Blog

  • Saya Baik-Baik Saja dengan Sebanyak Mungkin Anak yang Mati

    Saya Baik-Baik Saja dengan Sebanyak Mungkin Anak yang Mati

    PIKIRAN RAKYAT – Kekejaman Israel yang melakukan genosida warga Palestina di Jalur Gaza telah dikecam oleh dunia internasional. Berdasarkan data Otoritas Kesehatan setempat, sejak serangan Oktober 2023 hingga saat ini sudah hampir 52.000 warga yang meninggal dunia.

    Selain itu, 117,248 warga Palestina lainnya luka-luka. Mayoritas korban meninggal dan luka-luka merupakan anak-anak dan perempuan.

    Saat dunia internasional mengecam dan mendesak Israel untuk menghentikan genosida di Gaza, para pendukung Israel justru terus memancing amarah publik lewat pernyataan-pernyataan kontroversial.

    Contoh terbaru adalah cuitan dari seseorang yang bersembunyi di balik akun anonim di X (dulu Twitter). Pemilik akun @misfitpatriot_ mengatakan tak peduli dengan banyaknya anak yang menjadi korban di Gaza. 

    Dia secara eksplisit menyebut genosida yang dilakukan Israel saat ini merupakan langkah yang diperlukan termasuk pembunuhan massal anak-anak Palestina. Hal ini dinilainya harus dilakukan untuk mencapai tujuan Israel di Gaza.

    “Saya baik-baik saja dengan sebanyak mungkin anak yang mati. Setiap orang Palestina bisa mati jika itu yang diperlukan untuk menyelamatkan Israel,” katanya seperti dilaporkan Middle East Monitor.

    Pesan tersebut berlanjut, secara kontroversial merujuk pada kejadian-kejadian dalam Alkitab, terutama penghancuran Sodom dan Gomora serta kematian anak-anak sulung Mesir, untuk membenarkan pembunuhan anak-anak di Gaza.

    Para pengamat menyoroti cuitan tersebut sebagai indikasi radikalisasi yang lebih luas di antara para pendukung vokal Israel, yang pernyataan publiknya semakin mencerminkan dukungan terbuka terhadap kekerasan ekstrem terhadap warga sipil Palestina. 

    Cuitan tersebut telah menuai reaksi keras dari berbagai pihak yang khawatir dengan normalisasi retorika semacam itu dalam ruang publik.

    Serang pusat bantuan dan makanan Gaza

    Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengatakan pihaknya sudah mendapat izin dari Partai Republik Amerika Serikat untuk melakukan serangan ke pusat bantuan dan makanan di Gaza.

    Hal ini diungkapkan Menteri Ekstrimis tersebut pada Rabu, 23 April 2025 atau sehari setelah acara makan malam dengan Presiden AS, Donald Trump yang digelar di Resort Mar-a-Lago di Florida pada Selasa malam.

    “Ini adalah cara untuk menciptakan tekanan militer dan politik (pada Hamas) agar memulangkan para sandera kami dengan selamat,” katanya dilaporkan Anadolu Agency.

    Sejak klaim tersebut, Partai Republik yang merupakan pengusung Donald Trump masih belum memberikan komentar. Ini merupakan kunjungan resmi pertama Ben-Gvir ke Washington sejak bergabung ke pemerintahan Benjamin Netanyahu pada 2022.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • MAKI Sebut KPK Takut Periksa Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Iklan BJB – Page 3

    MAKI Sebut KPK Takut Periksa Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Iklan BJB – Page 3

    Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto menyerahkan waktu pemanggilan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada penyidik. Pemanggilan Ridwan Kamil terkait dengan penyidikan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan iklan pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) periode 2021-2023.

    “Kalau soal pemanggilan, saya menyerahkan sepenuhnya kewenangan itu kepada penyidik,” ujar Setyo di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, Kamis (24/4/2025), seperti dilansir dari Antara.

    Dia mengingatkan bahwa dalam penyidikan suatu perkara, terdapat saksi yang harus diprioritaskan dan dikesampingkan, termasuk terkait pemanggilan Ridwan Kamil dalam kasus Bank BJB.

    “Akan tetapi, pastinya ya akan dilakukan. Karena konteksnya sudah dilakukan penggeledahan, maka harus dipertanggungjawabkan dengan pelaksanaan klarifikasi,” jelasnya.

