Organisasi: API

  • Polisi Gresik Sita Ratusan Miras di Dua TKP Berbeda

    Polisi Gresik Sita Ratusan Miras di Dua TKP Berbeda

    Gresik (beritajatim.com) – Genderang perang terhadap pemberantasan peredaran minuman keras (miras) terus digaungkan oleh Polres Gresik. Kali ini aparat penegak hukum tersebut menyita ratusan miras berbagai merek yang dijual bebas di dua TKP yang berbeda.

    Berawal dari informasi masyarakat, ada persediaan miras yang dijual di warung kopi (Warkop) Desa Padeh, Kecamatan Cerme. Polisi melakukan penyelidikan. Hasilnya, saat dilakukan pemeriksaan ada sejumlah miras jenis bir dan arak yang disimpan di dalam kardus.

    Pemilik warkop berinisial AP langsung diamankan beserta barang bukti ratusan miras yang dijual bebas. Tidak hanya berhenti di Cerme, polisi melakukan razia serupa di wilayah Kecamatan Duduksampeyan. Di tempat ini, ada kios yang mencurigakan berjualan di tepi jalan.

    Setelah dilakukan pengecekan, ditemukan puluhan botol miras berbagai jenis yang disimpan di berbagai sudut dan kolong almari. “Dari lokasi kedua ini, kami mengamankan terduga penjual berinisial M beserta miras berbagai jenis yang ia simpan,” ujar Kasat Samapta Polres Gresik, AKP Satriyono, Jumat (28/11/2025).

    Puluhan botol miras dari dua lokasi berhasil diamankan sebagai barang bukti dalam penindakan Tindak Pidana Ringan (Tipiring).

    AKP Satriyono menjelaskan dari tangan AP pemilik warkop diamankan 4 botol Bir Bintang, 13 botol Bir Guinness, dan 2 botol Arak Bali. Kemudian dari M disita 18 botol Bir Bintang, 9 botol Bir Guinness, 8 botol Kawa-Kawa, 5 botol Arbal, 5 botol Arak Tuban, 7 botol Anggur Merah, 3 botol Iceland, 2 botol Whisky, 2 botol Vodka, dan 5 botol Api.

    Seluruh barang bukti serta kedua terduga pelaku telah dibawa ke Mako Polres Gresik untuk menjalani proses penindakan Tipiring oleh Unit Turjawali Sat Samapta Polres Gresik. “Penertiban peredaran miras akan terus dilakukan sebagai upaya menjaga ketertiban umum serta mencegah potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas),” pungkasnya. (dny/kun)

  • KAI Commuter Mediasi Polemik Tumbler Tuku Hilang, Kedua Pihak Sepakat Damai

    KAI Commuter Mediasi Polemik Tumbler Tuku Hilang, Kedua Pihak Sepakat Damai

    Blitar (beritajatim.com) – Polemik yang sempat memanas dan viral di media sosial terkait polemik tumbler Tuku hilang di Stasiun Rangkasbitung akhirnya mencapai titik terang. Setelah menyeret nama petugas Passenger Service, Argi, dan menjadi perbincangan publik, masalah ini resmi diselesaikan secara damai dan kekeluargaan pada Kamis malam (27/11/2025).

    Penyelesaian ini terjadi setelah KAI Commuter dan KAI Wisata memfasilitasi proses mediasi antara petugas Argi dengan pasangan pengguna Commuter Line, Alvin dan Anita, yang sebelumnya melaporkan kehilangan tumbler tersebut.

    Penyelesaian kasus ini bergulir cepat setelah pasangan Alvin dan Anita menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada publik dan pihak KAI. Permintaan maaf tersebut menjadi jembatan menuju mediasi yang digelar di bawah pengawasan KAI Group.

    Dalam keterangan resminya, KAI Commuter menyatakan bahwa proses mediasi berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan damai. Kedua belah pihak setuju untuk saling memaafkan dan mengakhiri persoalan yang sempat melebar menjadi isu pemecatan petugas ini.

    “Mediasi berlangsung damai. Kami berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bersama untuk saling peduli, menghargai, dan bertenggang rasa dalam mewujudkan transportasi yang aman dan nyaman,” tulis KAI Commuter dalam pernyataan resminya.

    Pihak KAI menegaskan bahwa penyelesaian secara kekeluargaan ini merupakan wujud keterbukaan (transparansi) KAI Group dalam menerima setiap masukan dan keluhan dari pengguna jasa. Mereka juga memastikan bahwa seluruh proses pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sesuai prosedur operasional standar yang berlaku.

    “KAI akan terus meningkatkan layanan kepada pengguna setia kereta api. Proses penyelesaian ini menjadi bukti bahwa kami mengedepankan transparansi dan pelayanan terbaik,” lanjut pernyataan tersebut.

