Lokasi Demo di Jakarta Hari Ini 3 September 2025
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Aktivitas unjuk rasa kembali digelar di Jakarta pada Rabu (3/9/2025).
Polres Metro Jakarta Pusat mencatat terdapat tiga aksi demonstrasi yang digelar di Jakarta Pusat hari ini.
Untuk menjaga keamanan, Polres Metro Jakarta Pusat menurunkan 274 personel sejak pukul 07.00 WIB.
“Total ada 274 personel yang disiagakan untuk dua kegiatan pengamanan tersebut,” ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Ruslan Basuki kepada Kompas.com, Rabu.
Ruslan mengatakan, arus lalu lintas di sekitar lokasi masih dapat dilalui. Kendati demikian, petugas akan melakukan rekayasa lalu lintas bila terjadi peningkatan jumlah massa.
“Lalin situasional, melihat eskalasi massa di lapangan,” kata dia.
1. DPR RI
Demo pertama dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Kemudian, ada demo di lokasi yang sama yang dilakukan Aliansi Perempuan Indonesia (API).
2. Gambir
Di saat bersamaan, Forum Ketua DPW Partai Berkarya bersama sejumlah elemen massa juga menggelar demo di wilayah Gambir, Jakarta Pusat, tepatnya di Pos Polisi Merdeka Barat.
API menggelar aksi bertajuk “Perempuan Melawan Kekerasan Negara” di Gerbang Utama Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, mulai pukul 10.00 WIB.
Narahubung aksi menyebutkan sekitar 300 orang diperkirakan hadir.
“Untuk saat ini masih sekitar 300 orang (yang akan merapat), kita langsung ke lokasi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu pagi.
Aksi ini menyoroti maraknya tindakan represif aparat dalam beberapa waktu terakhir.
Dengan mengusung tema “Prabowo, Hentikan Kekerasan Negara Sekarang Juga!”, massa menuntut penghentian praktik kekerasan negara yang dianggap merugikan rakyat.
Para peserta demo mengenakan pakaian merah muda dan hitam.
Warna merah muda dipilih sebagai simbol keberanian, sedangkan hitam melambangkan masa depan yang masih gelap.
Selain itu, massa juga membawa sapu lidi sebagai simbol aksi menyapu “kotoran negara”, termasuk militerisme dan represifitas aparat.
API juga menyiapkan juru bahasa isyarat agar jalannya aksi lebih inklusif.
Dalam aksinya, API menyampaikan tiga tuntutan utama:
Masyarakat yang melintasi kawasan demonstrasi diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan kepadatan kendaraan akibat konsentrasi massa.
(Reporter: Dinda Aulia Ramadhanty, Intan Afrida Rafni | Editor: Abdul Haris Maulana)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Organisasi: API
-
/data/photo/2021/02/11/6024c5b6d9ffc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Lokasi Demo di Jakarta Hari Ini 3 September 2025 Megapolitan
-
/data/photo/2025/09/03/68b76ecd69617.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ketimpangan dan Sumbu Pendek Bangsa Nasional 3 September 2025
Ketimpangan dan Sumbu Pendek Bangsa
Direktur Indonesian Society Network (ISN), sebelumnya adalah Koordinator Moluccas Democratization Watch (MDW) yang didirikan tahun 2006, kemudian aktif di BPP HIPMI (2011-2014), Chairman Empower Youth Indonesia (sejak 2017), Direktur Maluku Crisis Center (sejak 2018), Founder IndoEast Network (2019), Anggota Dewan Pakar Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (sejak 2019) dan Executive Committee National Olympic Academy (NOA) of Indonesia (sejak 2023). Alumni FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2006), IVLP Amerika Serikat (2009) dan Political Communication Paramadina Graduate School (2016) berkat scholarship finalis ‘The Next Leaders’ di Metro TV (2009). Saat ini sedang menyelesaikan studi Kajian Ketahanan Nasional (Riset) Universitas Indonesia, juga aktif mengisi berbagai kegiatan seminar dan diskusi. Dapat dihubungi melalui email: ikhsan_tualeka@yahoo.com – Instagram: @ikhsan_tualeka
“
Ketimpangan yang terus melebar membuat bangsa ini rapuh. Percikan kecil saja bisa memicu ledakan sosial.
