Pelajaran dari Rentetan Penembakan Massal di AS untuk Sekolah Aman di Indonesia
Guru Besar/Professor Fakultas Hukum Universitas Indonesia Bidang Studi Hukum Masyarakat & Pembangunan/ Pengajar Tidak Tetap Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI/ Sekjen Asosiasi Pengajar Viktimologi Indonesia/ Pendiri Masyarakat Viktimologi Indonesia/ Executive Committee World Society of Victimology -WSV/ Co-Founder Victims Support Asia/ Anggota Dewan Riset Daerah DKI Jaya 2018 – 2022
SERANGAN
bersenjata, apakah menggunakan senjata api, bom dan sejenis-nya seperti yang terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat, 7 November 2025, bisa jadi fenomena langka di Indonesia.
Karena lazimnya yang jadi target adalah kedutaan besar, kantor polisi, mal,
night club
dan tempat-tempat yang merepresentasikan produk budaya kapitalis barat.
Namun, peristiwa tersebut bukan fenomena langka di Amerika Serikat. Sejak
penembakan massal
di Columbine High School, Colorado (20 April 1999) hingga September 2024, terdapat lebih dari 417 kasus kekerasan senjata api di sekolah.
Kemudian tahun ajaran 2000-2001 hingga 2021-2022, terdapat 1.375 penembakan di sekolah dasar dan menengah negeri dan swasta, yang mengakibatkan 515 kematian dan 1.161 luka-luka.
Frekuensi penembakan di sekolah di AS telah meningkat drastis sejak 2018, dengan beberapa tahun terakhir (2021, 2022, 2023, dan 2024) mencatat rekor setidaknya sejak 2008 (
Cnn.com
, 28/10/2025,
Edweek.org
, 31/12/2024,
Usafacts.org
, 20/02/2024).
Dari ribuan kasus kejahatan bersenjata di lingkungan kampus dan sekolah di AS, paling tidak ada 5 (lima) kasus yang paling diingat.
Banyaknya kasus penembakan di sekolah di Amerika disebabkan berbagai faktor yang kompleks dan saling terkait. Beberapa penyebab utama yang disebutkan dalam berbagai sumber meliputi:
Pertama, kepemilikan senjata api yang meluas. Amerika Serikat memiliki tingkat kepemilikan senjata api yang tinggi. Individu mudah memperoleh senjata secara legal maupun ilegal.
Lemahnya regulasi terkait kepemilikan senjata menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya penembakan massal (
Kompas.com
, 28/03/ 2023).
Kedua, peraturan yang lemah. Peraturan terkait kepemilikan dan penggunaan senjata di banyak negara bagian di AS relatif longgar, sehingga memungkinkan individu dengan niat buruk atau masalah kejiwaan untuk memperoleh senjata dengan mudah (
Kompas.com
, 28/03/ 2023).
Ketiga, masalah kejiwaan dan sosial. Berbagai kasus menunjukkan bahwa faktor psikologis, seperti gangguan kejiwaan, serta tekanan sosial seperti
bullying
dan
perundungan
, menjadi motif yang sering dikaitkan dengan pelaku penembakan di sekolah.
Ada juga yang mengalami masalah keluarga atau lingkungan yang tidak stabil;
Keempat, pengaruh budaya dan media. Pengaruh media, termasuk film, permainan video kekerasan, dan budaya kekerasan secara umum, turut serta dalam membentuk perilaku tertentu, meskipun pengaruh ini masih menjadi perdebatan.
Kelima, faktor ekonomi dan gender. Masalah ekonomi dan faktor gender juga diidentifikasi sebagai faktor yang dapat memperburuk risiko kekerasan di sekolah, termasuk penembakan massal.
Selain faktor-faktor di atas, kondisi tertentu seperti pengalaman
bullying
, isolasi sosial, dan motif pribadi yang kompleks juga sering dilaporkan sebagai pemicu pelaku melakukan penembakan (
Voaindonesia.com
, 18/12/2024).
Khususnya terkait masalah kejiwaan dan sosial, pengalaman
bullying
serta isolasi sosial menjadi catatan khusus dari semua pelaku penembakan di lembaga pendidikan.
