Organisasi: API

  • Asap Iduladha di Pesantren Tebuireng Jombang, Hangatnya Tradisi Bakar Sate di Tengah Kebersamaan

    Asap Iduladha di Pesantren Tebuireng Jombang, Hangatnya Tradisi Bakar Sate di Tengah Kebersamaan

    Jombang (beritajatim.com) – Suasana halaman asrama Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, tampak berbeda setiap kali Hari Raya Iduladha tiba. Bukan karena gegap gempita takbir yang menggema, tapi karena semaraknya asap putih yang membumbung dari kerumunan ratusan santri yang sedang sibuk menghidupkan bara api.

    Di bawah naungan langit Jombang yang cerah, Jumat (6/6/2025), para santri itu bekerja dalam kelompok kecil berdasarkan kamar masing-masing. Ada yang menata arang dalam tungku sederhana, sebagian lain mempersiapkan potongan daging kurban—ditusuk satu per satu menjadi sate siap bakar.

    “Sudah dua tahun saya ikut tradisi ini,” kata Niam (14), santri kelas VIII MTs dengan wajah berseri-seri. Tangannya cekatan membolak-balik tusukan sate di atas bara, sambil sesekali mengipasi api dengan sepotong kardus.

    Tak jauh dari Niam, Finandito—santri baru asal Sidoarjo—ikut larut dalam kegiatan yang baru pertama kali ia rasakan. “Penuh kebersamaan,” ucapnya singkat, saat ditanya soal kesan pertamanya mengikuti tradisi bakar sate bersama itu. Ia tampak serius meracik bumbu dan menusuk daging sapi berbentuk dadu.

    Tradisi ini bukanlah hal baru di Tebuireng. Lukman Hakim, salah satu pengurus pesantren, menjelaskan bahwa bakar sate bersama menjadi kegiatan rutin setiap Iduladha. “Setiap kamar mendapat jatah daging kurban sesuai jumlah penghuninya. Ini bagian dari tradisi turun-temurun yang sudah lama dilakukan di pesantren ini,” jelasnya.

    Pesantren yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari ini memaknai Iduladha bukan sekadar ibadah kurban, tapi juga momentum pendidikan sosial dan spiritual. “Kita ingin para santri merasakan kegembiraan bersama, sekaligus belajar tentang solidaritas dan keikhlasan,” lanjut Lukman.

    Setelah sate matang, seluruh hasil bakaran dikumpulkan di tempat khusus, lalu disantap bersama dalam suasana penuh canda dan tawa. Tak ada sekat antar-kamar, tak ada hirarki. Yang tersisa hanya aroma daging panggang, kehangatan pertemanan, dan semangat kebersamaan dalam balutan semangat Iduladha.

    Di tengah riuhnya kehidupan modern yang kian individualistis, tradisi sederhana ini adalah napas segar—sebuah pengingat bahwa kebersamaan dan semangat berbagi tak pernah usang. [suf]

  • Sate Sepanjang 100 Meter Warnai Idul Adha di Ponpes Al-Fath Sukabumi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 Juni 2025

    Sate Sepanjang 100 Meter Warnai Idul Adha di Ponpes Al-Fath Sukabumi Bandung 6 Juni 2025

