Gaming
3 jam yang lalu
15 Kode Redeem FF Baru dan Valid Hari Ini, Selasa 6 Mei 2025
Gaming
3 jam yang lalu
15 Kode Redeem FF Baru dan Valid Hari Ini, Selasa 6 Mei 2025
/data/photo/2025/04/21/68064a0d89052.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan Premanisme dan Ormas Pengganggu Investasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan,
Budi Gunawan
mengatakan, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Terpadu Operasi Penanganan
Premanisme
dan Organisasi Kemasyarakatan (
Ormas
). Satgas ini dibentuk untuk menjaga stabilitas nasional dan memberikan kepastian hukum atas persoalan
ormas
yang meresahkan dan mengganggu investasi.
“Pemerintah tidak akan ragu-ragu dalam menindak tegas segala bentuk
premanisme
dan aktivitas ormas yang meresahkan masyarakat dan berpotensi mengganggu jalannya investasi maupun kegiatan usaha,” kata Budi Gunawan dalam keteranganna,Selasa (6/5/2025).
Pembentukan Satgas ini dibahas dalam rapat koordinasi lintas kementerian, seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Investasi, Kemenkumham, Kejaksaan Agung, TNI, Polri, serta BIN dan BSSN.
Budi Gunawan menegaskan, pemerintah tidak akan ragu menindak aksi premanisme yang mengintimidasi masyarakat maupun pelaku usaha.
“Kehadiran negara harus dirasakan nyata oleh masyarakat, khususnya dalam memberikan rasa aman, menjamin kebebasan beraktivitas, dan menjaga iklim usaha yang sehat dan kompetitif,” ujarnya.
“Pemerintah memiliki tanggung jawab konstitusional untuk memastikan bahwa ruang publik tidak dikuasai oleh intimidasi, kekerasan, atau pemaksaan oleh kelompok-kelompok tertentu,” imbuh dia.
Budi menambahkan, operasi penanganan premanisme dan ormas meresahkan ini akan dilaksanakan secara sinergis oleh jajaran TNI-Polri bersama seluruh kementerian lembaga, bekerja sama dengan pemerintah daerah serta instansi terkait lainnya.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini menegaskan, stabilitas keamanan adalah fondasi utama dari pembangunan dan kemajuan ekonomi. Oleh karena itu, setiap tindakan yang mengancam ketertiban umum dan rasa aman masyarakat harus segera ditangani secara terukur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
“Pada prinsipnya, pemerintah tidak melarang kebebasan berserikat dan berkumpul termasuk ormas, tapi memastikan seluruh organisasi untuk disiplin mematuhi ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

TRIBUNNEWS.COM – Pertumbuhan penduduk di Jepang kian terpuruk, tahun 2025 catatkan rekor terburuk dalam hal jumlah anak di bawah 15 tahun.
Tahun 2024 lalu, bisa dibilang meneruskan masa kelam pertumbuhan penduduk di Jepang dalam selang beberapa periode belakangan ini.
Hal ini terjadi setelah pemerintah Jepang merilis data kependudukan sepanjang tahun 2024 lalu pada Minggu (4/5/2025).
Seperti yang dikutip dari Asahi Shimbun, Kementerian Dalam Negeri Jepang melaporkan bahwa jumlah anak di bawah 15 tahun per 4 Mei 2025 hanya mencapai 13,66 juta jiwa.
Di dalam laporan yang dirilis menjelang Hari Anak di Jepang yang diperingati setiap 5 Mei tersebut, jumlah anak berusia di bawah 15 tahun tercatat menurun 350.000 jiwa lebih rendah dibanding tahun 2024.
Pada 1 April 2025, jumlah anak laki-laki mencapai 6,99 juta (turun 180.000 dari tahun sebelumnya), sementara anak perempuan mencapai 6,66 juta (menurun 170.000).
Data tersebut juga meneruskan tren penurunan jumlah anak di bawah 15 tahun di Jepang selama 44 tahun berturut-turut sejak 1980.
Angka yang dicatatkan pada 2024 ini sekaligus memecahkan rekor terendah jumlah anak di bawah 15 tahun sepanjang masa.
Terakhir kali Jepang menyentuh angka di bawah 14 juta jiwa seperti pada tahun 2024 ini adalah pada tahun 1950.