    Dengan tercapainya kesepakatan damai ini, rangkaian polemik yang berawal dari insiden kehilangan barang dan berkembang menjadi isu solidaritas petugas, kini secara resmi dinyatakan tuntas.

    Menutup penyelesaian kasus ini, KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna jasa kereta api untuk terus menjaga kenyamanan bersama dan mengutamakan komunikasi yang baik saat menghadapi masalah di lapangan.

    KAI berharap agar peristiwa ini menjadi momentum bagi pengguna Commuter Line untuk meningkatkan solidaritas dan saling pengertian, yang nantinya akan menjadi fondasi terciptanya layanan transportasi yang lebih baik ke depan.

    “Mari bersama kita wujudkan transportasi yang aman dan nyaman untuk semua. KAI Group senantiasa melayani dengan sepenuh hati,” tutup KAI Commuter. [owi/beq]

  • Waspada Tumbler Hilang! Begini Prosedur Urus Barang Tertinggal di Kereta Api dan Stasiun

    Waspada Tumbler Hilang! Begini Prosedur Urus Barang Tertinggal di Kereta Api dan Stasiun

    Sebelumnya, Nama Anita Dewi tengah menjadi sorotan netizen setelah unggahannya di Threads tentang tumbler Tuku yang hilang di KRL viral di media sosial. Insiden ini terjadi pada 25 November 2025 ketika dia pulang kerja dan tanpa sadar meninggalkan cooler bag berisi tumbler dan labu ASI di KRL Commuter Line.

    Usai kejadian tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan proses mediasi antara Petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung dan Anita Dewi, salah satu pengguna Commuter Line yang sebelumnya melaporkan barang bawaannya berupa cooler bag berisi tumbler dan labu ASI di KRL Commuter Line tertinggal di dalam kereta.

    Pertemuan kekeluargaan yang berlangsung di Kantor KAI Wisata, Stasiun Gondangdia, Jakarta, Kamis (27/11) malam ini menghasilkan kesepahaman bersama dari seluruh pihak. Melalui proses tersebut, KAI berharap persepsi publik menjadi lebih selaras dan informasi yang beredar di media sosial dapat kembali ke proporsi yang tepat.

    Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menegaskan bahwa perusahaan menjunjung tinggi profesionalitas layanan, sekaligus memastikan setiap Insan perusahaan memperoleh dukungan penuh dalam menjalankan tugas.

    “Setiap Insan KAI berkomitmen melayani pelanggan dengan dedikasi yang tinggi. Pada saat yang sama, perusahaan berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka. Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Bobby, dikutip Jumat (28/11/2025).

    Vice President Corporate Communications KAI Anne Purba pada kesempatan terpisah menyampaikan bahwa langkah penyelesaian secara kekeluargaan ini merupakan bentuk keterbukaan KAI Group terhadap setiap masukan pelanggan.

    “KAI memastikan seluruh proses pelayanan pelanggan berjalan sesuai ketentuan. Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” jelas Anne.

     

     

  • Dugaan Korupsi di Balik Kebakaran Hong Kong yang Tewaskan 94 Orang

    Dugaan Korupsi di Balik Kebakaran Hong Kong yang Tewaskan 94 Orang

    Jakarta

    Badan Antikorupsi Hong Kong (ICAC) melakukan penyelidikan terkait proyek renovasi di kompleks perumahan yang menjadi lokasi kebakaran dan menewaskan setidaknya 94 orang.

    “Mengingat tingginya kepentingan publik, ICAC hari ini membentuk satuan tugas untuk melakukan investigasi menyeluruh atas dugaan korupsi dalam proyek renovasi besar di Wang Fuk Court, Tai Po,” kata Komisi Independen Anti Korupsi dalam sebuah pernyataan.

    Sementara itu, Pemerintah Hong Kong akan periksa seluruh kompleks perumahan yang sedang menjalani perbaikan besar, kata Kepala Eksekutif John Lee pada Kamis (27/11).

    “Pemerintah segera mengatur pemeriksaan di semua kompleks perumahan yang tengah menjalani renovasi besar, untuk memastikan keamanan perancah dan material bangunan,” kata Lee dalam sebuah unggahan di Facebook.

    Diduga lalai, polisi Hong Kong geledah kontraktor

    Polisi Hong Kong menggeledah kantor perusahaan pemeliharaan gedung yang bertanggung jawab atas kompleks Wang Fuk Court. Aparat menyita dokumen, daftar karyawan, komputer, hingga ponsel.

    “Kami memiliki alasan kuat untuk meyakini bahwa pihak yang bertanggung jawab atas perusahaan tersebut sangat lalai, sehingga menyebabkan kebakaran menyebar tak terkendali dan menimbulkan banyak korban jiwa,” kata Kepala Polisi Eileen Chung.

