Prabowo: Tak Boleh Ada Kriminalisasi Bagi Para Demonstran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto menegaskan, tidak boleh ada kriminalisasi bagi para pedemo yang melakukan aksi unjuk rasa.
Hanya saja, Prabowo mengingatkan bahwa massa demo harus tetap damai dan sesuai aturan yang berlaku.
“Saya kira tak boleh ada kriminalisasi bagi para demonstran, tapi harus damai dan sesuai undang-undang. Nanti, petugas juga akan memilahnya,” ujar Prabowo, seperti dikutip dari
Kompas.id
, Minggu (7/9/2025).
Prabowo juga mengingatkan bahwa penyampaian aspirasi melalui unjuk rasa juga ada batas waktunya, yakni sampai pukul 18.00.
“Juga tidak boleh bawa petasan api,” imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengungkap bahwa kepolisian telah menangkap sekitar 3.095 orang terkait demonstrasi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Paling banyak terjadi di Jakarta, saat polisi menangkap 1.438 demonstran yang melakukan aksi dalam beberapa hari terakhir.
“Hari-hari terakhir ini, Jakarta itu kurang lebih 1.438, Jawa Barat itu 386, Jawa Tengah itu 479, Yogyakarta paling tidak sembilan kasus penangkapan, Jawa Timur itu 556 korban penangkapan,” ujar Usman dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Rabu (3/9/2025) malam.
“Kalimantan Barat 16, Bali 140, Sulawesi Selatan itu ada 10, Sumatera Utara itu ada 44 kasus, Jambi 17, dan seterusnya,” sambungnya.
Menurutnya, penangkapan tersebut justru tidak mencerminkan langkah perbaikan dari Polri usai kasus kendaraan taktis (rantis) Brimob yang melindas pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Organisasi: API
-

Mantan Amir Jamaah Islamiyah Ungkap Perubahan Sikapnya
Surabaya (beritajatim.com) – Cahaya bulan dan bintang di langit malam Pantai Kuta, Bali, 12 Oktober 2002 bersinar terang. Tentu tidak tak seterang lampu dari sejumlah klub malam di sepanjang pantai Kuta. Tapi dari cahaya yang menghiasi langit, ratusan turis bersepakat malam itu semesta mendukung mereka untuk bersenang-senang.
Cuaca cerah. Suara musik dari berbagai klub malam di pantai Kuta saling bertaut. Para turis dari lokal maupun mancanegara berjoget sembari menenggak minuman beralkohol yang sudah dibeli. Hingga saling bercengkrama. Tidak ada yang mengira, malam itu berakhir buruk.
Tepat pukul 23.05 WITA, ledakan besar terjadi dari Paddy’s Pub dan Sari Club (SC). Dua klub malam favorit turis yang berada di Jalan Legian itu hancur lebur. Potongan tubuh pelaku bom bunuh diri berserakan. Api melahap bangunan. Dilaporkan, 200 orang tewas dalam ledakan dua klub malam itu.
Sekitar 10 menit kemudian, sebuah bom dengan daya ledak besar juga aktif di wilayah Renon, Denpasar. Bom meledak Tepat di sekitar Kantor Konsulat AS. Cahaya bintang dan bulan yang menghiasi langit Pulau Bali malam itu pun tertutup kepulan asap hitam pekat. Suara musik berganti menjadi suara teriak dan tangis. Bali berduka malam itu. Peristiwa itu lantas dikenal dengan Bom Bali 1. Dalam peristiwa itu, 208 nyawa manusia melayang.
Peristiwa Bom Bali 1 merupakan salah satu aksi besar yang dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Jamaah Islamiyah merupakan buah dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang didirikan oleh Kartosuwiryo pada tahun 1949. Berkembangnya NII melahirkan kelompok militer Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang saat itu mampu menjadi ancaman keamanan NKRI yang masih seumuran jagung.
Dari berbagai keterangan yang dihimpun dari eks anggota JI. Saat itu mereka memiliki mimpi untuk merubah sistem dan ideologi Indonesia. Mengubah Pancasila dengan konstitusi Islam yang Kaffah. Organisasi yang berdiri pada 1993 akibat perpecahan di kelompok Darul Islam Indonesia ini percaya bahwa dengan jihad yang mereka lakukan, ke depan Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara akan menganut sistem islam yang murni.
