Bisnis.com, BALIKPAPAN — Kawasan Interport Business Park Kariangau menjadi saksi sejarah sebagai lokasi industri hilir sawit nasional baru dengan diresmikannya PT AGPA Refinery Complex (ARC).
Fasilitas berkapasitas 500.000 ton per tahun ini menandai penguatan kolaborasi Indonesia-Korea Selatan dalam transformasi energi terbarukan berbasis kelapa sawit.
Peresmian yang dihadiri Wakil Menteri ESDM, manajemen Posco International, GS Caltex, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, dan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud ini menjadi angin segar bagi upaya hilirisasi industri di Kalimantan Timur.
Fasilitas pengolahan turunan sawit milik perusahaan Korea Selatan tersebut diproyeksikan sebagai pusat produksi strategis dalam rantai pasok industri energi bersih nasional.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung memberikan apresiasi tinggi terhadap penerapan teknologi pengolahan yang efisien sekaligus berwawasan lingkungan pada fasilitas baru tersebut.
Menurutnya, komitmen perusahaan terhadap keselamatan kerja dan keberlanjutan lingkungan sejalan dengan arah kebijakan pemerintah membangun kawasan industri yang tertata dan aman.
“Kami berharap PT AGPA Refinery Complex mampu memberikan nilai tambah signifikan bagi hilirisasi sawit nasional, memperkuat rantai pasok industri, serta meningkatkan daya saing daerah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (21/11/2025).
Lebih jauh, dia menegaskan pembangunan industri pengolahan tidak semata-mata diukur dari kemampuan produksi, melainkan juga kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pemerintah berharap keberadaan fasilitas refinery ini dapat membuka lapangan kerja baru, mendukung pemberdayaan masyarakat lokal, sekaligus memperkuat sinergi antara perusahaan dan lingkungan.
“Industri yang tumbuh itu penting, tapi industri yang tumbuh bersama masyarakat itu jauh lebih bermakna. Pembangunan bukan hanya soal berdirinya gedung dan mesin, tetapi bagaimana kehadirannya dapat memberi manfaat bagi banyak orang,” ungkapnya.
Sementara itu, CEO Posco International Kye In Lee, mengungkapkan bahwa ARC merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Dia memaparkan fasilitas ini tidak hanya menghasilkan bahan baku mentah, tetapi juga menciptakan rantai nilai melalui proses pemurnian dan pengolahan berstandar tinggi.
“ARC akan memberikan nilai tambah bagi industri sawit nasional. Tidak hanya menghasilkan bahan baku, tetapi juga menciptakan value chain melalui proses pemurnian dan pengolahan yang berstandar tinggi,” paparnya.
Kye menambahkan pembangunan ARC merupakan kelanjutan dari kerja sama jangka panjang antara Posco Group dan Indonesia, termasuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di Papua.
“Peresmian hari ini adalah bukti nyata kepercayaan dan kolaborasi yang terus kami bangun bersama Indonesia,” katanya.
Sebagaimana diketahui, proyek ARC sendiri merupakan hasil sinergi teknologi antara GS Caltex sebagai pemilik teknologi energi kelas dunia dan jaringan global Posco International.
Melalui fasilitas ini, kedua perusahaan berkomitmen mendukung transisi menuju energi bersih serta pengembangan industri kelapa sawit yang lebih berkelanjutan.
Komitmen Transformasi Hijau
President & CEO GS Caltex Saehong Hur menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kota Balikpapan, atas dukungan penuh sejak tahap investasi hingga penyelesaian seluruh proses perizinan dan pembangunan proyek.
“Dukungan dan kerja sama dari pemerintah memungkinkan proyek ini berjalan lancar dan akhirnya dapat kita resmikan hari ini,” katanya.
Dia menyampaikan bahwa GS Caltex terus memperkuat komitmen terhadap Green Transformation melalui pengurangan emisi gas rumah kaca serta pengembangan berbagai teknologi energi bersih, mulai dari hidrogen, CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage), daur ulang plastik, hingga energi terbarukan berbasis biomassa.
Sejak 2010, kata Kye, GS Caltex telah membangun bisnis biofuel melalui CS Bio yang memasok produk ramah lingkungan ke berbagai negara.
Kini, perusahaan memperluas produksi ke bahan bakar generasi baru seperti bio-avtur dan bahan bakar kapal berbasis bio lainnya.
Menurutnya, pabrik ARC yang baru diresmikan ini akan mengolah minyak sawit menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti minyak nabati dan bahan bakar bio, yang sebagian besar akan diekspor ke pasar internasional.
“Kami berharap fasilitas ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di Kalimantan Timur,” katanya.
Adapun, dia menuturkan ekspansi bisnis biofuel GS Caltex di Indonesia merupakan strategi utama dalam memperkuat fondasi bisnis internasional perusahaan, termasuk penguasaan rantai nilai mulai dari bahan baku hingga pemurnian dan distribusi global.
“Kami berharap kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana industri dapat berperan dalam transisi energi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan,” pungkasnya.
