Organisasi: API

  • Menhub: Halte Transjakarta-Stasiun MRT yang Dirusak Oknum Demo Mulai Diperbaiki

    Menhub: Halte Transjakarta-Stasiun MRT yang Dirusak Oknum Demo Mulai Diperbaiki

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi memastikan perbaikan fasilitas transportasi publik yang rusak di tengah aksi demonstrasi, termasuk halte Transjakarta dan infrastruktur MRT, sudah mulai dikerjakan.

    Dudy menyebut, proses perbaikan sementara ditangani langsung oleh masing-masing instansi terkait.

    “Sekarang sudah dikerjakan perbaikan. Sementara dari masing-masing instansi dulu, dari Kereta Api [KAI], kemudian dari MRT, mereka yang akan melakukan perbaikan,” kata Dudy kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Minggu (31/8/2025).

    Namun, Dudy belum memerinci dampak kerusakan secara keseluruhan, baik dari sisi biaya maupun operasional transportasi.

    “Belum, belum, makasih ya,” ucapnya singkat.

    Kerusakan fasilitas umum akibat demonstrasi yang berujung ricuh sebelumnya menjadi sorotan publik, terutama karena menyangkut layanan transportasi vital bagi warga ibu kota.

    PT Transportasi Jakarta mengungkapkan terdapat tujuh halte Transjakarta yang dibakar oknum tak bertanggung jawab dalam aksi demonstrasi Jumat (29/8/2025) malam. Tujuh halte tersebut, yakni Halte Bundaran Senayan, Halte Pemuda Pramuka, Halte Polda Metro Jaya, Halte Senen Toyota Rangga, Halte Sentral Senen, Halte Senayan BDKI, dan Halte Gerbang Pemuda.

    Tak hanya halte bus, Stasiun MRT Istora Mandiri juga turut menjadi sasaran amuk massa pada kericuhan yang terjadi Jumat (29/8/2025) malam.

    Berdasarkan pantauan Bisnis, Minggu (31/8/2025), beberapa pekerja tampak sibuk membersihkan puing-puing fasilitas umum yang hangus terbakar di kawasan Senayan, Jakarta.

    Salah satu yang menjadi perhatian merupakan Halte Transjakarta Senayan Bank DKI yang kondisinya rusak parah. Selain itu, Bisnis juga melihat gerbang masuk MRT Istora Mandiri sedang dalam tahap perbaikan.

    Sejumlah petugas terlihat membongkar material yang rusak dan menata kembali area akses penumpang agar bisa segera digunakan kembali walaupun belum tahu akan berfungsi kembali.

    Seorang petugas yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa Halte Transjakarta tersebut akan segera dibereskan.

    “Halte akan segera diperbaiki oleh vendor. Nanti akan direnovasi supaya bisa berfungsi lagi,” ujarnya singkat kepada Bisnis saat ditemui di lokasi.

  • Kondisi Markas Gegana Jakpus Pasca-kebakaran

    Kondisi Markas Gegana Jakpus Pasca-kebakaran

    Kebakaran melanda bangunan kantor Gegana di Kramat, Senen, Jakarta Pusat. Kepulan asap putih terlihat masih membumbung ke atas. Titik api berada di belakang gedung

    Sebanyak lima orang terduga pelaku telah diamankan. Saat ini api di gedung gegana telah padam.

  • Polisi Tangkap 5 Orang Terkait Kebakaran di Markas Gegana Jakpus

    Polisi Tangkap 5 Orang Terkait Kebakaran di Markas Gegana Jakpus

    Bisnis.com, JAKARTA — Polisi telah menangkap lima orang dalam peristiwa pembakaran markas Gegana di Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025).

    Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra.

    “Benar ada lima orang yang diamankan warga,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).

    Dia menambahkan saat ini kelima orang tersebut masih dilakukan pendalaman oleh penyidik Polda Metro Jaya.