    Sate Sepanjang 100 Meter Warnai Idul Adha di Ponpes Al-Fath Sukabumi
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com
    – Pada Jumat (6/6/2025) sore, kepulan asap memenuhi halaman utama
    Pondok Pesantren Al-Fath
    di Kota
    Sukabumi
    .
    Aroma kecap yang dibakar menambah suasana meriah saat para santri dan santriwati secara bergiliran menjaga api untuk memanggang
    sate
    dari daging hewan kurban.
    Panjang jajaran santri yang memanggang sate mencapai 100 meter, terlihat dari gerbang utama hingga aula ponpes.
    Pimpinan Ponpes Al-Fath, KH Fajar mengungkapkan, kegiatan membuat sate oleh para santri saat perayaan
    Idul Adha
    telah menjadi tradisi tahunan.
    Pada hari raya Idul Adha 1446 Hijriah tahun ini, Ponpes Al-Fath memotong 5 ekor sapi, 1 kerbau, dan 19 domba.
    Hewan kurban tersebut diperoleh dari donatur, keluarga yayasan, serta dermawan yang menitipkan hewan untuk disembelih di lingkungan ponpes.
    “Dulu kita merancang bagaimana santri kita ini bisa bergembira, karena pesantren ini umumnya untuk yatim piatu dan duafa. Mereka tidak pulang, beda kalau pesantren yang sekolah formal, mereka libur di sini, mereka tidak pulang, dan mereka tidak punya orangtua. Nah, kita buat lah acara kegembiraan ini,” kata Fajar saat ditemui awak media di Ponpes Al-Fath.
    Daging dari hewan kurban yang disembelih di Ponpes Al-Fath juga dibagikan kepada warga sekitar.
    Menurut Fajar, ini mencerminkan kepedulian umat Islam terhadap tetangga.
    “Syiar juga, ajaran Islam itu sangat baik, luar biasa, menolong mereka yang tidak mampu. Setahun sekali bisa makan daging,” ucap Fajar.
    Perayaan Idul Adha di Ponpes Al-Fath tidak hanya menjadi momen bagi para santri, tetapi juga sebagai wujud kepedulian sosial kepada masyarakat sekitar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perjuangan Hidup Mati! Begini Cara Jemaah Indonesia Berhaji pada 1928

    Perjuangan Hidup Mati! Begini Cara Jemaah Indonesia Berhaji pada 1928

    Jakarta, Beritasatu.com – Perjalanan untuk ibadah haji ke tanah suci Makkah sudah dilakukan oleh warga muslim Indonesia sejak zaman dahulu, sebelum adanya layanan penerbangan pesawat terbang. Saat itu, perjuangan berhaji antara hidup dan mati.

    Jemaah haji dari Pulau Jawa harus menempuh pelayaran berbulan-bulan dengan kapal. Keluarga harus ikhlas melepas mereka pergi, karena terkadang tak pernah kembali atau gugur dalam perjalanan yang melelahkan.

    Sebuah video dokumentasi perjalanaan jemaah haji Indonesia tahun 1928 yang diunggah akun Instagram @moslemnewscenter, memperlihatkan bagaimana beratnya perjuangan para tamu Allah memenuhi panggilan Tuhannya pada masa kolonial Belanda.

    Untuk berangkat haji pada masa itu, jemaah harus mendaftar dahulu ke agen perjalanan atau travel yang bekerja sama dengan perusahaan pelayanan milik Belanda. Ongkos haji harus dibayar dengan mata Belanda.

    Setelah mendapatkan tiket dan tiba waktu keberangkatan, jemaah jalan kaki menuju stasiun kereta api terdekat dengan membawa sejumlah barang bawaan dan bekal perjalanan. Mereka naik kereta api menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

    Setelah semua jemaah naik ke kapal, perjalanan dimulai menuju Palembang untuk menjemput jemaah dari sana. Dari Palembang, kapal melintasi Selat Malaka berhari-hari hingga tiba di Pulau Rubiah, Kota Sabang, Aceh.

    Pulau Ribuah yang kini terkenal sebagai destinasi wisata paling digandrungi turis di Sabang dahulu merupakan pusat karantina haji Tanah Air masa Hindia Belanda. Kapal haji wajib singgah di sana.

    Setelah masuk karantina di Pulau Rubiah, jemaah akan menjalani menasik haji dan pemeriksaan kesehatan kurang lebih 1 bulan lamanya. 

    Apabila ada jemaah yang terdeteksi kena penyakit menular, seperti kolera atau malaria, maka otoritas pelayaran tidak mengizinkan mereka melanjutkan perjalanan. Pemerintah kolonial takut penyakit itu menular di kapal dan terkena mereka. 

    Dari Sabang, kapal pengangkut jemaah haji kemudian membelah Samudera Hindia dan melintasi perairan berbagai negara. Perjalanan berbulan-bulan di laut hingga sampai ke perairan Jeddah, wilayah Jazirah Arab.