    Chung menduga bahwa busa penyegel di sejumlah jendela di gedung kedelapan Wang Fuk Court yang tidak terbakar kemungkinan tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran, begitu pula jaring pelindung dan penutup plastik.

    Sementara itu, kontraktor utama yang terdaftar untuk kompleks tersebut, Prestige Construction and Engineering Company Limited, belum memberikan komentar.

    Dana darurat dan hotel disiapkan untuk korban kebakaran

    Pemimpin Eksekutif Hong Kong, John Lee, mengatakan pada Kamis (27/11) bahwa pemerintah akan mengalokasikan dana sebesar HK$300 juta (sekitar Rp642 miliar) untuk membantu para warga di kompleks perumahan Wang Fuk Court yang menjadi korban kebakaran pada Rabu (26/11).

    Lee menambahkan bahwa setiap unit akan menerima bantuan langsung sebesar HK$10.000 (sekitar Rp21 juta). Selain itu, sebanyak 1.000 kamar di hotel dan hostel juga disediakan untuk para penghuni bisa tinggal hingga dua minggu.

    Tidak hanya itu, pihak berwenang juga akan menginspeksi proyek renovasi besar di seluruh kota. Setidaknya 100 kontraktor telah diberi waktu tujuh hari untuk menyerahkan bukti penggunaan bahan tahan api.

    Lee juga menyebut bahwa biro pembangunan Hong Kong sedang mempertimbangkan penggantian kerangka bambu dengan kerangka logam di seluruh kota secara bertahap.

    Ratusan orang masih hilang

    Sementara bagi para korban, mereka masih dibayang-bayangi kekhawatiran harta benda yang hilang dan orang-orang yang belum ditemukan.

    Lawrence Lee, seorang warga, masih menanti kabar istrinya yang diyakini masih terjebak di apartemen mereka.

    “Saat kebakaran terjadi, saya meneleponnya dan menyuruhnya melarikan diri,” katanya. “Tapi begitu dia keluar, koridor dan tangga dipenuhi asap, semuanya gelap. Dia tidak punya pilihan selain kembali ke apartemen.”

    Di luar tempat penampungan yang dihuni 900 orang, seorang ibu bernama Ng juga mencari putrinya sambil menggenggam foto anaknya itu.

    “Dia dan ayahnya belum keluar,” katanya sambil terisak. “Mereka tidak punya air untuk menyelamatkan gedung kami.”

    Wan, warga berusia 51 tahun, mengaku telah membeli apartemen di gedung itu lebih dari 20 tahun lalu.

    “Semua barang kami ada di gedung ini, dan sekarang semuanya terbakar,” katanya. “Apa yang tersisa?”

    Korban tewas bertambah, misi penyelamatan berlanjut

    Menurut otoritas setempat pada Jumat (28/11), jumlah korban tewas akibat salah satu kebakaran paling mematikan dalam sejarah modern kota itu telah meningkat menjadi sedikitnya 94 orang.

    Lebih dari 70 orang dilaporkan terluka, termasuk 11 petugas pemadam kebakaran, menurut Departemen Pemadam Kebakaran.

    Petugas pemadam kebakaran Hong Kong berharap operasi penyelamatan bisa rampung paling lambat pukul 09.00 waktu setempat (01.00 GMT) pada Jumat (28/11).

    Wakil Direktur Dinas Pemadam Kebakaran, Derek Chan, mengatakan dalam pengarahan Jumat dini hari bahwa petugas pemadam akan memusatkan perhatian pada tiga panggilan darurat yang mereka terima pada Kamis malam, dari total 25 permintaan bantuan yang masih tersisa.

    “Pada saat yang sama, kami akan berupaya melakukan pembukaan paksa ke seluruh unit di tujuh gedung, untuk memastikan tidak ada korban lain,” kata Chan dalam arahannya.

    Chan menambahkan, setelah operasi selesai, pihaknya akan memberikan penghitungan lengkap jumlah orang hilang. Hingga saat ini diperkirakan sekitar 250 orang yang masih hilang.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Levie Wardana
    Editor: Tezar Aditya Rahman

    Tonton juga video “Kebakaran Hong Kong Menelan 79 Nyawa, Termasuk Satu Petugas Pemadam”

    (ita/ita)

  • Tumbler Tertinggal di KRL? Ini Prosedur Resmi Lost and Found KAI

    Tumbler Tertinggal di KRL? Ini Prosedur Resmi Lost and Found KAI

    Jakarta

    Kasus tumbler yang tertinggal di KRL menjadi perhatian publik. PT KAI (Persero) mengingatkan prosedur jelas yang bisa diikuti penumpang untuk mengklaim barang bawaan mereka yang tertinggal di seluruh stasiun maupun di dalam rangkaian kereta.