“
KESENJANGAN
di Indonesia bukan sekadar angka di laporan lembaga internasional. Ia nyata, hidup, dan terasa sehari-hari.
Data Oxfam —konfederasi internasional yang berbasis di Inggris— beberapa tahun lalu menyebut, hanya 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai lebih dari separuh kekayaan nasional.
Sementara laporan Bank Dunia juga menegaskan bahwa Indonesia masih menghadapi tingkat ketimpangan tinggi, meskipun angka kemiskinan menurun.
Senada, laporan Global Wealth Report 2018 yang mencatat, 1 persen orang terkaya Indonesia menguasai 46,6 persen kekayaan nasional. Jika persentasenya dinaikkan menjadi 10 persen orang terkaya, akumulatif mereka menguasai 75,3 persen nilai kekayaan Indonesia.
Terbaru, pada Maret 2024, data mereka menunjukkan rasio gini Indonesia berada pada angka 0,379—terendah dalam satu dekade.
Namun, situasi ini sesungguhnya paradoks. Sebab, di tengah penurunan rasio gini, kelompok ultra kaya justru mencatat pertumbuhan kekayaan.
Hal ini jauh lebih pesat dibanding pertumbuhan PDB nasional (163 persen berbanding 57 persen dalam 10 tahun terakhir). Dengan kata lain, jurang ketimpangan tetap melebar, hanya permukaannya saja yang terlihat sedikit lebih rata.
Ketimpangan semakin memburuk, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas sosial dan ekonomi jangka panjang. Sebab, pertumbuhan ekonomi kita belum benar-benar merata atau jauh dari inklusif.
Namun, ketimpangan sebenarnya bukan hanya soal harta. Ia adalah soal rasa: rasa ditinggalkan, rasa tidak dihiraukan, dan rasa diperlakukan tidak adil.
Ketika kesenjangan ekonomi berpadu dengan jarak sosial dan politik, lahirlah kondisi masyarakat yang rentan, mudah tersulut, dan bersumbu pendek.
Elite politik dan ekonomi sering kali gagal membaca denyut ini. Minimnya empati memperlebar jarak antara mereka yang berkuasa dengan rakyat yang berjuang demi hidup sehari-hari.
Dalam teori
deprivasi relatif
Ted Robert Gurr, konflik sosial sering lahir bukan dari kemiskinan absolut, melainkan dari perasaan adanya ketidakadilan—bahwa orang lain mendapatkan lebih, sementara dirinya tertinggal. Perasaan inilah yang membentuk bara sosial.
Kondisi ini diperparah oleh ekosistem media sosial yang mempercepat sirkulasi emosi publik. Pesan marah, protes, atau kebencian dapat menyebar ribuan kali dalam hitungan jam, membentuk opini kolektif yang panas.
Teori frustrasi-agresi dalam psikologi sosial menjelaskan, ketika aspirasi tidak terpenuhi, frustrasi akan mencari saluran, sering kali berupa tindakan agresif.
Fenomena ini terlihat dalam sejumlah peristiwa di Indonesia. Gelombang demonstrasi mahasiswa dan ojek online di Jakarta baru-baru ini, misalnya, menunjukkan betapa cepat kemarahan publik meluas setelah kasus tragis terlindasnya ojek online oleh mobil aparat.
Di kawasan timur Indonesia, ketimpangan dengan wilayah barat melahirkan luka politik yang lebih dalam. Di Papua, perasaan terpinggirkan yang berakar pada sejarah panjang ketidakadilan kerap memicu protes yang berujung ricuh.
Di Ambon, kita pernah menyaksikan bagaimana sentimen agama yang diperparah ketimpangan ekonomi berubah menjadi konflik komunal pada akhir 1990-an.
Bahkan hingga hari ini, sama dengan Papua, masih ada aspirasi untuk merdeka, atau setidaknya meminta referendum.