    Jeddah merupakan pelabuhan utama sekaligus pintu gerbang bagi peziarah via laut menuju Makkah sejak masa khalifah Ustman Bin Affan, sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal kaya rasa dan sangat dermawan. 

    Setiba di perairan Jeddah, jemaah akan dijemput dengan perahu-perahu kecil menuju daratan. Jangan bayangkan ada mobil yang menjemput. Para jemaah harus jalan kaki ratusan kilometer dari Jeddah menuju Makkah. 

    Ka’bah di Masjidil Haram dikelilingi jemaah haji dari seluruh dunua (Antara/Andika Wahyu)

    Bagi warga yang mampu bisa menyewa unta untuk membawa diri dan barang bawaan menuju Hijaz, menempuh perjalanan berhari-hari melintasi padang pasir di bawah terik matahari.  

    Setelah tiba di Makkah, jemaah bisa langsung beribadah di Masjidil Haram. Menjelang puncak haji, Jemaah bergerak ke Mina dan bermalam di sana. 

    Pada pagi buta 9 Zulhijah, jemaah jalan kaki ke Padang Arafah untuk menjalani wukuf, puncak ibadah haji yang dikenal sebagai Hari Arafah hingga matahari.

    Malam tiba, jemaah lanjut ke Muzdalifah untuk menginap atau mabit. Keesokannya melaksanakan lempar jumrah di Mina. 

    Setelah selesai wukuf, lempar jumrah, tawaf, sa’i, dan tahalul atau mencukur rambut, tibalah saatnya pulang.

    Jemaah haji kembali jalan kaki atau naik unta ke Jeddah, kemudian naik kapal yang sama menuju Tanah Air. Mereka kembali menghabiskan waktu berminggu-minggu di laut dan kembali singgah di Pulau Rubiah, Sabang menjalani karantina atau isolasi.

    Jemaah haji kembali diperiksa kesehatan. Jika lolos skrining, maka mereka kembali diizinkan naik ke kapal untuk melanjutkan perjalanan pulang ke daerah masing-masing. 

    Perjalanan melelahkan berbulan-bulan penuh risiko terkadang harus menelan korban. Tidak sedikit jemaah haji yang tak bisa kembali ke kampungnya karena wafat di tengah jalan.

  • Kebakaran di Maskuning Kulon Hanguskan Rumah dan Empat Motor, Kerugian Capai Rp30 Juta

    Kebakaran di Maskuning Kulon Hanguskan Rumah dan Empat Motor, Kerugian Capai Rp30 Juta

    Bondowoso (beritajatim.com) – Kebakaran hebat melanda Dusun Krajan, Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso, Jumat (6/6/2025) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

    Dalam peristiwa ini, satu rumah warga ludes terbakar bersama empat unit sepeda motor, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp30 juta.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga pada pukul 07.00 WIB melalui pesan WhatsApp.

    “Kebakaran terjadi akibat korsleting listrik. Warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya dan api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 03.00 WIB,” ujar Sigit.

    Rumah milik Nasrul Umam (45), berukuran 6×4 meter, hangus terbakar. Selain kerusakan fisik bangunan, empat unit sepeda motor di dalam rumah turut terbakar.

    Salah satu warga, Nur Fadillah (45), mengalami luka ringan di bagian tangan kiri akibat insiden tersebut.

    Tim BPBD Bondowoso langsung melakukan asesmen di lokasi kejadian pada pagi hari. Proses asesmen selesai pukul 09.46 WIB.

    Beberapa pihak turut terlibat dalam penanganan darurat ini, antara lain Satpol PP Kecamatan Pujer, perangkat desa, dan warga sekitar.

    BPBD juga telah menginventarisasi kebutuhan logistik mendesak bagi korban, meliputi sembako, terpal, selimut, paket sandang, kasur lipat, matras gulung, paket kebersihan, family kit, makanan siap saji, hingga perlengkapan sekolah.

