Dua Pencuri Motor di Depok yang Todongkan Senpi ke Warga Ditangkap
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Polisi menangkap dua pencuri motor bersenjata api di sebuah toko hewan peliharaan, Cilangkap, Tapos, Kota Depok.
Kedua pelaku yang berinisial KM dan RA diringkus Sibsit Resmob Polda Metro Jaya di rumah salah satu pelaku di Kampung Banjaran Pucung, Tapos, Depok.
“Tim Opsnal Subdit Resmob Polda Metro Jaya menangkap pelaku berinisial KM dan RA di sebuah rumah di Kampung Banjaran Pucung, Tapos, Depok, pada Rabu dini hari, tanggal 26 November 2025,” jelas Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya, Ressa Fiardy Marasabessy dalam keterangan resminya, Minggu (30/11/2025).
Dalam penggerebekan tersebut, polisi turut menyita barang bukti berupa
senjata api
rakitan yang digunakan pelaku untuk menodong warga saat beraksi.
“Saat penangkapan berlangsung, petugas juga menemukan sepucuk senjata api rakitan dan 3 butir peluru yang tergeletak di lantai rumah,” ungkap Ressa.
Berdasarkan hasil interogasi awal, kedua pelaku mengakui bahwa senjata api tersebut memang selalu dibawa saat beraksi.
“Kepada petugas, pelaku mengaku kerap menggunakan senjata api saat melakukan aksi pencurian untuk jaga diri,” tambahnya.
Saat ini, KM dan RA telah dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Sementara itu, polisi masih mendalami dugaan keterlibatan kedua pelaku dalam jaringan pencurian kendaraan bermotor yang lebih besar, termasuk mencari penadah yang mungkin bekerja sama untuk menyalurkan motor hasil curian.
Meski tak berhasil membawa kabur motor target, pelaku tetap dituntut atas dasar kepemilikan senjata api ilegal.
“Atas perbuatannya, pelaku dijerat pasal Undang-Undang Darurat terkait kepemilikan senjata api ilegal dengan ancaman pidana selama 20 tahun penjara,” tutur Ressa.
Sebelumnya diberitakan, aksi pencurian sepeda motor dengan membawa benda diduga senjata api (senpi) berhasil digagalkan warga di Jalan Abdul Gani, Kalibaru, Cilodong,
Kota Depok
, Senin (24/11/2025) pagi.
Peristiwa itu bermula ketika seorang saksi berinisial L melihat dua orang datang mengendarai sepeda motor dengan gerak-gerik mencurigakan di depan toko hewan peliharaan tempatnya bekerja.
“Ada dua orang yang datang ke toko sangat mencurigakan, kemudian saksi L keluar dari dalam toko dengan maksud akan menghalangi pencurian tersebut,” ucap Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Made Budi saat dikonfirmasi, Selasa (25/11/2025).
Ketika hendak kabur, salah satu pelaku mengeluarkan benda yang diduga senpi dan mengarahkan ke saksi L.
“Pelaku mengeluarkan senpi dan mengacungkan ke saksi L sehingga saksi masuk ke dalam (toko) dan pelaku melarikan diri,” ujarnya.
Meski tidak ada motor yang berhasil dicuri, korban telah membuat laporan polisi (LP) dan petugas sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Blog
-
/data/photo/2025/11/30/692bdda8a3da4.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kondisi JPO di Lebak Bulus Memprihatinkan, Gelap Gulita dan Tak Ada Besi Pegangan Megapolitan 30 November 2025
Kondisi JPO di Lebak Bulus Memprihatinkan, Gelap Gulita dan Tak Ada Besi Pegangan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Raden Ajeng Kartini, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kondisinya memprihatinkan.
Berdasarkan pantauan
Kompas.com
di lokasi, fasilitas publik yang dibawahnya dilintasi Jalan Tol Pondok Pinang–TMII dan Tol JORR itu tidak dilengkapi
lampu penerangan
dan banyak
kerusakan fisik
.
JPO tersebut sebenarnya berada di lokasi strategis, dikelilingi gedung perkantoran dan akses menuju halte TransJakarta.
Masalah paling utama adalah tidak adanya penerangan. Di sepanjang jembatan, tidak ditemukan satu tiang atau instalasi lampu yang seharusnya menjadi standar fasilitas pejalan kaki.
