Organisasi: API

  • Kok Bisa? Meta AI Ungkap Luas Kebakaran Los Angeles Sama dengan Luas Gaza

    Kok Bisa? Meta AI Ungkap Luas Kebakaran Los Angeles Sama dengan Luas Gaza

    GELORA.CO – Tragedi kebakaran dahsyat terjadi secara meluas di kawasan Los Angeles, negara bagian California, AS. Insiden tak terduga yang berawal dari kebakaran hutan sejak Selasa (7/1/2025) itu bahkan merembet ke area pemukiman hingga memaksa ratusan ribu warga sipil untuk mengungsi.

    Peristiwa itu pun menjadi sorotan dunia. Namun siapa sangka, salah satu warganet justru mendapat informasi tak terduga yang berasal dari Meta AI.

    Disebutkan, luas dari total area yang terbakar di Los Angeles justru memiliki angka yang mirip dengan luas wilayah Jalur Gaza.

    Salah seorang pengguna media sosial dalam platform TikTok dengan username @zaydanus pada Sabtu (11/1/2025) lalu mengunggah salah satu video pendek yang seketika menjadi sorotan.

    Di tengah tragedi kebakaran hebat yang melanda Los Angeles, pemilik akun tersebut mencari sejumlah informasi ke Meta AI, sebuah mesin pencarian berbasis Artificial Intelligence (AI) buatan perusahaan Meta yang berpusat di New York, AS.

    Secara langsung, pemilik video yang merupakan seorang pria muda itu bertanya mengenai luas kebakaran yang baru saja melanda Los Angeles.

    “Kami bertanya ke Meta AI, berapa luas kebakaran yang terjadi di Los Angeles,” ungkapnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.

    Tanpa butuh banyak waktu, Meta AI secara langsung membeberkan sejumlah informasi mengenai insiden kebakaran hingga luas yang terdampak di dalamnya. Terungkap, ada lebih dari 36.000 hektare atau setara dengan 360 kilometer persegi yang menjadi area terdampak dari kobaran api.

    “Totalnya adalah 36.020 hektare. Jika diubah dari hektare ke kilometer persegi, ditemukan angka 360,2 kilometer persegi,” sambungnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.

    Tak berlangsung lama, pemuda tersebut lantas secara singkat mencari luas Gaza di dalam mesin pencarian Google. Dia pun seketika menemukan angka yang begitu mengejutkan.

    Pemuda itu mendapat informasi jika Gaza memiliki luas yang hampir sama dengan total kawasan terdampak kebakaran masif di Los Angeles. Bahkan, Google mengungkap secara langsung dengan menggunakan angka 360 kilometer persegi.

    “Jika kita cari berapa luas Gaza, ditemukannya 360 kilometer persegi,” ucapnya

    “Apakah ini kebetulan?” lanjutnya.

    Hingga saat ini, video pendek tersebut sukses mendulang atensi hingga beragam pendapat secara khusus dari kalangan pengguna media sosial.

    Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles sebelumnya diketahui berlangsung sejak Selasa pekan lalu di Distrik Pacific Palisades. Namun dalam waktu singkat, kobaran api yang dipicu oleh kombinasi cuaca ekstrem, kekeringan parah, dan dampak perubahan iklim itu kemudian meluas ke sejumlah wilayah.

    Situasi ini semakin buruk dengan adanya angin Santa Ana yang bertiup kencang dengan kecepatan hingga 129 kilometer per jam, mendorong api menyebar dengan cepat dan sulit dikendalikan.

    Kebakaran ini langsung menjadi perhatian nasional, mengingat dampak besar yang ditimbulkan dalam hitungan jam.

    Akibat kebakaran tersebut, lebih dari 10.000 bangunan, termasuk rumah tinggal dan fasilitas bisnis, dilaporkan hancur. Kerusakan besar ini juga mengakibatkan gangguan serius pada infrastruktur kota. Pemadaman listrik meluas terjadi, memengaruhi lebih dari 1,5 juta penduduk di California Selatan.

    Kebakaran tersebut dilaporkan turut menewaskan 24 orang per Minggu (12/1/2025) dan membuat lebih dari 319 ribu orang mengungsi.

    Disebut Karma AS Bantu Israel Genosida Gaza

    Di sisi lain, kebakaran dahsyat bak neraka yang melanda wilayah Los Angeles dan sekitarnya itu mengundang reaksi keras dari sejumlah kelompok Yahudi AS anti-Israel. Mereka secara khusus menuding krisis kebakaran hutan Los Angeles akibat bantuan AS pada Israel.

    “Ketika pajak AS digunakan untuk membakar orang-orang hidup-hidup di Gaza, kami tidak heran ketika kebakaran itu terjadi di rumah,” kata kelompok aktivis sayap kiri Code Pink, seperti diwartakan The Times of Israel, dikutip Senin (13/1/2025).