Semua contoh ini menegaskan bahwa masih rapuhnya kohesi sosial kita ketika rasa adil tidak terpenuhi, atau diabaikan.
Konflik di Indonesia bukan hanya vertikal—antara rakyat dan negara—tetapi juga horizontal, antarwarga sendiri.
Ralf Dahrendorf sudah lama mengingatkan: dalam setiap masyarakat terdapat relasi kuasa yang timpang, dan ketika ketimpangan itu tidak dikelola dengan distribusi yang adil, ketegangan menjadi tak terelakkan, kapan saja bisa mengemuka.
Indonesia dahulu dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi gotong royong dan toleransi. Namun kini, nilai-nilai itu tergerus oleh kesenjangan dan polarisasi. Jika sumbu sosial semakin pendek, percikan kecil saja bisa memicu ledakan.
Dalam konteks ini, negara tidak boleh hanya hadir dengan jargon, melainkan dengan kebijakan nyata: distribusi pembangunan yang adil, perbaikan layanan publik, serta ruang partisipasi yang benar-benar adil dan terbuka kepada semua warga negara.
Amartya Sen dalam gagasannya
development as freedom
menekankan, pembangunan sejati bukan hanya pertumbuhan angka ekonomi, melainkan pelebaran kebebasan dan kesempatan hidup yang setara bagi semua.
Jika kebebasan dan keadilan ini gagal diwujudkan, ketimpangan akan terus menjadi sumber konflik laten.
Generasi muda Indonesia saat ini adalah kelompok yang penuh energi. Energi karena bonus demografi ini bisa menjadi motor perubahan positif jika diberi ruang produktif.
Namun, jika dibiarkan dalam ruang sempit ketidakadilan, ia bisa berubah menjadi api yang membakar.
Tanda-tanda ketidakpuasan politik itu kini kian jelas. Fenomena tagar #IndonesiaGelap, slogan Kabur aja dulu, hingga masifnya bendera-bendera Jolly Roger menjelang 17 Agustus, sesungguhnya adalah ekspresi simbolik dari rakyat yang letih, frustrasi, dan kehilangan arah.
Itu bukan sekadar ekspresi kultural, melainkan alarm keras, peringatan dini bahwa bangsa ini sedang tidak baik-baik saja. Kondisi mengkhawatirkan.
Pada akhirnya, bangsa ini tidak akan runtuh karena kemiskinan, tetapi karena hilangnya rasa keadilan. Ketimpangan yang terus dibiarkan akan menjadi api dalam sekam—diam-diam membakar fondasi kebangsaan.
Elite politik boleh saja bersembunyi di balik data statistik atau jargon stabilitas, tetapi rakyat membaca kenyataan dengan mata telanjang: harga-harga yang tak terjangkau, peluang yang terasa semakin sempit, dan kebijakan yang kerap lebih berpihak pada segelintir orang/oligarki.
Kemarahan publik yang kini muncul dalam bentuk simbol-simbol perlawanan—dari tagar digital hingga bendera Jolly Roger di jalanan—seharusnya tidak diremehkan.
Sekali lagi, itu adalah bahasa lain dari rakyat untuk mengatakan kepada elite bahwa kepercayaan telah menipis.
Jika para pemimpin negeri ini masih menutup mata, sejarah telah berkali-kali menunjukkan: bangsa yang rapuh karena ketidakadilan akan diguncang oleh letupan yang lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Indonesia masih punya pilihan: menempuh jalan keadilan, atau membiarkan diri berjalan di atas sumbu pendek yang setiap saat bisa meletup dan menyala.