    “Terkait fakta-fakta pemeriksaan dilakukan oleh Direktorat Krimum Polda Metro Jaya,” pungkasnya.

    Sebelumnya, markas Gegana yang berlokasi di Jalan Kramat Raya, Kecamatan Senen Jakarta Pusat terbakar sekitar 16.47 WIB. Kemudian, tim pemadam kebakaran mulai melakukan pendinginan sekitar 17.33 WIB. 

    Dalam hal ini, Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat, Mulandono mengatakan pihaknya telah mengerahkan 12 unit pemadam dan puluhan personel untuk memadamkan api di lokasi.

    “Iya [ada kebakaran di Mako Gegana] lagi pemadaman,” tutur Mulandono saat dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).

  • Markas Gegana di Kramat Raya Terbakar, Diduga akibat Puntung Rokok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Agustus 2025

    Markas Gegana di Kramat Raya Terbakar, Diduga akibat Puntung Rokok Megapolitan 31 Agustus 2025

    Markas Gegana di Kramat Raya Terbakar, Diduga akibat Puntung Rokok
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat menyebut gedung Gegana di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, terbakar dalam kondisi kosong pada Minggu (31/8/2025).
    Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat, Mulyandono, menduga kebakaran terjadi akibat ulah orang yang membuang puntung rokok sembarangan.
    “Karena ini gedung kosong, banyak kerdus mungkin ada yang buang puntung rokok, kita enggak tahu, yang jelas ada penyalaan,” ujarnya saat ditemui, Minggu.
    Mulyandono menjelaskan, pihaknya menerima laporan kebakaran di Gedung Markas Gegana sekitar pukul 16.57 WIB.
    Setelah itu, tim langsung bergerak melakukan operasi pemadaman pada pukul 17.00 WIB.
    “Ya untuk kronologis kebakaran, kita dapat info sejak sore dari sekuriti Bank BRI, nyampai sini tuh api sudah besar,” ungkapnya.
    Sebanyak 48 personel dan 12 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api. Api berhasil dipadamkan, namun proses pendinginan masih berlangsung.
    Sementara itu, seorang warga bernama Herman (60) mengatakan api sudah terlihat membesar sejak pukul 16.30 WIB.
    “Itu awalnya yang saya tahu ada pemulung mau ngejarah, itu dugaan saya pemulung masuk mau ngejarah, terus ada kobaran” tutur Herman saat ditemui, Minggu.
    Herman menambahkan, ia sempat mengamankan tiga orang dari dalam gedung saat kebakaran terjadi.
    “Saya amanin ada tiga orang , cewe dua, laki satu, warga lain ada yang amanin juga dua orang,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 12 pemadam tangani kebakaran di Gedung Gegana

    12 pemadam tangani kebakaran di Gedung Gegana

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 60 personel dan 12 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api di Gedung Gegana di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu.

    “Kita kerahkan di sini 12 unit. Kurang lebih ada 60 personel,” kata Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Pusat, Mulandono di depang Gedung Gegana, Jakarta.

    Gedung yang saat terbakar tersebut, dalam kondisi kosong dan tidak ada aktivitas sama sekali. Mulandono menduga adanya oknum yang iseng sehingga terjadinya kebakaran.

    “Dugaan sementara karena ini tidak ada aktivitas apapun, mungkin ada yang iseng. Karena ini gedung kosong. Banyak kardus dan sebagainya. Mungkin ada yang buang puntung rokok, kita tidak tahu. Yang jelas ada penyalaan,” ujar dia.

    Sebelumnya, saksi mata di lokasi kejadian mengaku telah mengamankan tiga orang yang diduga penyebab terjadinya kebakaran di Gedung Gegana.

    Menurut saksi mata, kobaran api terjadi sekitar 16:30 WIB. Saksi mata bernama Herman, langsung bergegas untuk menghampiri lokasi tersebut dan berusaha memadamkan api sebelum pemadam kebakaran tiba di lokasi.

