Blog

  • Polda Riau Turunkan 2 Ekskavator Bantu Evakuasi Bencana di Sumbar

    Polda Riau Turunkan 2 Ekskavator Bantu Evakuasi Bencana di Sumbar

    Agam

    Kepolisian Daerah (Polda) Riau memberikan dukungan personel untuk memperkuat penanganan bencana di Nagari Selaras Air, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dua unit ekskavator dikerahkan ke lokasi untuk membantu pencarian korban longsor.

    Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menyampaikan dukungan personel dan peralatan ini merupakan langkah percepatan dalam penanganan bencana, sesuai arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

    “Yang kita back up baik itu baik personel, juga peralatan untuk membantu evakuasi termasuk 2 ekskavator yang sudah sampai di sini,” kata Irjen Pol Herry Heryawan, di lokasi, Minggu (30/11/2025).

    Sebagai wilayah yang terdekat ke Sumatera Barat, Polda Riau telah berada di lokasi sejak Sabtu (29/11). Kehadiran Polda Riau di lokasi tersebut merupakan bentuk respons cepat dalam penanganan bencana.

    “Kami atas arahan pimpinan Pak Kapolri, kita melakukan back up di 3 provinsi yang terdampak. Karena wilayah Riau dekat dengan Sumbar dan butuh respons cepat kita datang,” katanya.

    Di samping bantuan logistik dan peralatan, Polda Riau juga mengirimkan pasukan ke wilayah Sumatera Barat. Sebanyak 390 personel Polda Riau dikerahkan ke lokasi untuk membantu pencarian korban.

    Polda Riau mengirimkan personel BKO untuk membantu pencarian korban longsor dan banjir bandang di Sumbar, Minggu (30/11/2025). Foto: dok. Polda Riau

    Beri Trauma Healing

    Polda Riau juga mengirimkan psikolog untuk memperkuat upaya pemulihan trauma (trauma healing) korban bencana di wilayah Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Puluhan psikolog dari beberapa kampus di Riau akan dikirim untuk misi kemanusiaan ke lokasi bencana.

    Kapolda menyampaikan bahwa selain bantuan logistik untuk sehari-hari, dukungan kesehatan mental sangat krusial untuk membantu mempercepat pemulihan psikis para korban yang terdampak bencana. Polda Riau sendiri melalui Biro Sumber Daya Manusia (SDM) telah mengirimkan 6 psikolog ke lokasi bencana, pada Sabtu (29/11) kemarin.

    “Selain bantuan yang bisa digunakan untuk sehari-hari, juga ada kemarin sudah mengirimkan 6 psikolog untuk mengirimkan trauma healing,” imbuhnya.

    Keterlibatan puluhan psikolog dari kampus ini melengkapi enam personel psikologi Polri yang telah lebih dulu diberangkatkan, memperkuat kapasitas tim Riau dalam memberikan dukungan mentalitas kepada masyarakat dan juga para petugas yang bertugas di lokasi bencana.

    Pengiriman 30-an psikolog yang didukung berbagai kampus di Riau ini menunjukkan sinergi kuat antara institusi kepolisian dan akademisi dalam misi kemanusiaan. Puluhan tenaga ahli ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak penyintas bencana yang membutuhkan pendampingan mental pasca-trauma.

    (mea/knv)

  • Polisi Kejar Pemilik Pabrik Mi dan Pangsit Berbahan Tawas di Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Polisi Kejar Pemilik Pabrik Mi dan Pangsit Berbahan Tawas di Bogor Megapolitan 30 November 2025