    Tudingan serupa juga dilontarkan Cabang New York dari Jewish Voice for Peace yang anti-Zionis. Kelompok tersebut mengatakan uang pajak dari masyarakat seharusnya digunakan untuk kemakmuran negara, bukan untuk membantu Israel berperang di jalur Gaza.

    Sementara kebakaran ini mendatangkan malapetaka di dalam negeri, pemerintah AS masih memprioritaskan bantuan keuangan dan militer yang signifikan kepada Israel.

    Sejak 7 Oktober 2023, AS telah mengalokasikan US$17,9 miliar atau sekitar Rp290 triliun dalam bentuk bantuan militer untuk Israel, sebagaimana dirinci dalam laporan oleh Watson Institute for International and Public Affairs di Brown University.

    Bantuan ini mencakup US$6,8 miliar dalam bentuk Pembiayaan Militer Asing, US$5,7 miliar untuk sistem pertahanan rudal seperti Iron Beam, US$1 miliar untuk persenjataan berat, dan US$4,4 miliar untuk mengisi kembali persediaan senjata AS yang ditransfer ke Israel.

    Khususnya, Israel diizinkan untuk mengalokasikan 25 persen dari bantuan ini untuk industri persenjataan dalam negerinya, sebuah hak istimewa yang tidak diberikan kepada sekutu AS lainnya.

    Memprioritaskan bantuan ke luar negeri atas masalah dalam negeri yang mendesak ini menyoroti kesenjangan yang meresahkan. Tanggapan pemerintah AS terhadap kebakaran hutan tampak tidak memadai, dengan upaya evakuasi dan sumber daya pemadam kebakaran yang berjuang untuk memenuhi skala bencana.

    Di saat yang sama, AS terus memperkuat kehadiran militernya di Timur Tengah, menambah jumlah pasukan dari 34.000 menjadi 50.000 dan mengalokasikan dana sebesar US$4,86 miliar untuk operasi di kawasan tersebut.

    Fokus pada konflik internasional ini, khususnya perang yang sedang berlangsung di Gaza, sangat kontras dengan kebutuhan mendesak warga Amerika yang menghadapi krisis di dalam negeri.

  • Pengacara Sebut Klaim Yoon Perintahkan Paspampres Gunakan Senjata Sebagai “Berita Palsu”

    Pengacara Sebut Klaim Yoon Perintahkan Paspampres Gunakan Senjata Sebagai “Berita Palsu”

    JAKARTA – Pengacara Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk-yeol menepis klaim perintah penggunaan senjata oleh pasukan pengamanan presiden.

    Pengacara Yoon Kap-keun, menepis klaim oleh anggota parlemen dari partai oposisi tersebut sebagai “berita palsu”.

    “Presiden hanya menekankan pelaksanaan tugas yang tepat sesuai dengan manual keamanan standar, dan dia tidak pernah mengeluarkan perintah seperti itu,” kata pengacara tersebut, melansir The Korea Times 13 Januari.

    Sebelumnya, politisi Youn Kun-young dari Partai Demokratik Korea (DPK) pada Hari Senin mengklaim Presiden Yoon memerintahkan personel keamanan untuk menggunakan senjata terhadap penyidik ​​yang berusaha melaksanakan surat perintah penahanannya, terkait penyelidikan pengumuman darurat militer yang dilakukan bulan lalu, berdasarkan laporan yang ia terima dari anggota staf Dinas Keamanan Presiden (PSS).

    “Staf PSS telah dilatih dengan manual yang sama, mengikuti prinsip yang sama selama beberapa dekade di semua pemerintahan, dan mereka telah melaksanakan tanggung jawab mereka sebagaimana mestinya,” jelas pengacara Yoon.

    Klaim perintah penggunaan senjata muncul di tengah kebuntuan selama berminggu-minggu antara PSS dan tim investigasi gabungan yang berusaha melaksanakan surat perintah penahanan.

    Yoon diketahui tetap tinggal di kediamannya di Hannam-dong, pusat Kota Seoul, yang dijaga ketat oleh ratusan anggota PSS.

    “Ada informasi terus-menerus, Yoon mendesak pengawalnya untuk menggunakan senjata,” kata Youn dalam konferensi pers di Majelis Nasional.

    Menurut anggota parlemen tersebut, Yoon makan siang dengan enam pejabat senior PSS pada Hari Minggu dan memberi tahu mereka untuk mencegah petugas polisi mendekati kediamannya dengan menggunakan pisau, jika senjata api tidak diizinkan.

    Klaim anggota parlemen tersebut menyusul laporan serupa oleh surat kabar lokal, yang mengatakan Yoon makan malam terpisah dengan pejabat PSS pada Hari Sabtu, memerintahkan mereka untuk mempertimbangkan penggunaan kekerasan jika penyidik ​​berusaha melaksanakan surat perintah tersebut.

    Di tengah konfrontasi yang sedang berlangsung, tim investigasi gabungan mengumumkan pada Hari Senin bahwa mereka telah mengirim surat kepada PSS yang meminta kerja samanya dalam menahan presiden dan memperingatkan konsekuensi hukum jika menolak mematuhinya.