    Hal itu dilakukan karena Herman merupakan warga yang tinggal persisi di belakang gedung tersebut. “Sekitar jam setengah 5 sore lah kejadiannya,” kata Herman.

    Setelah penelusuran lebih dalam, pelaku yang kini sudah diamankan berjumlah lima orang. Diantaranya ada tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan.

    Hingga saat ini, petugas pemadam kebakaran masih berusaha untuk mendinginkan lokasi kebakaran.

    Pewarta: Chairul Rohman
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Markas Gegana di Kramat Raya Terbakar, 5 Orang Diamankan Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Agustus 2025

    Markas Gegana di Kramat Raya Terbakar, 5 Orang Diamankan Warga Megapolitan 31 Agustus 2025

    Markas Gegana di Kramat Raya Terbakar, 5 Orang Diamankan Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Gedung Markas Gegana di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, terbakar pada Minggu (31/8/2025) sore.
    Seorang warga bernama Herman (60) menuturkan, api langsung membesar sekitar pukul 16.30 WIB.
    “Itu awalnya yang saya tahu ada pemulung mau ngejarah, itu dugaan saya pemulung masuk mau ngejarah, terus ada kobaran,” tutur Herman saat ditemui
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu.
    Herman mengatakan, dirinya berhasil mengamankan tiga orang dari dalam gedung ketika kebakaran terjadi.
    “Saya amanin ada tiga orang, cewek dua, laki satu, warga lain ada yang amanin juga dua orang,” jelasnya.
    Sementara itu, Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat Mulyandono mengatakan, Gedung Gegana dalam kondisi kosong saat terbakar.
    “Ternyata begitu ditelusurin, saya nanya-nanya ternyata di sini tidak ada aktivitas apa pun. Tapi tahu-tahu api itu besar. Seperti itu,” ungkap Mulyandono.
    Ia menduga, kebakaran dipicu puntung rokok yang dibuang sembarangan.
    “Karena ini gedung kosong. Banyak kerdus, mungkin ada yang buang puntung rokok, kita enggak tahu, yang jelas ada penyalaan,” tuturnya.
    Sebanyak 48 personel dan 12 unit pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Hingga kini, proses pendinginan masih dilakukan oleh tim Gulkarmat Jakarta Pusat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bom Molotov dan Petasan Dilempar ke Halaman Kantor Polisi

    Bom Molotov dan Petasan Dilempar ke Halaman Kantor Polisi

    JAKARTA – Markas Polres Metro Jakarta Utara menjadi sasaran penyerangan oleh sekelompok massa tak dikenal pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. 

    Penyerangan dilakukan dengan melemparkan petasan dan bom molotov ke arah halaman Mapolres. Beberapa bom molotov bahkan sempat meledak dan menimbulkan kobaran api di area kantor polisi, namun api berhasil dipadamkan oleh petugas yang berjaga.

    Pelaku penyerangan adalah massa tak dikenal. Dari rekaman kamera amatir seorang petugas, terdengar suara aparat yang memperingatkan rekan-rekannya dengan berteriak “awas, tembak, tembak woy”. Sementara itu, anggota Sabhara yang berada di halaman markas terus bertahan dan menjaga situasi agar tidak semakin rusuh.

    Peristiwa ini terjadi pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025, sekitar pukul 21.00 WIB.  Kejadian berlangsung di Mapolres Metro Jakarta Utara, tepatnya di halaman kantor yang menjadi pusat pengamanan wilayah hukum Jakut.

    Motif penyerangan belum diketahui hingga berita ini diturunkan, namun ini adalah rentetan kasus demo yang berlangsung sejak Kamis 28 Agustus.  

    23.35 #SonoraUpdate

    Kondisi Polres Jakarta Utara malam ini ricuh. ( via Bp. Adi) pic.twitter.com/0mmssSOagt

    — Radio Sonora Jakarta (@SonoraFM92) August 30, 2025

    Petugas yang berjaga berhasil mengendalikan situasi dan memadamkan api dari bom molotov yang sempat membakar halaman. Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa maupun luka. Kasi Humas Polres Metro Jakarta Utara, Ipda Jonggi, belum memberikan keterangan resmi saat dikonfirmasi melalui WhatsApp oleh VOI.