Sebab, bangsa yang besar bukan diukur dari berapa lama ia bisa menahan ketegangan, melainkan seberapa cepat ia mampu mengubah ketidakadilan menjadi kesempatan. Mewujudkan kesejahteraan bagi semua, tak ada yang tertinggal.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kim Jong Un Tiba di Beijing, Akan Bertemu Xi Jinping-Putin
Jakarta –
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah tiba di Beijing, China. Kim dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping hingga Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir AFP, Selasa (2/9/2025), Kim tiba jelang parade militer besar-besaran pada hari Rabu besok. Kim tiba pukul 16.00 waktu setempat di Stasiun Kereta Api Beijing. Dia disambut oleh Cai Qi, pejabat nomor lima Tiongkok, dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
Sebelumnya wartawan AFP melihat sebuah kereta berbendera Korea Utara yang diyakini membawa Kim mendekati stasiun.
Kim akan bergabung dengan Presiden China Xi Jinping, Vladimir Putin dari Rusia, dan pemimpin negara lainnya dalam pertunjukan besar untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
China akan memamerkan kehebatan militernya dengan pasukan yang berbaris dalam formasi, pertunjukan terbang lintas, dan perlengkapan tempur berteknologi tinggi lainnya dalam pertunjukan luar biasa yang berpusat di Lapangan Tiananmen Beijing.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, juga melaporkan kedatangan kereta lapis baja khusus tersebut di ibu kota China.
Ini merupakan kunjungan kedua Kim ke luar negeri yang dilaporkan dalam enam tahun. Sementara ini yang pertama ke China sejak 2019.
China menyebut parade tersebut sebagai pertunjukan persatuan dengan negara-negara lain. Kehadiran Kim akan menjadi pertama kalinya ia terlihat bersama Xi dan Putin di acara yang sama.
Foto-foto yang dirilis KCNA menunjukkan Kim sedang merokok di luar kereta berwarna hijau zaitun miliknya bersama Menteri Luar Negeri Choe Son Hui dan ajudan dekatnya, Jo Yong Won.
Foto lain menunjukkan Kim sedang menyeringai di dalam gerbong kereta mewah berlapis kayu di depan bendera dan lambang nasional Korea Utara. Kedua foto tersebut diambil pada hari Senin, menurut KCNA.
Kehadiran Kim di China “meresmikan hubungan trilateral China-Rusia-Korea Utara kepada publik”, ujar konsultan risiko geopolitik dan mantan analis CIA, Soo Kim, kepada AFP.
Kim menikmati masa singkat diplomasi internasional tingkat tinggi sekitar tahun 2018, bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan kemudian Presiden Korea Selatan Moon Jae-in beberapa kali.
Namun, ia menarik diri dari panggung global setelah gagalnya pertemuan puncak dengan Trump di Hanoi, Vietnam, pada tahun 2019.
Kim tetap berada di Korea Utara selama pandemi Covid-19, tetapi bertemu Putin di timur jauh Rusia pada tahun 2023.
(lir/lir)
-
/data/photo/2025/09/02/68b6e37e1b809.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Diduga Dipicu Bakar Sampah, Satu Hektare Lahan Perbukitan di Palopo Terbakar Makassar 2 September 2025
Diduga Dipicu Bakar Sampah, Satu Hektare Lahan Perbukitan di Palopo Terbakar
Tim Redaksi
PALOPO, KOMPAS.com –
Kebakaran lahan terjadi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Selasa (2/9/2025) sore, api melalap kawasan perbukitan di Kilometer 5, Kelurahan Lebang, Kecamatan Wara Barat.
Asap pekat terlihat membubung tinggi, sementara kobaran api cepat merambat ke lahan kering di sekitarnya.
Peristiwa itu diduga dipicu aktivitas pembakaran sampah oleh seorang pemilik kebun, hingga merembet ke rerumputan dan semak belukar yang mudah terbakar.
Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Palopo yang dikerahkan ke lokasi sempat mengalami kesulitan. Medan perbukitan yang terjal membuat mobil pemadam tidak dapat menjangkau titik api.
“Yang terbakar adalah lahan di atas gunung. Kendalanya memang jangkauan kendaraan. Unit yang bisa masuk ke lokasi hanya satu, itu pun tidak maksimal digunakan. Jadi kami melakukan pemadaman manual,” kata Rachmad, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Palopo, saat dikonfirmasi di lokasi, Selasa.