    “Selain bantuan logistik darurat, kami juga mengusulkan bantuan material untuk perbaikan atap rumah korban, sesuai dengan ukuran bangunan yang terbakar,” tambah Sigit. [awi/aje]

  • Libur Panjang Iduladha, 680 Ribu Tiket KAI Ludes

    Libur Panjang Iduladha, 680 Ribu Tiket KAI Ludes

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat lonjakan penjualan tiket kereta api lebih dari 680.000 tiket pada periode libur panjang Hari Raya Iduladha 1446 H.

    VP Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, mayoritas masyarakat memesan tiket melalui aplikasi Access by KAI, khususnya dalam menyambut libur panjang Iduladha dan cuti bersama yang berlangsung pada 5–9 Juni 2025.

    “Kami melihat tren yang sangat positif terhadap layanan digital. Access by KAI tidak hanya menawarkan kepraktisan, tapi juga kecepatan dalam merespons kebutuhan mobilitas masyarakat, terutama saat momen padat seperti libur panjang,” ujar Anne dalam keterangan tertulis, Jumat (6/6/2025).

    Hingga Jumat (6/6) pukul 07.00 WIB, tiket kereta api yang telah terjual untuk periode 5–9 Juni 2025 sudah mencapai 681.363 tiket, atau 80% dari total 850.937 kursi yang disediakan KAI untuk momen libur tersebut.

    Adapun, puncak mobilitas libur Iduladha sudah tercatat pada Kamis (5/6) dengan 218.473 pelanggan dilayani dari kapasitas 168.043 kursi, setara 130% okupansi. 

    Menurutnya, okupansi yang melampaui kapasitas tempat duduk ini dimungkinkan melalui sistem naik-turun penumpang di sejumlah stasiun sepanjang perjalanan.

    Secara keseluruhan, Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) telah melayani 597.614 pelanggan dari total kapasitas 710.416 kursi, dengan okupansi sebesar 84%. 

    Sementara itu, Kereta Api Lokal melayani 83.749 pelanggan dari kapasitas 140.521 kursi atau okupansi sebesar 60%.

    Beberapa stasiun dengan keberangkatan tertinggi di antaranya yakni Stasiun Pasar Senen sebanyak 105.996 pelanggan, Stasiun Gambir 49.941 pelanggan, Stasiun Surabaya Pasar Turi (43.502 pelanggan), Stasiun Ketapang (37.878 pelanggan) dan Stasiun Solo Balapan (34.933 pelanggan).

    Sebagai tambahan informasi, mengacu data internal KAI, sepanjang Januari-Mei 2025, aplikasi Access by KAI mencatat 10,22 juta transaksi dengan volume akses mencapai 14,84 juta kali. 

    Aplikasi ini menjadi kanal dominan dalam proses pemesanan tiket KAI, dengan kontribusi mencapai 71,01% dari total pemesanan dibanding kanal lainnya seperti loket, website, dan E-commerce. 

    Data sementara okupansi harian per 6 Juni 2025 pukul 07.00 WIB:

    • 5 Juni 2025: 218.473 pelanggan dari 168.043 kapasitas (130%)

    • 6 Juni 2025: 123.214 pelanggan dari 169.642 kapasitas (73%)

    • 7 Juni 2025: 89.587 pelanggan dari 170.703 kapasitas (52%)

    • 8 Juni 2025: 126.064 pelanggan dari 171.284 kapasitas (74%)

    • 9 Juni 2025: 124.025 pelanggan dari 171.265 kapasitas (72%)

  • Gudang dan Toko Ban di Pondok Gede Hangus Terbakar, Diduga Akibat Korsleting
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Juni 2025

    Gudang dan Toko Ban di Pondok Gede Hangus Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Megapolitan 6 Juni 2025