    Situasi di sekitar Mapolres kini dilaporkan sudah kembali kondusif, namun penjagaan diperketat untuk mengantisipasi kemungkinan serangan susulan.

  • Markas Gegana di Jakpus terbakar pada Minggu petang

    Markas Gegana di Jakpus terbakar pada Minggu petang

    Jakarta (ANTARA) – Markas Gegana di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat terbakar pada Minggu sore, diduga disebabkan adanya pemulung yang berusaha mengambil barang di dalam bangunan tersebut.

    “Ada tiga orang yang diamanin dari dalam Gedung Gegana, yang diduga pemulung yang mau ambil barang,” kata Herman yang merupakan Saksi mata dalam kejadian tersebut, di Jakarta, Minggu.

    Menurut saksi mata, kobaran api terjadi sekitar 16:30 WIB dengan titik api di bagian belakang gedung yang berdekatan dengan permukiman warga.

    Saksi mata, Herman merupakan warga yang tinggal di belakang gedung tersebut mengatakan bahwa kejadian itu terjadi dengan cepat dan api terlihat dari permukiman warga.

    “Sekitar jam setengah 5 sore lah kejadiannya,” ujar dia.

    Saksi mata lain yang enggan menyebutkan nama mengatakan ada lima orang di dalam gedung itu yang diduga menjadi penyebab kebakaran, yakni tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan.

    Hingga saat ini, petugas pemadam kebakaran masih berusaha untuk mendinginkan lokasi kejadian.

    Pewarta: Chairul Rohman
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sekelumit Kisah Surabaya Lautan Api: Rakyat dan Polisi Jadi Korban, Gubernur Khofifah Terkena Lemparan Botol

    Sekelumit Kisah Surabaya Lautan Api: Rakyat dan Polisi Jadi Korban, Gubernur Khofifah Terkena Lemparan Botol

    Surabaya (beritajatim.com) Selama dua hari terakhir, Jumat sampai Sabtu, 29-30 Agustus 2025, kota Surabaya mendadak jadi lautan api. Berbagai fasilitas umum rusak. Mulai dari kursi dan hiasan taman, lampu jalan, hingga tanaman dan pot di sepanjang jalur hijau. Sirine ambulance dan pemadam kebakaran saling berbalas. Arus lalu lintas utamanya di kota Surabaya lumpuh hingga belasan jam.

    Dengan semua yang terjadi selama dua hari, massa aksi solidaritas hanya berhasil menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada hari kedua. Tidak ada anggota DPRD Kota atau Provinsi yang hadir di tengah massa aksi. Padahal kemarahan massa di Surabaya sama dengan kota lain. Marah dengan berbagai kemewahan dan fasilitas yang diterima oleh anggota dewan. Hingga memunculkan teriakan yang sama dari emosi yang berbeda. Bubarkan DPR.

    Aksi sudah berlangsung kisruh semenjak hari pertama pada Sabtu (29/8/2025). Massa yang didominasi pakaian hitam-hitam seolah sudah ‘berperang’ melawan aparat yang berjaga di Gedung Grahadi sejak sore. Tampak aparat yang berjaga di lokasi hanya bersikap ‘bertahan’. Tidak agresif. Tidak seperti demo-demo sebelumnya di Jawa Timur.

    Sejumlah petugas yang ditemui di depan Gedung Negara Grahadi mengatakan bahwa ada instruksi dari pimpinan agar para anggota di lapangan bersikap pasif. Karena sehari sebelumnya institusi Polri menjadi sorotan usai Affan Kurniawan salah satu Driver Ojol di Jakarta tewas dilindas mobil rantis saat demo di kawasan Tanah Abang.