Petugas akhirnya hanya bisa melakukan pemadaman manual dengan peralatan seadanya.
“Kami membuat sekat bakar untuk mencegah api meluas. Lahan yang terbakar diperkirakan mencapai satu hektare. Sebagian besar merupakan rumput pakis dan semak kering yang cepat merambatkan api,” ucapnya.
“Cara efektif yang kami lakukan adalah memutus mata rantai api ke jalanan. Untuk sementara sudah aman, kami sudah sisir supaya tidak menjalar lagi ke tempat lain,” tambahnya.
Rachmad mengimbau masyarakat agar tidak membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar. Sebab, selain berpotensi memicu kebakaran, api yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kerugian lebih besar.
“Sudah kami sampaikan kepada pemilik lahan. Jangan lagi membuka lahan dengan cara membakar. Sebaiknya dilakukan pemangkasan atau pembersihan dengan cara lain yang lebih aman. Kalau dibiarkan seperti ini, risikonya bisa luas dan berbahaya,” ujarnya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kebakaran sempat menimbulkan kepanikan warga yang tinggal di sekitar lokasi. Hingga Selasa petang, proses pemadaman masih terus berlangsung.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/02/68b6c517d11b3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pihak SMA 37 Jakarta Ngadu ke Pramono, Minta Pindah Gedung karena Dekat Rel Kereta Megapolitan 2 September 2025
Pihak SMA 37 Jakarta Ngadu ke Pramono, Minta Pindah Gedung karena Dekat Rel Kereta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Calon wakil gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan atau independen pada Pilkada 2024, Kun Wardana Abyoto, mendampingi Kepala Sekolah SMAN 37 Jakarta Lilik Setyo Hariyanti menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).
Dalam pertemuan tersebut, mereka meminta agar SMAN 37 Jakarta yang berada di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, itu dipindahkan karena lokasinya terlalu dekat dengan rel kereta api.
“Kami menyampaikan rasa keprihatinan kami terhadap lokasi SMA 37 yang sangat dekat dengan rel kereta api, hanya berjarak 3 meter sehingga ini memberikan ketidaknyamanan dan juga ketidakamanan bagi para siswa,” ucap Kun, Selasa.
Menurut Kun, jarak yang sangat dekat dengan rel menimbulkan kebisingan dan getaran setiap kali kereta lewat sehingga mengganggu proses belajar-mengajar.
Selain itu, jarak sekolah dengan rel yang sangat dekat dikhawatirkan bisa menimbulkan kecelakaan.
“Adanya insiden-insiden karena frekuensi kereta api di sana itu cukup tinggi dan juga kebisingan yang mengganggu jalannya proses pendidikan,” kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan rencana relokasi SMAN 37 sudah masuk dalam Detail Engineering Design (DED) 2025 serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026.
Ia menargetkan gedung sekolah baru bisa digunakan pada dua tahun mendatang.
“Kondisi SMA 37 memang sudah masuk di dalam perencanaan DED-nya di tahun 2025, sehingga di RKPD 2026 ini sudah dimasukkan, mudah-mudahan nanti 2027 ini bisa kita realisasikan,” kata dia.
Gedung sekolah baru rencananya akan dibangun di wilayah Kebun Baru, sekitar satu kilometer dari lokasi lama di Tebet.
Lahan tersebut akan menampung bangunan yang lebih luas, dengan kapasitas 24 ruang kelas untuk SMAN 37 serta tambahan 12 ruang kelas untuk sekolah dasar.
Rencananya, gedung baru itu dirancang modern dengan konsep
green building
serta terintegrasi dengan fasilitas lain.
“Tadi direncanakan itu bisa selesai di 2027 maka tadi dalam rapat Pak Gub mengintruksikan kepada saya bagaimana berkoordinasi supaya dilakukan percepatan sekolah,” ungkap Nahdiana.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Rekrutmen KAI 2025 Diperpanjang sampai 3 September, Ini Tahapannya!