    Surat tersebut memperingatkan, personel keamanan yang menghalangi pelaksanaan surat perintah tersebut dapat menghadapi tuntutan pidana, potensi kehilangan status mereka sebagai pegawai negeri, dan pembatasan perekrutan kembali dan tunjangan pensiun.

    Sementara itu, Park Chong-jun, mantan Komandan PSS yang mengundurkan diri pada Hari Jumat, menjalani pemeriksaan polisi untuk ketiga kalinya pada Hari Senin atas tuduhan menghalangi tugas resmi, saat ia memimpin upaya untuk menghalangi upaya penahanan oleh penyidik ​​pada tanggal 3 Januari.

    Beberapa pejabat senior PSS lainnya menolak untuk hadir dalam pemeriksaan polisi dan tim penyidik ​​berencana untuk mengajukan surat perintah penahanan terhadap mereka.

    Penjabat Presiden Choi Sang-mok memerintahkan polisi dan PSS untuk “memastikan penegakan hukum yang tertib dan keselamatan pejabat tingkat pekerja.”

    “Semua tindakan penegakan hukum harus dilakukan dengan cara yang damai dan terkendali. Dalam keadaan apa pun tidak boleh ada kekerasan yang dilakukan oleh lembaga yang terlibat,” kata Choi dalam siaran pers.

    Diketahui, PSS meningkatkan keamanan di kediaman Yoon dengan memasang kawat berduri, barikade, dan bus untuk menghalangi akses ke kompleks tersebut.

  • LA Tiba-tiba Berubah Jadi ‘Neraka’, RI Mulai Was-was

    LA Tiba-tiba Berubah Jadi ‘Neraka’, RI Mulai Was-was

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia menganggap pentingnya menangani masalah perubahan iklim, jika merujuk makin merusaknya bencana alam di berbagai belahan dunia, di antaranya kebakaran hebat yang terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat baru-baru ini.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, masalah perubahan iklim ini menjadi risiko global yang paling mencekam bagi generasi mendatang, sebagaimana masalah konflik geopolitik, tren suku bunga tinggi, pelemahan ekonomi China, hingga masalah utang global.

    “Karena masalah perubahan iklim ini, saya kira kita saksikan di banyak belahan dunia terjadi bencana alam, termasuk bencana alam yang terjadi di AS,” kata Airlangga saat berbicara dalam forum Indonesia Business Council di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Meski demikian, Airlangga tidak menjelaskan secara rinci berbagai kebijakan penanganan iklim apa saja yang akan ditempuh pemerintah ke depan. Ia hanya menegaskan bahwa transisi ekonomi menuju ekonomi hijau menjadi sektor kunci bagi pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8% hingga 2028.

    Sebagaimana diketahui, dua kebakaran hutan besar di Los Angeles dari timur dan barat terus berkobar tanpa terkendali pada Kamis (9/1/2025), meskipun angin kencang yang telah memicu api selama dua hari terakhir mulai mereda.

    Kebakaran Palisades di antara Santa Monica dan Malibu di sisi barat kota, serta Kebakaran Eaton di timur dekat Pasadena, telah mencatatkan diri sebagai yang paling merusak dalam sejarah Los Angeles, melahap hampir 28.000 hektare lahan dan mengubah seluruh lingkungan menjadi abu.

    Sedikitnya lima orang tewas, ribuan bangunan hangus terbakar, dan hampir 180.000 orang diperintahkan untuk mengungsi dari rumah mereka, sementara 200.000 lainnya berada di bawah peringatan evakuasi. Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, kata Sheriff Los Angeles Robert Luna dalam konferensi pers.

    (arj/mij)

  • Penerimaan Cukai di 2024 Sebesar Rp226,4 Triliun, CHT Sumbang Rp216,9 Triliun – Halaman all

    Penerimaan Cukai di 2024 Sebesar Rp226,4 Triliun, CHT Sumbang Rp216,9 Triliun – Halaman all

    Penerimaan cukai sepanjang 2024 hanya naik 2 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp226,4 triliun.

    Tayang: Senin, 13 Januari 2025 21:58 WIB |
    Diperbarui: Senin, 13 Januari 2025 22:16 WIB

    TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

    Petani menyortir tembakau. Penerimaan cukai tahun 2024 terdiri dari penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar Rp216,9 triliun, minuman mengandung etil alkohol (MMEA) Rp9,2 triliun, dan etil alkohol (EA) sebesar Rp141,1 miliar.  

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penerimaan cukai sepanjang 2024 hanya naik 2 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp226,4 triliun.

    Penerimaan cukai tahun 2024 terdiri dari penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar Rp216,9 triliun, minuman mengandung etil alkohol (MMEA) Rp9,2 triliun, dan etil alkohol (EA) sebesar Rp141,1 miliar. 

    Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo mengatakan, pada triwulan pertama 2024, penerimaan cukai sempat mengalami penurunan karena turunnya produksi hasil tembakau akhir 2023 sebagai basis pembayaran kuartal I.

    “Namun, dapat tumbuh pada triwulan kedua setelah tarif efektif cukai hasil tembakau tumbuh moderat akibat peningkatan produksi HT dari gol II dan III yang tarifnya lebih murah,” tutur Budi dikutip Senin (13/1/2025).

    Ia menjelaskan, pada triwulan ketiga pertumbuhan terjadi karena tarif efektif CHT tumbuh moderat, meskipun terjadi penurunan produksi.

    “Pertumbuhan kembali terjadi pada triwulan keempat karena tarif efektif CHT tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya meskipun terjadi penurunan produksi,” tuturnya.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • LA Dilanda Kebakaran Hutan, Netizen Bandingkan dengan Pembakaran Israel di Gaza – Halaman all

    LA Dilanda Kebakaran Hutan, Netizen Bandingkan dengan Pembakaran Israel di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Saat Los Angeles (LA) melawan kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut, media sosial riuh dengan pembakaran yang dilakukan Israel di Gaza.

    Netizen menyoroti kesamaan antara nasib warga LA yang terdampak kebakaran dan kondisi tragis warga Palestina yang menderita akibat serangan udara Israel di Gaza.

    Kebakaran Palisades bahkan dikategorikan sebagai yang paling merusak dalam sejarah LA.

    Di tengah bencana kebakaran tersebut, banyak warga Amerika yang menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kesedihan dan ketakutan mereka.

    Beberapa dari mereka juga menyoroti pemotongan anggaran untuk Departemen Pemadam Kebakaran LA sebesar hampir 18 juta dolar AS.

    Di waktu yang hampir bersamaan, Gedung Putih baru saja mengumumkan rencana penjualan senjata senilai 8 miliar dolar AS ke Israel.

    “Sementara itu, Departemen Pemadam Kebakaran LA mengalami pemotongan anggaran sebesar 17,6 juta dolar AS.”

    “Dan Israel, yang sudah mendapatkan peningkatan anggaran sebesar 23 miliar dolar AS, akan mendapatkan tambahan 8 miliar lagi,” tulis jurnalis Palestina Ahmed Eldin di X, dikutip dari Al Mayadeen.

    Tak hanya itu, banyak pengguna media sosial yang menunjukkan adanya standar ganda dalam reaksi empati terhadap warga yang terdampak kebakaran hutan di LA dibandingkan dengan reaksi dunia internasional terhadap penghancuran Gaza oleh Israel.

    Menurut badan bantuan dan pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, serangan Israel telah menyebabkan setidaknya 1,9 juta warga Palestina mengungsi.

    James Woods, salah satu selebritas yang kehilangan rumahnya akibat kebakaran hutan di LA, diketahui sangat mendukung pemboman Israel di Gaza.

    Mengomentari kehilangan Woods, Imam Omar Suleiman menulis tanggapannya di Instagram.

    “Berdoa agar Tuhan melindungi kehidupan dan harta benda orang-orang tak berdosa di Los Angeles dan sekitarnya,”

    “Namun, saya tidak bisa tidak memperhatikan ini. Orang-orang Gaza terus dibasmi oleh orang-orang kejam di rumah-rumah kekuasaan,” tulis pria dengan lebih dari 3 juta pengikut itu.

    Isu Ketimpangan Sosial

    Selain itu, ada perhatian terhadap ratusan petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan di LA.

    Sebagian besar adalah narapidana penjara yang dibayar kurang dari lima dolar per jam.

    Kritik juga datang dari crazy rich LA yang memilih menggunakan layanan pemadam kebakaran “swasta”.

    Mereka bahkan membayar berapa pun biayanya untuk respons yang lebih cepat.

    “Ketimpangan kekayaan sangat parah di LA,”

    “Ada ribuan orang miskin yang kehilangan segalanya, sebagian besar penyewa yang tidak dapat mengganti apa yang hilang,” tulis salah satu akun media sosial.

    Kebakaran LA vs Serangan Israel di Gaza

    Beberapa pihak juga mengaitkan kebakaran hutan di LA dengan dampak dari serangan Israel di Gaza.

    Sejumlah peneliti mencatat bahwa pemboman besar-besaran di Gaza mengakibatkan kerusakan lingkungan yang signifikan.

    Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa jejak karbon tahunan dari lebih dari 20 negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim dilepaskan hanya dalam dua bulan pertama perang di Gaza.

    “Menjatuhkan ratusan ribu ton bom di Gaza, mengubahnya menjadi kobaran api yang membara, memiliki konsekuensi yang melampaui kutukan moral kita—ada konsekuensi iklim yang akan menimpa kita semua,” tulis aktivis Fatima Mohammed di X.

    Jumlah Korban Tewas Kebakaran Los Angeles

    Dikutip dari Al Jazeera, kebakaran hutan yang melanda Kota Los Angeles, Amerika Serikat, telah menyebabkan sedikitnya 24 orang tewas.

