekusi, Suwardi Agis, yang juga anggota DPRD Banggai, menceritakan secara langsung kronologi peristiwa yang dialaminya.

    “Saya dan Pak Lutpi Samaduri hadir di Toili, bukan semata-mata kepentingan ketua DPC Gerindra Banggai, tetapi kami sebagai kader taat dan patuh atas instruksi DPD, bahkan DPP,” ungkap Suwardi.

    Dia juga menegaskan, bahwa unjuk rasa ini merupakan bentuk usaha memulihkan nama baik partai.

    “Saya sendiri sebagai korban merasa terzalimi, yang mana saya didobrak di kamar mandi dalam keadaan tanpa busana (telanjang),” pungkas dia.

    Menanggapi hal tersebut, Kapolres Banggai AKBP Putu Hendra Binangkari, memastikan bahwa kasus ini sedang dalam proses penanganan sesuai prosedur hukum.

    “Apa yang disampaikan, saat ini masih berjalan, mulai dari penerimaan laporan, pemeriksaan saksi, terlapor dan kami melakukan pemanggilan terduga pelaku (persekusi),” tegas dia.

    Mendapat penjelasan dari kapolres, massa dari kader Gerindra memberikan tenggat waktu selama 2×24 jam kepada Polres Banggai untuk memberikan kejelasan atas kasus tersebut.

  • Ragam Respons Gerindra hingga PDIP Soal Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

    Ragam Respons Gerindra hingga PDIP Soal Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-2 RI Soeharto dikabarkan masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025. Kabar tersebut muncul dari keterangan resmi Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih pada Selasa, 18 Maret lalu.

    Dari keterangan Mira, diketahui bahwa Soeharto menjadi salah satu nama yang diusulkan kembali menjadi Pahlawan Nasional bersama lima nama lainnya.

    Merespons hal tersebut, anak dari Presiden ke-2 RI Soeharto sekaligus politikus Gerindra, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto menyambut baik wacana pengusulan ayahnya sebagai Pahlawan Nasional. Titiek menyebut ayahnya telah memberikan jasa besar kepada Tanah Air.

    “Iya, Alhamdulillah. Alhamdulillah kalau pemerintah mau berkenan untuk menganugerahkan gelar pahlawan untuk Presiden Soeharto, karena mengingat jasanya begitu besar kepada bangsa negara,” ungkapnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).

    Bagi keluarga, ujar Titiek, mau ayahnya diberi gelar Pahlawan Nasional ataupun tidak, Soeharto tetaplah seorang pahlawan dan Titiek yakin rakyat Indonesia juga mencintai Soeharto.

    “Setiap tahun wacana ini setiap hari pahlawan selalu muncul, muncul, muncul. Kita sampai udah ah udah lah mau dikasih gelar atau nggak, pokoknya beliau pahlawan buat kita semua,” tegasnya.

    Senada, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Sarmuji juga memandang Soeharto adalah sosok yang berjasa besar bagi negara Indonesia.

    “Dengan segala kelebihan dan kekurangan beliau telah mencurahkan segala pikiran dan tenaga untuk kemajuan Indonesia. Beliau layak mendapat gelar pahlawan,” ucapnya kepada Bisnis, Selasa (22/4/2025).

    Setali tiga uang, politikus NasDem Irma Suryani Chaniago juga merasa Soeharto pantas mendapatkan gelar Pahlawan Nasional lantaran sudah banyak jasa yang dilakukannya kala menjadi Presiden RI.

    “Tidak ada yang sempurna menang, by the way menghargai pimpinan bangsa adalah cara kita berterima kasih pada sumbangsihnya,” tutur dia.

    Lain halnya dengan ketiga politikus yang ada, politikus PDI Perjuangan (PDIP), TB Hasanuddin hanya menyebut pemberian tanda jasa atau gelar pahlawan haruslah melalui pengkajian dewan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan yang juga mewakili dari berbagai sektor seperti akademisi, militer, hingga tokoh masyarakat.

    “Saya pribadi serahkan ke dewan yang mengkaji, dewan tanda jasa kehormatan. Biar mereka yang bekerja sama dengan Kemensos, di Kemensos juga ada tim untuk hal itu,” bebernya kepada Bisnis.

  • Hambat Ekspor Impor hingga Biaya Logistik Melonjak, Pekerja Tak Ada Kompensasi

    Hambat Ekspor Impor hingga Biaya Logistik Melonjak, Pekerja Tak Ada Kompensasi

    PIKIRAN RAKYAT – Kemacetan di Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta terjadi pada Rabu, 16 April hingga Kamis, 17 April 2025.

    Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Tenaga Kerja Bongkar Muat (SP TKBM) Indonesia menilai kemacetan Pelabuhan Tanjung Priok beberapa hari adalah kegagalan sinkronisasi antarinstansi.