Mereka lantas berpandangan sistem pemerintahan di Indonesia harus diganti. Ideologi Pancasila harus berubah. UUD tahun 1945 tidak relevan digunakan sebagai landasan sistem pemerintah dan hukum yang dianut. Tujuannya jelas, Negara Islam yang Kaffah seperti zaman nabi dan sahabat.
Bom Bali 1 merupakan salah satu tragedi kemanusiaan yang dilakukan anggota JI di Indonesia. Mereka juga bertanggung jawab atas Bom Gereja di 13 kota saat Malam natal tahun 2000, Bom JW Marriot Jakarta Agustus 2003, Bom Bali 2 pada Oktober 2005, hingga mutilasi 3 siswi di Poso.
Rangkaian kejahatan yang dilakukan oleh kelompok yang terafiliasi dengan Al Qaeda ini sempat membuat masyarakat ketakutan. Memunculkan islamophobia dan menggoyang kerukunan umat beragama di Indonesia. Atas segala yang sudah dilakukan, negara lalu memerangi JI. Negara mengumumkan perang dan menyatakan JI merupakan organisasi terlarang pada 21 April 2008. Penangkapan anggota JI masif dilakukan oleh pihak Densus 88 Anti Teror bersama aparat negara lainnya.
Walaupun telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang, anggota JI tetap beroperasi secara senyap. Para anggota tetap berani melakukan aktivitas untuk mewujudkan mimpi organisasi walaupun terus diburu oleh aparatur negara.
Kelompok Jamaah Islamiyah (JI) lalu ‘melemah’ pasca sejumlah tokoh petinggi ditangkap. Lalu juga adanya konflik internal terkait dengan pro/kontra jihad pasca Bom Bali. Selain itu, negara juga menetapkan UU No 15 tahun 2003 tentang Terorisme pada tahun 2018 untuk memperluas penanganan terhadap kelompok ekstrimis.
Namun, cara yang paling efektif supaya organisasi Jamaah Islamiyah bubar dan memberhentikan aktivitasnya bukan dengan cara beradu tembakan. Juga bukan dengan cara kekerasan dan represif. Namun dengan komunikasi dan memberikan ruang kepada pimpinan dan para ahli Jamaah Islamiyah untuk berdiskusi.
Selama menjalani masa penahanan, anggota dan pimpinan JI ‘difasilitasi’ negara untuk mengkaji dan berdiskusi terkait dengan kebenaran paham yang mereka anut. Para ahli ilmu di Jamaah Islamiyah juga diberikan keleluasaan untuk bertukar pendapat dengan ulama dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan kementerian Agama.
Dari serangkaian proses yang dijalani, ahli ilmu dan pimpinan JI menyadari bahwa paham yang mereka anut selama ini keliru. Paham yang keliru itu dilahirkan dari kesalahan tafsir.
“Walaupun permasalahan yang ditimbulkan bukan karena seluruh anggota JI. Namun, 80 persen masalah yang ditimbulkan karena mudahnya kami saat itu mengkafirkan orang, lalu paham terorisme, juga radikal. Sehingga perlu ada evaluasi secara internal,” kata mantan Amir (pimpinan tertinggi) Jamaah Islamiyah, Ustadz Para Wijayanto kepada Beritajatim.
Sebagai mantan Amir Jamaah Islamiyah selama 11 tahun, Ustadz Para Wijayanto menjelaskan dari hasil evaluasi dan kajian yang ia lakukan bersama para ahli alim ulama lainnya tentang cara beragama. Menurut kajian para alim ulama bersama eks JI, Agama harus mendatangkan kemaslahatan dan menjauhkan dari kemungkaran. Agama juga harus melindungi akal, jiwa, keturunan, dan harta.
“Dan kemudian juga ada nilai-nilai universal Islam seperti rahmat, keadilan, persamaan, kebebasan, dan lain-lain. Nah ketika aktivitas organisasi itu bertentangan dengan tiga hal tadi, dengan tujuan syariat, dengan maqasid syariat, dan dengan nilai-nilai universal Islam, maka seharusnya kegiatan itu memang dihentikan. Nah itulah makanya kita menjadikan organisasi ini dibubarkan,” jelasnya.
Pimpinan JI lantas sepakat untuk kembali ke pangkuan NKRI dengan membawa misi transformasi Ideologi untuk membangun kesadaran baru menuju Wasathiyah (di tengah). Wasathiyah berarti konsep beragama moderat dan menolak sikap ekstrem. Kini para pimpinan eks JI kembali menjadi tulang punggung eksodus anggotanya ke NKRI.