Jakarta –
Rekrutmen KAI 2025 diperpanjang sampai tanggal 3 September 2025. Seluruh proses rekrutmen tidak dipungut biaya alias gratis.
Pendaftaran rekrutmen KAI 2025 dilakukan secara online melalui situs resmi e-recruitment.kai.id. Simak lagi informasi rekrutmen KAI 2025.
Bersumber dari akun Instagram KAI (@kai121_), pendaftaran rekrutmen KAI 2025 diperpanjang berlangsung sampai 3 September 2025 melalui laman e-recruitment.kai.id. Seluruh proses dilaksanakan di masing-masing Daerah Operasi/Divisi Regional, dengan pengawasan yang ketat untuk memastikan semuanya berjalan dengan transparan dan adil.
Ada lima tahapan seleksi dalam rekrutmen KAI 2025, yaitu:
Seleksi AdministrasiSeleksi Kesehatan AwalSeleksi PsikologiSeleksi WawancaraSeleksi Kesehatan Akhir (untuk formasi Polsuska ditambah Tes Kesamaptaan)
5 Formasi Rekrutmen KAI 2025
Berdasarkan informasi resmi dari KAI, ada lima formasi dalam rekrutmen KAI 2025, yaitu:
Kondektur bertugas memimpin seluruh staf di kereta untuk memastikan pelayanan terbaik kepada penumpang selama perjalanan. Tugasnya bukan hanya memeriksa tiket, tetapi juga melayani kebutuhan, menerima masukan dan keluhan penumpang, dan siap membantu dengan senyum, sapa, salam, sopan, santun, semangat, dan siap melayani.
2. Masinis
3. Asisten PPKA
Formasi yang terdiri dari beberapa posisi penting untuk mendukung kelancaran operasional kereta api, di antaranya Juru Langsir, Penjaga Rumah Sinyal, dan Petugas Pengawas Peron. Setiap posisi memiliki peran penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan.
4. Pemeriharaan Sarana Prasarana Kereta Api
Bertugas menjaga keandalan sarana dan prasarana kereta api, seperti lokomotif, kereta, rel, jembatan, dan persinyalan agar tetap aman dan layak pakai.
5. Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api)
Petugas yang jaga keamanan dan ketertiban, mencegah dan menindak pelanggaran di kereta, stasiun, dan jalur kereta api.
(kny/idn)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5335656/original/082166300_1756800137-1000846313.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Provokator dan 9 Terduga Pelaku Kerusuhan di DPRD Makassar Ditangkap
Demonstrasi solidaritas atas meninggalnya driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan di Makassar, berjalan damai. Demo digelar di sejumlah titik sejak Jumat siang. Massa berkumpul di depan kampus Unhas, UMI, Unibos, UNM, Unismuh, dan beberapa lokasi lainnya.
Namun, situasi berubah drastis ketika malam menjelang. Sekitar pukul 20.30 Wita, Jumat (29/08/2025) sekelompok massa misterius membakar Pos Polantas di pertigaan Jalan AP Pettarani–Jalan Sultan Alauddin.
Tak berhenti di situ, amukan massa menjalar cepat. Dalam waktu nyaris bersamaan, Kantor DPRD Kota Makassar digeruduk. Pagar dirusak, enam motor diseret ke jalan lalu dibakar. Api membubung tinggi, menandai awal dari malam penuh teror.
Kerusuhan terus meluas. Sejumlah orang melakukan penjarahan, puluhan mobil di area DPRD dibakar, bahkan bom molotov dilempar ke dalam gedung. Api pun melalap seluruh bangunan DPRD Kota Makassar sekitar pukul 22.50 WITA.
Belum reda, titik panas lain kembali muncul. Di kawasan Fly Over Makassar, dua mobil dibakar di area Kejati Sulsel. Sekitar pukul 23.30 WITA, giliran Pos Polantas di bawah Fly Over ikut dilalap api.
Gelombang kerusuhan semakin tak terkendali. Massa bergerak ke Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, merusak pagar utama, lalu membakar gedung tersebut hingga api berkobar hebat pada Sabtu (30/8/2025) pukul 00.30 WITA.