Eric Harris dan Dylan Klebold melakukan serangan massal di Columbine (1999) karena faktor kompleks psikologis dan sosial, yang memengaruhi masing-masing secara berbeda, tetapi pada akhirnya mengarah pada aksi kekerasan massal bersama.
Eric Harris dinyatakan oleh psikolog FBI sebagai seorang psikopat yang menunjukkan sifat narsis, agresi, dan kurangnya empati.
Ia adalah dalang dan penggerak di balik serangan tersebut, merencanakannya selama sekitar satu tahun dengan keinginan untuk menciptakan teror.
Sebaliknya, Dylan Klebold digambarkan sebagai individu yang pemarah dan depresif dengan sikap dendam terhadap orang-orang yang ia rasa telah memperlakukannya dengan buruk, lebih labil secara emosional, dan memiliki kecenderungan bunuh diri.
Motifnya adalah kombinasi kemarahan yang mendalam, depresi, dan keinginan yang terencana untuk melakukan aksi teroris domestik terhadap negara dengan menggunakan SMA sebagai target simbolis.
Harris menginginkan ketenaran dan kehancuran dalam skala yang lebih besar, sementara keterlibatan Klebold melengkapi perhitungan dingin Harris dengan amarah emosional.
Seung-Hui Cho, pelaku penembakan di Virginia Tech (2007) menewaskan 32 orang akibat kombinasi masalah kesehatan mental yang parah dan keluhan pribadi.
Didiagnosis depresi berat dan mutisme selektif, Cho berjuang secara sosial dan emosional sepanjang hidupnya.
Ia digambarkan sebagai sosok yang terisolasi dan bermasalah, dengan perilaku dan tulisan-tulisannya yang kasar menimbulkan kekhawatiran di kalangan guru dan teman sekelas sebelum serangan.
Cho meninggalkan catatan yang menyalahkan orang lain, dengan tulisan “Kalian yang menyebabkan saya melakukan ini,” yang menunjukkan perasaan terpojok dan menjadi korban.
Motifnya kompleks, melibatkan rasa sakit psikologis yang mendalam, perasaan penolakan dan isolasi, serta keinginan untuk membalas dendam atas perlakuan buruk.
Pembantaian itu merupakan akibat tragis dari penyakit mental yang tidak diobati, keterasingan sosial, dan rencana yang terencana untuk menyebabkan kerusakan massal sebelum ia bunuh diri.
Nikolas Cruz membunuh siswa siswi di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida (2018), terutama karena rasa sakit emosional yang mendalam, isolasi sosial, dan keinginan untuk balas dendam serta pengakuan.
Ia sengaja memilih Hari Valentine untuk melakukan serangan tersebut karena ia merasa “tidak punya siapa pun untuk dicintai dan dicintai.”
Kondisi mental Cruz memburuk secara signifikan setelah putus dengan pacarnya sekitar enam bulan sebelum penembakan.
Serangan itu direncanakan dengan cermat selama beberapa bulan, alih-alih impulsif. Ia meneliti pembunuh massal lainnya dan mempersiapkan diri dengan cermat untuk memaksimalkan kerugian.
Cruz mengakui ia berhenti menembak ketika ia merasa tidak punya orang lain lagi untuk dibunuh. Tindakannya didorong oleh campuran perasaan penolakan, kesepian, kemarahan, dan gangguan mental yang sebagian disebabkan oleh kerusakan otak prenatal akibat konsumsi alkohol ibunya selama kehamilan.
Adam Lanza, pelaku penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut (2012) menewaskan 26 orang, termasuk 20 anak-anak.
Lanza menderita masalah kesehatan mental yang serius, termasuk gangguan Asperger, kecemasan ekstrem, kecenderungan obsesif-kompulsif, dan gangguan sosial yang sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari dan hubungan sosialnya.
Ia juga terisolasi secara sosial dan memiliki hubungan renggang dengan ibunya, yang ia bunuh sebelum penembakan.
Lanza terobsesi dengan penembakan massal, khususnya pembantaian Columbine 1999, dan mengumpulkan banyak informasi tentang insiden kekerasan massal sebelumnya.