    Gudang dan Toko Ban di Pondok Gede Hangus Terbakar, Diduga Akibat Korsleting
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Kebakaran melanda sebuah gudang dan
    toko ban
    di Jalan Raya Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi, pada Kamis (5/6/2025) sekitar pukul 23.35 WIB.
    “Diduga karena korsleting,” ujar Komandan Pleton B Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kota Bekasi, Haryanto, dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025).
    Menurut keterangan seorang pegawai toko kepada petugas, kata Haaryanto, kebakaran bermula dari insiden mati lampu di area toko dan gudang. Pegawai tersebut kemudian berusaha menyalakan kembali saklar listrik.
    A post shared by Info Bekasi (@infobekasi)
    Namun, saat saklar dinyalakan, muncul percikan api dan asap tebal dari bagian belakang toko, yang kemudian memicu kebakaran.
    Melihat kejadian itu, pegawai toko segera melaporkan insiden tersebut ke Disdamkarmat Sektor Pondok Gede. Beberapa unit pemadam kebakaran langsung dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.
    “Untuk korban nihil,” ungkap Haryanto.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, asap tebal masih membubung di sekitar area kebakaran. Asap tersebut diduga berasal dari sisa-sisa karet ban yang terbakar.
    Meskipun api telah berhasil dipadamkan, petugas pemadam masih melakukan proses pendinginan untuk memastikan tidak ada titik api yang tersisa.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Commuter Salurkan Hewan Kurban di 18 Titik Jalur Rel untuk Cegah Vandalisme
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Juni 2025

    KAI Commuter Salurkan Hewan Kurban di 18 Titik Jalur Rel untuk Cegah Vandalisme Megapolitan 6 Juni 2025

    KAI Commuter Salurkan Hewan Kurban di 18 Titik Jalur Rel untuk Cegah Vandalisme
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dalam rangka perayaan
    Idul Adha 2025
    yang jatuh pada Kamis (5/6/2025),
    KAI Commuter
    menyalurkan hewan kurban di 18 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah operasional perusahaan, mulai dari Jabodetabek hingga Surabaya.
    Kegiatan ini tidak hanya ditujukan untuk membantu masyarakat yang tinggal di sekitar jalur rel, tetapi juga sebagai bagian dari upaya menekan potensi aksi vandalisme seperti pelemparan kereta dan perusakan fasilitas perkeretaapian.
    Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi berkelanjutan KAI Commuter dalam menjaga keselamatan perjalanan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan jalur rel kereta api.
    “Di sisi lain juga berharap bisa mencegah tindakan vandalisme terhadap sarana dan prasarana kereta api, termasuk aksi pelemparan kereta,” ujar Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, Jumat (6/6/2025).
    Leza menjelaskan,
    penyaluran hewan kurban
    dilakukan secara langsung oleh jajaran direksi di lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Sasaran utamanya adalah masyarakat yang tinggal di sekitar jalur rel.
    “Pada Hari Raya Idul Adha tahun ini, KAI Commuter menyalurkan hewan kurban di 18 lokasi yang tersebar di sekitar jalur rel di seluruh wilayah operasional kami,” jelasnya.
    Ia menambahkan, inisiatif ini tidak hanya sebagai bentuk kepedulian pada hari besar umat Islam, tetapi juga mencerminkan komitmen perusahaan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar.
    “Program TJSL KAI Commuter tidak hanya merupakan bagian dari tanggung jawab korporasi, tetapi juga merupakan strategi berkelanjutan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek sosial dan ekonomi,” tambah Leza.
    Adapun distribusi hewan kurban dilakukan di lima titik di wilayah Jabodetabek, lima titik di Surabaya, lima titik di Bandung, dan dua titik di Yogyakarta.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Commuter Salurkan Hewan Kurban ke Warga Sekitar Jalur Rel
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Juni 2025

    KAI Commuter Salurkan Hewan Kurban ke Warga Sekitar Jalur Rel Megapolitan 6 Juni 2025

    KAI Commuter Salurkan Hewan Kurban ke Warga Sekitar Jalur Rel
    Tim Redaksi
     
     
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    KAI Commuter
    menyalurkan
    hewan kurban