Meski demikian, data di tahun 1950 tersebut bisa dimaklumi karena terjadi beberapa tahun setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II yang menewaskan banyak warganya.
Hal tersebut dikuatkan dengan data dari Kemendagri Jepang, yang menunjukkan jumlah anak-anak pada tahun 1950 memiliki rasio 46 persen dari total 29,43 juta jiwa warga Jepang kala itu.
Sementara itu, rasio anak di bawah 15 tahun pada 2025 tercatat pada angka 11,1 persen dari total populasi yang ada.
Data tersebut juga menandai angka penurunan rasio selama 51 tahun berturut-turut.
Kelompok usia terbesar berada pada rentang 12–14 tahun dengan jumlah 3,14 juta jiwa.
Jumlahnya semakin menurun seiring usia yang lebih muda, dengan hanya 2,22 juta anak berusia 0–2 tahun.
Data per 1 Oktober 2024 menunjukkan, semua prefektur di Jepang mengalami penurunan jumlah anak dari tahun sebelumnya.
Wilayah Ibukota Tokyo dan Prefektur Kanagawa masing-masing memiliki lebih dari 1 juta anak.
Prefektur Akita mencatat, rasio terendah (8,8 persen), diikuti Aomori (9,8 persen) dan Hokkaido (9,9 persen).
Sementara itu, Prefektur Okinawa memiliki rasio tertinggi, yaitu 15,8%.
Berdasarkan analisis kementerian terhadap data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk 37 negara dengan populasi lebih dari 40 juta, Korea Selatan memiliki rasio anak terendah (10,6%), disusul Jepang (11,1%), Italia (11,9%), dan Spanyol (12,9%)
(Tribunnews.com/Bobby)

Jakarta –
Motorola kembali masuk pasar Indonesia dengan seri ponselnya yang legendaris, Moto G45 5G. Disebut legendaris karena pada saat mereka masuk Indonesia tahun 2014 lalu, ponsel pertama yang dirilis juga Moto G.
Moto G menjadi populer karena harganya yang terjangkau. Sekalipun speknya tak bisa dibilang kencang, namun karena secara tampilan antarmuka tidak berat, performanya juga menjadi tidak terbebani. Bagaimana dengan Moto G45 5G yang baru ini? Yuk simak ulasan berikut.
Desain
Hal pertama yang langsung terasa dari segi desain adalah bodi belakangnya yang menggunakan material vegan leather. Ya, vegan leather di ponsel seharga Rp 2 jutaan. Material ini membuat Moto G45 5G bisa dengan nyaman dipakai tanpa casing tambahan karena teksturnya yang terasa empuk.
Motorola mengaku sudah sering menggunakan material ini di beberapa ponsel buatannya, dan mereka mengklaim kalau material ini tak mudah kotor ataupun rusak seperti sobek dan sejenisnya.
Kombinasi bodinya yang tak terlalu besar serta vegan leather ini membuat Moto G45 5G nyaman di genggaman meski tanpa casing tambahan. Oh ya, saya pribadi menyukai modul kamera belakang yang terlihat terintegrasi dengan bodi. Tidak seperti hampir semua ponsel lain yang modul kamera belakangnya seperti terpisah karena menggunakan bahan yang berbeda.
Soal ketahanan, ada sertifikasi IP52 yang membuat ponsel ini cukup tahan dari debu dan percikan air. Memang, sih, bukan IP68 apalagi IP69. Namun ini adalah ponsel Rp 2 jutaan, ekspektasinya memang jangan terlalu tinggi.
Selanjutnya: Layar dan Kamera…
Layar dan Kamera
Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
Layar
Layar 6,5 inch yang dipakai ini menggunakan panel IPS dan resolusinya pun hanya HD+. Namun menurut saya, resolusi ini tetap mencukupi, ketajamannya mencukupi. Memang, jika terbiasa menggunakan layar OLED (atau AMOLED), rasa panel IPS ini memang seperti ada yang kurang, namun tidak terlalu mengganggu, kok.
Untungnya refresh rate layar ini tinggi, yaitu 120Hz, sehingga pergerakan gambar di layar terasa mulus dan menyenangkan. Pada bagian atas layar ada punch hole untuk kamera depan, dan bezel atas serta bawahnya tidak setipis bezel bagian kanan dan kiri.