    Polisi Kejar Pemilik Pabrik Mi dan Pangsit Berbahan Tawas di Bogor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Pabrik rumahan pembuatan mi dan pangsit berbahan tawas di Kota Bogor, Jawa Barat, digerebek polisi, Sabtu (29/11/2025).
    Dalam
    penggerebekan
    tersebut, polisi mengamankan dua orang pekerja berinisial IR dan RA yang sedang memproduksi mi dan pangsit.
    Sementara, pemilik pabrik berinisial WH masih dilakukan pengejaran yang diketahui berada di wilayah Cilacap.
    “Kita amankan dua orang pelaku. Untuk pemiliknya kita masih lakukan pengejaran,” kata Kasat Reskrim Polresta
    Bogor
    Kota Komisaris Posisi Aji Riznaldi Nugroho, dalam keterangannya, Minggu (30/11/2025).
    Aji menuturkan, lokasi pabrik berskala home industry ini berada di Komplek PKPN, RT 2 RW 7, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
    Pabrik tersebut telah memproduksi mi dan pangsit dengan bahan campuran
    tawas
    selama dua tahun.
    Hasil produksinya lalu didistribusikan ke beberapa pasar di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.
    Dari operasi ini, polisi turut mengamankan bahan campuran pembuatan mi dan pangsit seperti satu ember tawas, benzoat, soda bubuk, dan potasium.
    “Kita telah melakukan penyelidikan selama satu minggu. Untuk informasi lainnya nanti kita sampaikan setelah selesai dilakukan pemeriksaan terhadap pelaku,” sebutnya.
    Aji menyampaikan, penggerebekan dilakukan bersama tim dari Dinas Perdagangan dan BPOM Kota Bogor.
    Petugas juga menemukan mi dan kulit pangsit yang siap edar dengan merek “Wayang”.
    Produksi dilakukan dengan cara mencampur bahan olahan pembuatan mi dan kulit pangsit dengan tawas.
    Hasil produksi lalu dijual ke pasar-pasar di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor tanpa mencantumkan komposisi tawas dan potasium di dalam produk kemasan.
    “Kita temukan bahan baku seperti tepung terigu, potasium, baking soda, tawas, dan lainnya. Sementara, komposisi di dalam kemasan tidak dicantumkan tawas dan potasium,” bebernya.
    Para pelaku dijerat dengan Pasal 136 juncto Pasal 75 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
    Mereka juga dijerat dengan Pasal 62 juncto Pasal 8 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
    “Ancaman hukumannya lima tahun penjara,” pungkas Aji.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Komdigi Kirim User Terminal SATRIA-1 dan Genset untuk Pulihkan Layanan Telekomunikasi

    Komdigi Kirim User Terminal SATRIA-1 dan Genset untuk Pulihkan Layanan Telekomunikasi

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengirimkan perangkat User Terminal SATRIA-1 BAKTI Komdigi, terdiri atas set perangkat internet dan genset, ke wilayah terdampak banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat pada Minggu (30/11/2025). 

    Perangkat tersebut dikirim untuk mempercepat pemulihan layanan telekomunikasi yang sempat lumpuh akibat bencana.

    “Terminal user tersebut berfungsi untuk pemasangan akses internet, dan membantu pemulihan telekomunikasi di wilayah terdampak,” demikian isi pesan broadcast yang diterima Bisnis dikutip pada Minggu (30/11/2025). 

    Pesan tersebut juga melampirkan foto dan video yang memperlihatkan proses pengiriman perangkat tersebut. Dalam salah satu video, tampak kotak besar berlabel BAKTI–Komdigi berisi perangkat User Terminal SATRIA-1 ditempatkan di atas kendaraan pengangkut, dengan latar deretan parabola satelit yang menjulang di area pemrosesan barang. 

    Pada foto lain, sejumlah petugas membungkus dan mengencangkan kotak berisi genset di dalam sebuah gudang logistik yang dipenuhi tumpukan bantuan. Beberapa personel berseragam terlihat memantau proses tersebut dari kejauhan.

    Komdigi sebelumnya juga menyampaikan bahwa hingga Sabtu (29/11/2025) pukul 00.00 WIB, sebanyak 707 menara BTS telah kembali beroperasi dari total 2.463 menara yang sempat mengalami gangguan pada Jumat (28/11/2025). 

    Menara yang pulih paling banyak berada di Aceh dengan 564 lokasi, disusul Sumatra Utara sebanyak 112 lokasi, dan Sumatra Barat sebanyak 31 lokasi. Dengan demikian, masyarakat di sejumlah kecamatan mulai kembali dapat berkomunikasi dengan keluarga.

    Meski demikian, proses pemulihan belum sepenuhnya selesai. Masih terdapat 1.756 BTS yang terus diperbaiki di berbagai titik terdampak. 

    Di Aceh, gangguan tercatat terjadi pada 975 menara dari total 3.414 menara. Di Sumatra Utara, gangguan masih terjadi di 707 menara dari total 9.612 menara. Sementara di Sumatra Barat, 74 dari 3.739 menara masih belum berfungsi normal.

    Selain memulihkan BTS, pemerintah juga memperbaiki jaringan tulang punggung (backbone) yang sebelumnya terputus akibat banjir dan longsor. Di Sumatra Utara, jalur Rantau–Padang Sidempuan serta Sibolga–Barus–Manduamas telah kembali tersambung. 