Salvador Ramos, pelaku penembakan massal di Robb Elementary School, Uvalde Texas (2022), menewaskan 19 anak dan dua guru akibat kombinasi isolasi sosial, perundungan, masalah keluarga, dan trauma yang belum terselesaikan.
Ia adalah seorang siswa sekolah setempat berusia 18 tahun yang hanya memiliki sedikit teman dan mengalami perundungan, serta kehidupan rumah tangga bermasalah yang ditandai oleh ketidakteraturan keluarga dan dugaan penyalahgunaan zat terlarang oleh ibunya.
Ramos membeli dua senapan serbu secara legal sesaat sebelum ulang tahunnya yang ke-18 dan dengan cermat merencanakan serangan tersebut.
Laporan menunjukkan bahwa ia mencari ketenaran dan pengakuan, seperti halnya penembak massal lainnya, yang mencerminkan pola pikir yang terganggu akibat penolakan dan agresi sosial selama bertahun-tahun.
Tindakannya berdarah dingin dan disengaja, dengan bukti yang menunjukkan keinginan untuk menyebabkan kerusakan massal tanpa motif tunggal yang jelas di luar riwayat pribadi dan masalah psikologisnya yang bermasalah.
Dari ke-lima kasus kekerasan bersenjata di sekolah di atas, benang merahnya adalah longgarnya kontrol pemerintah AS dan masyarakat terhadap kepemilikan senjata api, masalah kejiwaan, isolasi sosial, perundungan, emosi yang labil, depresi, kemarahan, pola asuh dalam keluarga, faktor ekonomi, serta budaya kekerasan dan ekspos media (terutama media online yang dipelajari dan merasuki para pelaku.
Dalam kasus di SMAN 72 Jakarta Utara, kendati hasil investigasi belum final dan belum ada kesimpulan akhir, tapi dari penelusuran sementara terdapat kesamaan kondisi dari terduga pelaku dengan para pelaku serangan bersenjata di AS, yaitu: memiliki masalah kesehatan mental, isolasi sosial, senang menyendiri, emosi yang labil, kemarahan terpendam, menjadi korban perundungan, dan mempelajari kekerasan dari kasus-kasus sebelumnya melalui media online.
Satu hal yang masih positif dari Indonesia adalah adanya larangan kepemilikan senjata api untuk keperluan pribadi dan oleh pihak yang tak punya otoritas.
Namun, ternyata untuk membuat bom-bom rakitan tetap bisa dipelajari dan dibuat sendiri dengan arahan dari media internet, serta bahan baku-nya pun masih bisa diperoleh di tempat-tempat tertentu.
Pelajaran dari kasus SMAN 72 di Jakarta Utara, sekolah di Indonesia tidak cukup sekadar tempat belajar yang nyaman dan mencerdaskan, tapi juga harus aman.
Konsep sekolah aman melibatkan penciptaan lingkungan di mana siswa, staf, dan pengunjung merasa aman, dihormati, dan didukung untuk belajar dan berkembang tanpa rasa takut akan bahaya atau kekerasan.
Pendekatan komprehensif terhadap keamanan sekolah menyeimbangkan tiga komponen utama, yaitu iklim sekolah (
school climate
), perilaku siswa (
student behavior
) dan keamanan fisik (
physical security
) (CSPV UC Boulder, January 2025).
Iklim sekolah mencakup kualitas hubungan interpersonal, lingkungan belajar mengajar, norma, nilai, dan struktur organisasi. Iklim yang positif menumbuhkan rasa hormat, inklusi, keadilan dalam disiplin, dan keamanan emosional bagi seluruh anggota komunitas sekolah.
Perilaku siswa mencakup strategi proaktif dan konsisten digunakan untuk mendorong perilaku positif, mencegah perundungan, dan menangani perilaku bermasalah secara efektif. Ini juga melibatkan penilaian ancaman perilaku dan praktik keadilan restoratif.
Keamanan fisik mencakup langkah-langkah seperti akses terkendali, kesiapsiagaan darurat, pemantauan, dan infrastruktur keamanan membantu melindungi dari ancaman fisik sekaligus memastikan kesiapan untuk merespons keadaan darurat.