Jika dirangkum soal layarnya ini, mungkin memang bukan keunggulan utama dari Moto G45 5G. Selain resolusinya hanya HD+, panel IPS yang dipakai pun bukan yang berkualitas sangat tinggi.
Kamera
Ya, seperti layar, kamera juga bukan keunggulan dari Moto G45 5G. Secara singkat, ya, kameranya biasa-biasa saja, cukup mumpuni untuk kelas harganya. Kamera belakangnya ada dua, kamera utama 50MP f/1,8 dan kamera makro 2MP.
Saat dipakai memotret di kondisi terang, gambarnya cukup memuaskan. Saturasi warna yang dihasilkan agak terlalu tinggi untuk selera saya. Dalam kondisi gelap, kameranya cukup mumpuni di ponsel kelas Rp 2 jutaan.
Meski secara hardware terbatas, Motorola memberikan berbagai fitur kamera yang menarik. Misalnya mode malam yang cukup mumpuni, ataupun Dual Capture untuk memotret menggunakan kamera depan dan belakang bersamaan.
Fitur, Performa, dan Sistem Operasi
Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
Sekalipun dirilis dengan Android 14 sebagai bawaannya, tak lama setelah dirilis ada pembaruan Android 15 pada My UX — tampilan antarmuka Motorola. Dan, di sektor ini yang menjadi keunggulan bagi Moto G45 5G.
Tampilannya minimalis, nyaris seperti stock Android, namun banyak menyimpan fitur yang menarik. Salah satu yang berguna untuk keperluan sehari-hari adalah Smart Connect, yaitu menghubungkan ponsel dengan PC Windows.
Fungsinya bermacam, dari sekadar memindahkan data dengan mudah, mengakses aplikasi ponsel dari PC, sampai menjadikan kamera ponsel sebagai webcam. Wajar, sih, jika fungsi konektivitas dengan PC-nya komplit, Motorola adalah bagian dari Lenovo. Sudah semestinya ekosistem perangkatnya ini dibuat lebih terhubung satu dengan lainnya.
Oh ya, fitur Moto G45 5G ini juga sudah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna di Indonesia, yaitu dilengkapi NFC. Di negara lain, Moto G45 5G tidak dilengkapi dengan NFC. Sensor sidik jari ponsel ini menyatu dengan tombol power, bisa mendeteksi sidik jari dengan cepat.
Soal performa, ponsel ini menggunakan otak Snapdragon 6s Gen 3 dan dipasangkan dengan RAM 8GB dan penyimpanan UFS 2.2 256GB. Kombinasi ini tak bisa dibilang tinggi, namun juga tidak rendah. Namun karena tampilan antarmukanya yang ringan, ponsel ini menjadi sangat gegas.
Perbandingan performa saat sudah diperbarui ke Android 15 dibanding saat masih menjalankan Android 14 cukup signifikan. Jadi, tak ada alasan untuk tidak memperbarui Moto G45 5G ke Android 15, ya.
Untuk bermain game, meski spesifikasinya tak tinggi, ponsel ini cukup lancar untuk bermain game berat seperti Genshin Impact dalam pengaturan terendah. Mungkin terbantu resolusi layarnya yang hanya HD+.
Untuk game yang lebih ringan seperti Mobile Legends dan sejenisnya, tentu performanya mulus dan stabil.
Baterai yang dipakai berkapasitas 5.000 mAh, dan kapasitasnya ini sangat mencukupi untuk penggunaan harian yang cukup berat. Saat saya pakai seharian, baterainya masih tersisa sekitar 30% di malam hari. Mungkin bisa sampai 1,5 sampai 2 hari jika pemakaiannya lebih ringan.
Lagi-lagi, irit baterainya ini juga terbantu dari layar HD+, yang tentu mengkonsumsi daya lebih sedikit dibanding layar FHD+. Ketahanan baterainya ini penting, karena pengisian daya menggunakan charger yang disediakan dengan daya 20W tak kencang-kencang amat. Butuh hampir 2 jam untuk mengisi dari kosong sampai penuh.