“Sebenarnya kami sudah mengkaji sebelum ditangkap. Namun, saluran komunikasi ke negara saat itu tidak ada. Jadi pendekatan Densus 88 ke kami bisa dibilang berhasil. Sehingga kami memilih Densus 88 untuk menjadi jembatan kami. Kami memberikan kepercayaan penuh kepada Densus 88,” pungkas Ustadz Para Wijayanto. (ang/but)
-
/data/photo/2025/09/07/68bd7aa0b3652.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Massa Aksi Bela Palestina Bubar dari Depan Kedubes AS Usai Nyala Lilin Megapolitan 7 September 2025
Massa Aksi Bela Palestina Bubar dari Depan Kedubes AS Usai Nyala Lilin
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Massa aksi bela Palestina di Jalan Merdeka Selatan, depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta Pusat, Minggu (7/9/2025), membubarkan diri.
Berdasarkan pemantauan Kompas.com di lokasi, peserta aksi mulai membubarkan diri pada pukul 19.10 WIB.
Setelah itu, petugas PPSU Jakarta Pusat membersihkan sampah di area depan Kedubes AS.
Sejumlah polisi juga membantu merapikan pembatas jalan yang sebelumnya digunakan untuk pengamanan lokasi aksi.
Aksi bela Palestina diisi dengan orasi, doa bersama, tabur bunga, dan sholat berjemaah.
Puncak acara terjadi pada pukul 17.40 WIB saat ratusan lilin dinyalakan di atas spanduk besar bertuliskan “700 Hari Genosida di Gaza”, dikelilingi bunga mawar merah dan putih sebagai simbol duka, cinta, dan harapan bagi rakyat Palestina.
“Lilin dan bunga mawar ini bukan hanya simbol, tapi juga doa kami untuk perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina,” kata salah satu koordinator aksi dalam orasinya.
Massa, yang didominasi perempuan dan anak-anak, membawa berbagai poster bertuliskan “Stop Genocide”, “Suspend Israel from the UN”, serta foto korban perang dan jurnalis yang gugur.
Mereka juga membacakan doa dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia serta lagu Palestina Atouna El Toufoule.
Bendera merah-putih dan bendera Palestina berkibar berdampingan.
Aksi ini diinisiasi Aliansi Pemuda Indonesia (API) Palestina dengan tajuk “Jakarta Hingga Gaza: Keadilan untuk Kemanusiaan Semesta”.
“Kami ingin menyampaikan pesan moral dari Jakarta bahwa keadilan kemanusiaan harus ditegakkan, dan penderitaan rakyat Palestina tidak bisa terus dibiarkan,” Namsianto Wakhid, pengurus API Palestina.
Menurut Namsianto, rangkaian aksi diwarnai penyalaan lilin, tabur bunga, doa bersama, dan orasi.
“Ini adalah panggilan kemanusiaan. Dukungan rakyat Indonesia diharapkan memberi energi moril bagi perjuangan rakyat Palestina menuju kemerdekaan sepenuhnya,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/07/68bd72c1674fb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi Regional 7 September 2025
Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi
Tim Redaksi
LEBAK, KOMPAS.com –
Suasana Perpustakaan Saidjah Adinda Rangkasbitung siang itu terasa tenang. Di antara suara pelan lembaran buku yang dibalik dan langkah ringan pengunjung, tampak seorang pustakawan muda sibuk menata buku-buku yang baru dikembalikan.
Dia adalah Syahrizal Fahru Rosyid (30), sosok di balik pelayanan koleksi di perpustakaan kebanggaan Kabupaten Lebak, Banten.
Dengan senyum ramah, Rizal—sapaan akrabnya—membagikan kisah perjalanan hidup dan pengabdiannya sebagai pustakawan.
Sejak kecil, Rizal sudah akrab dengan buku, namun bukan dari perpustakaan, melainkan dari hadiah orang tuanya.
“Waktu SD enggak ada perpustakaan, SMP ada tapi enggak difungsikan. Guru pun nggak pernah mengarahkan murid untuk berkunjung,” kenang Rizal saat ditemui di Perpustakaan Saidjah Adinda, Kamis (4/9/2025).
Ketertarikannya pada dunia literasi baru tumbuh serius saat kuliah.