    Vice President Corporate Communications KAI, Anne Purba, menyampaikan mobilitas pelanggan kereta api yang tinggi sering kali membuat sebagian penumpang tanpa sadar meninggalkan barang bawaannya di gerbong atau area stasiun.

    Untuk itu pihaknya terus memperkuat layanan penanganan barang tertinggal atau hilang (Lost and Found) di seluruh stasiun maupun di atas KA. Meski barang pribadi tetap tanggung jawab penumpang, layanan ini hadir untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan pelayanan yang semakin responsif bagi seluruh pelanggan.

    “Kami memahami bahwa kondisi perjalanan yang ramai dapat membuat pelanggan luput memastikan barang bawaannya. Karena itu, KAI memastikan adanya layanan Lost and Found yang terstandar sehingga barang dapat ditemukan dan dikembalikan dengan cepat kepada pemiliknya,” kata Anne dalam keterangan resminya, Jumat (28/11/2025).

    Lebih lanjut ia menjelaskan dalam sistem layanan lost and found KAI, setiap barang yang ditemukan petugas di kereta maupun stasiun akan segera diumumkan melalui pengeras suara. Jika tidak ada pelanggan yang mengambil, barang tersebut disimpan di pos pengamanan stasiun dan dicatat dalam sistem lost and found.

    Pendokumentasian dilakukan secara teliti untuk memastikan proses penyerahan kembali berjalan aman dan tepat sasaran.

    “Kami mengutamakan akurasi data dan keamanan barang. Setiap item yang ditemukan akan diperiksa, didata, dan disimpan sesuai prosedur. Pelanggan juga diminta menjaga kerahasiaan data pribadi agar tidak disalahgunakan pihak lain,” tegas Anne.

    Langkah-langkah Pelaporan Barang Hilang atau Tertinggal di KRL dan KA

    1. Laporkan segera di kereta.

    2. Jika masih dalam perjalanan, pelanggan dapat melapor kepada kondektur, petugas keamanan, atau petugas customer service on train.

    3. Datangi layanan Lost and Found di stasiun kedatangan.

    4. Petugas akan membantu melakukan pencarian dan pengecekan data.

    5. Sampaikan detail barang dan data perjalanan. Termasuk ciri-ciri barang, kode booking tiket, serta lokasi terakhir barang terlihat.

    6. Jaga kerahasiaan data pribadi. Hindari memberikan kode booking atau detail barang kepada pihak yang tidak berwenang.

    7. Lakukan verifikasi dan pencocokan data.

    8. Jika barang ditemukan, pelanggan harus memastikan barang tersebut benar miliknya.

    9. Ambil barang sesuai prosedur resmi.

    10. Petugas akan menyerahkan barang setelah pendataan dan pendokumentasian selesai.

    11. Hubungi Contact Center KAI 121.

    12. Pelanggan yang tidak dapat melapor langsung dapat menghubungi 121 atau WhatsApp 08111-2111-21.

    Anne menambahkan bahwa KAI mengelola ribuan laporan barang tertinggal setiap tahun, sehingga kedisiplinan pelanggan dalam menjaga barang bawaannya sangat membantu efektivitas layanan Lost and Found.

    “KAI terus meningkatkan kualitas layanan, namun kami juga mengimbau pelanggan untuk selalu memeriksa kembali seluruh barang bawaan sebelum turun dari kereta atau meninggalkan area stasiun,” tutupnya.

    (igo/fdl)

  • Polisi Sebut Kondisi Anak Berkonflik dengan Hukum Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Mulai Membaik

    Polisi Sebut Kondisi Anak Berkonflik dengan Hukum Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Mulai Membaik

    Permohonan pelindungan tersebut berkaitan dengan tindak pidana dengan sengaja menimbulkan ledakan dan/atau keadaan yang membahayakan nyawa orang lain, sebagaimana diatur Pasal 355 KUHP, Pasal 187 KUHP, serta Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak.

    Susi menjelaskan, peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta masuk dalam kategori tindak pidana lain yang mengancam keselamatan jiwa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang pelindungan Saksi dan Korban.

    Artinya, kata dia, meskipun kasus ini tidak termasuk dalam kelompok tindak pidana khusus seperti terorisme, ancaman terhadap nyawa korban menjadi dasar hukum kuat bagi korban untuk mendapatkan pelindungan LPSK.

    Selain itu, karena mayoritas korban adalah anak, ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Pelindungan Anak turut diberlakukan.

    Di dalam undang-undang tersebut, anak korban berhak atas pelindungan dan restitusi, yaitu ganti rugi yang dibayarkan oleh pelaku atas kerugian yang dialami anak. Oleh karena itu, LPSK menegaskan, seluruh korban anak dalam kasus ini berhak diproses permintaannya untuk restitusi sesuai kerugian yang timbul.