Review Motorola Moto G45 5G Foto: detikINET/Anggoro Suryo JatiReview Motorola Moto G45 5G Foto: detikINET/Anggoro Suryo JatiReview Motorola Moto G45 5G Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
Kesimpulan
Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
Saya banyak menulis sejumlah kekurangan ponsel ini pada ulasan di atas, namun bukan berarti Moto G45 5G adalah ponsel yang jelek, malah kebalikannya. Moto G45 5G adalah ponsel yang sangat saya rekomendasikan jika punya budget Rp 2 jutaan.
Ponselnya menyenangkan, performanya gegas, baterainya irit, nyaman digenggam, fiturnya lengkap dan enak dipasangkan dengan PC Windows. Untuk kelas harganya, Moto G45 5G ini adalah ponsel yang sangat komplit.
Halaman 2 dari 4
Simak Video “Video: Rencana Motorola Comeback ke Pasar Indonesia”
[Gambas:Video 20detik]
(asj/fay)

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi. (ANTARA/HO-Kemenkop)
Menkop tak ingin masyarakat ragukan Koperasi Merah Putih
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Selasa, 06 Mei 2025 – 20:23 WIB
Elshinta.com – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyatakan pemerintah berkomitmen penuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui program pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/ Kel) Merah Putih. Sehingga banyak Kementerian/ Lembaga (K/L) hingga Pemerintah Daerah (Pemda) yang langsung dilibatkan untuk memastikan program 80.000 unit Kopdes/ Kel Merah Putih ini dapat direalisasikan.
Menkop Budi Arie menegaskan bahwa sinergi dengan berbagai pihak tersebut dilakukan demi menjawab keragu-raguan masyarakat terkait keberhasilan dari program Kopdes/ Kel Merah Putih bagi upaya pemerataan ekonomi di masyarakat. Menkop meyakini bahwa Kopdes/ Kel Merah Putih akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa dalam waktu yang tidak lama.
“Musuhnya Kopdes/Kel Merah Putih itu adalah ketakutan, kecurigaan, keragu-raguan. Padahal negara ini dibangun karena optimisme bukan keragu-raguan,” ujar Menkop Budi Arie Setiadi dalam Dialog Percepatan Musyawarah Desa/Kelurahan Khusus Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih se Jawa Tengah di Semarang, Selasa (6/5), seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com.
Masyarakat diminta untuk menghilangkan stereotip negatif khususnya keraguan, kecurigaan dan ketakutan terhadap program ini karena secara khusus Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto juga telah menyatakan komitmennya sejak awal.
“Negara ini dibangun karena optimisme bukan keraguan-keraguan, karena kita semua petarung, negara ini di bangun para pera petarung dan Jawa Tengah terkenal sebagai Provinsi petarung,” ucap Menkop.
Menkop Budi Arie menjamin bahwa operasional dari program Kopdes/ Kel Merah Putih akan dilaksanakan secara profesional dan memastikan kredibilitas terjaga dengan baik. Oleh sebab itu struktur pengurus dari Kopdes/ Kel ditunjuk secara terbuka melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus).
Selanjutnya dalam hal pengawasan akan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat di desa.
“Kopdes/Kel Merah Putih ini harus dilaksanakan dikelola dengan transparan, profesional dan akuntabel. Kita ingin membentuk kelembagaan ekonomi khususnya di desa yang sangat kuat, tangguh dan berkelanjutan,” sambung Menkop Budi Arie.
Menkop Budi Arie juga menyatakan bahwa Kementerian Koperasi (Kemenkop) juga meminta kesediaan dari BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Pos Indonesia (Persero) untuk turut mengawal serta mendampingi kegiatan usaha dari Kopdes/ Kel Merah Putih. Semakin banyak pihak yang terlibat, akan semakin besar peluang keberhasilan program Kopdes/ Kel bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
“Yang pasti pemerintah Kabinet Merah Putih tidak akan lepas tangan, kita akan kawal bersama program ini sampai sukses dan kita berharap tidak ada masalah di desa karena Kopdes ini menjadi alat untuk mensejahterakan rakyat, menghilangkan kemiskinan di desa-desa,” ucap Menkop Budi Arie.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menambahkan bahwa program pembentukan Kopdes/ Kel merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Program ini dimaksudkan untuk meletakkan fondasi penting bagi kemandirian dan kedaulatan ekonomi di desa yang dikelola melalui gerakan koperasi.
“Kita perlu membangun ekosistem ekonomi desa yang tangguh sehingga inilah yang harus mendapat perhatian khusus maka dibentuklah Kopdes/ Kel Merah Putih,” kata Zulkifli.
