Aksi Gagal Maling Bobol Rumah Purnawirawan Polri Depok, Tepergok karena Suara Tembakan
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Komplotan maling diduga membawa senjata
air gun
berupaya membobol sebuah rumah di Jalan Mushola Annimah, Jatimulya, Cilodong, Kota Depok, Senin (27/1/2025).
Insiden ini terjadi sekitar pukul 11.21 WIB dan terekam kamera CCTV di dalam rumah. Video tersebut kemudian viral di media sosial.
Dalam tayangan video yang diterima
Kompas.com
, terlihat salah satu pelaku mengenakan helm hitam, pakaian hitam, celana krem, dan sepatu putih.
Ia tampak menggenggam benda yang diduga senjata api di tangan kanannya. Dengan tangan kirinya, pelaku tersebut membuka pintu salah satu ruangan dan menyalakan lampu.
Namun, hanya dalam waktu tiga detik, lampu ruangan itu dimatikan kembali dan pelaku menutup pintu ruangan tersebut. Pelaku kemudian memeriksa ruangan lain yang terletak tepat di sebelahnya.
Tak lama, pelaku lainnya juga masuk ke ruangan yang sama, hingga terdengar suara dentuman keras.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Kristianus Zendrato mengonfirmasi insiden ini. Pencurian itu diperkirakan melibatkan empat pelaku.
“Dari hasil penelusuran kita, diketahui memang ada dua motor dan empat pelaku yang menggunakan helm, masker, sarung tangan, dan jaket,” kata Zen saat ditemui
Kompas.com,
Selasa (28/1/2025).
Zen menjelaskan, keempat pelaku memiliki peran masing-masing. Sebagian berjaga di luar dan yang lainnya melakukan pencurian di dalam rumah.
Namun, upaya pencurian tersebut digagalkan oleh warga setempat yang memergoki para pelaku setelah mendengar suara tembakan dari dalam rumah.
Warga lainnya juga memergoki pelaku lain yang menunggu di luar rumah. Melihat situasi mencurigakan, warga tersebut menghubungi polisi.
“Sama tetangga tepergok lah (pelaku). Jadi, pas tepergok masyarakat, ya (mereka) kabur,” ungkap Zen.
Menurut hasil pemeriksaan sementara terhadap saksi yang merupakan tetangga sekitar lokasi menyebutkan, sempat terdengar suara tembakan tiga kali dari dalam rumah.
Berdasarkan deskripsi suara tembakan, kata Zen, senjata yang dibawa pelaku diduga berupa
air gun.
“Kalau menurut keterangan tetangganya itu tiga kali ya (suara tembakan),” terang Zen.
“Karena dari suaranya (yang didengar) saksi itu, disampaikan, ‘Suaranya besar tidak?’, ternyata suaranya ‘tes tes’ seperti
air gun
, jadi bukan senjata api,” jelasnya.
Rumah yang disatroni para pencuri itu ternyata milik purnawirawan Polri. Namun, polisi tidak menyebutkan pangkat dan jabatan purnawirawan tersebut.
“Dimulainya laporan itu dari pihak Polsek Sukmajaya, ya, bahwa ada telepon dari pemilik rumah yang diketahui purnawirawan Polri,” kata Zen.
Namun, hingga kini polisi belum dapat memastikan total kerugian akibat insiden ini.
“Barang tidak ada yang hilang, kerugian hanya pintu rusak yang dijebol ya,” ujar Zen.
Zen menegaskan, pihaknya hingga kini masih mencari keberadaan pelaku.
Polisi juga telah melakukan olah TKP untuk mencari petunjuk lainnya lantaran pelat motor kendaraan yang digunakan pelaku sudah digelapkan.