    Dalam perkara dugaan korupsi Bank BJB, penyidik KPK telah menetapkan lima orang tersangka, yakni Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi (YR) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sekaligus Kepala Divisi Corsec Bank BJB Widi Hartoto (WH).

    Selain itu, pengendali agensi Antedja Muliatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri Ikin Asikin Dulmanan (IAD), pengendali agensi BSC Advertising dan Wahana Semesta Bandung Ekspress Suhendrik (S), dan pengendali Cipta Karya Sukses Bersama Sophan Jaya Kusuma (SJK).

    Lima orang tersebut ditetapkan sebagai tersangka dengan persangkaan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Penyidik KPK memperkirakan kerugian negara akibat dugaan korupsi di Bank BJB tersebut sekitar Rp222 miliar.

  • Wiranto: Presiden Prabowo Hormati 8 Tuntutan Forum Purnawirawan TNI – Page 3

    Wiranto: Presiden Prabowo Hormati 8 Tuntutan Forum Purnawirawan TNI – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan, Wiranto mengungkapkan sikap Presiden Prabowo Subianto soal 8 tuntutan Forum Purnawirawan Prajurit TNI. Adapun salah satu tuntutan mereka yakni, mengusulkan kepada MPR RI untuk mengganti Wakil Presiden.

    Wiranto mengatakan Prabowo menghormati dan memahami usulan-usulan yang disampaikan oleh para purnawirawan TNI. Terlebih, Prabowo juga mantan prajurit TNI yang satu almamater dan perjuangan dengan para purnawirawan.

    “Di sini tentunya presiden memang menghormati dan memahami pikiran-pikiran itu. Karena kita tahu beliau dan para purnawirawan satu almamater, satu perjuangan, satu pengabdian, dan tentu punya sikap moral yang sama, ya dengan jiwa saptamarga, ya, dan sumpah prajurit itu. Oleh karena itu, beliau memahami itu,” jelas Wiranto usai menghadap Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Namun, kata dia, Prabowo sebagai kepala negara tak bisa serta merta menjawab tuntutan-tuntutan para purnawirawan TNI itu. Sebab, usulan yang disampaikan bukanlah masalah ringan sehingga Prabowo harus mempelajari terlebih dahulu.

    “Dalam negara yang menganut Trias Politika, ada pemisahan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif, tidak bisa saling mencampuri di situ. Maka usulan-usulan yang ya bukan bidangnya Presiden, bukan domain Presiden, tentu ya presiden tidak akan ya menjawab atau merespons itu,” ujarnya.

    Wiranto menyampaikan seorang presiden tak hanya bergantung pada satu sumber saja dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. Menurut dia, Prabowo mendengarkan sumber-sumber lain sebelum memutuskan sebuah kebijakan.

    “Juga beliau memberi keputusan bukan hanya fokus kepada satu bidang, banyak bidang-bidang lain yang harus dipertimbangkan presiden sebelum mengambil keputusan. Nah dengan demikian, maka kalau ada anggapan bahwa presiden tidak merespons, bukan seperti itu. Presiden ya telah menjelaskan seperti itu,” kata Wiranto.

    Mantan Panglima ABRI itu menekankan Prabowo tak mengacaukan dan tetap menghargai tuntutan dari Forum Purnawirawan TNI. Wiranto mengingatkan agar pro kontra yang terjadi tak mengeruhkan suasana di masyarakat.

    “Inilah ya sikap presiden bukan mengacaukan tapi tetap menghargai. Karena kita paham bahwa perbedaan itu ada, ada yang pro ada yang kontra. Perbedaan di masyarakat itu wajar-wajar saja. Hanya saja jangan sampai perbedaan itu yang terjadi dengan kita tidak satu sebagai bangsa,” pungkas Wiranto.

    Selain itu, Prabowo meminta masyarakat agar tak ikut berpolemik dalam masalah ini. Prabowo juga berpesan masyarakat tak perlu menyikapi pro dan kontra yang dapat menimbulkan kegaduhan dan mengganggu keharmonisan Indonesia.

    “Beliau berpesan tadi kepada saya, akan disampaikan kepada masyarakat agar tidak ikut berpolemik masalah ini. Tidak ikut menyikapi pro dan kontra karena hanya akan menimbulkan kegaduhan-kegaduhan yang akan mengganggu kebersamaan kita, keharmonisan kita sebagai bangsa,” ujar Wiranto.

