Jakarta, CNBC Indonesia – Foxconn banting setir mengejar sumber penghasilan baru dari bisnis server kecerdasan buatan (AI). Bahkan, rencana perusahaan untuk diversifikasi di sektor mobil listrik (EV) dan menargetkan pangsa pasar 5% di pada 2025 mendatang terpaksa ditunda.
Perusahaan asal Taiwan itu mengharapkan peningkatan pendapatan pada bisnis tersebut mulai tahun depan. Pabrik iPhone itu juga akan meningkatkan investasi di beberapa negara di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Presiden terpilih AS Donald Trump telah mengancam akan mengenakan tarif 10% pada semua impor AS dan pungutan 60% khusus pada produk buatan China.
Kebijakan Trump akan berdampak pada Foxconn, mengingat pabrik perakitan mereka berlokasi di Zhengzhou, China.
Foxconn telah melakukan diversifikasi rantai pasokan, khususnya memperluas produksi di India.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka akan terus meningkatkan investasi di negara-negara termasuk Amerika Serikat, Meksiko, dan Vietnam.
“Trump baru saja terpilih. Tidak pasti kebijakan apa yang akan dia terapkan kita akan mengamati perubahan apa yang akan terjadi dari pemerintahan AS yang baru,” kata Chairman Foxconn Young Liu setelah melaporkan hasil kuartalannya, dikutip dari Reuters, Jumat (15/11/2024).
Dia mengatakan pabriknya di Wisconsin dan Texas telah mengalami pertumbuhan penjualan yang stabil karena permintaan yang kuat untuk server AI, dan prospek operasinya di AS positif.
Foxconn, yang juga merupakan pemasok utama Nvidia, mempertahankan panduannya untuk 2024 tentang pertumbuhan penjualan yang signifikan karena peningkatan penjualan yang kuat dalam bisnis server AI membantu perusahaan mengatasi penurunan permintaan untuk barang elektronik konsumen yang disebabkan oleh faktor geopolitik dan ekonomi makro.
(fab/fab)