Organisasi: API

  • Tetangga Kenang Sosok Purwanto, Korban Tewas Kecelakaan Kereta Api di Sukoharjo: Baik dan Sopan – Halaman all

    Tetangga Kenang Sosok Purwanto, Korban Tewas Kecelakaan Kereta Api di Sukoharjo: Baik dan Sopan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan maut di perlintasan rel kereta api di Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (26/3/2025). 

    Peristiwa tersebut melibatkan mobil Daihatsu Sigra putih dengan Kereta Api Batara Kresna tujuan Wonogiri–Solo.

    Mobil dengan nomor polisi B 2883 BYJ itu diketahui tengah dalam perjalanan mudik dari Jakarta menuju Sukoharjo dan Wonogiri.

    Imbas kejadian tersebut, dari tujuh orang yang berada di dalam mobil, sebanyak empat korban meninggal dunia dan tiga lainnya menjalani perawatan di RSUD dr Ir Soekarno, Sukoharjo.

    Korban tewas sekeluarga terdiri dari Agus (41), Linda (45), dan Nabila (15) serta sepupu, Purwanto (50).

    Sementara itu, korban yang menjalani perawatan di rumah sakit adalah istri dari Purwanto, Sri Lestari (43) dan dua anaknya, Kanda (17) serta Saifana (15).

    Kediaman Purwanto diketahui beralamat di Jalan Bangka Raya, Gang Amal IV, RT 014/RW 011, Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. 

    Rumahnya berada di gang sempit dekat kali. Menurut tetangga korban bernama Sukidi (52), Purwanto dan keluarganya baru berangkat mudik pada Selasa (25/3/2025) petang.

    “Kemarin habis Magrib berangkat, tujuannya mau ke Wonogiri atau ke Solo tempat ibunya Pak Purwanto, tapi ibunya sudah tidak ada, mungkin ke tempat istrinya rencananya mau ke sana sama sepupunya yang di Kapuk (Cengkareng),” tuturnya saat ditemui Warta Kota, Rabu (26/3/2025).

    Sukidi menyebut, di dalam mobil tersebut diisi tujuh orang yang terdiri dari Purwanto, istrinya, dua anak perempuannya, dan sepupunya.

    “Jadi satu mobil isinya tujuh orang, jadi Pak Purwanto keluarganya empat, anak dua dan istri, jadi empat orang itu sepupunya atas nama Nabila, Linda, Agus sepupunya yang di Kapuk, Cengkareng,” tuturnya.

    Sosok Purwanto

    Sukidi mengenang sosok Purwanto sebagai pribadi yang sopan.

    Ia mengaku kaget mendengar peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa tetangganya itu.

    “Orangnya baik dan sopan, saya juga kaget tadi pagi kebetulan anak katanya dapat berita dari RT 5. Semua juga kaget karena sebelumnya masih ngobrol. Ngobrol-ngobrol biasa.”

    “Kemarin itu kebetulan di RT situ ada ngadain ronda ya. Nah pas kebetulan ronda itu katanya lagi sakit, istrinya ke rumah katanya nitip buat ronda untuk ada yang ganti.” 

    “Istri saya nanya apakah pulang kampung, katanya enggak, emang kampungnya di mana? Saya Wonogiri, lah kok sama. Kebetulan itu. Kaget juga tadi pagi pada kaget,” lanjutnya.

    Menurut Sukidi, Purwanto dan istrinya sebenarnya sudah tak berniat untuk pulang kampung, tetapi kedua anaknya ingin mudik.

    “Cerita ke tetangga katanya udah malas mau mudik, istrinya juga bilang malas pulang kampung, katanya anaknya yang ingin pulang kampung karena sudah lama enggak pulang kampung.”

    “Anaknya perempuannya semua sudah SMA dan SMP. Awalnya memang anaknya yang ingin pulang karena sudah lama tidak pulang kampung, karena mungkin liburan sekolah jadi ingin pulang kampung,” ucap Sukidi.

    Sepengetahuannya, Purwanto dan keluarganya baru sekitar hampir satu tahun menempati rumah kontrakan di Gang Amal IV.