“Kita masih telusurin beberapa titik sekitar TKP, radius 300 meter sampai berapa, untuk mengetahui apakah ini komplotan, arah mana,“ ujar Zen.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Organisasi: API
-

Daftar Bisnis yang Diramal Bisa Bikin Kaya di Tahun Ular Kayu
Jakarta –
Menurut astrologi China, 2025 merupakan Tahun Ular Kayu. Nah, Tahun Ular Kayu dimulai pada Tahun Baru Imlek yang jatuh pada hari ini Rabu (29/1/2025).
Tahun Ular Kayu juga dipercaya berpengaruh pada bisnis yang dijalankan dan ujungnya bisa mendatangkan kekayaan. Kira-kira bisnis apa saja yang cuan di Tahun Ular Kayu?
Menurut Pakar Feng Shui Suhu Xiang Yi, pertama, bisnis dengan aliran dana keluar dan masuk yang cepat, seperti industri saham dan sekuritas.
“Bisnis yang ada hubungan dengan keuangan itu di paruh pertama lebih bersifat uang-uang yang datang dan pergi dengan cepat (seperti saham dan sekuritas), termasuk di dunia permainan keuangan (trading). Tetapi di akhir paruh kedua, itu harus berhati-hati tentang hal itu,” kata Suhu Xiang Yi kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Kedua, bisnis yang berhubungan dengan kayu dan produk-produk kayu. Produk tersebut seperti furnitur hingga kertas. Sektor yang berhubungan dengan tanah seperti properti juga diramal moncer.
“Lalu yang ada hubungan dengan tanah cukup bagus. Satu lagi properti, di Indonesia masih baik walau di negara-negara tertentu sedang tidak bagus. Di Indonesia masih menjanjikan,” ujarnya.
Ketiga, bisnis yang mengandung unsur logam juga terlihat masih terus berkembang, dalam hal ini ialah emas. Menurutnya, di paruh tahun pertama perkembangannya lebih baik. Sedangkan di paruh tahun kedua dalam mode bertahan.
“Jika kekacauan di dunia terus berlangsung ya emas itu tetap oke sih. Nampaknya kekacauan di dunia di tahun 2025 itu belum selesai, bertambah membingungkan,” kata dia.
Lalu bagaimana dengan bisnis dengan unsur di luar kayu? Menurut Suhu Xiang Yi bisnis dengan unsur di luar kayu berjalan biasa saja, tidak ada kenaikan yang signifikan. Salah satu contohnya restoran.
“Api itu nampaknya biasa. Jadi masih seperti tahun-tahun sekarang ini. Segala sesuatu yang berhubungan api, misalnya energi, restoran, masih ada hubungan dengan api. Makanan api dan tanah itu. Sementara tanah bagus tapi api masih biasa saja. Banyak restoran yang buka gede-gedean tapi banyak juga yang udahan,” ujar Suhu Xiang Yi.
(hns/hns)
-
/data/photo/2025/01/28/6798ce90da9d3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tawuran Kembali Pecah di Cipinang Jaktim, di Mana Polisi? Megapolitan 29 Januari 2025
Tawuran Kembali Pecah di Cipinang Jaktim, di Mana Polisi?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Tawuran kembali pecah di Cipinang Muara, Jakarta Timur, Senin (27/1/2025). Sehari setelahnya atau Selasa (28/1/2025), tawuran pecah di Cipinang Besar Utara.
Tawuran antarwarga di Cipinang Besar Utara melibatkan dua kelompok yang saling serang menggunakan senjata tajam dan kembang api di Jalan DI Panjaitan.
Pun demikian dengan tawuran di Cipinang Muara. Warga saling serang menggunakan batu dan senjata tajam.
Tawuran ini terjadi di sebuah gang di tengah pemukiman warga. Bahkan, pelaku sempat menyiarkan aksi tawuran tersebut di media sosial.
Polisi menyebut, pelaku tawuran di Cipinang Muara dan Cipinang Besar Utara tidak hanya melibatkan remaja, tetapi juga orangtua.
Aksi tawuran itu berakhir setelah tim patroli perintis dari Polres Metro Jakarta Timur membubarkan kerumunan. Bahkan, polisi sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan tawuran.