Kerangka kerja sekolah aman mengintegrasikan komponen-komponen ini berdasarkan kebutuhan dan sumber daya sekolah yang unik, menggunakan data dan kolaborasi antar tim multidisiplin untuk menerapkan intervensi berbasis bukti.
Tujuannya adalah menyeimbangkan keselamatan dengan lingkungan belajar yang suportif dan inklusif, memitigasi risiko mulai dari perilaku buruk ringan hingga situasi yang mengancam jiwa (CSPV UC Boulder, January 2025).
Penciptaan lingkungan belajar yang aman adalah fondasi dari pendidikan yang sukses dan berkualitas.
Selain itu, pemerintah dan lembaga pendidikan harus menempatkan kesehatan mental dan sosial siswa sebagai sesuatu yang prioritas. Ikhtiar-ikhtiar untuk merawat kesehatan mental harus dilakukan.
Praktisi kesehatan mental harus dilibatkan dan mengikutsertakan semua pemangku kepentingan, termasuk para orangtua/keluarga siswa, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Awasi dan kendalikan akses siswa pada konten-konten kekerasan. Cegah dan tolak budaya kekerasan di sekolah seperti perundungan, diskriminasi, intoleransi, xenophobia, kekerasan seksual, pemalakan, serta
toxic seniority
, baik secara luring maupun daring.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Organisasi: API
-

LRT Jabodebek Uji Coba Tambah Perjalanan Kereta, Waktu Tunggu Jadi Lebih Cepat
Jakarta –
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI akan melakukan uji coba penambahan jadwal perjalanan LRT Jabodebek pada 11 hingga 30 November 2025. Uji coba ini dilakukan untuk meningkatkan frekuensi perjalanan LRT Jabodebek serta memperpendek waktu tunggu (headway) kereta.
Executive Vice President LRT Jabodebek mengungkapkan dengan uji coba ini, jumlah perjalanan LRT Jabodebek pada hari kerja meningkat dari sebelumnya 396 perjalanan menjadi 430 perjalanan. Selain itu juga rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek bertambah menjadi 26 rangkaian dari sebelumnya hanya 24 rangkaian kereta .
“Bertambahnya jumlah perjalanan dan rangkaian kereta yang dioperasikan juga berpengaruh terhadap waktu tunggu (headway) kereta yang menjadi semakin singkat. Waktu tunggu kereta saat jam sibuk pada lintas Jatimulya / Harjamukti – Cawang (PP) akan menjadi 8 menit 15 detik. Sedangkan untuk lintas Cawang – Dukuh Atas BNI, waktu tunggu kereta akan menjadi 4 menit 7,5 detik,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (11/11/2025).
Purnomosidi mengatakan selama masa uji coba, tim dari KAI dan stakeholders terkait akan melakukan pemantauan real time terhadap performa setiap perjalanan untuk memastikan perjalanan LRT Jabodebek tetap aman, lancar, dan nyaman.
Hasil uji coba nantinya akan dievaluasi guna melihat dampaknya terhadap keandalan sistem, kestabilan jadwal perjalanan, serta kenyamanan penumpang. Evaluasi ini akan menjadi dasar bagi KAI dalam menetapkan pola operasi terbaik di masa yang akan datang.
“Kami terus berupaya menjaga keseimbangan antara peningkatan kapasitas layanan dan keselamatan operasional. Setiap perubahan kami pastikan melalui perhitungan dan evaluasi yang cermat agar pengguna merasakan peningkatan tanpa mengurangi faktor keamanan sedikit pun,” tambah Purnomosidi.
Sepanjang tahun 2025, KAI mencatat sebanyak 23,5 juta pengguna telah memanfaatkan layanan LRT Jabodebek. Pada bulan Oktober sendiri, ada sebanyak 2.779.904 pengguna, dengan rata-rata 105.056 pengguna pada hari kerja dan 45.453 pengguna pada akhir pekan yang menggunakan LRT Jabodebek.
Informasi mengenai jadwal perjalanan selama masa uji coba akan disampaikan melalui kanal resmi media sosial LRT Jabodebek.