    Di Aceh, jalur backbone Banda Aceh–Bireun dan Samalanga juga berhasil dipulihkan.

  • Rano Karno Pastikan Jalan Karet Pasar Baru Segera Diaspal
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Rano Karno Pastikan Jalan Karet Pasar Baru Segera Diaspal Megapolitan 30 November 2025

    Rano Karno Pastikan Jalan Karet Pasar Baru Segera Diaspal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno memastikan jalan di Kampung Karet Pasar Baru 1, Jakarta Pusat segera diaspal.
    Rano mengaku baru mengetahui kondisi jalan tersebut dan memastikan akan segera menindaklanjutinya.
    “Mudah-mudahan setelah kami tahu, pasti akan kita sentuh. Tentu kita akan instruksikan, akan kita benahi,” ucap Rano saat ditemui di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (30/11/2025).
    Sebelumnya, warga mengeluhkan Jalan Karet Pasar Baru 1, Karet tak diaspal puluhan tahun.  Perkampungan yang terletak di samping Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak itu hanya dihiasi jalanan berupa tanah berbatu.
    Jika kemarau, jalanan itu berdebu. Jika masuk musim penghujan, jalanan becek dan berlumpur.
    Awalnya, jalanan itu merupakan lahan bekas pemakaman yang sempat dipugar pada 1993.
    Namun, hingga saat ini, belum pernah ada perbaikan maupun pengaspalan jalan.
    “Memang jalannya tanah begini. Kalau hujan becek, kalau musim kemarau debunya banyak,” ucap Khalifa (55), salah satu pedagang yang telah 35 tahun menghuni tempat itu.
    Senada, Sobari (55), warga lainnya juga mengonfirmasi bahwa kondisi jalanan itu sudah berlangsung selama puluhan tahun.
    Bahkan, menurutnya saat kemarau tiba, debu jalanan sering masuk ke dalam rumah. Sementara, jalanan berubah menjadi lumpur saat musim hujan.
    “Lalu kalau musim hujan becek. Sudah puluhan tahun, kami warga sudah terbiasa,” kata Sobari.
    Sobari menyebut, warga maupun pengurus RT setempat sudah sering mengajukan
    perbaikan jalan
    ke pemerintah. 
    Kini warga mendapat kabar baik pada pertengahan November lalu, setelah Wali Kota Jakarta Pusat Arifin mengunjungi lokasi tersebut.
    “Hanya saja baru tahun ini berhasil mendapat perhatian. Mungkin karena pengaruh anggaran juga ya. Kemarin sudah dikunjungi Pak Wali, pas pertengahan November lalu,” kata Sobari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • APBD 2026 Disahkan, Fraksi-fraksi ‘Menguliti’ Anggaran Pemkot Probolinggo

    APBD 2026 Disahkan, Fraksi-fraksi ‘Menguliti’ Anggaran Pemkot Probolinggo

    Probolinggo (beritajatim.com) – Rancangan APBD 2026 Kota Probolinggo akhirnya disahkan, namun bukan tanpa guncangan. Rapat paripurna Sabtu (29/11/2025) itu berubah menjadi panggung kritik tajam dari seluruh fraksi DPRD, yang membongkar berbagai pos anggaran yang dinilai janggal, terburu-buru, hingga berpotensi memboroskan uang rakyat.

    Satu per satu fraksi angkat suara, menyampaikan peringatan keras kepada Pemkot agar tidak sembarangan mengelola anggaran publik. Suasana paripurna berlangsung panas meski tertib, menunjukkan tingginya kecurigaan legislatif terhadap arah kebijakan fiskal tahun depan.

    Fraksi Golkar menyerang pola lama Pemkot yang disebut hanya mengejar tinggi serapan tanpa mengukur dampak program. Golkar menegaskan APBD harus menghasilkan output dan outcome nyata, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan layanan dasar.

    Golkar juga memperingatkan agar proyek infrastruktur tidak sekadar membangun fisik, tetapi memperhitungkan keberlanjutan lingkungan. Sistem pengawasan internal diminta diperketat untuk menutup peluang penyimpangan.

    Fraksi PKB menyampaikan kritik paling keras: penyertaan modal Perseroda Bahari Tanjung Tembaga Rp 6,9 miliar dinilai dipaksakan, bahkan direkomendasikan tanpa kejelasan direksi dan komisaris.

    Tak berhenti di situ, PKB menyoroti anggaran KORMI Rp 500 juta yang dianggap tidak berdasar, proposal lemah, kegiatan minim manfaat, tapi tetap “ngotot” diajukan.