  • Kim So Eun Bantah Pacaran dengan Pesepakbola Jung Dong Ho, Cuma Teman Golf

    Kim So Eun Bantah Pacaran dengan Pesepakbola Jung Dong Ho, Cuma Teman Golf

    JAKARTA – Aktris Kim So Eun membantah kabar kencannya dengan pesepakbola asal Korea, Jung Dong Ho. Kabar ini beredar pada Rabu, 23 April melalui sejumlah pemberitaan.

    Keduanya disebut sudah berpacaran selama lebih dari setahun dan berencana untuk menikah. Kim So Eun dan Jung Dong Ho juga dikabarkan pernah berlibur bersama.

    Kim So Eun yang belum memiliki agensi, membantah kabar tersebut secara pribadi. Ia mengatakan, “Kabar pacaran itu tidak benar.”

    Sang aktris menjelaskan alasan ia pergi ke luar negeri dikarenakan kebutuhan syuting. Selain itu, ia juga menjelaskan hubungannya Jung Dong Ho hanya sebatas teman.

    Kabar lainnya juga menyebut mereka diperkenalkan oleh mantan pesepakbola Heo Beom San, yang kemudian dibantah oleh Kim So Eun.

    “Beom San adalah teman yang saya kenal selama 15 tahun. Heo Beom San, Jung Dong Ho dan saya adalah bagian dari kelompok golf,” jelasnya.

    Kim So Eun sendiri mengakhiri kontrak eksklusifnya dengan ASCENDIO Entertainment pada September 2024. Sejak itu, ia belum mengumumkan agensi baru tempat ia bergabung berikutnya.

    Jung Dong Ho merupakan pesepakbola asal Korea Selatan yang saat ini bermain untuk Suwon FC.

  • Kejari Jakpus Geledah Kantor Lintasarta di Kasus PDNS

    Kejari Jakpus Geledah Kantor Lintasarta di Kasus PDNS

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat menggeledah sejumlah lokasi dalam perkara dugaan korupsi pengadaan pusat data nasional sementara (PDNS) periode 2020-2024.

    Kepala Seksi alias Kasi Intel Kejari Jakarta Pusat, Bani Immanuel Ginting mengatakan salah lokasi yang digeledah itu yakni kantor dan gudang PT AL. Adapun, PT AL itu merujuk pada perusahaan Aplikanusa Lintasarta (AL).

    “Penggeledahan dilakukan di beberapa tempat di Kabupaten Tangerang Selatan, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur, di antaranya ialah PT STM [BDx Data Center], Kantor PT AL, Gudang Warehouse PT. AL, serta di rumah saksi,” ujar Bani dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (25/4/2025).

    Dia menambahkan, dari penggeledahan itu pihaknya telah melakukan penyitaan terhadap sejumlah dokumen yang berkaitan dengan pengadaan proyek PDNS di Kominfo (sekarang Komdigi).

    Beberapa barang bukti itu, kata Bani, nantinya bakal digunakan dalam penghitungan kerugian negara dan pembuktian di persidangan. 

    “Penyidik memandang perlu untuk dilakukan penggeledahan lanjutan dalam rangka menambah alat bukti untuk memperkuat hasil yang diperoleh selama penyidikan berjalan,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, kasus ini bermula saat Kominfo diduga melakukan pengondisian pengadaan barang atau jasa serta pengelolaan PDNS periode 2020-2024.

    Pengondisian tender proyek PDNS itu diduga untuk memenangkan perusahaan PT AL. Adapun, total nilai proyek PDNS ini senilai Rp958 miliar.

  • Waspada Penipuan TKM 2025, Kemnaker: Pendaftaran Program Belum Dibuka 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 April 2025

    Waspada Penipuan TKM 2025, Kemnaker: Pendaftaran Program Belum Dibuka Nasional 25 April 2025