    Menurut Kantor Koroner Daerah Los Angeles, 24 korban tewas termasuk 8 orang yang tewas akibat kebakaran di Palisades di sisi barat kota.

    Sebanyak 16 korban tewas lainnya berasal dari kebakaran Eaton di kaki bukit sebelah timur Los Angeles, kata kantor tersebut.

    Petugas pemadam kebakaran sedang berusaha memadamkan api sebelum angin kencang kembali datang yang bisa memperburuk kebakaran.

    Kebakaran hebat di Los Angeles menghancurkan seluruh permukiman dan meratakan rumah-rumah.

    Para pejabat mengatakan bahwa sedikitnya 16 orang masih hilang akibat kebakaran tersebut.

    Lebih dari 100.000 orang terpaksa mengungsi dan 12.000 bangunan rusak atau hancur.

    “LA mengalami malam penuh teror dan kesedihan yang tak terbayangkan,” kata Kepala Pengawas Wilayah Los Angeles, Lindsey Horvath.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Detektif Swasta Lagi Ngetren di Jerman, Tugasnya Selidiki Izin Sakit Karyawan

    Detektif Swasta Lagi Ngetren di Jerman, Tugasnya Selidiki Izin Sakit Karyawan

    Jakarta

    Perusahaan-perusahaan Jerman mempekerjakan detektif swasta untuk menyelidiki apakah karyawan yang sedang cuti sakit jangka panjang benar-benar sakit, dengan menganggapnya sebagai cara yang efektif untuk memberhentikan pekerja yang tidak produktif.

    Salah satu agen detektif swasta tersebut, Lentz Group, yang berlokasi di dekat stasiun kereta api utama Frankfurt, mengalami lonjakan bisnis di pasar ini.

    Bercerita kepada AFP, Marcus Lentz, pendiri agen tersebut, mengungkapkan bahwa perusahaannya menerima sekitar 1.200 komisi tahun lalu, sekitar dua kali lipat dari angka beberapa tahun sebelumnya.

    Ia melihat rekor jumlah permintaan dari firma-firma agar agennya memeriksa karyawan yang dicurigai menelepon karena sakit padahal sebenarnya mereka layak bekerja.

    “Semakin banyak perusahaan yang tidak mau menerima hal ini lagi,” katanya.

    “Jika seseorang memiliki 30, 40 atau terkadang hingga 100 hari cuti sakit dalam setahun, maka pada titik tertentu mereka menjadi tidak menarik secara ekonomi bagi pemberi kerja,” lanjut dia.

    Dari raksasa otomotif hingga produsen pupuk, perusahaan membunyikan alarm tentang dampak tingginya angka cuti sakit pada sektor ekonomi terbesar di Eropa ini.

    Sementara beberapa orang mengatakan perubahan pelaporan cuti sakit telah mempermudah pemalsuan penyakit, para ahli bersikeras alasan di balik meningkatnya angka tersebut lebih kompleks, mulai dari peningkatan penyakit mental hingga tekanan pekerjaan yang lebih besar.

    Biaya untuk menyewa layanan tersebut tidak diungkapkan. Lentz mengingat kasus-kasus di mana karyawan yang sedang cuti sakit jangka panjang membantu bisnis keluarga atau merenovasi rumah mereka.

    Namun, pengumpulan bukti tidak selalu mengarah pada pemecatan yang berhasil. Misalnya, seorang sopir bus di Italia dipecat setelah ia ketahuan bernyanyi dan bermain piano di sebuah bar selama cuti sakit, yang konon karena kecemasan.

    Namun, Mahkamah Agung Italia memutuskan bahwa kegiatan tersebut membantu meringankan kondisinya dan memerintahkan pemulihannya.

    Para ahli juga memperingatkan bahwa layanan tersebut mungkin tidak mengatasi penyebab tingginya angka cuti sakit, yang meningkat karena masalah yang sah seperti meningkatnya penyakit pernapasan, meningkatnya stres kerja, dan meningkatnya tantangan kesehatan mental setelah pandemi.

    (kna/kna)

  • Mogok Kerja Nasional di Belgia, Penerbangan-Kereta Lumpuh

    Mogok Kerja Nasional di Belgia, Penerbangan-Kereta Lumpuh

    Jakarta

    Sejumlah pekerja di Belgia melakukan aksi mogok kerja nasional sebagai protes terhadap rencana reformasi pensiun. Aktivitas ini melumpuhkan lalu lintas udara hingga kereta api.

    Dikutip dari Reuters, Senin (13/1/2025), hampir setengah dari semua penerbangan di bandara Brussels dibatalkan karena petugas penanganan bagasi, keamanan, dan staf darat lainnya mogok kerja.

    Sementara itu, operator kereta api nasional NMBS melaporkan, mereka hanya mengoperasikan sejumlah kecil kereta di seluruh negeri. Angkutan umum di ibu kota Brussels juga sangat terdampak kondisi ini.