    Ada pun bentuk pelindungan yang diajukan oleh Polda Metro Jaya, yakni perhitungan restitusi dan melakukan pelindungan dalam bentuk pendampingan korban dalam menjalani proses hukum.

    Terkait hal itu, Susi mengatakan pihaknya akan menghitung restitusi masing-masing korban yang dibebankan kepada pelaku, sesuai mandat Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2020 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan Bantuan kepada Saksi dan Korban.

    “Restitusi adalah hak anak sebagai korban. Nilainya akan dihitung berdasarkan kerugian nyata yang dialami, termasuk biaya medis, psikologis, serta penderitaan yang dialami oleh korban,” katanya.

    “Dalam perkara pelaku anak, restitusi dapat dibayarkan oleh pihak ketiga sesuai ketentuan hukum. Fokus LPSK adalah memastikan hak itu diterima oleh setiap anak korban,” imbuh dia.

    Susi juga menekankan bahwa kesaksian anak akan menjadi fokus dalam proses pelindungan. LPSK memastikan akan mendengarkan langsung apa yang disampaikan anak-anak, bukan hanya melalui orang tua atau pendamping.

    Dalam pemberian pelindungan dan restitusi, LPSK akan berbicara secara intens kepada anak korban terkait dengan kebutuhan mereka, pemenuhan hak mereka, termasuk informasi-informasi penting yang mereka punya untuk membantu mengungkap kasus ini.

    “Anak-anak ini sudah berada pada usia remaja dan punya pandangan serta kebutuhan yang harus dihormati. Karena itu, kami akan berbicara langsung dengan mereka, selain keterangan dari orang tua atau pendamping. Pemulihan yang adil bagi anak hanya bisa tercapai kalau suara mereka benar-benar didengar,” jelas Susi.

  • KAI Pastikan Petugas Argi Kembali Dinas Sore Ini Usai Kasus Tumbler Hilang
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 November 2025

    KAI Pastikan Petugas Argi Kembali Dinas Sore Ini Usai Kasus Tumbler Hilang Nasional 28 November 2025

    KAI Pastikan Petugas Argi Kembali Dinas Sore Ini Usai Kasus Tumbler Hilang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) memastikan petugas bernama Argi sudah kembali bekerja usai lepas dinas selama beberapa hari imbas ribut-ribut hilangnya tumbler penumpang kereta.
    Vice President Public Relations KAI,
    Anne Purba
    , menyatakan bahwa
    Argi
    akan berdinas sore ini.
    “Argi sampai saat ini bekerja, nanti dinasnya jam 3 sore (pukul 15.00 WIB),” kata Anne saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025).
    Ia juga memastikan bahwa KAI tidak memecat Argi sejak awal imbas insiden tersebut.
    Argi hanya lepas dinas atau nonaktif sementara hingga permasalahan tersebut menemui titik temu dan selesai demi perlindungan perusahaan kepada karyawan.
    Anne mengungkapkan bahwa pemecatan merupakan mispersepsi yang mencuat di media sosial.
    “Ada mispersepsi yang saya lihat disampaikan bahwa berhenti bekerja. Sebenarnya lepas dinas itu adalah kondisi di mana ketika ada komplain, kita menarik dulu petugasnya sampai itu
    clear
    . Itu bagian dari perlindungan terhadap petugas kita di lapangan,” tuturnya.
    Anne menyebut bahwa standar itu berlaku untuk seluruh pegawai PT KAI (Persero).
    Ia bahkan pernah merasakan hal serupa hingga dua minggu tidak muncul lebih dulu ke publik.
    “Saya pernah mengalami di mana saya tidak bisa berbicara ke publik dulu karena ada beberapa masalah yang harus diclearkan. Setelah itu diclearkan, baru kita kembali bekerja,” ucap Anne.
    Dia menjelaskan bahwa lepas dinas bukan berarti dipecat atau tidak lagi dipekerjakan.
    Sesuai standar KAI, lepas dinas perlu dilakukan untuk memastikan segala permasalahan diklarifikasi dan diselesaikan dengan baik.
    “Dalam beberapa saat ketika kita sudah melakukan
    recovery
    -nya, kita biasanya akan mengembalikan pegawai tersebut untuk beraktivitas kembali. Jadi
    recharge
    gitu, ya,” beber Anne.
    Adapun selama proses berlangsung, KAI akan mendampingi termasuk memberikan berbagai layanan.
    Dalam kasus kereta anjlok di Bekasi yang dikategorikan sebagai Peristiwa Luar Biasa (PLH) belum lama ini, misalnya, KAI memberikan layanan psikologis kepada masinis yang menghadapi peristiwa tersebut.
    “Kalau terkait dengan keselamatan seperti masinis itu
    recovery
    , pakai psikologi juga, karena itu kan terkait keselamatan. Selama dalam masa investigasi pasti dia tidak didinaskan, kan dia akan stress gitu ya, dia akan ditanya banyak hal dan yang lain. Ini kan sebenarnya perlindungan, bukan berarti dia salah,” jelasnya.
    Sebelumnya diberitakan, kasus ini bermula saat Anita menaiki KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025).
    Ia menumpang gerbong khusus perempuan dan turun di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB.
    Baru setelah turun, Anita sadar bahwa
    cooler bag
    miliknya tertinggal di bagasi kereta.
    Barang tersebut kemudian ditemukan oleh satpam PT KAI bernama Argi pada malam yang sama.
    Cooler bag
    langsung diamankan dan sempat didokumentasikan sebagai bagian dari prosedur penanganan barang tertinggal.
    Keesokan harinya, Anita dan suaminya mengambil
    cooler bag
    itu di Stasiun Rangkasbitung.
    Namun, mereka terkejut karena tumbler yang ada di dalam tas telah hilang.
    Argi mengakui bahwa ia tidak sempat memeriksa isi
    cooler bag
    karena kondisi stasiun sedang ramai.
    Ia juga meminta maaf dan bahkan secara sukarela menawarkan bantuan untuk melacak rekaman CCTV.
    Jika barang tetap tidak ditemukan, Argi bersedia mengganti tumbler senilai Rp 300.000 itu.
    “Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tersebut, Pak,” tulis Argi dalam pesan kepada Alvin, yang turut diunggah dalam akun Threads @argi_bdsyh.
    Unggahan Anita di platform Threads menyulut spekulasi bahwa Argi telah dipecat akibat insiden tersebut.
    Cerita hilangnya tumbler memicu tudingan bahwa KAI menerapkan SOP yang buruk dalam menangani barang tertinggal.
    Namun, pihak KAI Commuter telah menegaskan bahwa kabar pemecatan tersebut tidak benar.
    Argi bekerja melalui perusahaan mitra, dan mitra tersebut juga memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja terhadap dirinya.
    Evaluasi internal masih dilakukan untuk menelusuri kejadian sebenarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ngerinya Kebakaran Apartemen Hong Kong, Penghuni Tak Dengar Alarm