Ia memilih Ilmu Perpustakaan di Universitas Diponegoro, pilihan yang jarang diambil teman seangkatannya.
“Menurut saya, semua pekerjaan pasti ada bidang ilmunya. Kalau ada jurusannya berarti pasti ada prospek kerjanya,” ujarnya.
Sejak 2019, Rizal menjadi pustakawan honorer di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak.
Meski telah kembali ke tanah kelahiran, ia tinggal di Cakung, Jakarta Timur, bersama istri dan anaknya.
Setiap hari, ia menempuh perjalanan sekitar 6 jam pulang-pergi menggunakan KRL, berangkat pukul 04.30 pagi dan tiba kembali di rumah sekitar pukul 20.00 malam.
“Capek itu pasti, enam jam di perjalanan. Tapi saya sudah memilih jalannya, jadi ya dijalani saja,” ujarnya.
Meski melelahkan, Rizal tetap konsisten. Baginya, akses bacaan masyarakat Lebak jauh lebih penting daripada kenyamanan pribadi.
Selama bertahun-tahun, Rizal harus bertahan dengan gaji honorer yang terbatas, bahkan kerap tidak cukup untuk menutupi biaya transportasi harian.
“Ya namanya honorer, gajinya terbatas. Kalau dihitung-hitung, ongkos perjalanan sehari-hari cukup besar juga. Tapi karena sudah jalan yang dipilih, ya dinikmati saja,” tuturnya.
Namun, semangatnya tak pernah surut. Ia dua kali lolos sertifikasi pustakawan, bahkan meraih penghargaan Pustakawan Terbaik Provinsi Banten. Sejak 2023, ia akhirnya berstatus ASN PPPK.
Di perpustakaan, Rizal menangani hampir semua layanan: mulai dari katalogisasi, klasifikasi, hingga membantu pengunjung mencari koleksi melalui sistem otomasi.
Bagian yang paling ia sukai adalah interaksi dengan pengunjung.
“Kalau masyarakat datang, kita harus bisa memahami kebutuhan informasinya. Tugas pustakawan bukan hanya menyimpan buku, tapi juga memastikan buku itu sampai ke pembaca yang tepat,” tegasnya.
Menurut Rizal, jumlah pustakawan di Lebak masih belum ideal. Ia berharap ada formasi CPNS dan PPPK lebih banyak untuk lulusan Ilmu Perpustakaan.
“Perpustakaan itu sama pentingnya seperti sekolah atau rumah sakit. Kalau sekolah butuh guru, rumah sakit butuh dokter, maka perpustakaan juga butuh pustakawan,” katanya.
Rizal melihat bahwa minat baca masyarakat sebenarnya tinggi, tetapi aksesnya masih terbatas, terutama di sekolah-sekolah.
“Jadi bukan minatnya yang rendah, tapi akses bukunya yang masih kurang,” ujarnya.
Perpustakaan Saidjah Adinda sendiri kini memiliki lebih dari 20.000 judul buku, dengan total 40.000 eksemplar.
Koleksinya beragam: dari buku agama, sejarah, novel, hingga referensi akademik.
Fasilitasnya mencakup ruang baca anak, audio visual, dan layanan perpustakaan keliling yang menjangkau desa-desa.
Rata-rata, 1.000 pengunjung datang setiap bulan, tak hanya dari Lebak, tapi juga dari Tangerang, Serang, dan daerah lainnya.
Bagi Rizal, keberhasilan perpustakaan bukan diukur dari jumlah koleksi atau kunjungan semata, tapi dampaknya pada generasi muda.
“Saya ingin anak-anak Lebak merasakan fungsi perpustakaan sejak kecil. Kalau saya dulu baru mengenalnya saat kuliah,” katanya.
Ia berharap perpustakaan bisa menjadi ruang aman, tempat belajar, dan sumber inspirasi, bukan sekadar tempat meminjam buku.
“Harapan saya, semakin banyak anak-anak yang gemar membaca. Karena dari situlah masa depan mereka bisa terbuka,” ucapnya.