Sebagian besi untuk pegangan pengguna JPO juga hilang.
Meski pada siang hari tidak banyak pejalan kaki yang melintas, area ini tampak tidak aman pada malam hari karena
minim penerangan
.
Kondisi gelap gulita tersebut sebelumnya ramai dibicarakan setelah akun Instagram @ijoeel mengunggah video suasana JPO itu pada malam hari.
Dari video tersebut terlihat jalur penyeberangan yang hanya disinari cahaya dari kendaraan di bawahnya.
“Saya sekarang ada di
JPO Lebak Bulus
. JPO yang sebelah sini viral karena sering dipakai konten kreator, tapi yang sisi satunya malah gelap dan jelek. Di sini sama sekali nggak ada lampunya. Bahaya kayak uji nyali,” ujar pengunggah dalam video tersebut.
Minimnya penerangan membuat pejalan kaki harus menggunakan lampu ponsel untuk memastikan pijakan.
Ukin (37), pengemudi ojek online yang sering menjemput penumpang di area sekitar mengatakan pengguna kerap menggunakan ponsel saat melintasi JPO tersebut.
“Pernah saya jemput sekitar jam 8 malam. Penumpangnya lewat JPO pakai lampu HP biar kelihatan,” kata Ukin kepada
Kompas.com
, Minggu (30/11/2025).
Selain gelap, kondisi JPO juga tampak tidak terawat.
Pada area seberang dekat Halte Busway TB Simatupang, terlihat banyak botol minuman, plastik, dan pecahan kaca.
Beberapa bagian lantai terlihat retak dan sambungan logam di sejumlah titik tampak bergeser. Dinding pembatas dan railing dipenuhi coretan grafiti.
Selain itu, struktur jembatan yang terdiri dari sambungan-sambungan dan tikungan membuat jalurnya tidak lurus, serta memiliki variasi pijakan dari beton hingga panel logam yang tampak mulai haus.
Mukmin (41), pedagang minuman di tangga JPO mengaku kondisi gelap sudah berlangsung lama.
“Setahu saya dari awal memang begitu. Nggak pernah lihat ada lampu dipasang,” ujar Mukmin.
Ia juga menyebut JPO tersebut jarang digunakan warga pada malam hari karena dianggap tidak aman.
“Sepi banget kalau malam. Yang ke arah halte seberang itu kan banyak pohon, bukan kawasan kantor. Orang takut lewat,” ujarnya.
Mukmin juga beberapa kali melihat aktivitas tak wajar di area tersebut.
“Tiap malam Minggu suka ramai. Ada yang minum-minum, pernah ada bunyi pecahan botol. Saya langsung pulang,” katanya.
Saat ini Kompas.com telah mencoba mengonfirmasi kondisi JPO ke Dinas Bina Marga DKI Jakarta, namun belum ada tanggapan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Momen Veloz Hybrid dan bZ4x Lokal Curi Perhatian Menko Airlangga
Momen Veloz Hybrid dan bZ4x Lokal Curi Perhatian Menko Airlangga
-

DKI bagikan 146 kartu layanan gratis bagi penyandang disabilitas
Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno secara simbolis membagikan 146 Kartu Layanan Gratis (KLG) kepada penyandang disabilitas dalam rangka menyambut Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2025.
“Kartu ini memberikan akses gratis pada layanan Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta, bersama 15 kelompok masyarakat lainnya yang termasuk dalam skema layanan ini,” kata Rano di Jakarta, Minggu.
Dia menuturkan rangkaian peringatan Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2025 merupakan bentuk nyata komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mewujudkan kota yang inklusif dan ramah bagi semua.
Dalam kesempatan itu, sambung Rano, Pemprov DKI menyerahkan 146 Kartu Layanan Gratis transportasi umum bagi penyandang disabilitas. Namun, jumlah tersebut hanya simbolis karena masih ada ratusan kartu lainnya.
Menurut dia, penyandang disabilitas merupakan bagian dari kekuatan Jakarta. Mereka memiliki hak, martabat, serta potensi besar yang harus didukung dan difasilitasi.