    PKB juga menembakkan kritik ke pos anggaran rumah tangga kepala daerah yang menembus lebih dari Rp 3 miliar dan wakil kepala daerah lebih dari Rp 1,4 miliar. Fraksi menyebut pos tersebut rawan pemborosan dan belum memiliki dasar regulasi yang jelas.

    Fraksi PDI Perjuangan memperingatkan bahwa APBD bukan sekadar tabel angka ataupun alat akomodasi kepentingan politik, tetapi penentu arah pembangunan daerah.

    Fraksi ini menuntut APBD 2026 benar-benar berpihak kepada rakyat: mulai dari akses infrastruktur, layanan pendidikan dan kesehatan, dukungan bagi petani, hingga program pengentasan kemiskinan dan stunting.

    Fraksi Gembira (Gerindra–PPP) menyoal keras penurunan ekstrem alokasi BOSDA bagi sekolah swasta. Mereka memperingatkan kebijakan itu bisa mengancam keberlangsungan sekolah swasta, menimbulkan keresahan, bahkan gejolak di masyarakat.

    Fraksi juga meminta bantuan pesantren dan tunjangan guru keagamaan tidak dicoret, mengingat kontribusinya yang besar dalam pendidikan moral dan sosial masyarakat.

    Fraksi NasDem menyampaikan tuntutan tegas: Pemkot harus menghentikan belanja-belanja tak efektif dan tidak memiliki urgensi publik.

    NasDem mendorong optimalisasi PAD melalui digitalisasi perpajakan, inovasi pendapatan legal, dan penggunaan data wajib pajak yang valid. Kenaikan target PAD harus berbasis kajian, bukan sekadar menaikkan angka untuk terlihat agresif.

    Fraksi PKS mempersoalkan masih adanya paket pekerjaan yang masuk APBD tanpa DED dan FS. Fraksi menegaskan bahwa praktik seperti ini rawan menghasilkan proyek setengah matang dan manfaat yang tidak terasa bagi masyarakat.

    PKS juga menyoroti anggaran PKK Rp 3,9 miliar yang dianggap harus dikawal ketat agar tidak menjadi ajang seremonial. Untuk program bantuan fakir miskin, PKS meminta agar tidak hanya peralatan yang diberikan, tetapi modal dan pendampingan usaha hingga benar-benar meningkatkan taraf hidup penerima.

    Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, merespons kritik fraksi dengan menyatakan seluruh catatan akan menjadi bahan penyempurnaan sebelum APBD ditetapkan. “Akan kita tindak lanjuti setiap catatan DPRD,” ujarnya.

    R-APBD 2026 selanjutnya diserahkan kepada Gubernur Jawa Timur untuk dievaluasi. Wali kota menyebut masukan fraksi penting untuk mengoptimalkan belanja dan pendapatan daerah sebelum penetapan final. [ada/suf]

  • Albanese Jadi PM Australia Pertama yang Menikah Saat Masih Menjabat

    Albanese Jadi PM Australia Pertama yang Menikah Saat Masih Menjabat

    Jakarta

    Perdana Menteri Australia Anthony Albanese resmi menikahi kekasihnya, Jodie Haydon kemarin. Ia menjadi perdana menteri pertama yang menikah saat masih menjabat dalam 124 tahun sejarah pemerintahan federal Australia.

    Dilansir, AP, Minggu (30/11/2025), Albanese dan kekasihnya dinikahkan oleh seorang pemuka agama sipil di hadapan sekitar 60 tamu, termasuk beberapa menteri kabinet, dalam sebuah upacara pernikahan yang digelar di halaman The Lodge. Pernikahan itu tidak diliput oleh media hingga setelah acara selesai.

    “Kami sangat senang dapat berbagi cinta dan komitmen kami untuk menghabiskan hidup kami bersama di masa depan, di hadapan keluarga dan sahabat terdekat,” ujar pasangan itu dalam sebuah pernyataan.

    Anjing peliharaan Albanese, Toto, menjadi pembawa cincin untuk kedua mempelai. Sementara keponakan Haydon yang berusia 5 tahun, Ella, menjadi gadis pembawa bunga.

    Sebelumnya, Albanese (62) telah bercerai dan memiliki seorang putra. Albanese melamar Haydon (46) di The Lodge pada Hari Valentine tahun lalu. Mereka awalnya merencanakan pernikahan berskala lebih besar sebelum pemilihan umum terakhir dijadwalkan digelar pada bulan Mei tahun ini.