    Waspada Penipuan TKM 2025, Kemnaker: Pendaftaran Program Belum Dibuka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Ketenagakerjaan (
    Kemnaker
    ) mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap
    penipuan
    yang mengatasnamakan program Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Tahun 2025.
    Kepala Biro Humas Kemnaker Sunardi Manampiar Sinaga menegaskan, informasi tersebut tidak benar dan tidak berasal dari Kemnaker.
    Ia menyatakan hingga saat ini, pendaftaran resmi peserta Program TKM Tahun 2025 belum dibuka.
    “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya,” kata Sunardi dalam keterangan resmi, Jumat (25/4/2025).
    “Saat ini Kemnaker belum membuka pendaftaran
    Program TKM 2025
    . Jika dibuka nanti, informasi resminya hanya akan diumumkan melalui kanal resmi Kemnaker,” lanjut dia.
    Imbauan tersebut disampaikan menyusul beredarnya informasi menyesatkan melalui media sosial dan aplikasi pesan instan yang mencatut nama Kemnaker.
    Informasi palsu
    tersebut menawarkan pendaftaran Program TKM 2025 secara ilegal kepada masyarakat.
    Dia menegaskan informasi akan diumumkan melalui kanal resmi Kemnaker. Masyarakat diminta hanya memercayai informasi resmi agar tidak menjadi korban penipuan.
    Informasi kepada masyarakat bahwa pendaftaran Program TKM 2025 nantinya hanya akan dilakukan melalui laman resmi bizhub.
    kemnaker
    .go.id.
    “Kami tegaskan kembali, jangan sampai ada masyarakat yang menjadi korban,” ungkap dia.
    “Segala informasi resmi hanya disampaikan oleh Kemnaker, bukan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab,” tegas dia.
    Jika ada masyarakat yang merasa ditipu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dia meminta segera melaporkan kepada pihak kepolisian.
    “Sudah pasti perbuatan melanggar hukum sehingga bisa dipidana,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga pangan: Capai rawit merah Rp73.037/kg, telur ayam Rp29.054/kg

    Harga pangan: Capai rawit merah Rp73.037/kg, telur ayam Rp29.054/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah di tingkat konsumen mencapai Rp73.037per kilogram (kg) dibandingkan hari sebelumnya Rp73.455 per kg, sedangkan telur ayam ras naik menjadi Rp29.054 per kg dari sebelumnya Rp28.804 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 09.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.549 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.545 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.688 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.695 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.569 per kg turun dari sebelumnya Rp12.632 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.907 per kg turun dari sebelumnya Rp6.138 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.725 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp10.769 kg.

    Berikutnya bawang merah di harga Rp42.225 per kg turun dari Rp43.884 per kg, bawang putih bonggol di harga Rp44.306 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp44.589 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp58.575 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp59.509 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp50.808 per kg naik dari hari sebelumnya tercatat Rp50.774 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp136.659 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.770 per kg. Kemudian daging ayam ras Rp34.049 per kg turun dari sebelumnya Rp34.210 per kg;

    Gula konsumsi di harga Rp18.521 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.537 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.448 per liter turun dari hari sebelumnya tercatat Rp20.658 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.477 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.907 per liter; Minyakita di harga Rp17.523 per liter turun dari sebelumnya di level Rp17.622 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.619 per kg atau turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp9.807 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.721 per kg atau turun dari sebelumnya tercatat Rp12.928 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp41.549 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp41.448 per kg; ikan tongkol di harga Rp34.773 per kg naik dari sebelumnya Rp34.352 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp33.334 per kg turun dari sebelumnya Rp34.350 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.605 per kg turun dari hari harga sebelumnya tercatat Rp11.659 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku impor di harga Rp103.719 per kg turun dari sebelumnya Rp107.500 per kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp136.667 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.667 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

  • Google Ramal Manusia Makin Santai, Kerja Berkurang 5 Hari

    Google Ramal Manusia Makin Santai, Kerja Berkurang 5 Hari

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google menyatakan adopsi teknologi kecerdasan buatan dalam pekerjaan administrasi bisa mengurangi waktu kerja 120 jam dalam setahun.

    Prediksi tersebut berdasarkan proyek percontohan yang digelar Google di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara (United Kingdom/UK).

    Google menyatakan perusahaan bisa mendorong adopsi AI hanya dengan memberikan izin bagi karyawan untuk menggunakan AI disertai dengan pelatihan selama beberapa jam.

    Pergeseran ke AI kemudian bakal mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Perhitungan Google, pertumbuhan yang didorong AI bisa menyuntik US$ 533 miliar ke dalam perekonomian Inggris.

    Berdasarkan analisis oleh Public First, dua dari tiga pekerja di UK belum pernah menggunakan AI generatif dalam pekerjaan mereka. Mayoritas dari karyawan yang belum pernah menggunakan gen AI adalah perempuan berusia lebih tua dan berasal dari latar belakang social-ekonomi rendah.

    Presiden Google untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, Debbie Weinstein, menyatakan proyek percontohan AI Works digelar Google dengan menggandeng jaringan UKM, serikat pekerja dan pengajar. Secara rata-rata pekerja menghemat waktu dalam pekerjaan administrasi sebanyak 120 jam per tahun.