“Langkah ini merupakan wujud komitmen KAI dalam menghadirkan transportasi publik yang modern, aman, andal, dan berkelanjutan bagi masyarakat khususnya di wilayah Jabodebek,” katanya.
Tonton juga video “Ini Penyebab LRT Jabodebek Gangguan-Buat Penumpang Jalan di Lintasan”
(acd/acd)
-

Harus Kajian Objektif dan Data
Jakarta –
Pemerintah berencana membatasi game online Player Unknown’s Battlegrounds (PUBG) buntut ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani menilai pembatasan tersebut harus didasari kajian yang objektif.
“Rencana untuk memblokir game online seperti game PUBG, atau game online lainnya, saya kira tetap harus didasarkan pada kajian yang objektif dan berbasis data, bukan sekadar reaksi terhadap kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani kepada wartawan, Selasa (11/11/2025).
Pemerintah, kata Hadrian, perlu melibatkan para ahli psikologi, pendidikan, serta pelaku industri game untuk menilai dampak sebenarnya dari game PUBG terhadap perilaku anak-anak maupun remaja. Ia menambahkan pemerintah perlu memperkuat sistem klasifikasi usia dan pengawasan konten game daring agar penggunaannya sesuai dengan nilai-nilai pendidikan dan tidak berdampak psikologis yang negatif.
“Namun meskipun (nantinya) game online, terutama yang mengandung kekerasan, ditutup, peningkatan literasi digital dan pengawasan orang tetap harus dilakukan, agar penggunaan game online di kalangan pelajar lebih terarah (diarahkan ke cabang olahraga e-sport) karena pendidikan karakter dan pengawasan terhadap anak, tetap merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga dan sekolah,” lanjutnya.
Hadrian menyebut game seperti PUBG memang bisa mempengaruhi perilaku pelajar di sekolah. “Game seperti PUBG berpotensi mempengaruhi sikap pelajar, di mana paparan konten kekerasannya secara intens dapat meningkatkan kecenderungan agresif dan mengurangi empati, yang berisiko terbawa dalam interaksi sosial di sekolah,” tutur Hadrian.
Meski begitu, dampak ini juga bergantung pada kepribadian, durasi bermain, serta pengawasan dari orang tua. Oleh karena itu, pengawasan orang tetap harus dilakukan, agar penggunaan game online di kalangan pelajar lebih terarah
“Misalnya arahkan ke cabang olahraga e-sport, dan lain-lain, karena pendidikan karakter dan pengawasan terhadap anak, tetap merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga dan sekolah,” ucap Hadrian.
Sebelumnya, pemerintah menyoroti soal penggunaan senjata dalam game online seperti PUBG. Hal ini buntut kasus ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading.
“Beliau (Presiden Prabowo) tadi menyampaikan bahwa, kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencoba bagaimana mencari jalan keluar terhadap pengaruh pengaruh dari game online,” kata Mensesneg Prasetyo Hadi seusai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).
Menurut Pras, game online yang dimaksud berpotensi punya pengaruh buruk bagi anak-anak atau pelajar. Menurutnya dampak buruk bakal merembet ke generasi mendatang.
“Karena, tidak menutup kemungkinan, game online ini ada beberapa yang di situ, ada hal-hal yang kurang baik, yang mungkin itu bisa mempengaruhi generasi kita ke depan,” ungkap dia.
Game online yang akan dibatasi bernuansa perang dengan senjata api (senpi). Game tersebut biasanya ditemukan dalam kategori FPS maupun battle royal seperti PUBG.
“Misalnya contoh, PUBG. Itu kan di situ, kita mungkin berpikirnya ada pembatasan-pembatasan ya, di situ kan jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi,” jelas Prsetyo.
Halaman 2 dari 3
(isa/idn)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/673753/original/penembakan.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelaku Penembakan Hansip di Cakung Ternyata Residivis, Sudah Berulang Kali Masuk Penjara
Liputan6.com, Jakarta – Polda Metro Jaya mengungkap bahwa dua terduga pelaku penembakan terhadap anggota pertahanan sipil (Hansip) berinisial AS (42) di Cakung, Jakarta Timur, merupakan residivis.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Iman Imanuddin, menjelaskan bahwa salah satu pelaku baru bebas pada Juli 2024, sementara pelaku lainnya keluar dari penjara pada Agustus 2025.