    “Kemacetan ini sudah berlangsung lama dan dampaknya sangat nyata bagi kami pekerja harian serta tidak ada kompensasi untuk hari kerja yang hilang,” ucap Ketua Umum Pimpinan Pusat SP TKBM Indonesia, Subhan Hadil di Jakarta pada Senin, 21 April 2025.

    Dampak Ekonomi

    Menurut Subhan, para sopir truk peti kemas terdampak ekonomi akibat kejadian luar biasa ini karena kehilangan waktu dan hanya dapat menunggu.

    Ia mengatakan, kemacetan ini menimbulkan dampak ekonomi, sosial dan imateril seperti terhambatnya alur ekspor-impor, biaya logistik melonjak drastis dan efisiensi industri menurun.

    “Bahkan bisa saja menggerus kepercayaan global atas sistem pelabuhan nasional,” lanjut Subhan.

    Pihaknya mengaku dampak yang dirasakan sopir truk dan armada logistik seperti kehilangan waktu, pendapatan, serta peningkatan risiko keselamatan kerja.

    “Tidak adanya dukungan moril, finansial, atau asuransi sosial dari pengusaha menambah beban mereka,” lanjutnya.

    Class Action

    Menurut Pimpinan Rumah Demokrasi Ramdansyah yang bertempat tinggal di Tanjung Priok, pihak terdampak bisa mengajukan class action sesuai Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2002.

    Ia mengaku rasionalisasi class action karena ada beberapa peristiwa, kegiatan-kegiatan atau suatu perkembangan bisa menimbulkan pelanggaran hukum yang merugikan secara serentak, sekaligus dan masal pada orang banyak.

    Rumah Demokrasi menyatakan syarat class action berupa kerugian yang diderita sekelompok orang/masyarakat.

    “Inilah yang disebut ‘class action’,” ujar Ramdansyah.

    Kerugian publik dalam horor macet secara nyata tampak akibat kelalaian/kesalahan pihak lain. Ada tenaga medis yang mendorong pasien di ranjang dengan infus di tangan menuju Rumah Sakit Umum Daerah Koja saat kemacetan.

    Saat itu jalur kendaraan yang nyaris tertutup aksesnya dengan kemacetan lalu lintas. Ia berharap pelayanan kesehatan untuk kondisi darurat tetap diperhatikan meskipun di tengah kemacetan lalu lintas.

    Jika hal tersebut diabaikan, maka mereka yang terdampak bisa bersama-sama melakukan “class action”.

    “Kami akan melakukan upaya menegakkan hak- hak warga Jakarta Utara untuk menyampaikan pandangannya agar tidak terkena dampak yang lebih luas,” lanjutnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Paus Fransiskus Wafat, Simak Mekanisme Pemilihan Paus Baru

    Paus Fransiskus Wafat, Simak Mekanisme Pemilihan Paus Baru

    Jakarta: Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 di usia menginjak 88 tahun. Kepergian pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus pemimpin negara Vatikan tersebut tentunya meninggalkan kekosongan tahta suci kepemimpinan.

    Pasca wafanya Paus, pihak Vatikan berencana untuk melakukan pemilihan Paus baru. 
    Mekanisme pemilihan Paus

    Melansir dari beberapa sumber, pemilihan Paus dilakukan dengan proses tertutup dan khidmat. Proses pemilihan digelar di Kapel Sistina, dan disebut sebagai Konklaf Kepausan.

    Proses ini dijalankan oleh Kolegium Kardinal, yaitu para pejabat tertinggi Gereja. Saat ini, terdapat total 252 kardinal di seluruh dunia, dengan 138 di antaranya berusia di bawah 80 tahun dan memenuhi syarat untuk memberikan suara.

    Teknisnya, setiap pria Katolik yang telah dibaptis bisa menjadi Paus. Namun, dalam sejarahnya, posisi ini hampir selalu diberikan kepada seorang kardinal.

    Setelah pemakaman Paus Fransiskus, para kardinal akan berkumpul dalam suasana terisolasi, tanpa akses ke dunia luar, untuk memilih pemimpin spiritual baru bagi lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

    Konklaf biasanya dimulai dalam waktu dua hingga tiga minggu setelah wafatnya paus, memberi waktu untuk masa berkabung selama sembilan hari serta mengizinkan para kardinal dari berbagai negara datang ke Vatikan. 
     

     

    Pemungutan suara dilakukan para Kardinal

    Proses pemungutan suara berlangsung penuh simbol dan kerahasiaan, dengan maksimal empat putaran setiap harinya. Menurut Konferensi Para Uskup Katolik Amerika Serikat, seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara untuk terpilih sebagai Paus.