Langkah tersebut dilakukan lantaran imbauan polisi terhadap para pelaku untuk bubar dari aksi tawuran tak dihiraukan.
“Kami dari pihak Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Duren Sawit serta Polsek Jatinegara telah hadir di TKP dan sudah memberikan imbauan agar para pelaku tawuran membubarkan diri,” ucap Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly.
Oleh sebab itu, tim Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Jakarta Timur melakukan tindakan langsung untuk menghentikan tawuran.
“Namun para pelaku tawuran tidak mau membubarkan diri, selanjutnya tim TP3 melakukan langkah pembubaran paksa terhadap para pelaku tawuran,” ungkap Nicolas.
Nicolas menyampaikan, tidak ada pelaku yang ditangkap dalam aksi ini.
“Hanya barang bukti, berupa senjata tajam saja yang diamankan. Para pelaku meninggalkan lokasi kejadian saat dibubarkan oleh tim patroli Perintis Presisi,” ujar Nicolas.
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, kata Nicolas, polisi bakal membangun pos pantau di lokasi tawuran.
“Kami akan membuat pos pantau dan menambah personel penjagaan,” tambahnya.
Imbas tawuran, polisi sempat menutup jembatan di Cipinang Muara. Jembatan itu ditutup di dua sisi menggunakan pintu besi setinggi dua meter.
Dengan penutupan ini, warga tidak bisa melintas di atas jembatan dari kedua sisi.
Biasanya, jembatan ini digunakan warga untuk menyeberangi aliran sungai yang membentang di wilayah itu menuju Pasar Deprok.
“Iya sementara kita tutup dulu, ini jalan akses yang biasa digunakan anak-anak untuk tawuran, jadi lebih banyak mudaratnya daripada akses warga yang mau ke pasar,” ujar Kabag Ops Polres Metro Jakarta Timur AKBP Rachmat Eko kepada wartawan.
Usai jembatan ditutup, masyarakat yang hendak ke Pasar Deprok harus memutar melalui Jalan I Gusti Ngurah Rai.
Namun, terbaru, penutupan jembatan yang baru dilakukan pada Senin (27/1/2025) itu kini telah dibongkar warga setempat.
Salah satu pedagang sayuran, Kartem (52), mengatakan, penutupan jembatan dibongkar oleh warga sekitar pada Selasa (28/1/2025) pukul 10.00 WIB.
“Enggak tahu persisnya karena enggak melihat langsung, informasi penutupan semalam. Tadinya dilas, yang bongkar warga jam 10.00 WIB,” ungkap Kartem saat ditemui.
Kartem mengatakan, tawuran yang kerap terjadi sangat mengganggu usahanya. Pasalnya, tawuran menyebabkan jumlah pembeli di warung Kartem menurun.
“Resah, karena tawuran bukan malam doang, siang, maghrib, kemarin tawuran siang pukul 14.30. Kalau kaya gini pasti rugi, karena ibu-ibu dari seberang itu belanja di sini semua,” jelasnya.
Warga lain bernama Fajar (30) juga mengungkapkan kekhawatirannya akan berulangnya tawuran di wilayah tersebut.
Dia menyebut, pelaku tawuran bukanlah warga lokal, melainkan orang dari luar wilayah tersebut.
“Khawatirlah, makanya setiap malam was-was saja kalau ada beginian, jagain rumah juga,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

20 Tahun Sudarmo Pekerja Serabutan Rutin Bikin Apen Mulai dari Jam 11 Malam, Kini Bisa Ibadah Umrah
TRIBUNJATIM.COM – Kurang lebih 20 tahun lamanya Sudarmo seorang pekerja serabutan bersabar dan tekun dalam usaha.
Sudarmo akhirnya bisa melakukab ibadah umrah dengan istrinya setelah berjualan Apen.