Kini, di antara rak-rak buku yang hening, Rizal tetap teguh mengabdi. Bagi dia, menjadi pustakawan bukan sekadar pekerjaan, tetapi panggilan untuk menjaga nyala api literasi di tanah kelahirannya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Rusia Serang Ukraina, Gedung Pemerintah Terbakar-Bayi Tewas
Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia melancarkan serangan udara terbesarnya sejak awal invasi ke Ukraina. Serangan itu membakar gedung utama pemerintah Ukraina di Kyiv dan menewaskan tiga orang, termasuk seorang bayi. Jasad bayi tersebut ditemukan tim penyelamat dari reruntuhan bangunan, Minggu (7/9/2025).
“Untuk pertama kalinya, gedung Pemerintah rusak akibat serangan musuh. Atap dan lantai atasnya (rusak),” kata Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko melalui Telegram, melansir Reuters.
Ia menambahkan, “Tim penyelamat sedang memadamkan api.”
Seorang saksi mata Reuters melihat lantai atas gedung pemerintah di distrik bersejarah Pecherskyi terbakar hebat, dengan asap tebal membubung ke langit biru cerah tepat setelah matahari terbit.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan, Rusia telah meluncurkan 805 drone dan 13 rudal semalam. Dari jumlah itu, pertahanan Ukraina berhasil menembak jatuh 751 drone dan empat rudal. Ini disebut sebagai serangan drone terbesar sejak invasi penuh Rusia pada Februari 2022 lalu.
Di distrik Darnytskyi, jasad seorang bayi dan seorang wanita muda ditemukan di antara puing-puing gedung apartemen empat lantai yang hancur akibat serangan.
Pejabat darurat negara mengatakan, 18 orang terluka dalam serangan semalam yang menimbulkan kebakaran di seluruh kota.
Moskow tidak segera mengomentari serangan tersebut. Kedua belah pihak membantah menargetkan warga sipil dalam serangan, tetapi ribuan orang telah tewas dalam perang yang dilancarkan Rusia dengan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Sebelumnya, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan seorang wanita tua tewas di tempat perlindungan bom di Darnytskyi dan seorang wanita hamil termasuk di antara mereka yang terluka.
Puing-puing Drone
Sementara di distrik barat Sviatoshynskyi, puing drone memicu kebakaran di sebuah apartemen 16 lantai dan dua gedung lainnya yang berlantai sembilan. Beberapa lantai bangunan runtuh sebagian, sementara fasad hancur, sebagaimana terlihat dari foto-foto yang diunggah petugas darurat.
Svyrydenko menegaskan serangan ini menunjukkan kebutuhan Ukraina akan lebih banyak dukungan militer. “Kami akan membangun kembali gedung-gedung itu. Namun nyawa yang hilang tidak dapat dikembalikan. Musuh meneror dan membunuh rakyat kami di seluruh negeri setiap hari,” ujarnya.
Kepala Administrator Militer Kyiv, Tkachenko menuduh Rusia dengan sengaja menyasar warga sipil. “Rusia dengan sengaja dan sadar menyerang target sipil,” tulisnya di Telegram.
Serangan besar ini juga menghantam sejumlah kota lain. Di Kremenchuk, puluhan ledakan memutus aliran listrik dan merusak jembatan di atas Sungai Dnipro. Di Kryvyi Rih, infrastruktur perkotaan ikut menjadi sasaran, meski tak ada laporan korban jiwa. Sementara di Odesa, gedung-gedung perumahan dan infrastruktur sipil rusak parah, dengan kebakaran melanda beberapa blok apartemen.
Ancaman serangan udara yang meluas hingga ke Ukraina barat membuat Polandia mengaktifkan pesawat tempur bersama sekutu NATO untuk menjaga wilayah udaranya. Hal ini sebagaimana dikonfirmasi oleh Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
-
/data/photo/2025/09/07/68bd679c16463.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Nyala Lilin Jadi Penutup Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS Megapolitan 7 September 2025
Nyala Lilin Jadi Penutup Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Aksi bela Palestina menyalakan lilin menjadi momen penutup di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat, Minggu (7/9/2025) sore.
Puncak acara berlangsung pada pukul 17.40 WIB saat ratusan lilin dinyalakan di atas spanduk besar bertuliskan “700 Hari Genosida di Gaza”.
Lilin-lilin tersebut dikelilingi oleh bunga mawar merah dan putih sebagai simbol duka, cinta, dan harapan bagi rakyat Palestina yang sedang menderita.
“Lilin dan bunga mawar ini bukan hanya simbol, tapi juga doa kami untuk perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina,” kata salah satu koordinator aksi dalam orasinya, Kamis.