Oleh karena itu, Pemprov DKI berkomitmen memastikan seluruh moda transportasi publik semakin ramah disabilitas, sesuai dengan prinsip aksesibilitas, keadilan, dan kesetaraan.
“Kartu bagi penyandang disabilitas merupakan wujud nyata komitmen pemerintah untuk memastikan setiap warga memiliki hak yang sama untuk bergerak dan menikmati layanan kota,” tutur Rano.
Dia pun berharap kartu tersebut dapat mendukung mobilitas para penyandang disabilitas sehingga semakin mudah, aman, nyaman, dan inklusif, serta memperkuat kemandirian dan kepercayaan diri.
Dia juga mengajak seluruh pihak, mulai dari operator transportasi, instansi teknis, komunitas, hingga masyarakat luas, untuk bersama-sama merawat layanan publik yang inklusif.
“Mari bersama membangun infrastruktur yang aksesibel, menghadirkan pelayanan dengan empati, serta menghapus stigma yang masih membayangi saudara-saudari penyandang disabilitas,” ungkap Rano.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Ngilu! Bocah Ini Tak Sengaja Telan Sendok, Baru Dikeluarkan 10 Hari Kemudian
Jakarta –
Seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun di Ethiopia tidak sengaja menelan sebuah sendok teh ketika bermain bersama adiknya. Bagaimana kejadiannya?
Bocah yang tidak disebutkan namanya ini datang ke klinik dengan gejala nyeri perut dan penurunan nafsu makan. Namun, ia tidak mengalami mual, muntah, sulit menelan, demam, perubahan suara, atau perubahan kebiasaan buang air besar.
Pihak keluarga sebenarnya sudah tahu anak tersebut tak sengaja menelan sendok 10 hari sebelumnya. Namun, mereka berharap sendok tersebut keluar melalui tinja.
“Pemeriksaan fisik pada hari masuk rumah sakit menunjukkan anak dalam kondisi nyaman, tanda vital stabil, dan perut lembut tanpa rasa nyeri dan tanpa tanda-tanda peritonitis,” tulis tim dokter dari Jimma University yang melaporkan kasus tersebut, dikutip dari jurnal International Medical Case Reports Journal, Minggu (30/11/2025).
Dokter lalu melakukan rontgen pada bocah tersebut, dan benar saja tampak sebuah sendok sepanjang 11 cm tersangkut di dalam di usus.
Penampakan sendok yang berhasil dikeluarkan. Foto: International Medical Case Reports Journal
Keesokan harinya, bocah tersebut mulai mengalami gejala lain seperti demam tinggi yang hilang timbul dan nyeri di perut kiri atas. Ketika dicek kembali, dokter tidak menemukan adanya pergeseran dari objek asing tersebut.
Dokter pun akhirnya melakukan laparatomi untuk mengeluarkan sendok tersebut. Dari hasil operasi tersebut, mereka juga menemukan lubang kecil pada usus yang sudah tertutup oleh jaringan tubuh, serta adanya pengikisan pada jaringan penyangga usus besar di bagian tikungan dekat limpa.
Operasi berhasil dilakukan. Pasien bahkan dipulangkan setelah seminggu menjalani perawatan intensif.
“Operasi berjalan lancar, pasien pulih sepenuhnya, dipulangkan tujuh hari setelah operasi, dan tidak memiliki keluhan pada kontrol berikutnya,” tulis laporan tersebut.
“Sendok logam berukuran besar yang tertelan sangat kecil kemungkinan keluar secara spontan, sehingga harus dikeluarkan sesegera mungkin setelah diagnosis ditegakkan untuk mencegah komplikasi seperti perforasi,” tulis para dokter dalam kesimpulannya.
Halaman 2 dari 2
(avk/up)
-

Warga Filipina Kembali Gelar Demo soal Proyek Pengendalian Banjir Fiktif
Jakarta –
Ribuan orang massa menggelar aksi unjuk rasa di ibu kota Filipina. Massa menuntut pertanggungjawaban atas skandal infrastruktur bernilai miliaran dolar yang telah menyebabkan banyak pejabat, anggota parlemen, dan pemilik perusahaan konstruksi dituduh melakukan korupsi.