“Pelaku RS alias R (29), seorang residivis, pernah ditahan lima kali, baru bebas Juli 2024, sedangkan PS alias P (23) pernah ditahan dua kali kasus pencurian sepeda motor (ranmor), baru keluar Agustus 2025,” kata Iman, dikutip dari Antara, Selasa (11/11/2025).
Iman menjelaskan mereka menembak korban karena pada saat itu para tersangka hendak mencuri sepeda motor pada Sabtu (8/11) sekira pukul 03.30 WIB.
“Namun, pada saat ingin merusak kunci motor tiba-tiba alarmnya berbunyi dan dipergoki oleh korban dan temannya, karena merasa terdesak tersangka R mengeluarkan senjata api rakitan jenis revolver dan menembakkan ke arah korban supaya tersangka bisa melarikan diri,” katanya.
Iman menambahkan untuk kronologi penangkapan kedua pelaku ditangkap di dua tempat berbeda.
“Setelah melakukan pemeriksaan TKP dan analisa rekaman CCTV, tim berhasil mengidentifikasi keberadaan pelaku, pada Sabtu (8/11) sekitar pukul 16.00 WIB tim menangkap para pelaku yang bernama RS alias R di Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung,” katanya.
-

Kapolda Ajak Personel Polda Jatim Teladani Semangat Juang Pahlawan
Surabaya (beritajatim.com) – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si mengajak seluruh personel Polda Jatim untuk meneladani semangat juang pada pahlawan. Hal itu disampaikan Kapolda saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025 di Lapangan Upacara Mapolda Jatim, Senin (10/11/2025.
Mengutip pesan Menteri Sosial Republik Indonesia, Kapolda Jatim mengatakan bahwa Hari Pahlawan merupakan momentum bagi seluruh bangsa untuk kembali meneladani semangat dan keteladanan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.
“Para pahlawan bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, namun cahaya yang menerangi arah perjuangan bangsa hingga saat ini,” ujar Irjen Nanang Avianto.
Kapolda Jatim menyampaikan, para pahlawan mengajarkan bahwa kemerdekaan tidak diraih secara instan.
“Kemerdekaan tercapai melalui kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan,” tutur Irjen Nanang.
Nilai tersebut lanjut Kapolda Jatim menjadi landasan bagi bangsa untuk terus membangun dan menjaga Indonesia.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto juga mengajak seluruh personel jajaran Polda Jatim untuk meneladani semangat tersebut dalam menjalankan tugas pengabdian.
“Para pahlawan telah memberikan segalanya demi bangsa ini tanpa meminta balasan. Maka hari ini, tugas kitalah untuk menjaga warisan tersebut dengan bekerja lebih keras, melayani lebih tulus, dan hadir membawa manfaat bagi masyarakat,” tegas Kapolda Jatim.
Lebih lanjut Kapolda Jatim menekankan bahwa perjuangan di masa sekarang tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan kompetensi, disiplin, empati, serta kehadiran Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
“Semangat pantang menyerah para pahlawan harus menjadi energi kita dalam memperkuat Kamtibmas, memperjuangkan rasa aman dan adil bagi seluruh warga, serta memastikan tidak ada satu pun masyarakat yang tertinggal,” jelasnya.
Masih kata Kapolda Jatim, peringatan Hari Pahlawan juga menjadi pengingat bahwa perjuangan bangsa harus berkelanjutan dari generasi ke generasi.
“Dengan bekerja, bergerak, dan berdampak nyata bagi masyarakat, maka api perjuangan para pahlawan akan tetap menyala,” pungkasnya. [uci/but]
-

Pengamat: Pulau Jawa Butuh Reaktivasi Jalur, Bukan Kereta Cepat
Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai kebutuhan transportasi di Pulau Jawa bukanlah penambahan kereta cepat, tetapi reaktivasi jalur kereta api yang saat ini berhenti beroperasi.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno menjelaskan pada dasarnya reaktivasi hanya mengaktifkan kembali jalan rel potensial yang tidak dioperasikan lagi, sekaligus melanjutkan operasional yang sebelumnya terhenti.