    Anggota di lapangan yang tidak berseragam cenderung hanya memantau situasi. Sembari menghimbau masyarakat yang hendak masuk ke Jalan Gubernur Suryo agar putar balik. Padahal, pada demo sebelum-sebelumnya di lokasi yang sama, petugas kepolisian aktif dan sigap menangkap oknum peserta demo yang membuat kerusuhan. Sehingga, hampir seluruh demo di Grahadi selalu dalam kondisi terkendali.

    Sementara pasukan Brimob dan Dalmas menjadi garda terdepan untuk mempertahankan dan mengendalikan massa aksi. Para pasukan yang sudah dilatih untuk menghadapi demo itu sempat kocar kacir. Hitungan beritajatim yang berada di lokasi, pasukan kepolisian berseragam itu dua kali mundur dan membubarkan barisan. Bukan karena perintah komandan. Tapi, karena massa aksi berhasil mengembalikan gas air mata yang ditembakan polisi.

    Sejumlah petugas kepolisian menjadi korban dalam aksi hari pertama di Grahadi. Pun di pihak peserta aksi, korban juga berjatuhan. Tim medis dengan membawa bendera tanda palang merah yang diikatkan di tongkat pramuka tidak berhenti melakukan penyelamatan kepada kedua belah pihak.

    Aksi hari berlangsung hingga Adzan Subuh dikumandangkan. Para massa aksi yang terus terpecah dan didorong mundur oleh petugas hingga ke Jalan Pemuda, Jalan Walikota Mustajab hingga Jalan Panglima Sudirman memilih berkeliling kota Surabaya.

    Aksi massa membakar hampir semua pos polisi yang berdiri di pusat kota hingga Bundaran Waru. Salah satu yang paling mencekam adalah pembakaran pos polisi Taman Bungkul di Jalan Raya Darmo. Disepanjang jalan Darmo, ada 4 titik api yang besar. Tidak ada pemadam. Tidak ada petugas kepolisian. Hanya ada massa aksi dan warga sekitar yang mengabadikan momen langka di Kota Surabaya itu dengan gawainya.

    Tidak hanya membakar pos polisi, massa aksi juga merusak kantor Polsek Tegalsari. Mereka melempari batu. Masuk ke dalam ruang depan Polsek Tegalsari dan menghancurkan semua barang yang ada di lokasi. Massa aksi juga mencoba menyerang Polsek Wonokromo. Namun penyerangan itu gagal. Kapolsek Wonokromo Kompol Hegy Renata bersama anggotanya dibantu dengan warga Joyoboyo berhasil menggagalkan niat para peserta aksi massa.

    Saat itu arus lalu lintas di pusat kota Surabaya lumpuh. Tidak ada sepeda motor yang melintas. Hanya ada massa pendemo, anggota kepolisian yang bertahan dengan tameng, dan nyala api dari fasilitas umum yang dibakar massa. Kondisi begitu mencekam. Para pengusaha yang memiliki tenant di pusat Surabaya kompak menutup usahanya. Para sekuriti disiagakan. Tidak ada yang berani membuka gerbang pagar tenant. Termasuk Tunjungan Plaza (TP) Mall Surabaya.

    Aksi hari pertama selesai ketika para pasukan TNI berdialog dengan massa aksi. Mereka sempat berswafoto bersama dan massa sepakat membubarkan diri. Namun kondisi kota Surabaya tetap mencekam. Tidak ada kepastian saat itu apakah krisis di Surabaya sudah selesai. Sejumlah pihak menilai akan ada aksi lanjutan yang lebih besar. Lantaran belum ada langkah konkret pemangku jabatan untuk menyelesaikan konflik.