    Ngerinya Kebakaran Apartemen Hong Kong, Penghuni Tak Dengar Alarm

    Hong Kong

    Penyebab kebakaran dahsyat di kompleks apartemen Wang Fuk Court, Hong Kong, yang menewaskan sedikitnya 94 orang masih diselidiki. Penuturan penghuni apartemen mengungkapkan mereka tidak mendengar alarm kebakaran saat api mulai berkobar pada Rabu (26/11) siang.

    Salah satu penghuni apartemen di kompleks Wang Fuk Court yang bermarga Suen, seperti dilansir AFP, Jumat (28/11/2025), menuturkan bahwa dirinya dan para penghuni lainnya tidak mendengar suara alarm kebakaran dan harus berkeliling dari pintu-ke-pintu untuk memberitahu para tetangga soal kebakaran yang terjadi.

    “Api menyebar begitu cepat. Saya melihat satu selang mencoba menyelamatkan beberapa bangunan, dan saya merasa itu terlalu lambat,” ucapnya kepada AFP.

    “Membunyikan bel pintu, mengetuk pintu-pintu, memberitahu para tetangga, memberitahu mereka untuk pergi — begitulah situasinya,” ujar Suen.

    Seorang warga lainnya, Yuen, yang berusia 65 tahun mengatakan bahwa lingkungan tempat tinggalnya banyak dihuni para lansia yang menggunakan kursi roda dan alat bantu jalan.

    Dia juga menuturkan bahwa karena kompleks apartemen itu sedang dalam perbaikan, banyak penghuni yang menutup jendela mereka, yang mungkin membuat mereka tidak mendengar alarm kebakaran.

    Beberapa penghuni apartemen lainnya tidak menduga bahwa api akan menyebar ke bangunan lainnya akibat angin dan terus berkobar sepanjang malam.

    “Saya benar-benar merasa ini sangat menakutkan. Saya menyaksikannya menyebar dari satu gedung menjadi tiga gedung, lalu empat gedung. Sungguh mengerikan,” ucap Veezy Chan (25), seorang warga di area tersebut.

    Chan mengatakan dirinya “menyaksikan api berkobar dan tidak bisa berbuat apa-apa”.

    Kompleks permukiman Wang Fuk Court yang berada di distrik Tai Po terdiri atas delapan gedung atau blok, masing-masing setinggi 31 lantai, yang menyediakan total 2.000 unit apartemen. Dari delapan gedung tersebut, tujuh gedung di antaranya kini hangus dilalap api.