Djoko mengamini bahwa pulau-pulau selain Jawa memang membutuhkan jalur kereta api untuk memudahkan arus logistik dan mengurangi keberadaan truk di jalan. Namun, khusus untuk Jawa, pemerintah perlu fokus melakukan reaktivasi jalur sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Ripnas) 2030.
“Artinya kalau Pulau Jawa itu reaktivasi aja, nggak usah kereta cepat,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (10/11/2025).
Djoko menyoroti bahwa pengembangan kereta di Jawa, termasuk kereta cepat sampai dengan Surabaya dan kabarnya berlanjut sampai dengan Banyuwangi. Wacana ini terus bergulir di tengah masih banyaknya jalur yang mati.
Dalam dokumen Ripnas 2030, memang rencana kereta cepat sampai Surabaya sudah tercantum. Namun, tercatat pula adanya 13 jalur kereta api di Jawa yang akan dihidupkan kembali.
Beberapa di antaranya, yakni rute Sukabumi—Cianjur—Padalarang, Cicalengka—Jatinangor—Tanjungsari, Kedungjati—Ambarawa, hingga Kamal—Sumenep.
Lebih lanjut, Djoko mengungkapkan bahwa di pulau lain seperti Sumatra dan Sulawesi pun, perlu meneruskan jalur kereta yang sudah ada. Sementara di Kalimantan, tinggal melanjutkan rencana pembangunan infrastruktur kereta api logistik di Kalimantan Timur.
Catatan penting dari Djoko, yakni pemerintah daerah maupun pusat perlu turut menyediakan transportasi pendukung di perkotaan dan permukiman sekitar jalur kereta api yang direaktivasi tersebut.
Secara umum, dirinya mendukung pengembangan jalur kereta di pulau selain Jawa, dengan tujuan penguatan logistik. Dengan demikian, hasil bumi maupun industri di daerah-daerah dapat dengan mudah diangkut ke pelabuhan.
“Itu saja dahulu [reaktivasi dan melanjutkan jalur yang ada]. Sembari itu, nantinya baru daerah lain dikembangkan,” tuturnya.
Permasalahan utama soal pembangunan ini, lanjut Djoko, yakni ketersediaan anggaran. Meski pemerintah telah memiliki rencana matang, implementasinya kerap tertahan oleh dana.
Sebagaimana Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api DJKA Kemenhub Arif Anwar sebutkan, sederet program Ripnas 2030 membutuhkan total Rp853 triliun untuk periode 2010-2030.
Dia juga tidak menampik bahwa anggaran menjadi masalah dalam pelaksanaan pengembangan kereta api tersebut. Untuk itu, pelaksanaan dari program itu juga akan bergantung pada ketersediaan anggaran yang pemerintah pusat kucurkan.
“Tetapi memang saat ini kita terkendala dengan anggaran, jadi saya rasa tergantung dari kebijakan anggaran yang disampaikan. Jadi apakah nanti akan direaktivasi atau belum, tetapi di dalam Ripnas kami punya program untuk reaktivasi tersebut,” ujarnya, dikutip pada Selasa (30/9/2025).
-

Motif Mengejutkan di Balik Kasus Senpi Ilegal Ponorogo
Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus penyalahgunaan senjata api (senpi) ilegal yang diungkap Polres Ponorogo bukan sekadar soal kepemilikan benda berbahaya. Di balik pengungkapan itu, tersimpan motif klasik namun berisiko tinggi. Yakni keinginan memiliki rasa aman dengan cara yang salah.
Pasangan siri asal Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, masing-masing inisial MWW (41) dan GY (45), kini harus berurusan dengan hukum. Setelah kedapatan menyimpan dan berencana menjual senjata api laras pendek lengkap dengan amunisinya.
Kepemilikan senjata api itu, diakui para tersangka tujuannya bukan untuk melakukan kejahatan. Melainkan untuk rasa aman pribadi. Namun, motif tersebut justru menjerumuskan mereka pada ancaman hukuman berat.