    Para kardinal memberikan suara secara rahasia. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari, bahkan dalam sejarah pernah memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. 

    Setiap surat suara dihitung dan dicatat oleh kardinal yang ditunjuk. Setelah satu putaran selesai, surat suara dibakar di tungku khusus.

    Keputusan Paus baru juga diisyaratkan lewat asap yang keluar. Asap putih menandakan seorang Paus baru, sedangkan jika asap hitam maka posisi Paus baru belum disepakati.

    Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi simbol yang ditunggu-tunggu oleh umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Mereka akan menantikan asap yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina. 

    Jakarta: Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 di usia menginjak 88 tahun. Kepergian pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus pemimpin negara Vatikan tersebut tentunya meninggalkan kekosongan tahta suci kepemimpinan.
     
    Pasca wafanya Paus, pihak Vatikan berencana untuk melakukan pemilihan Paus baru. 

    Mekanisme pemilihan Paus

    Melansir dari beberapa sumber, pemilihan Paus dilakukan dengan proses tertutup dan khidmat. Proses pemilihan digelar di Kapel Sistina, dan disebut sebagai Konklaf Kepausan.
     
    Proses ini dijalankan oleh Kolegium Kardinal, yaitu para pejabat tertinggi Gereja. Saat ini, terdapat total 252 kardinal di seluruh dunia, dengan 138 di antaranya berusia di bawah 80 tahun dan memenuhi syarat untuk memberikan suara.

    Teknisnya, setiap pria Katolik yang telah dibaptis bisa menjadi Paus. Namun, dalam sejarahnya, posisi ini hampir selalu diberikan kepada seorang kardinal.
     
    Setelah pemakaman Paus Fransiskus, para kardinal akan berkumpul dalam suasana terisolasi, tanpa akses ke dunia luar, untuk memilih pemimpin spiritual baru bagi lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.
     
    Konklaf biasanya dimulai dalam waktu dua hingga tiga minggu setelah wafatnya paus, memberi waktu untuk masa berkabung selama sembilan hari serta mengizinkan para kardinal dari berbagai negara datang ke Vatikan. 
     

     

    Pemungutan suara dilakukan para Kardinal

    Proses pemungutan suara berlangsung penuh simbol dan kerahasiaan, dengan maksimal empat putaran setiap harinya. Menurut Konferensi Para Uskup Katolik Amerika Serikat, seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara untuk terpilih sebagai Paus.
     
    Para kardinal memberikan suara secara rahasia. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari, bahkan dalam sejarah pernah memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. 
     
    Setiap surat suara dihitung dan dicatat oleh kardinal yang ditunjuk. Setelah satu putaran selesai, surat suara dibakar di tungku khusus.
     
    Keputusan Paus baru juga diisyaratkan lewat asap yang keluar. Asap putih menandakan seorang Paus baru, sedangkan jika asap hitam maka posisi Paus baru belum disepakati.
     
    Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi simbol yang ditunggu-tunggu oleh umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Mereka akan menantikan asap yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Tahanan Diperkosa Oknum Polisi, Kapolres Pacitan Minta Maaf

    Tahanan Diperkosa Oknum Polisi, Kapolres Pacitan Minta Maaf

    Pacitan (beritajatim.com) – Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat, khususnya di hadapan puluhan massa yang tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pacitan. Yang menggelar aksi unjuk rasa menuntut penuntasan kasus dugaan pemerkosaan oleh oknum polisi terhadap seorang tahanan wanita.

    “Atas nama pribadi dan institusi, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kami akan menangani kasus ini secara profesional dan transparan,” kata Ayub dalam orasinya di hadapan massa aksi Selasa (22/4/2025).

    Kasus yang dimaksud adalah dugaan pemerkosaan yang dilakukan oleh Kasat Tahti Polres Pacitan, Aiptu LC, terhadap korban berinisial PW (21), seorang perempuan asal Slogohimo, Wonogiri, yang saat itu tengah menjalani proses hukum sebagai tersangka kasus mucikari.

    Kapolres menjelaskan bahwa sejak hari pertama menjabat, ia telah melakukan klarifikasi dengan media serta pihak Polda Jatim untuk mengawal perkembangan kasus ini.

    Saat ini, penanganan kasus telah diambil alih oleh Polda Jawa Timur. Dua divisi terlibat dalam penanganan Bidang Propam yang mengusut pelanggaran etik, dan Ditreskrimum yang memproses unsur pidana.

    “Langkah ini kami ambil demi ketenteraman dan keadilan bagi masyarakat Pacitan,” ujarnya.