Setiap malam pukul 23.00 WIB, Juma’atun (44) dan suaminya Sudarmo (55) memulai rutinitas mereka menyalakan api di dalam tungku tanah liat.
Wajan kecil yang juga terbuat dari tanah liat dipanaskan, dan adonan apen dituangkan sesuai takaran.
Setelah matang, apen didinginkan dan dikemas dengan mika untuk dijual.
Pasangan suami istri yang tinggal di Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini telah menekuni usaha berjualan apen selama dua puluh tahun.
Mereka berasal dari lingkungan desa yang mayoritas warganya bekerja sebagai kuli tambak garam, yang tentunya berbeda jauh dari usaha apen yang mereka jalani.
Perjalanan mereka untuk menjadi penjual apen tidaklah mudah.
Sebelumnya, Sudarmo hanyalah pekerja serabutan, sementara Juma’atun adalah ibu rumah tangga biasa.
“Kalau dulu, apapun saya kerjakan Mas,” ungkap Sudarmo kepada Kompas.com, Selasa (28/1/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Selasa.
Ia tidak pernah memilih pekerjaan yang ditawarkan, selama pekerjaan tersebut halal, ia melakukannya dengan penuh ketabahan.
Dari menjadi kuli di tambak garam hingga bekerja memasang terop saat hajatan, Sudarmo telah melakoni berbagai pekerjaan.
Namun, penghasilan yang diperolehnya tidak menentu, dan sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Namanya kerja serabutan Mas. Hasilnya tidak pasti,” kenangnya.
Selama tujuh tahun menjalani pekerjaan serabutan setelah menikah dan dikaruniai dua orang anak laki-laki, Sudarmo mendapatkan ide untuk berjualan apen dari sang istri.
Pengusaha Apen yang akhirnya berhasil umrah (Kompas.com)
Juma’atun yang gemar membuat apen mulai menjualnya dari pintu ke pintu dengan berjalan kaki.
Seiring berjalannya waktu, apen yang dijualnya mulai memiliki pembeli tetap, baik yang menunggu di rumah maupun yang datang langsung ke rumah mereka.
Kini, Juma’atun dan Sudarmo tidak perlu lagi menjajakan apen secara langsung, karena mereka telah memiliki pembeli tetap yang membeli apen mereka untuk dijual kembali.
“Ada sekitar dua puluh lima pembeli tetap yang beli apen buatan kami,” kata Juma’atun.
Pembeli apen mereka berasal dari berbagai kecamatan seperti Lenteng, Manding, dan Gapura, bahkan hingga Kabupaten Pamekasan.
Apen buatan Juma’atun telah menjadi incaran pembeli sejak dini hari, yang ingin mendapatkan jumlah sesuai permintaan.
Tungku api untuk membuat Apen (Kompas.com)
Meskipun Juma’atun tidak memiliki resep khusus untuk membuat apen, ia percaya bahwa kualitas gula dan tekstur apen yang lebih lembut menjadi daya tarik tersendiri.
“Katanya gulanya enak dan apennya lembut,” terangnya.
Dari usaha berjualan apen selama dua dekade, Juma’atun dan suaminya berhasil menunaikan ibadah umrah.
Selain itu, hasil dari penjualan apen juga mulai mereka kembangkan ke usaha lain, seperti menyewa tambak garam untuk produksi.
Juma’atun bersyukur atas usaha yang memberikannya penghasilan tetap, tetapi ia tidak akan pernah melupakan perjalanan hidupnya yang pernah dilalui dalam keadaan kekurangan.
“Kuncinya tekun dan sabar Mas,” tutup Juma’atun.
Sementara itu, usaha juga dilakukan oleh pria Lumajang dan malah menembus pasar internasional.
Berkat tangan kreatifnya, Nur Hasan (40) warga Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memproduksi briket hingga diminati pasar benua Eropa.
Hasan menerangkan produk briket bikinannya menjadi pemasok rutin seorang pengusaha di negara Turki.