“Tersangka mengaku membeli senjata api itu hanya untuk disimpan sendiri. Tapi seberapa pun alasannya, kepemilikan senjata tanpa izin tetap melanggar hukum,” tegas Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Ponorogo Kompol Ari Bayuaji, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, alasan memiliki senjata untuk berjaga diri sering muncul dalam kasus serupa. Namun Polri menegaskan, senjata api hanya boleh dimiliki oleh pihak yang mendapat izin resmi dan melewati prosedur ketat, bukan berdasarkan rasa ingin aman semata. Kedua tersangka juga mengaku sempat berencana menjual senjata tersebut untuk mendapatkan keuntungan tambahan.
“Kami menduga ada perubahan niat, dari semula ingin disimpan sendiri lalu muncul niat memperjualbelikan. Motif ekonomi juga mulai terlihat,” ungkap Kompol Ari Bayuaji.
Polisi kini masih menelusuri asal-usul senjata yang dibeli tersangka dari warga Ngawi bernama Gatot, yang hingga kini belum ditemukan keberadaannya. Penyelidikan akan difokuskan pada kemungkinan adanya jaringan penjualan senjata api rakitan di wilayah Mataraman dan sekitarnya.
“Kami akan terus dalami hingga tuntas. Tidak ada ruang bagi peredaran senpi ilegal di Ponorogo,” tutup Kompol Ari Bayuaji. (end/but)
-

SMI Catat Komitmen Pembiayaan Rp120,5 Triliun untuk 120 PSN, Ini Daftarnya
Bisnis.com,HUMBANG HASUNDUTAN — PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) SMI mencatat komitmen pembiayaan Rp120,5 triliun untuk proyek strategis nasional (PSN) per September.
Direktur Utama PT SMI, Reynaldi Hermansjah, mengatakan SMI turut berperan serta mendukung pembangunan proyek strategis nasional (PSN) di berbagai sektor seperti jalan tol, bendungan, proyek ketenagalistrikan hingga telekomunikasi.
“Kontribusi terhadap proyek-proyek strategis nasional, kurang lebih ada 120 proyek yang sudah dibiayai oleh Sarana Multi Infrastruktur dengan nilai komitmen Rp120 triliun dan nilai proyek Rp677,5 triliun,” kata Reynaldi dalam paparan pada acara media gathering SMI di Sumut, Senin (10/11/2025).
Adapun, perincian 120 PSN yang telah dibiayai SMI di antaranya adalah 39 proyek di bidang jalan dan jalan tol, 59 proyek ketenagalistrikan atau renewable energy.
Kemudian, sebanyak 7 proyek bendungan/irigasi, 2 proyek telekomunikasi, 3 proyek air minum, 9 proyek transportasi dan 1 proyek minyak dan gas bumi.
Lebih lanjut, Reynaldi menjelaskan bahwa SMI selaku fiscal tools pemerintah telah mencatatkan akumulasi komitmen pembiayaan Rp254,27 triliun dan akumulasi nilai proyek yang dibiayai Rp1.149 triliun selama periode 2009 hingga September 2025.
“Dampak akumulasi proyek yang telah kita biayai telah menyerap 10,7 juta tenaga kerja. Yang paling penting, kami juga ikut berpartisipasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, nilainya kurang lebih Rp1.135 triliun atau 0,5% terhadap PDB Indonesia,” ujarnya.
Dia menyebutkan akumulasi komitmen pembiayaan dan investasi SMI itu beberapa di antaranya seperti pembangunan jalan dan jalan tol 4.521 kilometer, ketenagalistrikan 7,9 Gigawatt, proyek irigasi 218 juta m3 aliran air.
Kemudian, proyek transportasi (242 rel kereta api, pelabuhan 3,1 juta TEUs), kawasan industri 14.208 m2, proyek telekomunikasi (590 tower dan 6.407 fiber optics), pariwisata 13,74 Ha area pariwisata, dan beberapa proyek lainnya.
“Fokus SMI ialah membiayai proyek-proyek di bidang infrastruktur yang memberikan multiplier effect ke masyarakat atau daerah,” ungkapnya.
/data/photo/2025/11/09/690ffe18d2175.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/10/6911eafa99ece.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