    Namun, menurutnya, masih ada hambatan utama dalam adopsi AI. Pekerja takut adopsi AI justru membuat mereka kehilangan mata pencarian. Ia mengklaim proyek percontohan justru menggambarkan kekhawatiran tersebut tidak tepat.

    “Mereka ingin punya ‘izin prompt.’ Apakah boleh. Jadi memberikan mereka kepastian sangat penting.” kata Weinstein.

    Dengan disertai pelatihan AI hanya beberapa jam, kepercayaan diri para pegawai tumbuh dan makin banyak menggunakan AI. Para pegawai juga diketahui masih menggunakan AI setelah beberapa bulan.

    Intervensi juga mengurangi ketimpangan adopsi AI antar-pegawai. Sebelum pelatihan, hanya 17 persen perempuan berusia di atas 55 tahun yang menggunakan AI setiap pekan dan hanya 9 persen setiap hari. Setelah pelatihan, jumlah pengguna AI dari kelompok yang sama naik menjadi 56 persen setiap minggu dan 29 persen setiap hari.

    (dem/dem)

  • Teknologi Kuasa, Mimpi Kesetaraan, dan Kegembiraan Palsu

    Teknologi Kuasa, Mimpi Kesetaraan, dan Kegembiraan Palsu

    Jakarta

    Pada 2024 lalu, film saya Under the Moonlight (Nur) diputar di beberapa festival. Setiap kali selesai pemutaran, selalu ada sesi tanya jawab. Biasanya, saya akan diajak untuk maju ke sebuah podium, untuk sekadar berbagi kisah, bagaimana film tersebut saya kerjakan, atau ke hal-hal yang sangat personal menyangkut soal profesi, relasi pembuat dan subyek, atau yang lainnya bahkan ke soal tips-tips praktis pengerjaan film dokumenter.

    Seperti biasanya, ada kisah kisah yang ingin lebih jauh diketahui oleh penonton pasca tontonan usai. Berdiri, atau duduk di depan para penonton sambil berkisah adalah hal yang sangat membahagiakan. Berbagi, bercerita tentang apa yang ingin penonton ketahui, tidak pernah lihat, dan tidak mereka jumpai di layar tontonan. Tangan saya memegang mikrofon sebagai alat untuk bisa mengeraskan volume suara saya agar dalam ruangan bioskop pemutaran semuanya bisa mendengar dan semua perhatian mengarah ke saya. Mikrofon dengan speaker-nya seakan menjadi hal yang selalu disiapkan manakala acara tanya jawab berlangsung.

    Peristiwa itu menyadarkan saya betapa besarnya peran teknologi untuk bisa menarik perhatian. Sihir mikrofon dan speaker-nya; semua penonton seakan mendengar apa yang saya kisahkan karena bantuan teknologi suara. Semua terdiam karena suara saya dengan bantuan mikrofon jauh lebih nyaring dibanding dengan samar-samar suara penonton yang bergunjing. Ternyata, teknologi itu kuasa. Dengan sistem yang dipunyai, saya berhasil menguasai sebuah forum, hanya dengan teknologi mikrofon.

    Apa yang saya alami mungkin hanya sebuah pengalaman bahwa dengan menguasai teknologi maka saya ada. Lantas, bagaimana dengan mereka yang sangat leluasa (pada hari ini) menggunakan teknologi untuk memperkaya diri, atau lebih memperkaya dirinya dengan kekuatan teknologi? Apa benar, jika teknologi (sesungguhnya) tak lagi menjadi medium untuk menyederhanakan segalanya? Apa benar pula, jika siapa yang menguasai teknologi, dia yang akan bisa menguasai segalanya?

    Kuasa Jari?

    Kota Mainz, Jerman, 1440, Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak; ini menjadi penanda awal bahwa replikasi informasi bisa dilakukan, diseminasi dapat dikerjakan, dan rekonstruksi opini adalah fakta berikutnya. Peristiwa di banyak wilayah menjadi tersebar secara mediatif, dengan cara kerjanya yang massal. Orang menjadi terinformasi dengan lembaran pamflet-pamflet yang bisa dicetak dalam jumlah yang sangat banyak.