    Tidak hanya itu, sekolah ditutup dan puluhan ribu guru diperkirakan bergabung dalam unjuk rasa nasional di Brussels untuk memprotes reformasi pensiun. Reformasi ini sedang dibahas oleh partai-partai yang mencoba membentuk pemerintahan baru setelah pemilihan umum Juni 2024.

    Pembicaraan pembentukan pemerintahan telah berlangsung selama berbulan-bulan tanpa kemajuan nyata, karena kelima partai yang terlibat menyatakan ketidaksetujuannya tentang keuangan pemerintah dan reformasi pensiun.

    (shc/ara)

  • Meghan Markle Tunda Perilisan Serial Netflix Terbarunya karena Kebakaran di LA, Pilih Jadi Relawan – Halaman all

    Meghan Markle Tunda Perilisan Serial Netflix Terbarunya karena Kebakaran di LA, Pilih Jadi Relawan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Meghan Markle awalnya berencana merilis serial Netflix terbarunya yang berjudul “With Love, Meghan” pada 15 Januari 2025.

    Namun, ia memutuskan menunda perilisan serial tersebut, untuk membantu warga yang terdampak kebakaran besar di Los Angeles, Amerika Serikat.

    Serial “With Love, Meghan” dijadwalkan tayang perdana pada 4 Maret mendatang.

    “Saya sangat berterima kasih kepada mitra saya di Netflix karena mendukung keputusan untuk menunda peluncuran ini,” ujar Meghan dalam pernyataan yang disampaikan melalui People pada 12 Januari.

    “Saat ini, fokus kami adalah membantu mereka yang terkena dampak kebakaran hutan di negara bagian asal saya, California.”

    Dalam beberapa hari terakhir, Meghan bersama suaminya, Pangeran Harry, mengunjungi Pasadena Convention Center untuk memberikan dukungan kepada para korban.

    Setelah mengundurkan diri sebagai anggota senior keluarga kerajaan, Meghan Markle dan Pangeran Harry menetap di Montecito, California, bersama dua anak mereka, Archie (5) dan Lilibet (3).

    Pasangan tersebut, juga menulis pesan di situs web mereka, sussex.com.

    “Dalam beberapa hari terakhir, kebakaran hutan di California Selatan telah melanda banyak komunitas, menghancurkan keluarga, rumah, sekolah, pusat perawatan medis, dan masih banyak lagi, yang memengaruhi puluhan ribu orang dari berbagai latar belakang. Keadaan darurat telah diumumkan.”

    Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle telah bertemu dengan warga Los Angeles yang terkena dampak kebakaran hutan yang melanda sebagian wilayah California. (Screenshot YouTube Sky News/KCBS)

    Mereka juga memberikan beberapa kontak sumber daya bagi warga yang ingin membantu.

    Harry dan Meghan mendorong para pembaca untuk membuka rumah mereka bagi mereka yang membutuhkan tempat penampungan sementara.

    “Jika teman, orang terkasih, atau hewan peliharaan Anda harus mengungsi, dan Anda memiliki ruang untuk menawarkan tempat berlindung yang aman di rumah Anda, silakan lakukan,” tulis mereka.

    “Mohon pastikan juga untuk memeriksa tetangga yang mungkin lansia atau penyandang disabilitas untuk memastikan apakah mereka memerlukan bantuan dalam proses evakuasi.”

    Selain itu, pasangan ini mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan menyumbang barang-barang penting.

    “Beberapa keluarga dan individu kehilangan segalanya,” ungkap Harry dan Meghan. “Mohon pertimbangkan untuk menyumbangkan pakaian, mainan, serta kebutuhan pokok lainnya.”

    Update Kebakaran Hutan di Los Angeles, California, AS

    Kebakaran hutan yang melanda wilayah Los Angeles telah menewaskan sedikitnya 24 orang dan menghancurkan ribuan bangunan, menurut pejabat setempat pada Minggu (12/1/2025), seperti dilaporkan oleh USA Today.

    Dalam pembaruan yang disampaikan pada Minggu malam, Departemen Pemeriksa Medis Los Angeles mengonfirmasi bahwa total 24 korban telah tewas akibat kebakaran hutan tersebut.

    Kasus-kasus kematian tersebut masih dalam penyelidikan, dengan hanya 10 dari 24 yang telah diidentifikasi sebagai jenazah manusia.

    Upaya pemadaman kobaran api yang mematikan ini terus berlanjut pada Minggu, sementara peringatan angin kencang dikeluarkan untuk beberapa wilayah di California Selatan.

    Pesawat-pesawat pemadam kebakaran menurunkan muatan air dan bahan tahan api di perbukitan yang dilanda Kebakaran Palisades.

    Kebakaran Palisades, yang merupakan salah satu kebakaran terburuk dalam sejarah Los Angeles, telah melahap lebih dari 23.000 hektar, menghancurkan banyak rumah, bisnis, dan bangunan penting.

    Kebakaran Palisades adalah salah satu dari enam kebakaran yang terjadi sejak Selasa (7/1/2025).

    Tiga dari enam kebakaran tersebut, masih aktif pada Minggu.

    Status pengendalian tiga kebakaran aktif yaitu Palisades 13 persen; Eaton 27 persen; dan Hurst 89 persen.

    Sementara tiga kebakaran lainnya — Kenneth, Sunset, dan Sunswept — berhasil dikendalikan.

    (Tribunnews.com)

  • Ilmuwan Soroti Hoax Donald Trump Perburuk Kebakaran Los Angeles

    Ilmuwan Soroti Hoax Donald Trump Perburuk Kebakaran Los Angeles

    Jakarta

    Ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) menyoroti bagaimana misinformasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang air dan kebakaran di Los Angeles memperburuk situasi kebakaran hutan dahsyat yang melanda sebagian wilayah California Selatan.

    Mereka menyebut, dalam situasi seperti ini, sangat penting bagi media, publik, dan pembuat kebijakan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan cara terbaik untuk menanggapinya.

    “Kebutuhan pertama dan terpenting adalah memastikan bahwa masyarakat setempat memiliki informasi yang akurat dan terkini tentang risiko yang mereka hadapi, dan bahwa petugas tanggap darurat memiliki sumber daya yang mereka butuhkan,” demikian pernyataan BAS dikutip dari situs resminya, Senin (13/1/2025).

    Dalam beberapa bulan dan tahun mendatang, lanjut pernyataan tersebut, akan sangat penting meningkatkan pemahaman tentang risiko ini dan bagaimana risiko tersebut berubah seiring dengan percepatan perubahan iklim dan perubahan populasi serta pola pembangunan, serta meningkatkan kemampuan dalam mengelola bencana yang semakin parah.

    “Yang tidak membantu adalah pernyataan yang tidak akurat dari para politisi. Namun, itulah yang disampaikan Donald Trump saat ia mengunggah pernyataan di TruthSocial yang secara keliru menyalahkan Gubernur Gavin Newsom dari partai Demokrat, dan kebijakan air negara bagian atas kebakaran dan masalah pemadaman api,” tulis mereka.

    Misinformasi Donald Trump

    BAS menyebutkan sejumlah poin yang perlu dipahami dalam hal ini. Pertama, bahwa masalah yang dilaporkan terkait pasokan air bagi petugas pemadam kebakaran merupakan akibat langsung dari tingginya permintaan air untuk pemadam kebakaran, rusaknya pipa dan pompa akibat kebakaran, dan pemilik rumah yang membiarkan selang dan alat penyiram air tetap menyala untuk mencoba melindungi properti mereka.

    “Semua permintaan ini membebani infrastruktur pasokan air, yang menyebabkan beberapa tangki air dan hidran kehilangan tekanan atau mengering. Masalah ini tidak ada hubungannya dengan ketersediaan air secara keseluruhan di California Selatan dan tidak ada hubungannya dengan upaya negara bagian untuk melindungi ikan dan ekosistem yang terancam punah,” jelas para ilmuwan.

    Selama lebih dari satu abad, warga California telah berdebat tentang cara mengalokasikan air negara bagian di antara para petani, industri, kota, dan pemilik rumah, serta cara membalikkan kebijakan lama yang justru mengambil semakin banyak air dari lingkungan.

    Baru dalam beberapa tahun terakhir ini, upaya dilakukan untuk mencoba melindungi ekosistem perairan yang tersisa di negara bagian yang terancam punah serta memulihkan sedikit air untuk ekosistem tersebut. Perselisihan tentang kebijakan ini akan terus berlanjut, tetapi tidak ada kebijakan negara bagian yang menyebabkan kekurangan air bagi kota-kota di California Selatan atau berdampak pada sumber daya pemadam kebakaran.

    Memang, saat ini tidak ada kekurangan pasokan air di wilayah tersebut. Waduk-waduk di California, termasuk waduk-waduk utama di California Selatan, memiliki lebih banyak air daripada rata-rata untuk saat ini. Dan sebagian besar air untuk Los Angeles tidak berasal dari sistem air Central Valley yang dimaksud Trump, tetapi dari sumber-sumber lokal, Sungai Colorado, dan saluran air Owens Valley.

    “Upaya Trump untuk mencetak poin politik dengan pernyataan yang tidak akurat tentang kebijakan air dan kebakaran hutan California tidak membantu. Menggunakan bencana ini sebagai alasan untuk menekan pencabutan perlindungan lingkungan adalah berbahaya dan kontraproduktif,” kata BAS.

    Kedua, Trump juga mengabaikan faktor kunci lain yang berperan di sini: perubahan iklim. Para ilmuwan semakin meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara perubahan iklim dan kebakaran hutan. Kebakaran seperti di Los Angeles saat ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam waktu, cakupan, dan intensitas.

    Kebakaran itu tentu saja dipengaruhi oleh percepatan perubahan iklim yang disebabkan manusia. Wilayah tersebut mengalami beberapa kondisi terkering yang pernah tercatat pada awal Januari, tiga bulan setelah musim hujan California seharusnya dimulai.

    Los Angeles dan wilayah tersebut hampir tidak menerima hujan selama 10 bulan. Tanah dan vegetasi mengalami kondisi kering karena suhu yang lebih tinggi mendorong peningkatan penguapan. Dan, angin Santa Ana yang luar biasa kencang menyebarkan api dengan kecepatan yang tidak terkendali.

    “Jika para pemimpin benar-benar ingin membantu dalam menangani bencana seperti kebakaran, badai, kekeringan, banjir, dan kejadian ekstrem terkait iklim lainnya, hal terbaik yang dapat mereka lakukan adalah berhenti menyebarkan informasi yang salah, mengakui realitas perubahan iklim, memperluas investasi federal dalam memahami dan mempersiapkan diri menghadapi bencana, mempercepat upaya untuk memperlambat laju perubahan iklim, dan menyediakan sumber daya tanggap bencana yang memadai bagi masyarakat yang terkena bencana. Utamakan sains daripada politik,” tutup BAS.

    (rns/rns)

  • Pemadam Kebakaran Masih Kesulitan Kendalikan Api, Korban Tewas Kebakaran Los Angeles Bertambah

    Pemadam Kebakaran Masih Kesulitan Kendalikan Api, Korban Tewas Kebakaran Los Angeles Bertambah

    JAKARTA – Petugas pemadam kebakaran masih kesulitan untuk mengendalikan kobaran api yang telah membakar sebagian besar wilayah lingkungan Pacific Palisades di Los Angeles, California, Amerika Serikat hingga rata dengan tanah, sementara api yang menyebar dan angin kencang masih mengancam masyarakat pada Hari Minggu.

    Pesawat menjatuhkan air dan bahan kimia pemadam api di perbukitan curam untuk membendung penyebaran Kebakaran Palisades ke arah timur. Televisi KTLA melaporkan bahwa petugas darat telah berhasil menyelamatkan sejumlah rumah, meskipun beberapa rumah lainnya hancur.

    “LA County mengalami malam yang penuh teror dan kesedihan yang tak terbayangkan,” kata Pengawas Los Angeles County Lindsey Horvath, melansir Reuters 13 Januari.

    Enam kebakaran yang terjadi secara bersamaan telah melanda kota terbesar kedua di AS tersebut sejak Selasa pekan lalu, menewaskan sedikitnya 14 orang (bertambah dari sebelumnya 13) hingga Minggu pagi. Sedikitnya 16 orang lainnya diyakini hilang.

    Sementara itu, Gubernur California Gavin Newsom memperkirakan, jumlah korban tewas akan bertambah.

    “Saya sudah mengerahkan tim SAR. Kami juga sudah mengerahkan anjing pelacak mayat dan kemungkinan masih banyak lagi,” katanya kepada program “Meet the Press” di NBC.

    Gubernur Newsom menambahkan, kebakaran tersebut kemungkinan akan menjadi bencana alam terburuk dalam sejarah AS “dari segi biaya yang terkait dengannya.”

    Terpisah, Administrator FEMA (Badan Penanggulangan Bencana Federal) Deanne Criswell mengatakan dalam wawancara Hari Minggu, personel militer yang bertugas aktif siap mendukung upaya pemadaman kebakaran, seraya menambahkan lembaga tersebut telah mendesak warga untuk mulai mengajukan bantuan bencana.

    “Kami memiliki dana untuk mendukung tanggapan ini, untuk mendukung pemulihan ini,” katanya kepada program “This Week” di ABC.

    Kebakaran tersebut telah merusak atau menghancurkan 12.000 bangunan, kata petugas pemadam kebakaran.

    Hingga hari Minggu, lebih dari 100.000 orang di Los Angeles County telah diperintahkan untuk mengungsi, sementara 87.000 lainnya menghadapi peringatan evakuasi.

    Api telah membakar seluruh lingkungan menjadi puing-puing yang membara, menghancurkan rumah-rumah orang kaya dan terkenal serta orang-orang biasa, dan meninggalkan pemandangan yang mengerikan.

    Selama 24 jam terakhir, Kebakaran Palisades menyebar ke area seluas 1.000 hektar (400 hektar), membakar lebih banyak rumah, menurut laporan para pejabat.

    Pejabat Cal Fire Todd Hopkins mengatakan, meskipun 11 persen dari Kebakaran Palisades kini telah terkendali, kebakaran tersebut telah membakar lebih dari 22.000 hektar (8.900 hektar).

    Hopkins mengatakan dalam konferensi pers, api telah menyebar ke Mandeville Canyon dan mengancam akan menjalar ke Brentwood, lingkungan kelas atas yang menjadi rumah bagi banyak selebritas, dan Lembah San Fernando. Kebakaran tersebut juga bergerak perlahan menuju jalan bebas hambatan utara-selatan 405.