    Manajemen TP Mall Surabaya sempat mengeluarkan pengumuman akan menutup tenant dan meliburkan semua aktivitas pada hari Sabtu (30/8/2025) atau pada hari kedua aksi Bubarkan DPR berlangsung. Namun manajemen lantas mengeluarkan pengumuman terbaru jika TP Mall akan buka pukul 16.00 dan tutup seperti biasa. Sayangnya, karena kondisi memanas. Manajemen memutuskan untuk tutup pukul 20.00 atau 2 jam lebih cepat.

    Aksi hari kedua dimulai pada Sabtu siang di depan Polda Jawa Timur. Para mahasiswa dari sejumlah kampus berorasi di depan gedung Polda Jatim dengan menggunakan pengeras suara dari mobil komando. Aksi di Polda Jatim berlangsung kondusif. Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto muncul menemui pendemo. Ia naik ke mobil komando menjadi satu dengan mahasiswa.

    Sebagai orang nomor satu di jajaran kepolisian Jawa Timur, Nanang berkomitmen membebaskan para massa aksi di hari sebelumnya yang diamankan polisi. Ia juga meminta maaf kepada masyarakat terkait tragedi Affan Kurniawan. Ia berkomitmen Polri akan melakukan evaluasi internal supaya kejadian serupa tidak kembali terulang.

    “Kami menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Mudah-mudahan menjadi introspeksi kami supaya kejadian kedepan tidak terulang lagi,” kata Nanang.

    Setelah Nanang selesai berbicara. Sempat terjadi lemparan ke markas Polda Jatim oleh segelintir oknum di bagian belakang. Beruntung, massa mahasiswa langsung memisahkan diri. Aksi provokasi dari kelompok tidak dikenal itu hanya berlangsung sebentar dan dapat ditangani massa mahasiswa.

    Disaat yang sama, markas Polrestabes Surabaya juga digeruduk massa. Mereka menuntut agar massa aksi yang diamankan pada hari sebelumnya supaya dibebaskan. Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan lantas menemui massa aksi. Dihadapan massa aksi, Luthfie berjanji akan segera memenuhi tuntutan mahasiswa. Aksi di Jalan Sikatan 1 itu berlangsung kondusif. Sampai, akhirnya massa aksi berbaju hitam, tidak menggunakan almamater ikut masuk barisan dan langsung melakukan pelemparan.

    Pihak kepolisian tidak langsung ambil tindakan. Mereka menghimbau agar massa aksi berhenti melakukan tindakan pelemparan. Tidak digubris, pihak kepolisian lantas menembakan gas air mata dan menindak para massa perusuh. Mahasiswa yang merasa massa perusuh bukan bagian kelompok langsung memisahkan diri ke arah Jalan Veteran.

    Sementara kelompok peserta aksi massa mundur hingga ke Jembatan Merah. Sepeda motor yang terparkir di sepanjang jalan Sikatan terjatuh. Batu-batu bertebaran. Total ada 41 orang yang diamankan oleh polisi. Setelah diselidiki lebih jauh, sumber beritajatim di internal kepolisian menyebut jika massa aksi yang diamankan terafiliasi dengan gangster. Namun, sampai berita ini ditulis, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanti belum memberikan keterangan resmi.

    Setelah beraksi di Polrestabes Surabaya, pukul 18.30 WIB, Massa aksi memadati Jalan Gubernur Suryo. Mereka melakukan unjukrasa di depan Gedung Negara Grahadi. Ribuan orang berteriak meminta agar Khofifah menemui massa pendemo. Sekelompok massa lantas merusak fasum di sekitar lokasi. Anehnya, Tidak ada petugas kepolisian yang datang ke Grahadi. Saat itu, hanya nampak prajurit TNI dengan pakaian dinas lengkap berjaga di halaman Grahadi dengan tameng.

    Waktu terus berlanjut. Semakin malam, massa semakin brutal. Namun, tidak ada massa aksi yang menerobos masuk ke halaman Grahadi. Mereka hanya melempar batu, merusak fasum, dan memaki para penjaga. Tensi aksi lantas turun ketika Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin menemui massa aksi dan berdialog sekitar pukul 19.30. Kepada massa, Rudy menjelaskan jika di gedung Grahadi tidak ada orang lain, selain dirinya dan pasukan. Ia lantas mendengarkan tuntutan massa aksi yang minta polisi segera melakukan pembebasan terhadap pendemo yang diamankan.