    “Revolusi Gutenberg”, demikian yang paling sering disebut, adalah titik awal ketika pencerahan mulai terjadi di Eropa, lantaran tersebarnya pengetahuan dalam bentuk cetakan menjadi sebuah bola ajaib yang menakjubkan dan penuh keniscayaan. Lompatan kembali terjadi pada teknologi media ketika Lumiere bersaudara asal Prancis menemukan kamera fotografi dan kemudian disempurnakan menjadi perekam gambar bergerak, film. Revolusi yang Lummiere bersaudara telah mempresentasikan temuannya yang ajaib, ketika mereka merekam aktivitas buruh pabrik yang kemudian tersebar di banyak wilayah.

    Fasenya begitu cepat melompat, dan sungguh di luar prediksi. Alih alih masyarakat kita mengalami pengendapan dengan ragam literasi cetak adanya kesadaran membaca ala Gutenberg terlebih dahulu, tetapi justru sudah terlempar ke penggunaan media rekam audio visual yang hari ini kita jumpai dengan mudah di setiap smartphone. Lembar hari ini seakan tak pernah bisa lepas dari teknologi media yang digunakan oleh segenap lapisan di jenjang umur yang berbeda-beda.

    Masyarakat sangat familier dengan kerja-kerja merekam, berbagi, berkomentar dari relasi-relasi yang tercipta dalam aplikasi media sosial (medsos) yang mereka unduh. Di setiap smartphone yang dipegang akan menempel aplikasi medsos favorit yang biasa mereka gunakan. Homo sapiens cepat tapi pasti telah bergerak menuju fase homo digitalis, demikian tulis seorang F Budi Hardiman. Ketika smartphone di tangan, lalu membuka aplikasi cukup dengan klik, maka aku ada –premo ergo sum.

    Saat ini seolah tidak ada yang lebih pasti daripada itu; sebuah kepastian bahwa Homo sapiens telah berubah menjadi homo digitalis. Digitalis, dalam Bahasa Latin yang berarti jari telah menjadi alat soal koneksitas, soal kertegantungan yang berpola, bahwa dunia besar bisa dalam genggaman setiap tangan individu.

    Medsos di smartphone telah menempatkan setiap individu dengan otoritasnya yang absolut, penuh kuasa. Dengan kekuatan jarinya mereka bisa memberikan ekspresi, penilaian, bahkan komentar. Bukan saja komentar yang baik, komentar ujaran penuh kebencian sekalipun dengan mudah diberikan oleh publik netizen –demikian istilah yang popular. Masyarakat digitalis penuh kuasa dengan teknologi dalam genggaman tanganya. Kuasa teknologi telah menghipnotis sekaligus menggerakkan publik di ruang yang tak pernah diprediksi sebelumnya.

    Satu hal yang selalu saya ingat, peristiwa hari ini akan dipengaruhi oleh ragam peristiwa sebelumnya dengan telah melampaui ruang dan waktu. Sekadar kembali membuka narasi besar yang pernah muncul sebelum fase hari ini. Internet awalnya adalah sebuah keniscayaan, harapan besar akan partisipasi dan penumbuhan demokrasi yang lebih setara. Sekitar dua puluh tahun yang lalu, kemunculan medsos dalam Youtube, Facebook, Twitter hingga disusul generasi setelahnya Instagram dan Tik Tok, penuh dengan beban harapan. Bahwa media-media itu akan menjadi sebuah ruang publik bagi pemberdayaan, karena di dalamnya ada interaksi antar pengguna ataupun pengguna dan penyedia aplikasi medsos.

    Sebagai pembuat film dokumenter, dengan karya yang pernah saya kerjakan, tampaknya bisa berharap bahwa film-film dokumenter saya bisa dibagikan kepada penonton tidak hanya di Indonesia, namun jangkauannya lebih luas: desa global –demikian ungkap McLuhan untuk menjelaskan terminologi keterhubungan masyarakat dunia karena teknologi media. Harapan yang begitu besar pun direspons oleh para kreator seni lainnya. Inilah medium, inilah sebuah ruang publik yang di dalamnya akan ada relasi dan keterhubungan yang setara.

    Alih-alih bicara soal keberdayaan yang diciptakan atau mimpi kesetaraan, yang terjadi justru sebaliknya. Faktanya, media hari ini (medsos) telah menghancurkan demokrasi itu sendiri. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa justru medsos telah menghancurkan sistem demokrasi. Relasi publik pengguna dengan para cukong penyedia justru adalah relasi kuasa, yang dilatarbelakangi oleh kepentingan kapital. Artinya, kuasa jari setiap individu manakala menggunakan medsos digerakkan oleh kuasa yang lebih besar, yang lebih tinggi otoritasnya.