    Pada Jumat (28/11) pagi, atau lebih dari 24 jam setelah api mulai berkobar, kebakaran hampir padam seluruhnya. Otoritas setempat mengatakan kebakaran yang melalap empat gedung di antaranya — dari tujuh gedung yang terbakar — telah dipadamkan.

    Otoritas berwenang Hong Kong mulai menyelidiki apa yang memicu kebakaran tersebut, yang tercatat sebagai yang terparah dalam hampir 80 tahun terakhir.

    Banyak pertanyaan yang perlu dijawab, termasuk mengapa blok-blok apartemen tidak dievakuasi lebih cepat setelah api mulai menyebar dari gedung pertama, dan apakah material yang mudah terbakar, termasuk papan polystyrene yang menghalangi jendela apartemen, turut berkontribusi pada kebakaran.

    Keberadaan perancah bambu dan jaring plastik yang terpasang di luar gedung sebagai bagian renovasi besar-besaran turut menjadi fokus penyelidikan.

    Badan antikorupsi Hong Kong juga meluncurkan penyelidikan terhadap pengerjaan renovasi di kompleks apartemen tersebut, beberapa jam setelah kepolisian menangkap tiga pria yang diduga melakukan kelalaian meninggalkan kemasan busa di lokasi kebakaran.

    Tonton juga video “Kebakaran Hong Kong Menelan 79 Nyawa, Termasuk Satu Petugas Pemadam”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Petinggi Perusahaan Konstruksi Ditangkap Terkait Kebakaran Hong Kong

    Petinggi Perusahaan Konstruksi Ditangkap Terkait Kebakaran Hong Kong

    Anda sedang membaca rangkuman Dunia Hari Ini edisi Jumat, 28 November 2025.

    Dalam laporan ini, kami merangkum kejadian dunia selama 24 jam terakhir, dan mengawalinya dari Hong Kong.

    Petinggi perusahaan konstruksi Hong Kong ditangkap

    Polisi Hong Kong menangkap sejumlah petinggi sebuah perusahaan konstruksi atas dugaan pembunuhan terkait kebakaran terburuk di Hong Kong, yang menewaskan 83 orang dan puluhan lainnya dinyatakan hilang.

    Pada Jumat dini hari, petugas pemadam kebakaran sebagian besar sudah berhasil mengendalikan api yang berkobar selama lebih dari 24 jam, yang menghanguskan kompleks perumahan Wang Fuk Court di distrik utara Tai Po.

    Sementara itu, Kemenlu RI mengonfirmasi dua warga Indonesia meninggal dunia yang melanda kompleks perumahan Wang Fuk Court.

    “Hingga saat ini ada dua WNI dinyatakan meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka-luka,” ujar Kemlu dalam keterangan tertulis, Kamis kemarin.

    Bencana alam di Thailand dan Indonesia

    Tim SAR di Thailand menyiapkan drone dan helikopter untuk mengirimkan bantuan pasokan bagi warga yang terdampar di atap rumah, Kamis kemarin.

    Pemerintah Thailand mengatakan korban tewas sudah mencapai lebih dari 50 orang dalam banjir parah akibat hujan deras selama seminggu yang terjadi di sembilan provinsi.

    Sementara di Sumatra, tim SAR berjuang keras untuk menjangkau masyarakat yang terisolasi akibat tanah longsor dan banjir di tiga provinsi.

    Siklon tropis memicu banjir dan tanah longsor, dengan setidaknya 100 orang hilang dan pemadaman listrik serta infrastruktur yang rusak menghambat upaya penyelamatan.

    Video warga Palestina dieksekusi pasukan Israel

    Sebuah video beredar menampilkan dua warga Palestina “dieksekusi” oleh pasukan Israel di Tepi Barat.

    Militer Israel mengatakan telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut.

    Dalam videonya, kendaraan Israel terlihat membawa pasukan dengan senapan dan mengepung sebuah gedung, sementara sebuah mesin menerobos gerbang.

    Warga Palestina kemudian keluar dari gedung dengan tangan terangkat ke udara sebagai tanda menyerah, sebelum tergeletak di tanah dan ditendang oleh salah satu tentara Israel, sebelum kemudian ditembak.

    Undang-undang perlindungan perempuan di Italia

    Parlemen Italia menyetujui undang-undang yang menjadikan pembunuhan terhadap perempuan sebagai kejahatan, yang pelakunya bisa dikenakan hukuman penjara seumur hidup.

    Undang-undang yang didukung oleh kabinet konservatif Perdana Menteri Giorgia Meloni ini muncul sebagai tanggapan atas serangkaian pembunuhan dan kekerasan lain yang menargetkan perempuan di Italia.