    Awalnya, mereka berasal dari RW 05, tetapi tempat tinggalnya kebakaran sehingga memutuskan mencari tempat tinggal baru dan akhirnya menetap di Gang Amal.

    “Setahu saya pindah ke sini itu belum lama, hampir setahun di sini, awalnya dari RW 5 sana yang waktu itu kebakaran. Lalu pindah ke sini hampir satu tahun,” ucap Sukidi.

    Sebelum peristiwa kebakaran, jelas Sukidi, Purwanto berjualan mie ayam.

    Namun, setelah peristiwa kebakaran dan pindah ke rumah kontrakan yang baru, ia beralih menjadi driver ojek online.

    “Selama ini, setelah kebakaran belum kerja, hanya istrinya yang kerja, waktu itu sempat nge-Grab juga, dulu pernah jualan juga, setelah itu jualan lalu kebakaran, sempat jualan mie ayam. Hanya antar istri dan anak saja.”

    “Istrinya kerja sebagai pembantu rumah tangga di apartemen Brawijaya. Kalau nama istrinya Sri, nama panggilan anaknya Saifah dan Syarifah. Semua keluarganya baik, sopan, dan ramah. Sering ngobrol dan nanya ke orang,” tutur Sukidi.

    Keterangan Polisi

    Sementara itu, Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo mengatakan, kecelakaan itu diduga terjadi karena kelalaian petugas palang kereta api. 

    “Kereta Batara Kresna itu, berjalan dari selatan ke utara (Wonogiri ke Solo), sedangkan mobil Sigra dari timur ke barat.” 

    “Karena palang tidak ditutup mobil tersebut memasuki jalur kereta api,” kata Anggaito, Rabu.

    Namun, nahas Kereta Api Batara Kresna dengan kecepatan tinggi menabrak mobil tersebut sampai terlempar sejauh kurang lebih 100 meter dari lokasi kejadian.

    “Akibat kecelakaan ini, empat orang meninggal dunia di lokasi kejadian.”

    “Sementara tiga lainnya mengalami luka ringan dan kini dirawat di Rumah Sakit Ir. Soekarno, Sukoharjo,” ucap Anggaito.

    Ia lantas menyebut, petugas yang terlambat menutup palang itu kini diamankan di Satlantas Polres Sukoharjo.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Tewas Tertabrak KA Batara Kresna di Sukoharjo, Purwanto dan Keluarga Sempat Tak Ingin Mudik.

    (Tribunnews.com/Deni)(WartaKotalive.com/Ramadhan L Q)

  • Sistem Satu Arah Bakal Diterapkan dari Wisma Asri Menuju Stasiun Bekasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Maret 2025

    Sistem Satu Arah Bakal Diterapkan dari Wisma Asri Menuju Stasiun Bekasi Megapolitan 26 Maret 2025

    Sistem Satu Arah Bakal Diterapkan dari Wisma Asri Menuju Stasiun Bekasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Zeno Bachtiar mengatakan, akan menerapkan sistem satu arah (SSA) dari Wisma Asri menuju Stasiun Bekasi untuk mengurai kemacetan.
    “Sistem satu arah itu filosofinya adalah untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dari arah Stasiun Bekasi,” kata Zeno, saat dikonfirmasi, Rabu (26/3/2025).
    Sistem satu arah ini diterapkan untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di sekitar Stasiun Bekasi.
    “Kalau tidak menerapkan SSA, pasti ada
    crossing
    kendaraan dan di sana adalah perlintasan sebidang kereta api,” ujar dia.
    Sistem satu arah akan diterapkan dari pukul 06.00 WIB sampai 08.00 WIB setiap hari. 
    “Kalau diterapkan sepanjang waktu, kami juga harus melihat jalur alternatif Agus Salim apakah kuat untuk menahan kendaraan yang akan masuk,” ucap dia.
    Jika sistem satu arah diterapkan secara permanen, dikhawatirkan akan terjadi kemacetan di ruas jalan yang lain.
    “Selain itu, jika sepanjang waktu (sistem satu arah), nanti kemacetan akan pindah ke (jalan) Agus Salim,” tutur dia.
    Penerapan sistem satu arah ini akan terus dievaluasi. Jika dimungkinkan, penerapan rekayasa lalu lintas ini bisa dilakukan pada sore hingga malam hari.
    “Nanti setelah Lebaran, kami evaluasi mungkinkah diadakan pada jam 16.00 sampai jam 19.00 atau 18.00,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Stasiun Gambir Belum Dipenuhi Pemudik, Penumpang Asal Semarang Ini Merasa Lebih Nyaman  – Halaman all