    Jika terbukti bersalah, Aiptu LC terancam sanksi berat mulai dari demosi hingga pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Sementara itu, Polres Pacitan masih menunggu hasil pemeriksaan lengkap dari Ditreskrimum Polda Jatim. (tri/ian)

  • Ratusan Umat Katolik Ikuti Misa Arwah Paus Fransiskus di Katedral Palangka Raya

    Ratusan Umat Katolik Ikuti Misa Arwah Paus Fransiskus di Katedral Palangka Raya

    Palangka Raya, Beritasatu.com – Sebagai bentuk dukacita yang mendalam dan penghormatan atas wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus, ratusan umat Katolik mengikuti misa arwah di Gereja Katedral Santa Maria, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (22/4/2025).

    Misa requiem atau misa arwah ini dipimpin langsung oleh Uskup Aloysius Sutrisnaatmaka MSF yang dimulai pada pukul 16.00 WIB dengan suasana penuh khidmat.

    Pada kesempatan tersebut, Kepala Pastor Paroki Katedral Santa Maria Palangka Raya Pastor Patrisius Alu Tampu mengatakan, dengan wafatnya Paus Fransiskus, umat Katolik tidak perlu berlarut-larut dalam kesedihan, karena ada 3 hal yang harus dilakukan umat adalah meneruskan karya-karya baik dari mendiang Paus Fransiskus seperti tentang keimanan, persaudaraan, dan tentang bela rasa.

    “Sebagai manusia tiga hal tersebut menjadi penting diperhatikan oleh umat Katolik, terutama tentang kemanusiaan, mencintai lingkungan dan hidup berdampingan dengan semua orang agar tercipta kedamaian,” ujarnya saat diwawancarai Beritasatu.com.

    Pastor Patrisius Alu Tampu menambahkan, selama masa berkabung atas wafatnya Paus Fransiskus ini, umat Katolik akan melaksanakan misa di semua tingkat, seperti keuskupan, paroki, stasim hingga tingkat keluarga.

    “Kalau di Vatikan bisanya, masa berkabung ini dilaksanakan selama sembilan hari, namun bagi umat Katolik khususnya di Indonesia biasa dilakukan dengan cara menggelar misa dan berdoa di semua tingkat,” terangnya.

    Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun di kediamannya pada Senin (21/4/2025) pada pukul 07.35 waktu Vatikan.

    Pemakaman Paus Fransiskus dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (26/4/2025) pukul 10.00 waktu Vatikan.

  • KPK Jelaskan Alasan Geledah Kantor KONI Jatim di Kasus Dana Hibah

    KPK Jelaskan Alasan Geledah Kantor KONI Jatim di Kasus Dana Hibah

    Jakarta

    KPK sudah menggeledah kantor KONI Jawa Timur (Timur) hingga rumah anggota DPD RI La Nyalla Mattalitti dalam kasus dana hibah untuk kelompok masyarakat (pokmas) dari APBD Provinsi Jawa Timur (Jatim) 2021-2022. Apa alasannya?

    Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, mengungkapkan dana hibah ini menjadi jatah pokok pikiran (pokir) dari masing-masing anggota DPRD Jatim. Dana kemudian disalurkan dalam bentuk proyek-proyek ke berbagai lembaga di Jatim, termasuk KONI.

    “Jadi begini, perkara itu terkait dengan Hibah. Kan gitu. Atau Pokir, Pokir. Yang diberikan kepada masing-masing anggota legislatif di sana,” ujar Asep kepada wartawan di gedung KPK, Selasa (22/4/2025).

    “Proyek ini ada di beberapa SKPD. Ada di, pendidikan dan lain-lain lah. Ada termasuk juga di KONI dan lain-lain,” sambungnya.

    Hal itu, lanjut Asep, menjadi alasan pihaknya menggeledah rumah anggota DPD RI, La Nyalla Mattalitti. Pasalnya, La Nyalla pernah menjadi Wakil Ketua KONI Jatim.

    “Makannya kenapa penyidik lalu, melakukan misalkan penggeledahan kepada para pejabatnya di situ. Karena dia yang mengelola itu, mengelola uangnya itu,” ujarnya.

    “Misalkan, proyeknya itu rata-rata dibuatnya itu di bawah Rp 200 juta. Untuk menghindari, lelang. Gitu ya,” ucapnya.

    Sebelumnya, penggeledahan rumah milik La Nyalla di Surabaya dilakukan pada Senin (15/4) kemarin. KPK total telah menggeledah tujuh lokasi terkait dugaan korupsi dana hibah kelompok masyarakat (pokmas) dari APBD Provinsi Jawa Timur (Jatim) 2021-2022.

    Ke-21 tersangka itu terdiri atas empat tersangka penerima dan 17 tersangka pemberi. KPK menyebutkan empat tersangka penerima merupakan penyelenggara negara. Sedangkan 17 tersangka pemberi suap terdiri atas 15 orang pihak swasta dan 2 lainnya penyelenggara negara.

    (ial/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini