Organisasi: API

  • Gunung Ibu di Malut Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 500 Meter

    Gunung Ibu di Malut Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 500 Meter

    Jakarta

    Erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, berlangsung sampai Minggu dini hari ini. Gunung Ibu memuntahkan abu vulkanik setinggi 500 meter dari puncak kawah aktif.

    Dilansir Antara, Minggu (26/1/2025), petugas pos pemantau gunung api Badan Geologi pada Kementerian ESDM, Axl Roeroe mengatakan kolom abu yang dimuntahkan Gunung Ibu teramati berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal ke arah barat daya.

    Aktivitas erupsi itu terekam pada seismograf Pos Pemantau Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Halmahera Barat, pada pukul 01:57 WIT, dan memiliki amplitudo maksimum 28 mm dan berdurasi 60 detik.

    Berdasarkan foto kiriman petugas pengawas, letusan gunung berapi itu disertai pijaran api pada bagian puncaknya setinggi 1.325 meter di atas permukaan laut (MDPL).

    Dengan begitu, dalam 18 jam terakhir, Gunung Ibu sudah delapan kali mengeluarkan letusan.

    Dari hasil laporan pengamatan petugas Badan Geologi diketahui bahwa erupsi terbesar gunung itu terjadi pada Sabtu (25/1) sekitar pukul 09.02 WIT yang melontarkan abu letusan lebih kurang 1.200 meter di atas puncak.

    Badan Geologi sampai saat ini masih menetapkan Gunung Ibu berada pada Level IV (Awas).

    Untuk itu, masyarakat di sekitarnya masih dilarang beraktivitas dalam radius 4.5 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 6 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.

    Jumlah pengungsi tersebut sudah termasuk mereka yang dievakuasi dan menempati pengungsian yang disiapkan pemerintah di Desa Akesibu, Kecamatan Ibu, Halmahera Barat, sejak status Gunung Ibu dinaikkan menjadi Awas pada 15 Januari 2025.

    (taa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pabrik Gula Sukowidi, Saksi Bisu Perjalanan Industri Banyuwangi Era Kolonial

    Pabrik Gula Sukowidi, Saksi Bisu Perjalanan Industri Banyuwangi Era Kolonial

    Liputan6.com, Banyuwangi Setetes air tebu bagai emas yang bernilai tinggi di era kolonial Hindia Belanda. Dan bangunan Pabrik Gula Sukowidi yang kini berusia 130 tahun, menjadi salah satu saksi bisu perjalanan industri gula di Banyuwangi. Pabrik gula Sukowidi yang berada di Kecamatan Kalipuro itu, berada di bawah kepemilikan N.V Cultuur Maatschappij de Maas dari Rotterdam dan Hindia Belanda yang diwakili oleh Firma Anemaent & Co yang dibangun pada tahun 1895. Di tahun itu pula penanaman tebu pertamanya.

    Dijelaskan oleh Koordinator Arkeolog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi (Disbudpar Banyuwangi), Bayu Ari Wibowo, pendirian pabrik gula tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan, yang pertama karena kebutuhan gula yang meningkat dan menjadi komoditas perkebunan dengan harga tinggi di Hindia Belanda termasuk perkembangan pabrik gula Sukowidi pada 1895-1930 dapat dikatakan cukup baik. “Bahkan dikatakan hasil produksi per hektare tidak jauh berbeda dengan rata-rata produksi pada pabrik gula di grup Situbondo,” kata Bayu, Kamis (23/1/2025).

    Dalam perjalanan industri komoditas dengan rasa manis itu, pabrik gula Sukowidi pernah mengalami beberapa insiden. Pada bulan Januari-Juni 1902 perkebunan tebu di wilayah Sukowidi pernah terbakar beberapa kali. Seorang pemuda bernama J.F Hagenstein, yang tinggal di Desa Bahungan, Banyuwangi dituduh membakar alang-alang sehingga menyebabkan perkebunan tebu tersebut terbakar. “Dari sumber penelitian, mengatakan sudah tiga kali ini J.F Hagenstein dituduh. Sebelumnya, juga dituduh sengaja membakar kebun tebu dengan menggunakan media korek api dan kulit kelapa,” ujar Bayu.

    Setelah kurang lebih 35 tahun beroperasi, pabrik gula Sukowidi terancam ditutup karena krisis ekonomi yang mulai menyeruak ke permukaan. Kala itu, hanya 920 bau dari 1.150 bau area kebun tebu milik pabrik yang ditanami. Itu pun tidak penuh atau hanya sekitar 20 persen dari kapasitas produksi. 

    Ketika krisis ekonomi di tahun 1930 itu, termasuk masa krisis malaise sampai 1937. Pabrik gula Sukowidi ini mengalami kesulitan untuk bangkit. Hal ini tentu terjadi akibat harga gula di pasar internasional turun drastis dan banyaknya penyakit tebu. “Ditambah lagi dengan kurang cakapnya manajemen kepegawaiannya, yang banyak sekali pergantian pekerja,” papar Bayu.

    Namun muncul kabar, pemerintahan saat itu memutuskan bahwa Pabrik Gula Sukowidi tidak akan ditutup dan penanaman tebu untuk tahun 1933 sudah dapat direncanakan. Tentu berita itu sangat menggembirakan, tak hanya bagi karyawan tetapi juga bagi pemerintah wilayah. Mengingat, Sukowidi merupakan pabrik gula satu-satunya yang masih berdiri di Banyuwangi yang kontribusinya sangat besar bagi kemakmuran masyarakat. 

  • Pesona 8 Keajaiban Alam Indonesia, Ada Danau Kelimutu hingga Taman Nasional Tanjung Puting

    Pesona 8 Keajaiban Alam Indonesia, Ada Danau Kelimutu hingga Taman Nasional Tanjung Puting

    Liputan6.com, Yogyakarta – Bukan hanya indah, pesona alam di Indonesia juga memiliki keajaiban yang menjadi daya tarik wisata tersendiri. Keajaiban alam Indonesia itu tersebar di seluruh pelosok negeri.

    Wisatawan lokal maupun mamcanegara dapat memilih pesona alam incarannya, mulai dari gunung, pantai, hingga hutan. Mengutip dari kemenpar.go.id, berikut destinasi wisata Indonesia yang menyuguhkan berbagai keajaiban alam yang menawan:

    1. Danau Kelimutu

    Danau Kelimutu adalah danau kawah yang terletak di puncak Gunung Kelimutu setinggi 1.690 mdpl. Danau ini merupakan bagian dari Taman Nasional Kelimutu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Bukan sekadar danau, Danau Kelimutu menawarkan keindahan danau tiga warna yang dapat berubah-ubah, dari hijau menjadi biru, hitam, atau merah. Perubahan warna pada danau ini tak bisa diprediksi.

    2. Green Canyon

    Green Canyon berlokasi di Jawa Barat. Destinasi wisata yang dijuluki Sepotong Surga di Bumi ini menyuguhkan pemandangan spektakuler dari tebing tinggi.

    Wisatawan dapat menyusuri aliran sungai berwarna hijau jernih yang seolah membelah tebing tinggi di sekitarnya. Adapun warna hijau pada tebing merupakan akibat dari lumut yang memenuhi tebing di sekitarnya.

    3. Gunung Bromo

    Gunung Bromo di Jawa Timur juga termasuk dalam salah satu keajaiban alam Indonesia. Gunung Bromo menjadi salah satu lokasi paling strategis di Indonesia untuk menikmati keindahan matahari terbit.

    Menariknya lagi, wisatawan juga dapat melihat kawah seluas 10 kilometer. Kawah tersebut terbentuk akibat letusan api vulkanik kaldera Tengger.

    4. Kawah IjenMasih di Jawa Timur, terdapat keindahan alam Indonesia lainnya yang bernama Kawah Ijen. Destinasi wisata ini tergolong istimewa karena merupakan salah satu dari dua tempat yang memiliki fenomena alam blue fire di dunia.

    Wilayah lain yang memiliki fenomena alam blue fire adalah Islandia, Eropa Utara. Biasanya, blue fire bisa dilihat saat gelap tanpa cahaya pada dini hari.

    Selain blue fire, Kawah Ijen juga dikenal dengan danau air asam kuat terbesar di dunia. Wisatawan dapat melihat uap dengan pancaran warna biru kehijauan di bagian permukaannya yang keluar dari kawah.

    5. Pulau Komodo

    Pulau Komodo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari tujuh keajaiban dunia versi New 7 Wonders.

    Taman Nasional Komodo terletak tepat di jantung segitiga terumbu karang Asia Pasifik. Tak heran jika kawasan ini menjadi salah satu surga bawah laut terkaya di dunia.

    Sesuai namanya, Pulau Komodo menjadi habitat asli hewan purba komodo. Selain komodo, pulau yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini juga menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar lainnya, seperti kuda poni, rusa timor, dan berbagai spesies reptil. Terkait pemandangan, Pulau Komodo menawarkan keindahan perbukitan dan pesona bawah laut yang luar biasa.

     

  • Kebakaran di Jakpus Diduga Dipicu Korsleting, 46 Warga Mengungsi

    Kebakaran di Jakpus Diduga Dipicu Korsleting, 46 Warga Mengungsi

    Jakarta

    Kebakaran di permukiman padat penduduk Jalan Mangga Besar XIII, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, berhasil dipadamkan. Penyebab kebakaran diduga karena korsleting listrik.

    “Dugaan penyebab karena korsleting listrik,” kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan dalam keterangan, Sabtu (25/1/2025).

    Dari kejadian tersebut, sebanyak 46 warga pun harus mengungsi di Masjid Al Munawaroh, yang lokasinya tak jauh dari permukiman yang terbakar.

    “Terdapat 15 Rumah Tinggal yang terdiri dari 3 RT yang terdampak (RT. 01, RT. 03, RT. 04). Lalu sebanyak 18 KK atau 46 orang yang harus mengungsi di Masjid Al-Munawaroh,” ujarnya.

    Sementara itu, api berhasil dipadamkan pada pukul 20.30 WIB. Dalam kejadian itu, tiga orang warga harus mendapatkan penanganan medis.

    Ketiga warga itu adalah Muhamad Zani (21 tahun ) yang mengalami luka sobek di jari jempol dan kelingking, Nurlela Salman (61) yang mengalami kondisi lemas akibat kepanikan, serta Marsel, anggota relawan kebakaran yang sesak napas karena terpapar asap.

    (bel/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Rumah di Cilandak Jaksel Kebakaran, 40 Personel Damkar Dikerahkan

    Rumah di Cilandak Jaksel Kebakaran, 40 Personel Damkar Dikerahkan

    Jakarta

    Kebakaran terjadi di sebuah rumah di Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan. Sebanyak 40 personel damkar dikerahkan.

    “Objek terbakar rumah lantai 2,” demikian laporan dari Damkar Jaksel, dilihat Sabtu (25/1/2025).

    Rumah tersebut berada di Jalan Anggur 3, Cipete Selatan, Cilandak, Jaksel. Mulanya, sebanyak 4 unit dan 15 personel damkar dikerahkan menuju lokasi.

    “Jumlah personel 40 orang (15 unit),” jelasnya.

    Operasi pemadaman dimulai sejak Sabtu (25/1/2025) pukul 22.32 WIB. Api berhasil dilokalisir per pukul 22.40 WIB.

    “Pendinginan pukul 22.45 WIB. Jam selesai 23.00 WIB,” jelasnya.

    “Situasi pemadaman selesai,” imbuhnya.

    (taa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kebakaran Melanda Permukiman Padat Penduduk di Sawah Basar Jakpus, 17 Unit Damkar Dikerahkan – Halaman all

    Kebakaran Melanda Permukiman Padat Penduduk di Sawah Basar Jakpus, 17 Unit Damkar Dikerahkan – Halaman all

    Kebakaran melanda permukiman padat penduduk di Jalan Mangga Besar XIII RT 6 RW 1, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat

    Tayang: Sabtu, 25 Januari 2025 21:30 WIB

    TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika

    ILUSTRASI KEBAKARAN: Kebakaran melanda permukiman padat penduduk di Jalan Mangga Besar XIII RT 6 RW 1, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat terbakar pada Sabtu (25/1/2025) sore. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kebakaran melanda permukiman padat penduduk di Jalan Mangga Besar XIII RT 6 RW 1, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Sabtu (25/1/2025) sore.

    Berdasarkan informasi yang diterima Tribun Jakarta, kebakaran ini dilaporkan pada pukul 17.49 WIB.

    Berangkat dari laporan warga, petugas pemadam kebakaran meluncur ke lokasi.

    “Mulai operasi pukul 17.53 WIB. Kemudian pukul 19.02 WIB dalam proses pendinginan dan obyek yang terbakar adalah rumah,” kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, Satriadi Gunawan dalam keterangan tertulis.

    Adapun jumlah personil yang dikerahkan sebanyak 51 orang dengan 17 unit mobil pemadam kebakaran.

    “Situasi saat ini lokalisir dan hambatan di lokasi jalan sempit, lalu lintas macet,” pungkasnya.

    Jumlah korban belum bisa dipastikan

    Kasudin Gulkarmat Jakarta Pusat, Asril Rizal belum memastikan jumlah korban yang terdampak, bergitu pula dengan penyebab kebakaran tersebut. 

    Petugas juga mengalami kendala selama proses pemadaman.

    “Hambatannya jalan sempit dan lalu lintasnya macet,” kata dia.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kebakaran Permukiman Padat di Mangga Besar Padam dalam 1 Jam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Januari 2025

    Kebakaran Permukiman Padat di Mangga Besar Padam dalam 1 Jam Megapolitan 25 Januari 2025

    Kebakaran Permukiman Padat di Mangga Besar Padam dalam 1 Jam
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat memastikan kebakaran yang melanda permukiman padat penduduk di Jalan Mangga Besar XIII, Kelurahan Mangga Besar Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, sudah dipadamkan.
    “Sudah padam pada pukul 19.02 WIB,” kata Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat Asril Rizal di Jakarta, Sabtu (25/1/2025), dikutip dari Antara.
    Terkait jumlah rumah yang terbakar, Asril belum mendapatkan data terperinci. Petugas di lapangan masih melakukan pendataan.
    Petugas mendapatkan informasi dari masyarakat pada sekitar jam 17.49 WIB.
    Kemudian, awalnya lima unit mobil pemadam kebakaran dari Pos Pasar Baru dan Sektor Sawah Besar meluncur ke lokasi.
    “Petugas kami tiba 17.52 WIB dan langsung memulai operasi pemadaman,” kata Asril.
    Kemudian, terdapat penambahan armada dan juga personel yang memadamkan api dengan total 17 armada dan 51 personel pemadam.
    Setelah berjibaku selama kurang dari satu jam, api sudah dapat dikendalikan. Tepat jam 18.32 WIB, masuk pada proses pendinginan.
    “Jam 19.03 WIB api dinyatakan padam,” imbuh dia.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • LA Terbakar Hebat di Musim Dingin, Ilmuwan Tunjuk Biang Keladinya

    LA Terbakar Hebat di Musim Dingin, Ilmuwan Tunjuk Biang Keladinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia dihebohkan dengan kebakaran besar yang melanda kota urban terbesar kedua Amerika Serikat (AS), Los Angeles (LA), pada 8 Januari 2025 lalu. Kebakaran yang dimulai dari nyalanya api di bukit kemudian menyebar ke sejumlah pemukiman di kota itu.

    Menurut Los Angeles Times, sebanyak 15.000 bangunan dilaporkan hangus terbakar oleh kebakaran yang melanda distrik Palisades, Eaton, Altadena, dan Malibu. Kerugian ditaksir mencapai US$ 250 miliar atau setara Rp 4.042 triliun.

    “Ini berpotensi menjadi, setidaknya secara kolektif, bencana kebakaran hutan paling merugikan dalam sejarah Amerika,” kata ilmuwan iklim UCLA Daniel Swain dalam siaran langsung pada 8 Januari. “Bahkan kebakaran Palisades saja bisa menjadi bencana yang merugikan,” dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Sejumlah pertanyaan pun muncul terkait mengapa kebakaran hebat ini terjadi. Pasalnya, kejadian ini terjadi di musim dingin, yang notabenenya jarang menimbulkan percikan api yang timbul di wilayah pegunungan.

    Meski begitu, mengutip Science News, penelitian menunjukkan, peningkatan suhu dan penurunan curah hujan telah memperpanjang durasi musim kebakaran. Selain itu, pelebaran musim panas diproyeksikan akan terus berlanjut di masa mendatang. Di beberapa bagian California, musim kebakaran sudah dianggap terjadi sepanjang tahun.

    Alasan berikutnya adalah angin Santa Ana yang bertiup di seluruh wilayah tersebut. Angin ini biasanya terjadi pada musim gugur dan musim dingin, dan melibatkan angin kering yang bertiup dari daerah pedalaman, daerah gurun tinggi menuju pantai California.

    Sepanjang perjalanan, angin bertiup melewati pegunungan. Saat angin menuruni pegunungan, angin menjadi terkompresi karena tekanan atmosfer yang meningkat dan menghangat. Hal itu pada gilirannya menurunkan kelembapan relatif udara gurun yang sudah kering, sehingga lebih dapat memicu kebakaran.

    Terlebih lagi, angin Santa Ana dapat mencapai hingga 161 kilometer per jam. Kondisi ini membuatnya sangat efektif dalam mengipasi api dan menyebarkan bara api yang membumbung tinggi.

    Pendorong besar lainnya dari kebakaran ekstrem adalah banyaknya rumput dan vegetasi yang mengering. Rumput-rumput tersebut berada dalam jumlah yang besar karena sebelumnya iklim wilayah kebakaran bersifat basah, sehingga waktu kering, mereka berada dalam jumlah yang banyak.