    Stasiun Gambir Belum Dipenuhi Pemudik, Penumpang Asal Semarang Ini Merasa Lebih Nyaman  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Situasi Stasiun Gambir, Jakarta pada H-5 Lebaran 2025 masih terpantau belum dipenuhi oleh pemudik, Rabu (26/3/2025).

    Banyak area kursi tunggu yang masih kosong dan pengunjung yang berada di stasiun belum terlihat membludak. Hal ini juga didukung dengan masih lancarnya jalur naik turun penumpang setelah memakai transportasi umum semacam taksi.

    Meski begitu, menurut data KAI Daop 1, Stasiun Gambir telah melayani 990 perjalanan KA, dengan kapasitas 467.226 seat dan tiket terjual 258.870 seat, dengan okupansi 55 persen.

    Seorang Penumpang bernama Alma yang akan mudik ke Semarang, menyampaikan mudik kali ini menggunakan kereta api terasa lebih nyaman.

    “Saya sudah melihat KAI ini sudah melakukan beberapa perbaikan, terutama pada kursi yang kita bisa pilih gender itu. Menurut saya itu membuat lebih nyaman sebagai perempuan yang sering naik kereta sendiri,” tutur Alma kepada Tribunnews.com ditemui di Stasiun Gambir, Rabu (26/3/2025).

    Alma yang merupakan pekerja swasta menerangkan, vibes lebaran tahun ini mudik menggunakan kereta api dinilai sangat teratur. Dirinya juga tidak menyangka jika H-5 Lebaran situasi stasiun masih terlihat tidak begitu ramai.

    “Aku kira ini lumayan agak teratur dibanding tahun lalu atau mungkin aku milih jadwalnya nggak terlalu waktu padat kali ya,” ungkapnya.

    Ia juga berpendapat bahwa kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang diberikan pemerintah juga menjadi faktor Stasiun Gambir tidak terlalu padat lima hari menjelang lebaran.

    “Mungkin karena biasanya ada hari puncak mudik, tapi sekarang dengan kebebasan WFA ini tidak terpacu pada hari puncak. Jadi tersebar merata gitu mungkin penumpangnya,” imbuh Alma.

  • PTSI Jaga Keselamatan Pemudik dan Konektivitas Selama Arus Mudik 2025 – Halaman all

    PTSI Jaga Keselamatan Pemudik dan Konektivitas Selama Arus Mudik 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Surveyor Indonesia (PTSI) optimalkan keselamatan para pemudik melalui berbagai kegiatan pada moda transportasi umum.

    Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, Sandry Pasambuna, menyampaikan, perseroan berkomitmen untuk memastikan perjalanan yang lebih aman dan lancar.

    “Hal ini melalui layanan inspeksi dan verifikasi yang kami lakukan di berbagai sektor, mulai dari perjalanan jarak jauh, transportasi dalam kota, hingga konektivitas jaringan internet,” ujar Sandry dikutip Rabu (26/3/2025).

    Melalui berbagai layanan ini, kata Sandry, Surveyor Indonesia berharap dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pemudik, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan mudik yang selamat, tertib, dan lancar bagi seluruh masyarakat Indonesia.

    Salah satu peran utama PTSI adalah sebagai verifikator jembatan timbang untuk memastikan batas muatan kendaraan yang melintas sesuai standar, sehingga mengurangi risiko kecelakaan akibat kelebihan beban.

    Selain itu, PTSI juga terlibat dalam berbagai aspek transportasi publik, termasuk Buy The Services (BTS) untuk layanan transportasi dalam kota, serta keterlibatan dalam moda transportasi massal seperti Whoosh sebagai konsultan teknis. 