Pria ramah ini mengaku awal mula produk briketnya bisa menembus pasar mancanegara bermula ketika dirinya memasarkan produk kerajinannya di media sosial Facebook pada tahun 2023 silam.
“Awalnya saya produksi kerajinan dari batok kelapa kemudian dan laku ke Turki. Lalu pemesan juga menanyakan apakah juga membuat briket, lalu saya menerima pesanan tersebut,” ujar Hasan di tempat produksi briket miliknya, Senin (20/1/2024).
Hasan pun membuat briket dengan otodidak. Ia mengaku mencari tahu cara membuat briket dari YouTube. Ia pun menginprovisasi proses pembuatan briket dan akhirnya bisa membuat briket dengan kualitas mumpuni.
“Bahannya sangat mudah didapat dari limbah batok kelapa. Di Lumajang kan banyak kelapa. Tapi kalau lagi butuh banyak saya ngambil juga di Bondowoso dan Situbondo,” paparnya.
Menurut Hasan, proses pembuatan briket terbilang gampang-gampang susah. Produksi briket dimulai dari membakar batok kelapa yang sudah berbentuk cacahan atau kepingan kecil.
Lalu batok kelapa tersebut dibakar hingga menjadi arang. Proses dilanjutkan dengan menggiling arang batok kelapa menjadi serbuk.
Serbuk tersebut kemudian dicampur dengan bahan tambahan. Diantaranya tepung tapioka dan sodium. Bahan tambahan tersebut dicampur denga arang kelapa hingga menjadi adonan.
Adonan yang sudah kejadi kemudian dicetak menggunakan mesin dan ditata di papan untuk kemudian dioven atau dijemur jika cuaca sedang bagus.
Setiap 6 bulan, Hasan mengirim sebanyak 18 ton kepada pemesannya yang berasal dari Turki.
“Orang Turkinya sudah ke tempat saya dan melihat langsung briket ini. Per 1 kilogram briket produksi saya ini harganya Rp 15 ribu. Di Turki sana briket saya buat alatnya Shisha (rokok ala Arab),” katanya.
Setiap kali produksi untuk pengiriman ke Turki, Hasan mengaku bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp 50 juta.
“Modalnya Rp 30 jutaan untuk tiap kali produksi briket ini untuk besaran produksi 18 ton,” katanya.
Hasan memperkerjakan 13 orang pegawai yang merupaka warga sekitar untuk menunjang produksi briket miliknya.
Ia juga dibantu oleh sang istri Dayang Andriana dalam mengelola bisnis produksi briket tersebut.
“Keunggulannya briket ini gak ada asap. Panas lebih stabil daripada arang biasa,” ungkapnya.
Kendati diminati pasar luar negeri, Hasan mengaku produk miliknya justru tak terlalu diminati pasar lokal.
“Kalau lokalan saja pesan itu hanya kiloan gak sampai ber ton-ton kayak di Turki,” papar pria asal Gucialit tersebut.
Selama membangun usaha, Hasan mengingat dirinya bersama sang istri bahu-membahu merintis usaha briket.
Ia merasakan bantuan atau dukungan dari pemerintah dalam mendukung usahanya sangat jarang.
“Ya dilakukan sendiri, kalau dari pemerintah ngajuin umkm susah,” keluhnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
-

Kebakaran Besar Landa Ruko di Percetakan Negara Jakpus, 3 Karyawan Toko Luka-luka: Ini Identitasnya
TRIBUNJAKARTA.COM – Kebakaran besar melalap sebuah bangunan ruko di Jalan Percetakan Negara Raya, dekat Mitra 10, Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Rabu (29/1/2025) dini hari.
Pihak Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat menerima informasi sekitar pukul 00.45 WIB.
Untuk memadamkan api, sebanyak 17 unit dan 68 personel Gulkarmat dikerahkan menuju ke lokasi kebakaran.
Petugas mulai melakukan pemadaman sekitar pukul 00.53 WIB.