    Relasi itu dinamai relasi kapital, penuh dengan kepentingan ekonomi. Sekadar contoh, berapa banyak iklan yang harus kita tonton manakala membuka (scroll) satu aplikasi medsos? Pasti jauh lebih banyak kemunculannya, dan publik dipaksa untuk melihat, menontonnya. Kadang gangguan iklan tersebut sesuai dengan kebutuhan, tingkat umur atau malah sebaliknya. Tetapi yang menarik, hubungan individu dengan medsos ini adalah hubungan saling membutuhkan.

    Pengguna medsos setiap kali nge-klik sesungguhnya telah memberikan masukan, memberikan data secara sukarela, atau menjelaskan sebenarnya siapa dirinya, kebutuhannya, minatnya, emosi afeksinya, semua menjadi sebuah data algoritma personal. Netizen telah meninggalkan jejak digital.

    Jangan heran, jika tiba-tiba kita akan dibombardir oleh ragam produk obat sakit kepala, sekalipun kita hanya membuka satu kali iklan obat tersebut, maka obat-obat yang lain akan terus menerus muncul dan membombardir diri kita. Dalam logika marketing, bisa jadi kerumunan netizen yang menggunakan aplikasi medsos tersebut tersimpan sebuah data algoritma yang bisa diterjemahkan secara teknis, detail apa sesungguhnya minat, emosi, keinginan mereka. Jangan heran, jika interaksi kita sekalipun hanya nge-klik, akan menjadi sebuah big data dengan menyimpan nilai ekonomis yang tinggi.

    Pernah, saya bercakap dengan teman yang seorang periset dari sebuah lembaga survei nasional. Teman ini bilang, dia akan bisa mengukur dan memperkirakan berapa penghasilan saya dalam sebulan hanya dari melihat ragam sampah kemasan yang saya masukan ke tong (tempat) sampah. Aduhai, itu cara yang sangat manual, tradisional, dan telah dilakukan sebagai sebuah standar kerja untuk bisa mengukur soal jumlah penghasilan, minat produk makanan, konsumsi minuman, obat-obatan, kebutuhan rumah tangga, dan yang lain. Dari tempat sampah, keluarga saya bisa dipetakan soal kebutuhan, minat-minat, dan proyeksi psikologis lainnya.

    Dari medsos? Tentu akan lebih banyak variabel yang dapat dipetakan. Relasi pengguna medsos dan penyedia adalah relasi kuasa, relasi kooptasi. Sekali lagi, aktivitas di medsos adalah sebuah big data yang telah terkategorisasi bisa ditawarkan ke banyak perusahaan produk, tinggal memberikan paparannya. Tentu setiap wilayah demografi, usia, tingkat pendidikan dengan mudah dipetakan. Ini fakta hari ini, bahwa minat, afeksi emosi pengguna medsos adalah big data yang terbentuk karena adanya keterhubungan, dan anehnya pengguna tanpa sadar memberikan informasi siapa dirinya.

    Politik Kuasa

    Jika faktanya demikian, apakah kita masih sepakat bawa kemunculan internet, disusul dengan popularitas yang tinggi dari medsos tetap utuh berjalan di jalur pemberdayaan warga, dengan kesadaran tinggi, bisa berpartisipasi demi kesetaraan dan tujuan demokrasi? Nanti dulu. Medsos dalam perspektif politik, terutama bagi para kelompok politik, politisi, partai politik, dan penguasa adalah alat untuk mencapai tujuan.

    Medsos menjadi pintu untuk menciptakan issue driven atau character driven, seperti yang diharapkan oleh pemiliknya. Isu bisa di-blow up dan dengan meyakinkan publik bisa diarahkan. Subjek dengan materinya bisa di-blow up dalam perspektifnya yang baik, heroik, atau sebaliknya bisa dibunuh karakternya.

    Tampaknya, teknologi telah menghancurkan cita-cita demokrasi. Pragmatisme jauh lebih kental dibanding tujuan fungsi medsos demi demokrasi. Sekali lagi kuasa teknologi menjadi semakin valid. Adalah utopis manakala mencita-citakan fungsi teknologi media massa adalah untuk keutamaan kemanusiaan. Sungguh, mungkin saya apatis atau sosok peragu maju mundur, akan yang ideal tersebut.