    (yld/knv)

  • Guru Besar FKUI Ungkap Sederet Risiko Kesehatan Pasca Bencana Alam Utara Sumatera

    Guru Besar FKUI Ungkap Sederet Risiko Kesehatan Pasca Bencana Alam Utara Sumatera

    Jakarta

    Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam menyoroti risiko dampak kesehatan yang dapat dialami korban bencana alam di Utara Sumatera. Seperti yang diketahui, beberapa wilayah seperti di Aceh dan Sumatera Utara tengah terdampak rentetan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

    Sampai Sabtu (29/11/2025) sore, tercatat ada sekitar 303 orang yang meninggal dunia dari musibah tersebut. Prof Ari menjelaskan bencana ini dapat memicu penurunan daya tahan tubuh korban akibat tingkat stres tinggi, istirahat yang kurang, hingga asupan yang seadanya.

    Menurut Prof Ari, situasi ini dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, khususnya infeksi.

    “Di satu sisi mereka akan terpapar dengan berbagai penyakit infeksi termasuk infeksi saluran pernafasan atas bahkan sampai terjadi infeksi paru sampai pneumonia,” ungkap Prof Ari pada detikcom, Minggu (30/11/2025).

    “Selain itu, masyarakat berdampak banjir ini yang umumnya tinggal dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat karena pasca banjir berisiko untuk terinfeksi oleh infeksi saluran pencernaan antara lain diare atau demam tifoid,” sambungnya.

    Selain itu, risiko penyakit lain yang dapat muncul adalah tetanus dan leptospirosis. Tetanus adalah infeksi bakteri yang menghasilkan racun yang menyerang saraf sehingga menyebabkan kekakuan dan kejang otot, sementara leptospirosis merupakan infeksi bakteri dari air atau tanah terkontaminasi yang dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan gangguan organ.

    Potensi tetanus dapat muncul pada orang-orang yang sedang membersihkan area banjir, lalu terluka atau tertusuk paku yang membuat bakteri clostridium tetani lebih mudah masuk tubuh.

    “Sementara, leptospirosis terjadi karena pasien tertular melalui paparan dengan kotoran tikus. Penyakit leptospirosis juga dikenal dengan penyakit demam kuning. Karena memang pasien dengan leptospirosis ini mengalami demam tinggi, menggigil, mual, muntah dan mata, kulit serta buang air kecil berwarna kuning,” ujar Prof Ari.

    Infeksi leptospirosis sering disebut sebagai hepatitis non-virus. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat memicu komplikasi seperti gagal ginjal akut, pankreatitis, meningitis, dan perdarahan.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Rano Karno ajak anak muda berkarya lewat Jaga Jakarta Penuh Warna

    Rano Karno ajak anak muda berkarya lewat Jaga Jakarta Penuh Warna

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengajak anak-anak muda di ibu kota untuk aktif berkarya dalam rangka mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang terus bergerak maju melalui kegiatan Jaga Jakarta Penuh Warna pada Minggu.

    “Kepada anak-anak muda Jakarta, teruslah berkarya dan peduli terhadap sesama. Masa depan Jakarta yang inklusif dan penuh warna hanya dapat terwujud jika kalian turut merangkai arah perjalanan kota ini,” kata Rano dalam acara Jaga Jakarta Penuh Warna di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, Jaga Jakarta Penuh Warna bukan sekadar agenda rutin bulanan, melainkan momentum penting yang mempertemukan warga dari berbagai latar belakang untuk ikut memeriahkan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).

    Dalam kegiatan itu, dia mengatakan masyarakat, terutama anak-anak muda, tidak hanya sekadar mengikuti Fun Walk dari Balai Kota ke Bundaran HI, tetapi berjalan dalam satu irama untuk merayakan keberagaman budaya, komunitas, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta kreativitas anak muda.

    Rano menilai ribuan warga yang memadati kawasan HI itu menunjukkan energi positif dan optimisme tinggi yang menjadi denyut kehidupan Jakarta.

    Dia pun menekankan Jakarta membutuhkan kontribusi aktif dari seluruh generasi muda. Keberanian, empati, serta ide-ide segar diyakini akan menjadi kekuatan penting yang mendorong Jakarta menjadi kota global yang terus bergerak maju.

    “Kami dukung melalui pelatihan keterampilan dan kolaborasi bersama mitra strategis, seperti KADIN (Kamar Dagang dan industri),” tutur Rano.