Massa yang sebagian besar didominasi oleh perempuan dan anak-anak ini membawa berbagai poster tuntutan, di antaranya bertuliskan “Stop Genocide”, “Suspend Israel from the UN”, serta foto korban perang dan jurnalis yang gugur dalam konflik berkepanjangan.
Selain itu, mereka juga membacakan doa dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia serta lagu Palestina “Suspend Israel from the UN”.
Bendera merah-putih dan bendera Palestina berkibar berdampingan dalam aksi tersebut.
Adapun aksi ini diinisiasi oleh Aliansi Pemuda Indonesia (API) Palestina dengan tajuk “Jakarta Hingga Gaza: Keadilan untuk Kemanusiaan Semesta”.
“Kami ingin menyampaikan pesan moral dari Jakarta bahwa keadilan kemanusiaan harus ditegakkan, dan penderitaan rakyat Palestina tidak bisa terus dibiarkan,” kata Namsianto Wakhid, pengurus API Palestina, saat dihubungi
Kompas.com
, Minggu.
Menurut Namsianto, rangkaian aksi diwarnai dengan penyalaan lilin, tabur bunga, doa bersama, dan orasi.
“Ini adalah panggilan kemanusiaan. Dukungan rakyat Indonesia diharapkan memberi energi moril bagi perjuangan rakyat Palestina menuju kemerdekaan sepenuhnya,” ujarnya.
Berdasarkan data terbaru, korban tewas sejak Oktober 2023 berjumlah 64.300 jiwa, sementara 161.200 orang mengalami luka berat.
Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 72 warga Gaza dilaporkan meninggal dan 314 lainnya terluka akibat serangan militer Israel.
Selain itu, krisis pangan semakin parah akibat blokade, dengan 382 orang termasuk 135 anak-anak dilaporkan meninggal karena kelaparan dan malanutrisi.
Hingga pukul 18.10 WIB, massa masih memadati lokasi sembari menunaikan sholat magrib di area berjalannya aksi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/07/68bd5dcfe01d1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Massa Tabur Bunga Mawar di Kedubes AS, Tanda Solidaritas RI untuk Palestina Megapolitan 7 September 2025
Massa Tabur Bunga Mawar di Kedubes AS, Tanda Solidaritas RI untuk Palestina
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Massa aksi solidaritas Palestina menaburkan bunga mawar putih dan merah di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS), kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (7/9/2025) sore.
Tabur bunga dilakukan sebagai simbol duka cita sekaligus doa bagi ribuan korban jiwa di Gaza yang terus berjatuhan akibat serangan militer Israel.
Massa yang didominasi perempuan dan anak-anak menggelar doa bersama sebelum menaburkan bunga mawar merah dan putih di sekitar spanduk besar berukuran lima meter pukul 17.00 WIB.
“Bunga ini adalah tanda cinta, duka, sekaligus solidaritas rakyat Indonesia untuk Palestina. Setiap kelopak yang kami taburkan adalah doa agar penderitaan mereka segera berakhir,” ujar salah satu peserta aksi saat berorasi.
Selain tabur bunga, massa juga menyalakan lilin-lilin kecil sebagai simbol perlawanan tanpa kekerasan.
Lagu Indonesia Raya turut dikumandangkan sambil bendera Indonesia dan Palestina dikibarkan berdampingan.
Sejumlah peserta aksi membawa poster dengan pesan-pesan seperti “Don’t Stop Talking About Palestine”, “Suspend Israel from the UN”, hingga foto jurnalis dan korban konflik Gaza.
Aksi damai ini digelar oleh Aliansi Pemuda Indonesia (API) Palestina.
“Kami ingin menyampaikan pesan moral dari Jakarta bahwa keadilan kemanusiaan harus ditegakkan. Bunga dan lilin yang kami nyalakan adalah simbol harapan bagi rakyat Palestina,” kata Namsianto Wakhid, pengurus API Palestina.
Berdasarkan data terkini, jumlah korban tewas di Gaza sejak Oktober 2023 telah melampaui 64.300 jiwa, dengan 161.200 orang lainnya mengalami luka berat.
Krisis pangan akibat blokade juga kian parah, bahkan 382 orang, termasuk 135 anak-anak, dilaporkan meninggal karena kelaparan dan malanutrisi.
Pantauan Kompas.com aksi damai bertajuk “+700 Hari Genosida di Gaza” dimulai pukul 16.30 WIB.