    Dalam sektor perkeretaapian, PTSI berperan dalam verifikasi dan konsultansi terkait Right of Way jalur kereta guna memastikan jalur tetap aman dan beroperasi sesuai standar, hingga pemastian produksi kereta api sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan diperlukan.

    PTSI juga mendukung kelancaran komunikasi selama musim mudik melalui perannya dalam proyek Satelit Satria-1 dan jaringan optik Palapa Ring. Dengan adanya infrastruktur ini, para pemudik dapat tetap terhubung dengan jaringan internet secara nyaman dan andal di kampung halaman masing-masing. 

  • Puncak Arus Mudik Lebaran 2025 Diprediksi 28-29 Maret, WFA Ubah Pola Perjalanan

    Puncak Arus Mudik Lebaran 2025 Diprediksi 28-29 Maret, WFA Ubah Pola Perjalanan

    PIKIRAN RAKYAT – Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, arus mudik mulai menunjukkan peningkatan signifikan. Mobilitas masyarakat yang hendak pulang ke kampung halaman terus meningkat, terutama dengan adanya kebijakan work from anywhere (WFA) yang memungkinkan para pekerja memulai perjalanan lebih awal.

    Dengan jutaan pemudik yang diperkirakan akan memadati berbagai moda transportasi, kesiapan sarana dan prasarana menjadi faktor kunci dalam kelancaran perjalanan.

    Prediksi Puncak Arus Mudik

    Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2025 akan terjadi pada Jumat dan Sabtu, 28-29 Maret. Kebijakan work from anywhere (WFA) bagi aparatur sipil negara (ASN) dan karyawan swasta turut memengaruhi pola perjalanan, dengan lonjakan pemudik yang terjadi lebih awal.

    “Kami memperkirakan puncak arus mudik terjadi pada 28 dan 29 Maret,” ujar Didiek di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin, 24 Maret 2025.

    Dampak Kebijakan WFA terhadap Mudik Lebaran

    Menurutnya, kebijakan WFA memberikan fleksibilitas bagi pekerja untuk memulai perjalanan lebih awal, sehingga arus mudik tidak lagi terpusat pada hari-hari menjelang Idul Fitri. Sejak Jumat, 21 Maret, sudah terlihat peningkatan volume pemudik yang berlanjut hingga awal pekan berikutnya.

    “Kebijakan WFA berdampak pada penyebaran arus mudik. Kami melihat lonjakan penumpang mulai dari 21 Maret hingga 24 Maret, dan diperkirakan akan terus meningkat mendekati puncaknya,” tambah Didiek.

    Pemerintah melalui Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 2 Tahun 2025 yang diterbitkan pada 5 Maret 2025 mengizinkan ASN bekerja dari mana saja pada 24-27 Maret. Kebijakan ini bertujuan mengurangi kepadatan perjalanan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

    Langkah Antisipasi dan Imbauan bagi Pemudik

    Dengan adanya penyebaran arus mudik yang lebih merata, PT KAI berkomitmen memastikan layanan transportasi tetap optimal dengan menambah kapasitas dan meningkatkan kesiapan operasional. Pemudik diimbau untuk merencanakan perjalanan lebih awal guna menghindari lonjakan penumpang pada puncak arus mudik.

    Selain itu, pemerintah dan operator transportasi telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi guna memastikan kenyamanan dan keamanan perjalanan. Penambahan jadwal perjalanan kereta api, optimalisasi infrastruktur, serta peningkatan layanan di stasiun menjadi bagian dari upaya mendukung kelancaran arus mudik.

    Para pemudik juga diingatkan untuk mematuhi aturan keselamatan, menjaga kesehatan selama perjalanan, dan memanfaatkan layanan pemesanan tiket secara daring untuk menghindari antrean panjang.

    Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan penyedia layanan transportasi, diharapkan arus mudik tahun ini dapat berjalan lancar tanpa kendala berarti. Kesadaran masyarakat dalam merencanakan perjalanan dengan bijak serta mematuhi protokol yang ada menjadi faktor penting dalam menciptakan pengalaman mudik yang aman dan nyaman bagi semua.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Boy, Lansia 75 Tahun Tak Pernah Absen Mudik Lebaran Setiap Tahun ke Purwokerto – Halaman all

    Boy, Lansia 75 Tahun Tak Pernah Absen Mudik Lebaran Setiap Tahun ke Purwokerto – Halaman all

    Boy (75), seorang lansia, melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman istrinya di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (26/3/2025). 

    Tayang: Rabu, 26 Maret 2025 20:02 WIB

    Tribunnews.com/ Fersianus Waku

    MUDIK LEBARAN – Boy (75), seorang lansia, saat dirinya dan istrinya diantar anak-anaknya di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2025). Ia mengaku tak pernah absen pulang kampung setiap Lebaran tiba. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Boy (75), seorang lansia, melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman istrinya di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (26/3/2025). 

    Dia dan istrinya berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.

    Boy mengaku selalu rutin pulang kampung setiap momen Lebaran.

    Setelah dari Purwokerto, ia berencana melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya.

    “(Setiap Lebaran) pulang kampung. Pasti saya pulang dari Purwokerto pulang ke kampung saya,” kata Boy saat ditemui di Stasiun Gambir.

    Meski hanya berdua dengan sang istri, Boy mengaku bahagia bisa kembali ke kampung halaman.

    Dia berharap perjalanan mereka lancar dan segera tiba di tempat tujuan.

    “Saya bahagia walaupun anak-anak enggak ikut, kita berdua (saja). Dalam hati saya pengen cepat-cepat sampai di rumah di Purwokerto saja,” ujarnya.

    Pada momen Lebaran 2025 ini, Boy berharap seluruh keluarganya tetap menjaga silaturahmi dan saling memaafkan.

    “Semoga dalam hari Lebaran ini mereka sehat-sehat dan saling memaafkan. Kerukunan keluarga tetap dipertahankan,” ungkapnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kebakaran di Jakut Landa Gudang Toko Online, Warga Bantu Evakuasi Paket

    Kebakaran di Jakut Landa Gudang Toko Online, Warga Bantu Evakuasi Paket

    Jakarta

    Bangunan yang terbakar di Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) ternyata gudang toko online. Warga bergotong royong mengevakuasi paket agar tak terbakar.

    “Objek yang terbakar rumah tinggal yang digunakan sebagai tempat gudang online shop,” kata Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakut, Gatot Sulaeman, Rabu (26/3/2025).

    Per pukul 16.18 WIB, penanganan kebakaran oleh petugas pemadam kebakaran (damkar) sudah memasuki fase pendinginan. Petugas mengurai material di dalam bangunan lalu menyemprot dengan air agar api dipastikan padam.

    Gatot mengatakan objek yang terbakar ialah 1 rumah, yang artinya tidak terjadi perambatan ke bangunan lain. Kebakaran diduga dipicu korsleting.

    Penanganan kebakaran oleh petugas pemadam kebakaran (damkar) sudah memasuki fase pendinginan. (dok detikcom)

    “Sebab korsleting listrik dari lantai 2,” katanya.

    Luas area yang terbakar dari bangunan 2 lantai tersebut ialah sekitar 450 meter persegi.

    Sebanyak 16 unit mobil damkar beserta 80 personel dikerahkan ke tempat kejadian perkara (TKP) kebaran. Truk pemadam itu terdiri dari 12 unit dari Damkar Jakut dan 4 unit truk dari Damkar Jakarta Barat (Jakbar).

    Dalam video yang beredar, terlihat warga bekerja sama mengeluarkan paket-paket dari dalam rumah yang terbakar tersebut. Warga tampak sambung menyambung mengoper barang dari dalam rumah berwarna putih yang terbakar tersebut.

    (jbr/mei)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • KEBAKARAN Rumah di Penjaringan Jakarta Utara Hari Ini, Warga Bantu Amankan Barang Paket

    KEBAKARAN Rumah di Penjaringan Jakarta Utara Hari Ini, Warga Bantu Amankan Barang Paket

    Kebakaran melanda bangunan rumah di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (26/3/2025) siang. Warga bantu amankan paket.

