Pabrik Pembuatan Olahan Makanan di Depok Bantah Warga Meninggal Dampak Limbah – Page 3

Pabrik Pembuatan Olahan Makanan di Depok Bantah Warga Meninggal Dampak Limbah – Page 3

 

Liputan6.com, Depok – Pabrik pembuatan olahan makanan yang dikelola PT Indo Fermex membantah adanya warga meninggal karena dampak kebocoran pengolahan limbah. Hal itu membantah keterangan salah seorang warga yang melakukan aksi protes atas adanya kebocoran pengolahan limbah pabrik pembuatan olahan makanan.

Kuasa Hukum PT Indo Fermex, Andi Nababan mengatakan, meninggalnya warga akibat dampak kebocoran limbah, dinilai tidak ada relevansinya. Pihaknya sudah menemui warga dan meminta klarifikasi terkait hal tersebut.

“Ternyata dia (warga) mengakui saat berbicara sedang emosional dan istrinya meninggal delapan bulan lalu, sedangkan ini ada satu insiden terjadi di 6 Februari 2025, jam 21.00 WIB ada kebocoran di tangki dan ini isinya semua adalah food grade, yaitu bahan baku untuk proses pembuatan ragi,” ujar Andi saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (13/2/5).

Andi menjelaskan, pabrik kliennya itu memastikan tidak ada satu partikel keluar yang berbahaya dari proses pengolahan. Pihaknya sudah menjelaskan dan diterima pihak warga.

“Ini rasanya tidak masuk akal kalau satu orang saja, sedangkan di pabrik ini sudah ada berapa ratus orang dan mereka tinggal di belakang pabrik dan terjalin hubungan baik,” tegas Nababan.

PT Indo Fermex membuat olahan pembuatan makanan seperti ragi yang sudah beroperasi sejak 1976. Saat terjadi kebocoran limbah pabrik, PT Indo Fermex sudah sudah melaporkan ke DLHK Depok dan telah datang melakukan inspeksi, serta verifikasi.

“Jadi kira-kira yang tumpah dari tangki yang bocor itu 8 kubik. Tapi kami punya sistem tanggap darurat,” ucap Andi.

Andi mengakui, perusahaan kliennya didatangi sejumlah pihak seperti DPRD Kota Depok, Polres Metro Depok, hingga Puslabfor Polri. Bahkan DPRD Kota Depok telah mediasi terkait keinginan warga.

“Persoalan pertama CSR, tidak dirasakan oleh beberapa pihak warga. itu dibicarakan saja dengan RT RW nya, dan terjadi kesepakatan tentang relasi masyarakat dan pabrik,” terang Andi.

Sementara, Factory Manager PT Indo Fermex, Daniel Setiawan mengatakan, kebocoran limbah tersebut berawal dari salah satu tangki yang lepas bautnya karena berkarat. Akibatnya cairan hasil pengolahan masuk ke dalam tangki dan tidak dapat menahan.

“Hal itu yang mengakibatkan kebocoran,” ujar Daniel.