    “Nanti saya akan komunikasikan dengan pak Kapolrestabes. Saya kenal baik dengan beliau,” jelas Rudy.

    Dialog antara peserta aksi massa dan jenderal TNI itu berlangsung 15 menit. Rudy lantas kembali masuk ke Grahadi. Situasi kembali tenang. Massa aksi bahkan menyempatkan berswafoto bersama anggota TNI yang berjaga. Tidak ada pengrusakan. tidak ada lemparan batu mengarah ke Grahadi.

    Satu jam kemudian, Rudy kembali keluar menemui massa bersama dengan Khofifah. Kehadiran Khofifah disambut letusan kembang api dan aksi bakar-bakar di Jalan Gubernur Suryo. Beberapa kelompok dari barisan belakang juga sempat melempari Khofifah dengan botol dan gelas air mineral. Namun, Khofifah tak gentar. Ia tetap berdiri tegak dan berdialog dengan peserta aksi massa.

    “Sekarang proses karena 41 orang. 2 sudah dilepaskan, sekarang proses pemeriksaan sedang berjalan. Kalau sudah diminta keterangan, selesai ya pasti pulang. Saya sama Pak Pangdam setelah ini langsung ke Polrestabes. Memastikan semua peserta aksi massa pulang,” ujar Khofifah.

    Munculnya Gubernur Khofifah yang malam itu ditemani oleh Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin sempat membuat tensi massa aksi mereda. Kehadiran kedua pejabat tinggi Jatim itu sempat menghentikan aksi lempar batu dan pengrusakan di Grahadi. Dari dialog tersebut, massa aksi menangkap bahwa rekan-rekannya akan segera dipulangkan. Maksimal pukul 22.00 WIB.

    Pukul 22.15 WIB massa mulai kembali aktif. Merasa dibohongi, massa aksi mulai melakukan pengrusakan secara brutal. Alhasil, gedung cagar budaya di kawasan Grahadi Sisi Barat (Trimurti) berhasil dibakar massa. Barang-barang di dalam gedung yang biasa dipakai wartawan Pokja Pemprov itu dijarah. Massa mulai tidak terkendali. Sampai di situasi ini, tidak nampak kehadiran polisi. Hanya anggota TNI dengan tameng yang berusaha menyetop aksi massa. Namun, pasukan berseragam hijau itu gagal membendung massa aksi yang semakin aktif.

    Pihak kepolisian baru datang sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka lantas menembakan gas air mata secara masif. Seluruh wartawan yang sedang berkumpul melakukan peliputan pun panik dan kabur. Di momen kritis saat para wartawan ada yang tertinggal dan terjebak gas air mata, sejumlah jurnalis senior mengangkat kartu pers berteriak agar polisi menyetop aksinya sejenak.

    Setelah polisi masuk. Penerangan di sepanjang Jalan Gubernur Suryo dan Grahadi padam. Tidak lama setelah polisi datang, puluhan anggota TNI yang naik 5 truk turun di Jalan Basuki Rahmat depan TP Plaza. Mereka berbaris dan berjalan memasuki arena pengamanan di Jalan Gubernur Suryo dengan nyanyian.

    Situasi malam kedua lebih mencekam dari malam sebelumnya. Massa aksi lalu membakar habis kantor Polsek Tegalsari. Menjarah barang-barang di dalamnya. Melempari petugas dengan batu dan terus melawan hingga pagi hari. Massa aksi dan aparat sempat bentrok di depan kantor DPRD Jatim. Massa aksi juga sempat kembali hendak menyerang Polsek Wonokromo. Namun, kembali gagal karena ada perlawanan dari warga.