Menko Zulkifli berharap program Kopdes/ Kel Merah Putih ini dapat berhasil sesuai cita-cita Presiden Prabowo Subianto. Oleh sebab itu seluruh Kementerian dan Lembaga yang terkait dengan pembentukan ekosistem Kopdes/ Kel Merah Putih akan mengoptimalkan perannya masing-masing demi kesuksesan program tersebut.
“Kita ingin ini (Kopdes/ Kel) transparan, kita ingin Kopdes/ Kel ini sukses dan berhasil sehingga desa bisa tumbuh ekonominya,” katanya.
Sementara itu Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa rakyat di Jawa Tengah siap menyukseskan program unggulan tersebut. Saat ini sudah terbentuk secara kelembagaan Kopdes/ Kel Merah Putih di 1.066 desa/ kelurahannya yang diawali melalui Musdesus.
Dia menyadari bahwa dengan manajemen dan pengelolaan potensi desa secara baik dan profesional, akan menjadikan desa-desa di Jawa Tengah lebih maju dan sejahtera. Misi tersebut hanya dapat digerakkan melalui pembentukan Kopdes/ Kel Merah Putih.
“Kami di Jawa Tengah semuanya siap melaksanakan program Koperasi Desa Merah Putih karena Jawa Tengah merupakan lumbung pangan nasional sebagaimana Perintah Bapak Presiden bahwa negara yang kuat adalah negara yang berdaulat,” ujar Ahmad Luthfi.
Sumber : Sumber Lain

GELORA.CO – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso mengatakan menerima permintaan maaf dari Ketua Umum DPP GRIB Jaya Rosario de Marshall alias Hercules. Dalam wawancara di kanal Seleb On Cam yang potongan videonya beredar luas di media sosial, Sutiyoso juga mengingatkan Hercules agar meminta maaf kepada mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo.
“Saya menghormati lah ya kesadaran dia untuk minta maaf. Saya ini orang tua, saya mengabdi negara lama, loh saya di pemerintahan sipil, di pemerintahan TNI, dan kalau minta maaf sama saya, saya terima. Tetapi, juga selayaknya juga dia minta maaf ke jenderal purnawirawan Gatot,” ujar Sutiyoso, Senin (5/5/2025).
Sebelumnya, Hercules menyatakan permohonan maafnya ke mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso. Ia mengaku salah ucap dengan pernyataannya terkait ‘mulut bau tanah’.
“Saya minta maaf ke pak Sutiyoso, saya minta maaf sebesar-besarnya karena pak Sutiyoso dari Komandan Khusus Baret Merah, saya sangat hormat saya sangat kagum, atas salah ucap itu saya minta maaf,” ujar Hercules dalam keterangannya dari video yang beredar, Jumat (2/5/2025).
Kendati begitu, ia sangat menyayangkan pernyataan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Hercules bertanya-tanya apa salahnya sehingga ‘diserang’ habis oleh pernyataan Gatot. “Saya tidak menghargai Anda, bengis banget itu,’ aku salah apa,” ujarnya.
Hercules menyindir pernyataan Gatot yang menyebutnya terlibat premanisme dan ‘kurang ajar’. Padahal, kata Hercules, ia selama ini sudah memperbaiki diri menjadi orang baik.
Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman menyambut baik permintaan maaf yang disampaikan oleh Hercules kepada Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso. “Menurut saya, yang penting bagaimana kita ke depan tidak saling bermusuhan,” kata mantan KSAD tersebut, Senin malam.
Dudung juga menyebut setiap orang punya porsinya masing-masing untuk ikut membangun bangsa. “Mereka punya porsi masing-masing ya. Kalau masalah membangun bangsa, pernah berjasa atau tidak, semuanya, rakyat Indonesia berjasa untuk bangsa ini,” ucap mantan Pangkostrad tersebut.
Dudung menyebut, masalah organisasi masyarakat (ormas) turut menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Keberadaan ormas belakangan ini disorot dan dianggap meresahkan masyarakat, karena kerap melakukan pengutan liar (pungli).
Dudung menyebut, semua ormas sebaiknya mendukung agenda-agenda pembangunan pemerintah, dan bersinergi dengan lembaga-lembaga pemerintah. Dengan begitu, keberadaan mereka bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.