    Tayang: Rabu, 26 Maret 2025 17:57 WIB

    Tangkapan layar @jakut.info

    KEBAKARAN RUMAH – Kebakaran melanda bangunan rumah di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (26/3/2025) siang. Warga bantu amankan paket. 

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kebakaran melanda bangunan rumah di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (26/3/2025) siang.

    Dikutip dari akun instagram terverifikasi @jakut.info, kebakaran itu terjadi di Jalan Pertama 15, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

    Video yang diunggah memperlihatkan warga bergotong royong mengamankan barang paket dari dalam rumah yang terbakar.

    Mereka menaruh barang-barang paket tersebut di halaman rumah.

    Terlihat pula mobil Damkar telah berada di lokasi kejadian.

    “Sebanyak 80 personel pemadam kebakaran (damkar) dikerahkan ke lokasi,” tulis caption instagram tersebut.

    Terkini api berhasil dilokalisir dan dilanjutkan proses pemadaman. Belum diketahui penyebab serta kerugian akibat kebakaran tersebut.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jakarta.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’23’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jakarta.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’23’,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • Warga Sukahaji Melawan: Sengketa Lahan, Intimidasi, dan Absennya Negara

    Warga Sukahaji Melawan: Sengketa Lahan, Intimidasi, dan Absennya Negara

    JABAR EKSPRES  – Hampir dua dekade warga Kelurahan Sukahaji, Kota Bandung, bergelut dengan ancaman penggusuran.

    Sengketa lahan yang mereka hadapi bukan sekadar perkara administratif, tetapi juga kisah panjang perlawanan terhadap intimidasi, pemanggilan aparat, dan absennya perlindungan dari negara.

    Seorang warga Yayu Retnowati (48), menuturkan, semua bermula pada 2009 ketika seorang pria mengaku sebagai mantan aparat datang dengan dua lembar fotokopi sertifikat tanah. Ia memerintahkan pembongkaran rumah-rumah warga. Namun, warga menolak tunduk. Sejak saat itu, tekanan datang bertubi-tubi.

    Pada momen Lebaran tahun lalu, pihak pengembang mencoba meredam keresahan dengan memberikan Rp750 ribu per kepala keluarga. Namun, di balik uang itu terselip upaya pembongkaran paksa yang kembali digagalkan oleh warga. Mereka menuntut transparansi: di mana dokumen resmi yang menguatkan klaim pengembang.

    Alih-alih jawaban, intimidasi semakin gencar. Warga dipanggil pihak kepolisian untuk menjalani Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Lalu, selebaran ancaman beredar, memberi batas waktu satu bulan bagi warga untuk mengosongkan lahan, kali ini dengan tawaran Rp1 juta per kepala keluarga. Lagi-lagi, warga bertahan.

    Hingga saat ini, hampir 100 lebih warga masih bertahan di lahan tersebut. Warga Sukahaji juga dihadapkan pada ultimatum baru: pengosongan lahan selambat-lambatnya 7 April 2025. Keputusan itu dibuat secara sepihak, tanpa ada putusan pengadilan yang sah.

    “Sekarang hampir 100 lebih warga yang bertahan. Ada empat RW. Kami sudah kesel dan ingin melalui hukum. Baru kami pakai pengacara. Mudah-mudahan lancar dan dianggap manusia kita ini. Memperjuangkan hak tanah,” jelasnya kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.

    Yang terjadi berikutnya lebih serius. Sejumlah oknum aparat dan organisasi masyarakat (ormas) turun ke lapangan, disusul pengacara pengembang yang melarang warga membangun kembali rumah mereka. Ketika warga menuntut 82 sertifikat yang diklaim oleh pengembang, hanya 11 lembar fotokopi yang ditunjukkan—itu pun tidak sesuai dengan lokasi asli yang terbakar pada 2018.

    *Warga yang Bertahan Pascakebakaran*

    Kebakaran besar pada 2018 mengubah segalanya. Rumah-rumah warga habis dilalap api. Saat mereka masih berjuang bertahan di tenda darurat, tiga hari kemudian surat penggusuran justru tiba. “Ini musibah apa penggusuran?” kata Yayu, turut kehilangan tempat tinggalnya.

