Ormas Tolak Parkir Digital Mie Gacoan Mayjen Sungkono Surabaya

Ormas Tolak Parkir Digital Mie Gacoan Mayjen Sungkono Surabaya

Surabaya (beritajatim.com) – Rencana penerapan sistem parkir digital berbasis gate system di sejumlah gerai Mie Gacoan Surabaya menuai penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang selama ini terlibat dalam pengelolaan parkir konvensional.

Penolakan tersebut terjadi seiring dimulainya penerapan parkir digital secara serentak di 11 titik Kota Surabaya pada Kamis (26/12/2025), termasuk di gerai Mie Gacoan Mayjen Sungkono.

Pantauan beritajatim.com di lapangan sejumlah Ormas terlihat datang ke lokasi dan meminta Mie Gacoan tidak memasang Gate System berbayar digital dan tetap dikelola secara konvensional.

Meski mendapat resistensi, pihak manajemen Mie Gacoan menegaskan bahwa peralihan sistem parkir sudah menjadi komitmen perusahaan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.

“Hari ini, 26 Desember, Mie Gacoan telah memenuhi komitmen untuk beralih dari pengelolaan parkir konvensional menjadi sistem parkir berbasis teknologi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya kami untuk terus berbenah dan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan,” ujar External Relations PT Pesta Pora Abadi, J. Handy R, dalam keterangannya, Jumat (26/12/2025).

Ia menjelaskan, terdapat tiga gerai Mie Gacoan yang menjadi titik awal penerapan parkir digital, yakni di kawasan Manukan/Tandes, Mayjen Sungkono, dan Wiyung. Selanjutnya, sistem serupa akan diterapkan secara bertahap di sembilan gerai lainnya di Surabaya.

Menurutnya, pengelolaan parkir modern ini ditangani oleh pihak ketiga, BSS Parking, yang dinilai memiliki pengalaman dalam mengelola sistem parkir berbasis teknologi.

“Pengelolaan parkir modern ini kami serahkan kepada BSS Parking sebagai mitra resmi yang berpengalaman di bidangnya,” jelas Handy.

Proses peralihan tersebut ditandai dengan pemasangan banner imbauan kepada pengunjung serta pengumuman terkait pembangunan sistem parkir baru yang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan sementara.

Seluruh kegiatan di lokasi juga mendapat pengawalan dari tim gabungan yang terdiri dari Polrestabes Surabaya, Dinas Perhubungan Kota Surabaya, serta Satpol PP Kota Surabaya.

Namun demikian, penolakan tetap muncul di sejumlah lokasi. Beberapa pihak yang mengatasnamakan ormas menyatakan keberatan terhadap digitalisasi pengelolaan parkir yang dinilai menghilangkan peran mereka.

Handy menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi dan mediasi intensif jauh sebelum kebijakan ini diterapkan, bahkan mendapat dukungan langsung dari Pemerintah Kota Surabaya.

“Proses ini sudah kami tempuh cukup lama dengan melibatkan banyak pihak. Sikap kami tegas, peralihan sistem parkir ini tidak bisa ditunda lagi demi keamanan dan kenyamanan penuh bagi seluruh pelanggan,” tegasnya.

Dalam beberapa hari ke depan, BSS Parking bersama manajemen Mie Gacoan akan melanjutkan implementasi parkir digital ke seluruh gerai Mie Gacoan di wilayah Kota Surabaya.

Selain di Mie Gacoan Jalan Mayjen Sungkono penolakan juga terjadi di gerai jalan Wiyung namun bukan Ormas tetapi lingkungan warga sekitar. Sejumlah pihak telah datang dan melakukan negoisasi termasuk Kapolsek Wiyung.

Warga sekitar lokasi tetap menolak dan meminta PT PPA tidak menggunakan parkir gate System dan tetap dikelola secara manual.(ted)