-

PBB Pantau Demo di RI, Minta Investigasi Transparan
Jenewa –
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memantau aksi unjuk rasa yang diwarnai kericuhan di berbagai wilayah Indonesia beberapa waktu terakhir. PBB mengingatkan pentingnya dialog dan menyerukan investigasi terhadap dugaan pelanggaran HAM yang terjadi dalam penanganan unjuk rasa di Indonesia.
Seruan itu disampaikan oleh Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB atau OHCHR dalam pernyataannya via situs resmi PBB, seperti dilansir detikcom, Selasa (2/9/2025).
“Kami menyerukan investigasi yang cepat, menyeluruh, dan transparan terhadap semua dugaan pelanggaran hukum hak asasi manusia (HAM) internasional, termasuk yang berkaitan dengan penggunaan kekuatan,” kata juru bicara OHCHR, Ravina Shamdasani, dalam pernyataannya.
Shamdasani mengatakan bahwa PBB “memantau dengan saksama serangkaian tindak kekerasan di Indonesia dalam konteks protes nasional atas tunjangan parlemen, langkah-langkah penghematan, dan dugaan penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional oleh aparat keamanan”.
“Kami menekankan pentingnya dialog untuk mengatasi kekhawatiran publik,” cetusnya.
Dalam pernyataannya, Shamdasani juga mengingatkan bahwa otoritas berwenang harus menjunjung tinggi hak berkumpul secara damai dan kebebasan berekspresi sambil menjaga ketertiban, sesuai dengan norma dan standar internasional, terkait dengan pengawasan terhadap pertempuran publik.
“Seluruh aparat keamanan, termasuk militer ketika dikerahkan dalam kapasitas penegakan hukum, harus mematuhi prinsip-prinsip dasar tentang penggunaan kekuatan dan senjata api oleh aparat penegak hukum,” imbaunya.
Tonton juga video “PBB Dorong Penyelidikan Dugaan Pelanggaran HAM Saat Demo” di sini:
Terakhir, Shamdasani mengingatkan pentingnya agar “media diizinkan untuk melaporkan peristiwa secara bebas dan independen”.
Rangkaian unjuk rasa berujung kericuhan telah memakan korban jiwa di beberapa wilayah Indonesia. Sedikitnya enam orang kehilangan nyawa dalam berbagai unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta, Yogyakarta, hingga Makassar.
Para tokoh mengajak semuanya menahan diri dan menyampaikan pendapat secara damai.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
-

Demonstrasi Berlanjut, PBB Soroti Kekerasan Aparat di Indonesia
Jakarta –
Ratusan mahasiswa menggelar aksi di sejumlah kota di Indonesia, meski dibayangi kekhawatiran represifitas aparat usai kerusuhan yang menewaskan delapan orang pada akhir pekan lalu. Insiden tersebut setidaknya menjadi salah satu tragedi terburuk selama dua dekade terakhir di Indonesia.
Sedikitnya 500 orang berkumpul di depan Gedung DPR/MPR di Jakarta pada Senin (01/09) sore. Demonstrasi tersebut diawasi ketat oleh puluhan polisi. Awalnya, tentara juga terlihat di lokasi, tapi meninggalkan tempat setelah beberapa jam.
Sementara itu, ribuan orang lainnya juga turun ke jalanan di Palembang. Menurut kantor berita AFP, ratusan orang juga dilaporkan berunjuk rasa di Banjarmasin, Yogyakarta dan Makassar.
Sejak Minggu (31/08) pihak kepolisian dibantu TNI melakukan patroli skala besar. Mereka memasang sejumlah pos pemeriksaan di Jakarta pada Senin (01/09), kemudian menempatkan penembak jitu di beberapa lokasi strategis.
Aksi protes ini juga mengguncang pasar finansial, berujung dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dari 3% pada awal perdagangan Senin (01/09), sebelum akhirnya sedikit kembali menguat.
Apa pemicu protes di Indonesia?
Kerusuhan dipicu pada akhir Agustus 2025, setelah pemerintah menambah fasilitas bagi anggota DPR.