Kemarahan atas apa yang disebut proyek pengendalian banjir fiktif telah meningkat selama berbulan-bulan di negara kepulauan berpenduduk 116 juta jiwa tersebut. Di mana sebelumnya seluruh kota sempat telah tertimbun banjir yang dipicu topan dahsyat dalam beberapa bulan terakhir.
“Tangkap mereka di penjara sekarang!”, ujar para pendemo saat meneriakkan yel-yel saat berbaris di sepanjang jalan raya Manila yang dikenal sebagai EDSA, lokasi Gerakan Kekuatan Rakyat yang membantu menggulingkan ayah Marcos dari kekuasaan pada tahun 1986.
Massa demonstran yang berkumpul di Taman Luneta, Manila, tak jauh dari istana presiden, membawa spanduk berbentuk buaya yang menyerukan diakhirinya korupsi sistemik.
“Ada orang-orang yang meninggal dunia karena korupsi yang terjadi,” ujar Jessie Wanaluvmi J, seorang penari drag berusia 20 tahun, kepada AFP sebelum penampilannya yang dijadwalkan.
Dalam kasus ini, sebanyak delapan anggota Departemen Pekerjaan Umum dan Jalan Raya telah ditangkap terkait skandal tersebut. Pemerintah berjanji “orang-orang penting akan segera menyusul”.
Lebih dari 17.000 polisi dikerahkan untuk mengendalikan massa. Sebelumnya, demonstrasi antikorupsi yang sebagian besar berlangsung damai pada bulan September sempat diwarnai bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa bertopeng, yang mengakibatkan lebih dari 200 penangkapan.
Lihat juga Video: Banjir Imbas Topan Kalmaegi di Filipina
(yld/knv)
-

Tragedi di Perlintasan Kereta Tanpa Palang Pintu Pasuruan: 4 Orang Sekeluarga Tewas, 1 Balita Selamat
Pasuruan (beritajatim.com) – Kecelakaan maut kembali terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Dusun Selokambang, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Minggu (30/11/2025).
Sebuah mobil penumpang bernomor polisi L 1519 ABJ tertabrak Kereta Api (KA) Mutiara Timur yang melaju dari Surabaya menuju Banyuwangi. Kecelakaan tersebut menelan korban jiwa, sementara satu anak balita selamat meski dalam kondisi kritis.
Menurut keterangan saksi, kecelakaan bermula saat Muhaimin (33), warga Desa Gondanglegi, mengemudikan mobilnya bersama istri, Suci Nurjanah (33), dan ketiga anaknya. Mereka hendak menyeberang dari arah utara menuju selatan, namun tidak menyadari adanya kereta yang melintas dari arah barat ke timur.
Akibat benturan keras, mobil yang mereka tumpangi terseret beberapa meter dari titik tabrakan, hingga keempat penumpang yang merupakan pasangan suami istri dan dua anak mereka meninggal di tempat.
“Mobil sampai terbelah dua dan korban terpental dalam keadaan meninggal,” ungkap Faizal, salah satu warga yang ikut mengevakuasi korban.
Sementara itu, Rizka Putri Maharani, anak balita berusia 2 tahun, selamat setelah terpental keluar dari mobil saat tabrakan terjadi. Warga sekitar segera memberikan pertolongan sementara menunggu petugas datang ke lokasi.
Menurut Riki, warga setempat, kondisi jalan di sekitar perlintasan sedikit menanjak, sehingga keberadaan kereta api tidak terlihat jelas. “Kemungkinan korban tidak tahu ada KA lewat karena dari bawah tidak kelihatan relnya,” ujarnya.
Petugas dari Satlantas Polres Pasuruan dan Polsek Beji langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Kanit Gakkum Satlantas Polres Pasuruan, Iptu Gagah, mengungkapkan bahwa penyelidikan dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui kronologi pasti kejadian.
“Kita masih melakukan olah TKP dan penyelidikan agar mengetahui pasti penyebab kecelakaan,” kata Iptu Gagah.
Sementara itu, keempat korban meninggal dunia telah dievakuasi ke Rumah Sakit Pusdik Brimob Watukosek Gempol untuk penanganan lebih lanjut. Pihak keluarga korban dan kepolisian tengah mengatur prosedur pemulangan jenazah. [ada/suf]
/data/photo/2025/11/30/692be7cfc46c8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/11/30/692be7738dacf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