    Idul Adha 2025
    ke warga sekitar jalur rel.
    Kegiatan dilakukan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
    “Pada Hari Raya Idul Adha tahun ini, KAI Commuter menyalurkan hewan kurban di 18 lokasi yang tersebar di sekitar jalur rel di seluruh wilayah operasional kami,” kata Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025).
    Leza menambahkan, penyerahan hewan kurban dilakukan langsung oleh jajaran Direksi KAI Commuter. Hal ini wujud komitmen KAI memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya yang berada di sekitar jalur rel.
    “Program TJSL KAI Commuter tidak hanya merupakan bagian dari tanggung jawab korporasi, tetapi juga merupakan strategi berkelanjutan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek sosial dan ekonomi,” ujar Leza.
    Penyerahan hewan kurban tersebut dilakukan di lima lokasi di wilayah
    Jabodetabek
    , lima lokasi di wilayah Bandung, dua lokasi di wilayah Yogyakarta, dan lima lokasi di wilayah Surabaya. 
    Setelah itu, akan dilakukan penyembelihan dan distribusi daging kurban kepada warga sekitar jalur rel di wilayah operasional KAI Commuter.
    Kegiatan ini juga diharapkan bisa mencegah tindakan vandalisme terhadap sarana dan prasarana kereta api.
    KAI juga menyosialisasikan pentingnya keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api kepada warga sekitar jalur rel. 
    “Kami berharap kegiatan TJSL ini dapat membantu masyarakat duafa, di sisi lain juga berharap bisa mencegah tindakan vandalisme termasuk aksi pelemparan kereta,” ujar Leza.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Balon Udara Nyaris Habiskan Rumah Warga di Pacitan, Jaringan Listrik PLN Terbakar

    Balon Udara Nyaris Habiskan Rumah Warga di Pacitan, Jaringan Listrik PLN Terbakar

    Pacitan (beritajatim.com) – Sebuah balon udara tanpa awak nyaris menyebabkan kebakaran besar di rumah warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Pacitan, Jumat (7/6/2025) pagi. Balon berukuran besar itu terbakar usai menimpa jaringan listrik milik PLN yang melintang tepat di atas rumah milik Tatuk Purwanto.

    “Yang terbakar atap rumah dan jaringan kabel TM (Tegangan Menengah) milik PLN,” ujar Sugino, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Damkarmat Satpol PP Kabupaten Pacitan saat dikonfirmasi.

    Laporan kejadian diterima petugas Damkar pada pukul 07.45 WIB. Tiga personel piket langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pemadaman guna mencegah api merambat dan membakar seluruh rumah di bawahnya.

    “Sekitar 30 balon udara berhasil dievakuasi dari sekitar lokasi. Kami juga melakukan pembasahan untuk memastikan tidak ada sisa api yang bisa memicu kebakaran susulan,” jelas Sugino.

    Berdasarkan informasi yang diterima, balon udara tersebut diperkirakan datang dari arah timur dan jatuh mengenai kabel listrik sebelum sebagian materialnya mengenai atap rumah.

    “Tidak ditemukan tanda atau identitas yang menunjukkan asal balon udara itu. Kalaupun ada, mungkin sudah ikut terbakar,” pungkas Sugino. [tri/aje]

  • Cekcok dengan Mantan istri, Pria di Jaksel Bakar Rumahnya Sendiri – Page 3

    Cekcok dengan Mantan istri, Pria di Jaksel Bakar Rumahnya Sendiri – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang pria nekat membakar rumahnya sendiri sebabkan dua rumah di kawasan Jakarta Selatan hangus terbakar pada Kamis (5/6) malam hari. Ditenggarai pria tersebut terlibat cekcok dengan mantan istrinya dalam kondisi mabuk.

    “Suami bertengkar dengan istrinya (kondisi sudah pisah ranjang) suami dalam kondisi mabuk, bertengkar/ribut sehingga suami mengambil korek dan menyalahan dan membakar rumahnya,” kata Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Selatan, Syamsul Huda melalui keterangannya, Jumat (6/6).

    Akibat ulah pria tersebut, kebakaran merembet ke rumah lainnya sehingga menyebabkan dua unit rumah terbakar di Jalan H Muchtar, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

    Syamsul menerangkan, setelah kejadian, pihak damkar langsung menerima laporan terjadinya kebaran dan langsung menuju lokasi. Beruntung kurang dari satu jam api berhasil dipadamkan.

    “Total pengerahan unit 8, jumlah personel 31 orang,” ucap Syamsul.