Dalam video yang diterima TribunJakarta.com, terlihat api berkobar di bagian dalam gedung tersebut.
Kepulan asap menyeruak keluar lewat jendela gedung.
Tampak sejumlah petugas Gulkarmat tengah menyemprotkan air lewat selang mobil pemadam.
Sekitar pukul 01.30 WIB, api berhasil dipadamkan dan petugas mulai melakukan proses pendinginan.
Luas area yang terbakar diperkirakan 90 meter persegi x 3 lantai.
Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran tersebut.
Namun, dikabarkan ada tiga karyawan toko dari ruko tersebut yang mengalami luka-luka.
Berikut identitasnya.
Arul, laki-laki berusia 35 tahun.
Angel, perempuan, 25 tahun, melompat dari lantai 2, dirujuk ke Puskesmas Rawasari.
Duna, perempuan, 25 tahun, melompat dari lantai 2, dirujuk ke Puskesmas Rawasari.Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Hujan Tak Surutkan Semangat Warga Jakarta Sambut Tahun Baru Imlek di Vihara Dharma Bhakti – Halaman all
Bersama keluarga, para umat datang untuk berdoa menjelang Hari Raya Imlek yang jatuh pada Rabu (28/1/2025) hari ini.
Tayang: Rabu, 29 Januari 2025 05:51 WIB |
Diperbarui: Rabu, 29 Januari 2025 06:08 WIBTribunnews/Mario Christian Sumampow
HUJAN MENJELANG IMLEK – Suasana warga beribadah di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, sehari menjelang Tahun Baru Imlek, Selasa (28/1/2025).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hujan yang mengguyur kawasan Jakarta sejak pagi hingga siang, serta malam hari pada Selasa (28/1/2024) tidak menyurutkan semangat warga Jakarta menyambut Imlek.
Warga tetap beribadah di Vihara Dharma Bhakti di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat. Bersama keluarga, para umat datang untuk berdoa menjelang Hari Raya Imlek yang jatuh pada Rabu (28/1/2025) hari ini.
Awai, 73 tahun, mengaku selalu rutin beribadah di Vihara Dharma Bhakti setiap menjelang Imlek.
Dengan mengenakan kemeja putih motif kotak-kotak, Awai tiba di salah satu vihara tertua di Jakarta tersebut setelah hujan reda kemarin siang.
Pria berambut putih tersebut punya harapan tersendiri menyambut tahun baru Imlek kali ini.
“Mudah-mudahan tahun ini semuanya maju, suasana juga tenang,” ujar Awai saat ditemui di Vihara Dharma Bhakti.
Doa yang dipanjatkan ini sejalan dengan semangat Tahun Baru Imlek yang punya makna suci.
Sehari menjelang Imlek, pihak panitia di vihara tampak sibuk melakukan persiapan. Beberapa orang mengangkat setumpuk bunga untuk menghiasi vihara.
Ada pula yang sibuk mengurus perlengkapan berdoa para umat. Tahun Baru Imlek 2025 yang bertepatan dengan 2576 Kongzili akan dirayakan pada Rabu hari ini.
Tahun ini, menurut kalender Tionghoa akan menjadi tahun Ular Kayu. Dalam astrologi Tionghoa, Ular dikenal sebagai simbol kebijaksanaan, intuisi, dan transformasi.
“);
$(“#latestul”).append(“”);
$(“.loading”).show();
var newlast = getLast;
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast + 1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;
if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
else cat=””;$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}
else{
$(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
$(“#test3”).val(“Done”);
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
else if (getLast > 150) {
if ($(“#ltldmr”).length == 0){
$(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
}
}
}
});
});function loadmore(){
if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
$(“#latestul”).append(“”);
$(“.loading”).show();
var newlast = getLast ;
if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
newlast=0;
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast + 1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;
if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
else cat=””;
$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}else{
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
else{
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast+1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}else{
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
}Berita Terkini
/data/photo/2025/01/28/67987040bd596.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