  • Tetangga Kenang Sosok Purwanto, Korban Tewas Kecelakaan Kereta Api di Sukoharjo: Baik dan Sopan – Halaman all

    Purwanto, Korban Tewas Kecelakaan Kereta Api di Sukoharjo Baru Pertama Kali Mudik setelah 4 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan maut di perlintasan rel kereta api di Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (26/3/2025). 

    Peristiwa tersebut melibatkan mobil Daihatsu Sigra putih dengan Kereta Api (KA) Batara Kresna tujuan Wonogiri–Solo.

    Mobil dengan nomor polisi B 2883 BYJ itu diketahui tengah dalam perjalanan mudik dari Jakarta menuju Sukoharjo dan Wonogiri.

    Imbas kejadian tersebut, dari tujuh orang yang berada di dalam mobil, sebanyak empat korban meninggal dunia dan tiga lainnya menjalani perawatan di RSUD dr Ir Soekarno, Sukoharjo.

    Dilansir Tribun Jateng, empat ambulans berjajar di depan ruang kamar jenazah RSUD untuk mengangkut empat jenazah sekeluarga, terdiri dari Agus (41), Linda (45) dan Nabila (15) serta sepupu, Purwanto.

    Sementara itu, korban yang menjalani perawatan di rumah sakit adalah istri dari Purwanto, Sri Lestari (43) dan dua anaknya, Kanda (17) serta Saifana (15).

    Saudara dari keluarga Agus dan saudara Purwanto terlihat mengurus administrasi sebelum jenazah dibawa ke rumah duka di wilayah Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo.

    Sepupu dari Purwanto, Suparjo (58) mengatakan, dirinya tak mengetahui kabar bahwa Purwanto dan keluarga hendak mudik ke kampung halaman di wilayah Celep, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.

    Ia menyebut, Purwanto jarang pulang kampung ke kediaman mertuanya pada momen Lebaran karena sakit. 

    Menurutnya, sudah empat kali Idulfitri suami dari Sri Lestari itu tak mudik.

    “Yang perempuan (Sri Lestari), karena asli Celep, setiap tahun (mudik). Bapaknya (Purwanto) jarang karena sakit,” ujar Suparjo, Rabu.

    Rombongan pemudik itu berangkat dari Jakarta pada Selasa, 25 Maret 2025.

    Akan tetapi, sebelum tiba di kampung halaman, mereka mengalami kecelakaan saat melintasi rel kereta api.

    Suparjo tak mengetahui bahwa Purwanto dan keluarga tengah dalam perjalanan mudik ke kampung halaman.

    Ia mendapati sepupunya itu pulang kampung justru karena adanya informasi kecelakaan di perjalanan. 

    Selanjutnya, jenazah Purwanto akan dikubur di tempat pemakaman umum (TPU) setempat setelah tiba di rumah duka.

    Keterangan Polisi

    Sementara itu, Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo mengatakan, kecelakaan itu diduga terjadi karena kelalaian petugas palang kereta api. 

    “Kereta Batara Kresna itu, berjalan dari selatan ke utara (Wonogiri ke Solo), sedangkan mobil sigra dari timur ke barat.” 

    “Karena palang tidak ditutup mobil tersebut memasuki jalur kereta api,” kata Anggaito, Rabu.

    Namun, nahas Kereta Api Batara Kresna dengan kecepatan tinggi menabrak mobil tersebut sampai terlempar sejauh kurang lebih 100 meter dari lokasi kejadian.

    “Akibat kecelakaan ini, empat orang meninggal dunia di lokasi kejadian.”

    “Sementara tiga lainnya mengalami luka ringan dan kini dirawat di Rumah Sakit Ir. Soekarno, Sukoharjo,” ucap Anggaito.

    Ia lantas menyebut, petugas yang terlambat menutup palang itu kini diamankan di Mako Satlantas Polres Sukoharjo.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul 4 Kali Lebaran Tak Pulang, Purwanto Tewas Mobilnya Tertabrak Kereta Api di Sukoharjo Saat Mudik.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJateng.com/Agus Iswadi)