    Dalam kegiatan tersebut, digelar sejumlah ruang kolaborasi yang luas, mulai dari panggung musik dan tari, pameran UMKM, donor darah, hingga pelatihan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.

    Rano mengungkapkan keberagaman Jakarta harus tercermin melalui kepedulian sosial.

    Maka dari itu, partisipasi PMI, Karang Taruna, UMKM, komunitas kreatif, serta pengamen jalanan yang turut tampil dalam kegiatan tersebut menjadi wujud nyata budaya gotong royong warga ibu kota.

    “Mari kita jaga sikap saling menghargai dalam keberagaman dan memanfaatkan ruang publik dengan tertib,” ujar Rano.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mimpi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Setelah Empat Dekade

    Mimpi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Setelah Empat Dekade

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah kembali mendeklarasikan ambisi besar untuk membawa perekonomian nasional tumbuh 8% dalam lima tahun ke depan. Target pertumbuhan ekonomi yang pernah lekat dengan ekonomi Indonesia empat hingga lima dekade lalu. Meski demikian, sejumlah tantangan struktural yang mengemuka sejak awal reformasi masih membayangi.

    Sebagai pengingat, pertumbuhan tinggi ekonomi Indonesia terjadi pada era Presiden Soeharto. Rinciannya, ekonomi tertinggi sepanjang sejarah Indonesia terjadi pada 1968 yakni mencapai 10,9%. Pertumbuhan tinggi di atas 8% kembali terjadi pada 1973 (8,1%), 1977 (8,3%), 1980 (10%), dan 1995 (8,2%). Meski demikian, rezim ini menutup kejatuhannya dengan anjlok -13,1% pada 1998 saat terjadi penggulingan kekuasaan lewat demonstrasi massa. 

    Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan (Kemenkeu) 2025–2029 yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.70/2025, mengamanatkan jajaran di kementeriannya mendukung arah pertumbuhan ekonomi 8% ini melalui optimalisasi pendapatan negara, belanja negara, perluasan sumber dan inovasi pembiayaan, serta pengendalian inflasi untuk mengejar target pertumbuhan.

    Dalam rencana tersebut, indikator sasaran strategis pendapatan negara yang optimal antara lain rasio pendapatan negara terhadap PDB sebesar 12,36% pada 2025 dan naik ke kisaran 12,86% hingga 18% pada 2029.

    Rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB juga ditargetkan meningkat. Pada 2025, targetnya sebesar 10,24% dan naik ke kisaran 11,52% hingga 15% pada 2029.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan investasi sekitar Rp13.032 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029. “Kalau kita lihat, dalam 5 tahun ke depan, pertumbuhan investasi yang diharapkan kurang lebih adalah Rp13.032 triliun atau kurang lebih US$869 miliar,” ucap Rosan dalam Kompas 100 CEO Forum di Tangerang, Rabu (26/11/2025).

    Menurut Rosan, target investasi tersebut memiliki rata-rata pertumbuhan sekitar 15,7% dibandingkan realisasi investasi 10 terakhir. Ia mengakui target itu menantang, tetapi upaya memperbaiki iklim investasi terus ditempuh, termasuk penyempurnaan sistem perizinan. Integrasi perizinan dari 18 kementerian kini berada dalam kewenangan Kementerian Investasi dan Hilirisasi.

    Rosan juga mencontohkan percepatan layanan perizinan berdasarkan ketentuan dalam PP No.28, yang memungkinkannya mengeluarkan izin apabila kementerian terkait tidak memberi respons dalam waktu yang ditentukan. “Dalam waktu 2 bulan, saya sudah mengeluarkan 151 perizinan,” katanya.

    Mimpi pertumbuhan ekonomi 8% juga pernah disinggung waktu era Presiden Joko Widodo dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Kala itu mantan bos Bank Dunia itu menyebut ekonomi Indonesia sebesar 7% hingga 8% hanya terjadi di era kepemimpinan Soeharto. Sejak itu, perekonomian sulit melampaui kisaran 7%.

    Pertumbuhan tertinggi pasca-Soeharto terjadi pada era Susilo Bambang Yudhoyono, yakni 6,3% pada 2007. Adapun pada era Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi rata-rata berada di sekitar 4,23%.

    “Dalam 50 tahun sejarah Indonesia, pertumbuhan tertinggi sebenarnya dicapai pada tahun 1990-an ketika kita mampu mencapai sekitar 8%. Itu sama persis dengan India saat ini,” ujarnya dalam The International Seminar and Growth Academy Asean di Aula Dhanapala Kemenkeu, Senin (23/9/2024).