    “Tahun lalu sangat basah di California Selatan, yang menyebabkan apa yang kami sebut sebagai kelebihan muatan bahan bakar, banyak bahan bakar tambahan untuk potensi kebakaran,” tutur Swain.

    “Sekarang, sejak September, California Selatan mengalami awal musim dingin terkering yang pernah tercatat, titik, serta salah satu awal musim dingin terpanas yang pernah tercatat.”

    Swain kemudian menyudutkan alasan-alasan tersebut pada satu biang keladi, yakni perubahan iklim. Secara tidak dapat disangkal, Swain menegaskan perubahan iklim yang disebabkan manusia telah memperburuk kondisi cuaca yang mendukung kebakaran hutan yang lebih hebat di California.

    “Bukan hanya kondisi yang lebih kering yang terus-menerus lebih mungkin terjadi di iklim yang menghangat,” tambah Swain. “Ada banyak indikasi bahwa tahun-tahun terbasah akan terus menjadi lebih basah, tetapi pada saat yang sama, kita juga mengalami musim panas yang jauh lebih panas dan musim gugur yang lebih kering, serta kemungkinan musim dingin yang kering semakin meningkat.”

    Di California, cuaca yang memburuk ini memperburuk kondisi kebakaran hutan. Tahun-tahun yang lebih basah menumbuhkan lebih banyak tumbuhan, dan tahun-tahun yang lebih kering berikutnya kemudian menyiapkan bahan bakar tersebut untuk dibakar.

    “Perubahan antara (cuaca yang sangat kering dan sangat basah) ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi risiko kebakaran hutan di California Selatan,” pungkasnya.

    (dce)

  • Kebakaran di Kawasan Padat Penduduk Sawah Besar Padam, 1 Warga Alami Luka-luka – Page 3

    Kebakaran di Kawasan Padat Penduduk Sawah Besar Padam, 1 Warga Alami Luka-luka – Page 3

    Sebelumnya, kebakaran terjadi sekira pukul 17.49 WIB. Sebanyak 17 unit mobil pemadam kebakaran pun dikerahkan untuk memadamkan api.

    “Dikerahkan 17 unit dan 51 personil,” kata Kepala Seksi Pengendalian Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat Achmad Saiful Kahfi saat dikonfirmasi, Sabtu (25/1/2025).

    17 unit Damkar meliputi 2 unit dari Pos Pasar Baru, 3 unit dari Sektor Sawah Besar, 3 unit Sektor Kemayoran, 3 unit dari Sudin Barat, 4 unit dari Sudin 1.1, dan, 2 unit dari Pati Kendal Dinas.

    Adapun petugas Damkar tiba di lokasi kejadian sekira pukul17.52 WIB dan mulai melakukan operasi pemadaman pada pukul 17.53 WIB. Sementara itu, proses pendinginan berlangsung mulai pukul 19.12 WIB.

    “Objek (terbakar) rumah tinggal di pemukiman padat dengan jenis bangunan rendah (BR),” kata Achmad.

  • Gulkarmat Jakpus pastikan kebakaran di Mangga Besar telah padam

    Gulkarmat Jakpus pastikan kebakaran di Mangga Besar telah padam

    petugas yang di lapangan masih melakukan pendataan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat memastikan kebakaran yang terjadi di permukiman padat penduduk Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, sudah berhasil dipadamkan.

    “Sudah padam pada pukul 19.02 WIB,” kata Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat Asril Rizal di Jakarta, Sabtu.

    Terkait jumlah rumah yang terbakar, Asril mengatakan belum mendapatkan data terperinci mengingat petugas yang di lapangan masih melakukan pendataan.

    Menurut dia, kebakaran yang dilaporkan sore hari tersebut tepatnya berlokasi di Jalan Mangga Besar XIII, Kelurahan Mangga Besar Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

    Petugas kata dia, mendapatkan informasi dari masyarakat pada sekitar jam 17.49 WIB. Kemudian lima unit mobil pemadam kebakaran dari Pos Pasar Baru dan Sektor Sawah Besar meluncur ke lokasi.

    “Petugas kami tiba 17.52 WIB dan langsung memulai operasi pemadaman,” katanya.

    Kemudian lanjut dia, terdapat penambahan armada dan juga personel yang memadamkan api dengan total keseluruhan yaitu 17 armada dan 51 personel pemadam.

    Ia menambahkan setelah berjibaku selama kurang dari satu jam, api sudah dapat dikendalikan, dan tepat jam 18.32 WIB masuk pada proses pendinginan.

    “Jam 19.03 WIB api dinyatakan padam,” katanya menambahkan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025