Awalnya, protes berlangsung damai. Namun, situasi memanas saat terjadi bentrokan dalam aksi protes pada Jumat (29/08) setelahpasukan Brimob melindas pengemudi ojek daring berusia 21 tahun, Affan Kurniawan, pada Kamis (28/08) malam.
Kerusuhan kemudian merembet dari Jakarta ke sejumlah kota besar lainnya.
Tuntutan 17+8 dari masyarakat sipil
Berkaitan dengan aksi protes, konten bertajuk “17+8 Tuntutan Rakyat” mulai viral di media sosial pada Sabtu (30/08), setelah diunggah sejumlah figur publik populer. Unggahan tersebut berisi sederet tuntutan masyarakat kepada pemerintah dan DPR, yang dirangkum dari organisasi masyarakat sipil hingga petisi daring.
Penamaan 17+8 sendiri dipilih sebagai simbol perjuangan baru dari Hari Kemerdakaan Indonesia, yakni 17 Agustus. Angka 17 mewakili tuntutan jangka pendek dengan tenggat 5 September 2025, sementara 8 adalah tuntutan jangka panjang dengan tenggat setahun, hingga 31 Agustus 2026.
Tujuh belas tuntutan jangka pendek yang mendesak, meliputi penarikan TNI dari pengamanan sipil, membentuk tim investigasi independen terkait korban kekerasan aparat pada demo 28-30 Agustus 2025, membekukan kenaikan gaji dan tunjangan DPR, mempublikasi transparansi anggaran DPR, memeriksa anggota DPR yang bermasalah, menghukum tegas anggota DPR yang tidak etis, komitmen partai politik terhadap rakyat, melibatkan DPR dalam dialog terbuka, membebaskan demonstran, dan menghentikan kekerasan polisi.
Tuntutan lainnya meliputi desakan untuk memproses hukum pelaku kekerasan, meminta TNI untuk segera kembali ke barak, memastikan TNI tidak mengambil alih fungsi Polri, memastikan komitmen TNI untuk tidak memasuki ruang sipil, memastikan upah layak di seluruh Indonesia, mengambil langkah darurat untuk cegah PHK massal, serta membuka dialog dengan serikat buruh.
Sementara itu, delapan tuntutan jangka panjang berfokus pada reformasi sistemik yang meliputi desakan untuk reformasi DPR besar-besaran, reformasi partai politik, penyusunan rencana reformasi perpajakan yang lebih adil, pengesahan RUU Perampasan Aset, reformasi sistem di kepolisian, pencabutan mandat TNI dari proyek sipil, penguatan Komnas HAM, hingga peninjauan ulang kebijakan sektor ekonomi.
Reaksi PBB terhadap kekerasan aparat di Indonesia
Rentetan aksi protes serta represi aparat terhadap demonstran di Indonesia telah memicu perhatian global. Salah satunya datang dari Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB atau United Nations Human Rights Office of the High Commisioner yang merilis pernyataan pada Senin (01/09).
Melalui pernyataannya, PBB menegaskan bahwa ‘pemerintah harus menjunjung tinggi hak atas kebebasan berkumpul secara damai dan kebebasan berekspresi sambil tetap menjaga ketertiban, sesuai dengan norma dan standar internasional, khususnya terkait pengelolaan aksi massa.’
Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB juga menegaskan kembali bahwa ‘aparat keamanan, termasuk militer yang dikerahkan untuk penegakan hukum, harus mematuhi prinsip dasar penggunaan kekuatan dan senjata api.’
Tak hanya itu, mereka juga mendesak dilakukannya ‘investigasi cepat, menyeluruh, dan transparan terhadap dugaan pelanggaran HAM internasional, khususnya terkait penggunaan kekuatan’ dan mendorong kebebasan pers dalam melaporkan peristiwa secara bebas dan independen.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani
Editor: Muhammad Hanafi dan Rahka Susanto
(ita/ita)
/data/photo/2025/09/02/68b6cf9b75b3d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)