“Tadi Bapak Presiden juga menyampaikan masalah ormas. (Presiden menekankan) ormas yang tertib, yang kemudian tidak mengganggu, apalagi memalak dan sebagainya. Presiden sudah menekankan seperti itu,” kata Dudung.

Bondowoso (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Bondowoso terus menunjukkan komitmennya dalam mempercepat pembangunan, khususnya dalam menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan data terbaru, angka kemiskinan di Bondowoso berhasil ditekan menjadi 12,60 persen.
Wakil Bupati Bondowoso, KH As’ad Yahya Syafi’i, menyampaikan bahwa upaya percepatan ini sejalan dengan cita-cita Presiden Republik Indonesia serta program Nawa Bhakti Satya Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Ia menegaskan bahwa berbagai indikator kesejahteraan masyarakat menunjukkan tren positif.
“Tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 3,63 persen, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat menjadi 71,22,” kata Wabup, Selasa (6/5/2025).
“Dari sisi ketimpangan gender juga mengalami penurunan menjadi 0,4663,” imbuh Ra As’ad, sapaan karibnya.
Wabup juga mengapresiasi penurunan angka perkawinan anak yang mencapai 48 persen. Keputusan dispensasi kawin pada tahun 2024 tercatat turun signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai bagian dari strategi memutus mata rantai kemiskinan, Pemerintah Kabupaten Bondowoso menerapkan pendekatan tiga stop, yaitu: stop anak melahirkan anak, stop kebodohan melahirkan kebodohan, dan stop kemiskinan melahirkan kemiskinan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pemerintah juga aktif mengembangkan program-program unggulan.
Salah satunya adalah program “Permata” atau Perempuan Mandiri Tangguh, yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April lalu.
“Program ini mendukung para penerima bantuan kemiskinan ekstrem agar bisa menjalankan usaha dan naik kelas menjadi pelaku UMKM yang berhasil,” terangnya.
Para pelaku UMKM ini juga mendapatkan fasilitas pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan pendampingan dalam berwirausaha.
“Kami berharap program bantuan seperti D3KI, PKH Plus, dan bantuan sosial lainnya bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat Bondowoso secara berkelanjutan,” paparnya. (awi/but)

manfaatkan lahan-lahan yang dimiliki meskipun terbatas
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Utara mengajak warganya agar gemar menanam di lahan terbatas atau dikenal sebagai urban farming sebagai upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan.
“Untuk warga Jakarta Utara, ayo kita menanam, manfaatkan lahan-lahan yang dimiliki meskipun terbatas,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Juaini usai mengunjungi Kebun Gangnam, Kelurahan Pegangsaan Dua di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan Kebun Gangnam (Pegangsaan Dua Menanam) ini adalah contoh baik dari sistem budidaya di lingkungan perkotaan yang banyak manfaatnya.
Ia mengatakan Pemkot berupaya menumbuhkan gemar menanam pada masyarakat Jakarta Utara.
Menurut dia kehadiran Kebun Gangnam di wilayah Kelapa Gading ini masyarakat dapat melihat berbagai manfaat dari urban farming, baik ketersediaan pangan segar, kesejahteraan ekonomi, hingga peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan mental.
Ia menjelaskan Kebun Gangnam memiliki luas 1.330 meter persegi dan lokasi ini adalah tanah terbengkalai milik Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lokasi urban farming.
Selain berisikan kurang lebih 70 jenis tanaman produktif, kebun juga memiliki kolam gizi yang diisi ikan lele untuk memerangi stunting atau tengkes.
Sementara Lurah Pegangsaan Dua, Sarmudi berharap dengan peresmian Rumah Edukasi Gangnam yang dilakukan Wakil Wali Kota Kota Administrasi Jakarta Utara, Juaini akan menumbuhkan gemar menanam di masyarakat.
Pihaknya ingin kegiatan menanam menjadi lebih asik. Rumah Edukasi Urban Farming ini dibangun sebagai tempat bagi anak-anak sekolah atau komunitas lainnya yang ingin belajar menanam pohon sayuran, merawat tanaman dan memanen tanaman.
“Sebelum memulai bercocok tanam di Kebun Gangnam, mereka akan diberi materi terlebih dahulu di Rumah Edukasi,” kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025