    Saya selalu mengamini soal teori konflik kepentingan manakala relasi terjadi; setiap relasi ada kepentingan. Bisa jadi argumen yang sering dilontarkan Jurgen Habermas soal komunikasi rasional sangat utopis dan sulit untuk diwujudkan. Komunikasi kapitalis selalu dikritik dengan komunikasi rasionalnya Habermas, dan tampaknya ini yang tak akan pernah usai, lantaran di dalamnya dibutuhkan serangkaian prasyarat sangat kompleks.

    Saya ingat seorang Noam Chomsky yang pernah berujar, setiap media adalah medan perebutan makna. Media hanya sebuah alat yang dikelola oleh pemilik kepentingan. Menarik,merenungkan ujaran pemikir dan ahli media independen ini. Kenapa? Realitas yang ada di masyarakat adalah sebuah konstruksi yang didesain oleh para pemilik, penyedia media, atau kekuasaan yang berkongsi. Mau bilang apa jika perayaan demokrasi kegembiraan semakin terasa palsu, penuh dengan kooptasi kuasa teknologi.

    Apa yang terjadi hari ini sesungguhnya bukan sekadar relasi subjek dan materi yang dihadapinya. Relasi itu ada kepentingan, yang secara tidak sadar menyembul dan mencoba mencari validasi seakan akan tercipta sebuah fakta demokrasi, adanya kesetaraan sekaligus pentingnya menggunakan media sebagai sebuah ruang publik di mana ada dialog yang setara. Apa benar demikiankah?

    Dalam kerja-kerja dokumenter, sesungguhnya kepentingan adalah relasi yang penuh dengan kepentingan dan para pembuatnya akan dihadapkan pada bagaimana mengelola kepentingan itu. Setiap kali membuat film, saya selalu yakin pada tujuan apa yang ingin saya capai, referensi mana yang akan saya gunakan, dengan perspektif mana yang bisa saya pinjam. Pun, ini menyadarkan saya bahwa sesungguhnya menggunakan media itu akan penuh dengan kepentingan. Saya telah menciptakan realitas sendiri sesuai dengan apa yang saya inginkan.

    Saya jadi ingat satu film dokumenter hibrid yang pernah diputar di Berlinale beberapa waktu lalu, judulnya 2073 yang disutradarai oleh Asif Kapadia. Film itu dibagi dalam beberapa babak, setiap babak merefleksikan relasi betapa lemahnya kita terhadap kuasa teknologi yang mempunyai otoritas kuasa politik.

    Film dengan setting kota San Fransisco 2073 itu berkisah tentang bagaimana seorang perempuan dan kelompoknya harus lari diburu oleh seperangkat teknologi yang digerakkan oleh penguasa. Otoritas yang menguasai teknologi menggunakan perangkat pemindai dan menggunakan data-data yang tersimpan untuk melacak sekaligus mendeteksi siapa saja yang pernah melakukan perlawanan. Perempuan dalam perpindahan setiap babak hanyalah transisi, pengalih dari satu tema wawancara kritis dari satu aktivis ke aktivis yang lain.

    Data apa saja yang kita sampaikan telah terkunci dan tersimpan. Kita akan sulit mengidentifikasi, di tengah hukum teknologi digital yang sangat chaos, siapa milik siapa, siapa yang berhak, dan siapa yang diuntungkan, atau dengan hukum demografi manakah materi dan subjeknya itu bisa diyuridiskan.

    Bisa jadi, kuasa teknologi adalah pintu awal bagaimana teknologi akan mendominasi. Barangkali teknologi itu sulit untuk diprediksi, sulit untuk dipegang. Publik tidak akan pernah punya polis publican ruang publik yang otonom. Mereka adalah kerumunan massal yang mempunyai nilai ekonomi. Publik adalah komoditas. Kegelisahan atas terminologi rasional komunikasi sudah usang dan utopis. Apakah ini sebuah kepasrahan, karena publik netizen akan secara terus menerus menyuapi para pemilik kuasa?

    Tonny Trimarsanto sutradara dan produser, bergiat di Rumah Dokumenter Klaten yang bergerak dalam edukasi dan produksi film dokumenter

    (mmu/mmu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lima Agenda yang Akan Ramaikan Gelaran ‘Solo Menari’ di Taman Balekambang

    Lima Agenda yang Akan Ramaikan Gelaran ‘Solo Menari’ di Taman Balekambang