    Undang-undang tersebut mencakup penindakan lebih tegas terhadap kejahatan berbasis gender, termasuk penguntitan, dan pornografi balas dendam.

    “Kami telah menggandakan dana untuk pusat dan tempat penampungan anti-kekerasan, mempromosikan hotline darurat, dan menerapkan kegiatan pendidikan dan peningkatan kesadaran yang inovatif,” demikian pernyataan PM Giorgia.

  • 7
                    
                        Kasus Tumbler Milik Anita yang Hilang Berakhir Damai Usai Mediasi
                        Megapolitan

    7 Kasus Tumbler Milik Anita yang Hilang Berakhir Damai Usai Mediasi Megapolitan

    Kasus Tumbler Milik Anita yang Hilang Berakhir Damai Usai Mediasi
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com


    Kasus tumbler milik pengguna Commuter Line bernama Anita yang hilang hingga menyebabkan seorang petugas KAI bernama Argi disebut dipecat berakhir damai pada Kamis (27/11/2025).
    PT Kereta Api Indonesia (Persero) memastikan seluruh pihak telah bertemu dalam proses mediasi dan mencapai kesepakatan bersama.
    “Pertemuan kekeluargaan yang menghasilkan kesepemahaman bersama dari seluruh pihak,” ujar Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
    Bobby menambahkan, dari kasus ini, PT KAI akan terus menjaga profesionalitas layanan sekaligus memberikan dukungan penuh kepada seluruh pekerja.
    “Perusahaan (PT KAI) berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka,” kata dia.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh KAI Commuter (@commuterline)
    Di sisi lain, Bobby memastikan Argi yang merupakan petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung masih menjadi bagian dari KAI Group.
    “Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” jelas dia.
    Sementara itu, Vice President Corporate Communications KAI Anne Purba mengatakan, pihaknya, yakni KAI Commuter dan KAI Wisata, akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperkuat koordinasi layanan, termasuk prosedur penanganan barang tertinggal atau
    lost and found.
    “Kami terus meningkatkan integritas dan kesiapsiagaan seluruh pekerja, baik di area stasiun maupun selama perjalanan, agar layanan semakin responsif dan terpercaya,” kata Anne.
    KAI juga mengimbau seluruh pengguna layanan KRL dan kereta api lainnya untuk selalu memastikan barang bawaan tetap berada dalam pengawasan selama perjalanan.
    Sebelumnya, seorang petugas pelayanan KRL Commuter Line disebut dipecat setelah diduga terlibat dalam hilangnya sebuah tumbler milik penumpang yang tertinggal di dalam kereta.
    Kasus ini pun viral di media sosial setelah pemilik tumbler bernama Anita membuat sebuah utasan di akun Thread pribadinya, @anitadewl, mengenai kejadian tumbler miliknya yang hilang usai tertinggal di kereta.
    la menganggap ada indikasi pelanggaran prosedur operasional standar (SOP) penanganan barang hilang di lingkungan KAI.
    Kasus ini berawal ketika Anita lupa membawa
    cooler bag
    yang dibawanya usai menaiki KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) pukul 19.00 WIB.
    Anita menaiki KRL green line tersebut sepulang kerja dan berada di gerbong khusus perempuan.
    Sekitar pukul 19.40 WIB, ia turun di Stasiun Rawa Buntu. Saat itu, ia baru menyadari bahwa
    cooler bag
    miliknya tertinggal di bagasi Commuter Line. Ia kemudian melapor kepada petugas.
    Malam itu juga,
    cooler bag
    tersebut ditemukan oleh satpam PT KAI bernama Argi. Barang itu langsung diamankan dan sempat didokumentasikan.
    Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, mengambil
    cooler bag
    tersebut di Stasiun Rangkasbitung. Namun, ia terkejut karena isi di dalam
    cooler bag
    itu, yakni sebuah tumbler sudah hilang. Tasnya kembali, tetapi isinya tidak.
    Saat dikonfirmasi, Argi mengakui bahwa ia tidak memeriksa isi
    cooler bag
    milik Anita saat menerima barang tersebut. Ia menyadari kelalaiannya karena kondisi stasiun sedang ramai dan ia masih bertugas berjaga, sehingga
    cooler bag
    itu disimpan tanpa pengecekan detail.
    Argi kemudian menghubungi Alvin dan meminta maaf melalui pesan singkat. Bahkan, dalam pesan itu, Argi akan membantu Anita dan Alvin untuk melakukan pencarian melalui rekaman CCTV.
    Jika tidak ditemukan, ia bersedia mengganti tumbler tersebut sesuai harganya, yakni Rp 300.000.

    Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tsb Pak,
    ” tulis Argi dalam pesan untuk Alvin yang diunggah di akun Threads @argi_bdsyh, Rabu (26/11/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.