    Dua malam mencekam di Surabaya. Masyarakat takut. Pengusaha resah. Rasa nyaman tinggal di kota Surabaya perlahan pudar. Setiap bangunan vital di sudut kota penuh petugas jaga. Gedung Grahadi yang menjadi sasaran amuk massa selama dua hari berturut-turut kini dijaga oleh tentara. Mereka memarkirkan sejumlah kendaraan militer di halaman Grahadi. [ang/aje]

     

  • Pemkot dan Polisi Gotong Royong Bersihkan Polres Jakarta Timur Usai Terbakar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Agustus 2025

    Pemkot dan Polisi Gotong Royong Bersihkan Polres Jakarta Timur Usai Terbakar Megapolitan 31 Agustus 2025

    Pemkot dan Polisi Gotong Royong Bersihkan Polres Jakarta Timur Usai Terbakar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kantor Polres Metro Jakarta Timur dibersihkan usai terbakar dalam aksi demo pada Jumat (29/8/2025) malam.
    Pembersihan ini dilakukan pihak Polres Metro Jakarta Timur bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur pada Minggu (31/8/2025).
    “Tapi Alhamdulillah hari ini kita bersama-sama membersihkan, semoga besok hari Senin lebih baik, lebih sempurna, dan lebih maksimal dalam melayani kepada warga Jakarta Timur,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Alfian Nurrizal kepada wartawan, Minggu (31/8/2025).
    Alfian menegaskan, pelayanan di Kantor Polres Metro Jakarta Timur tetap berjalan meski kondisinya masih mengalami kerusakan.
    “Kalau terhenti tidak, cuman kurang maksimal. Jadi masyarakat ini enggan, rasa trauma, secara psikis dan juga mungkin juga empati terhadap kami, sehingga tentunya apakah yang menjadi aduan, laporan, sehingga tetap kami akan melayani,” jelasnya.
    Ia menambahkan, pembersihan juga dilakukan di sejumlah Kantor Polsek yang turut mengalami kerusakan.
    “Kalau kantor kepolisian, ya itu semuanya ada tujuh. Di antaranya yang pertama dari laporan dari Polres dan Polsek,” jelasnya.
    Sementara itu, Wali Kota Jakarta Timur Munjirin menerjunkan pasukan gabungan untuk membantu membersihkan kantor Polres Metro Jakarta Timur.
    “Pembersihan ini mulai dari kemarin pagi, kemudian pagi hari ini kita mulai lagi, terfokus adalah di Polres Jakarta Timur dan Polsek Matraman. Tapi semua, seluruh kecamatan kita bergerak bareng,” tutur Munjirin.
    “Kita kerahkan seluruh pasukan pelangi yang ada di kita. Baik itu PPSU, SDA, Bina Marga, Pertamanan, maupun yang lainnya, serta
    stakeholder
    yang ada di masyarakat juga ikut juga,” imbuhnya.
    Kantor Polres Metro Jakarta Timur di Jalan Matraman Raya, Jatinegara, tampak hangus terbakar pada Sabtu (30/8/2025) pagi. Api sebelumnya membakar bagian
    basement
    yang digunakan sebagai area parkir mobil dinas.
    Puluhan kendaraan dinas terbakar habis, hanya menyisakan rangka hitam yang sulit dikenali. Beberapa mobil lain yang terparkir di halaman depan dan sisi jalan juga ikut terbakar.
    Bau logam dan plastik yang meleleh masih menyengat di udara. Di lantai satu, kaca-kaca jendela pecah dan puing-puing berupa kayu serta serpihan kaca berserakan.
    Hingga Sabtu pagi, belum terlihat aktivitas pembersihan ataupun pemadaman lanjutan di lokasi. Meski sisa gas air mata masih terasa menyengat, sejumlah warga tetap mendatangi lokasi untuk melihat kondisi kantor polisi.
    “(Dibakar) tadi malam, setengah dua,” ujar seorang petugas parkir di sekitar lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.