    Meski ekonomi tumbuh solid, sejumlah catatan menunjukkan stabilitas ekonomi Orde Baru pada dekade 1970-an turut dipengaruhi booming minyak dan gas. Penerimaan migas mengalir deras ke kas negara, membuat pemerintah relatif leluasa menjalankan program pembiayaan. Akan tetapi, resesi global pada 1982 menjadi titik balik ketika harga minyak jatuh dan pendapatan negara tertekan. Ekonomi hanya tumbuh 2,2% pada tahun itu.

    Meski reformasi pajak dan pengembangan sektor nonmigas kemudian dilakukan, tekanan ekonomi kembali muncul menjelang akhir Orde Baru. Tensi politik meningkat pada 1996, inflasi naik menjadi 8,86%, defisit transaksi berjalan melebar, dan krisis finansial Asia 1997 memperparah kondisi ekonomi. Krisis tersebut menunjukkan kerentanan struktural perekonomian dan lemahnya tata kelola. Inflasi mencapai 77,6%, ekonomi terjun ke -13,7%, dan Soeharto akhirnya lengser setelah 32 tahun berkuasa.

    Reformasi 1998 membawa perubahan tata kelola politik, tetapi ekonomi masih belum kembali pada pertumbuhan tinggi seperti sebelum krisis. Pada 1998, ekonomi minus -13,13%, lalu berbalik tipis menjadi 0,79% pada 1999. Upaya pemulihan melalui penataan aset, penjualan BUMN, dan berbagai kebijakan fiskal membuat ekonomi tumbuh 3,64% pada 2001 dan 4,5% pada 2002.

    Pada 2003, pemerintahan Presiden Megawati menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan dapat mencapai 7% dalam tiga tahun namun tak pernah terealisasi. Menteri Keuangan Boediono, kala itu, menilai sasaran tersebut masih dalam jangkauan jika perbaikan iklim investasi dilakukan. Ia menekankan pentingnya kepastian hukum, keamanan, dan perlindungan hak usaha. Persoalan kelembagaan, aturan yang tumpang tindih, serta pungutan daerah menjadi tantangan.

    Hingga kini, data BPS menunjukkan ekonomi Indonesia belum pernah kembali menembus pertumbuhan tahunan di atas 7% setelah reformasi. Rekor pertumbuhan tertinggi tercatat pada 2007, yakni 6,35%. Pada era pemerintahan Joko Widodo, pertumbuhan tertinggi berada di kisaran 5%.

  • Mimpi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Setelah Empat Dekade

    Mimpi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Setelah Empat Dekade

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah kembali mendeklarasikan ambisi besar untuk membawa perekonomian nasional tumbuh 8% dalam lima tahun ke depan. Target pertumbuhan ekonomi yang pernah lekat dengan ekonomi Indonesia empat hingga lima dekade lalu. Meski demikian, sejumlah tantangan struktural yang mengemuka sejak awal reformasi masih membayangi.

    Sebagai pengingat, pertumbuhan tinggi ekonomi Indonesia terjadi pada era Presiden Soeharto. Rinciannya, ekonomi tertinggi sepanjang sejarah Indonesia terjadi pada 1968 yakni mencapai 10,9%. Pertumbuhan tinggi di atas 8% kembali terjadi pada 1973 (8,1%), 1977 (8,3%), 1980 (10%), dan 1995 (8,2%). Meski demikian, rezim ini menutup kejatuhannya dengan anjlok -13,1% pada 1998 saat terjadi penggulingan kekuasaan lewat demonstrasi massa. 

    Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan (Kemenkeu) 2025–2029 yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.70/2025, mengamanatkan jajaran di kementeriannya mendukung arah pertumbuhan ekonomi 8% ini melalui optimalisasi pendapatan negara, belanja negara, perluasan sumber dan inovasi pembiayaan, serta pengendalian inflasi untuk mengejar target pertumbuhan.

    Dalam rencana tersebut, indikator sasaran strategis pendapatan negara yang optimal antara lain rasio pendapatan negara terhadap PDB sebesar 12,36% pada 2025 dan naik ke kisaran 12,86% hingga 18% pada 2029.

    Rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB juga ditargetkan meningkat. Pada 2025, targetnya sebesar 10,24% dan naik ke kisaran 11,52% hingga 15% pada 2029.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan investasi sekitar Rp13.032 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029. “Kalau kita lihat, dalam 5 tahun ke depan, pertumbuhan investasi yang diharapkan kurang lebih adalah Rp13.032 triliun atau kurang lebih US$869 miliar,” ucap Rosan dalam Kompas 100 CEO Forum di Tangerang, Rabu (26/11/2025).

    Menurut Rosan, target investasi tersebut memiliki rata-rata pertumbuhan sekitar 15,7% dibandingkan realisasi investasi 10 terakhir. Ia mengakui target itu menantang, tetapi upaya memperbaiki iklim investasi terus ditempuh, termasuk penyempurnaan sistem perizinan. Integrasi perizinan dari 18 kementerian kini berada dalam kewenangan Kementerian Investasi dan Hilirisasi.

    Rosan juga mencontohkan percepatan layanan perizinan berdasarkan ketentuan dalam PP No.28, yang memungkinkannya mengeluarkan izin apabila kementerian terkait tidak memberi respons dalam waktu yang ditentukan. “Dalam waktu 2 bulan, saya sudah mengeluarkan 151 perizinan,” katanya.

    Mimpi pertumbuhan ekonomi 8% juga pernah disinggung waktu era Presiden Joko Widodo dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Kala itu mantan bos Bank Dunia itu menyebut ekonomi Indonesia sebesar 7% hingga 8% hanya terjadi di era kepemimpinan Soeharto. Sejak itu, perekonomian sulit melampaui kisaran 7%.

    Pertumbuhan tertinggi pasca-Soeharto terjadi pada era Susilo Bambang Yudhoyono, yakni 6,3% pada 2007. Adapun pada era Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi rata-rata berada di sekitar 4,23%.

    “Dalam 50 tahun sejarah Indonesia, pertumbuhan tertinggi sebenarnya dicapai pada tahun 1990-an ketika kita mampu mencapai sekitar 8%. Itu sama persis dengan India saat ini,” ujarnya dalam The International Seminar and Growth Academy Asean di Aula Dhanapala Kemenkeu, Senin (23/9/2024).

    Meski ekonomi tumbuh solid, sejumlah catatan menunjukkan stabilitas ekonomi Orde Baru pada dekade 1970-an turut dipengaruhi booming minyak dan gas. Penerimaan migas mengalir deras ke kas negara, membuat pemerintah relatif leluasa menjalankan program pembiayaan. Akan tetapi, resesi global pada 1982 menjadi titik balik ketika harga minyak jatuh dan pendapatan negara tertekan. Ekonomi hanya tumbuh 2,2% pada tahun itu.

    Meski reformasi pajak dan pengembangan sektor nonmigas kemudian dilakukan, tekanan ekonomi kembali muncul menjelang akhir Orde Baru. Tensi politik meningkat pada 1996, inflasi naik menjadi 8,86%, defisit transaksi berjalan melebar, dan krisis finansial Asia 1997 memperparah kondisi ekonomi. Krisis tersebut menunjukkan kerentanan struktural perekonomian dan lemahnya tata kelola. Inflasi mencapai 77,6%, ekonomi terjun ke -13,7%, dan Soeharto akhirnya lengser setelah 32 tahun berkuasa.

    Reformasi 1998 membawa perubahan tata kelola politik, tetapi ekonomi masih belum kembali pada pertumbuhan tinggi seperti sebelum krisis. Pada 1998, ekonomi minus -13,13%, lalu berbalik tipis menjadi 0,79% pada 1999. Upaya pemulihan melalui penataan aset, penjualan BUMN, dan berbagai kebijakan fiskal membuat ekonomi tumbuh 3,64% pada 2001 dan 4,5% pada 2002.

    Pada 2003, pemerintahan Presiden Megawati menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan dapat mencapai 7% dalam tiga tahun namun tak pernah terealisasi. Menteri Keuangan Boediono, kala itu, menilai sasaran tersebut masih dalam jangkauan jika perbaikan iklim investasi dilakukan. Ia menekankan pentingnya kepastian hukum, keamanan, dan perlindungan hak usaha. Persoalan kelembagaan, aturan yang tumpang tindih, serta pungutan daerah menjadi tantangan.

    Hingga kini, data BPS menunjukkan ekonomi Indonesia belum pernah kembali menembus pertumbuhan tahunan di atas 7% setelah reformasi. Rekor pertumbuhan tertinggi tercatat pada 2007, yakni 6,35%. Pada era pemerintahan Joko Widodo, pertumbuhan tertinggi berada di kisaran 5%.