Mereka mendirikan tenda berwarna hitam dan krem di belokan Jalan Merdeka Selatan menuju Gambir, tepat di seberang Gedung Kedubes AS.
Dalam aksi kali ini, mereka menyampaikan tujuh tuntutan yang terdiri dari tiga pernyataan sikap dan empat desakan kepada pemerintah Indonesia.
1. Mengutuk keras dukungan politik, militer, dan finansial Amerika Serikat terhadap Israel yang menyebabkan penderitaan massal rakyat Palestina.
2. Menegaskan solidaritas penuh kepada rakyat Palestina serta menyerukan keadilan, kebebasan, dan hak menentukan nasib sendiri.
3. Membuka akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza untuk menjamin kebutuhan dasar rakyat Palestina seperti makanan, obat-obatan, listrik, dan air bersih.
1. Mengirim bantuan militer untuk Gaza.
2. Memutus seluruh kerja sama dengan Israel, terutama di bidang ekonomi, keamanan, dan pertahanan.
3. Melindungi peserta Indonesia dalam Global Sumud Flotilla dari ancaman Israel.
4. Mendesak pengusiran Israel dari Sidang Umum PBB mendatang.
Hingga pukul 17.20 WIB, aksi damai masih berlangsung kondusif dengan penjagaan aparat kepolisian, sementara arus lalu lintas di sekitar lokasi terpantau lancar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/07/68bd575d71e30.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Massa Aksi Bela Palestina Padati Depan Kedubes AS, Ini Tuntutannya Megapolitan 7 September 2025
Massa Aksi Bela Palestina Padati Depan Kedubes AS, Ini Tuntutannya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Massa aksi bela Palestina mulai memadati di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS), kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (7/9/2025) sore.
Pantauan
Kompas.com
di lokasi, peserta aksi mulai berdatangan sejak pukul 15.30 WIB. Sebuah tenda berwarna hitam dan krem didirikan di belokan Jalan Merdeka Selatan menuju Gambir, tepat di seberang Gedung Kedubes AS.
Tampak bendera merah putih dan bendera Palestina berkibar di sekitar lokasi.
Aparat Kepolisian Sektor Gambir menurunkan 13 pembatas jalan berwarna oranye untuk membatasi area massa.
Kendati begitu, arus lalu lintas di sekitar lokasi terpantau masih lancar.
Pukul 16.30 WIB, aksi damai bertajuk “700 Hari Genosida di Gaza” baru dimulai. Massa yang didominasi perempuan dan anak-anak membawa berbagai poster, bendera Palestina, hingga spanduk hitam berukuran lima meter bertuliskan “+700 Hari Genosida di Gaza”.
Dalam spanduk tersebut, mereka menyampaikan tujuh tuntutan yang terdiri dari tiga pernyataan sikap dan empat desakan kepada pemerintah Indonesia.
1. Mengutuk keras dukungan politik, militer, dan finansial Amerika Serikat terhadap Israel yang menyebabkan penderitaan massal rakyat Palestina.
2. Menegaskan solidaritas penuh kepada rakyat Palestina serta menyerukan keadilan, kebebasan, dan hak menentukan nasib sendiri.
3. Membuka akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza untuk menjamin kebutuhan dasar rakyat Palestina seperti makanan, obat-obatan, listrik, dan air bersih.
1. Mengirim bantuan militer untuk Gaza.
2. Memutus seluruh kerja sama dengan Israel, terutama di bidang ekonomi, keamanan, dan pertahanan.
3. Melindungi peserta Indonesia dalam Global Sumud Flotilla dari ancaman Israel.
4. Mendesak pengusiran Israel dari Sidang Umum PBB mendatang.
Massa juga mengangkat poster dengan berbagai pesan, seperti “Don’t Stop Talking About Palestine”, “Suspend Israel from the UN”, hingga foto jurnalis dan korban konflik Gaza. Sejumlah peserta mengenakan atribut khas Palestina, seperti syal keffiyeh.
Sejumlah peserta mengenakan atribut khas Palestina, seperti syal keffiyeh.
Lilin-lilin kecil disusun mengelilingi spanduk hitam sebagai simbol duka dan solidaritas.
Orasi bergantian dilakukan lewat pengeras suara, diikuti yel-yel dan doa bersama.
“Mungkin kita ingat Palestina, 700 hari Palestina. Mengingatkan kita kepada kegagalan kita, kegagalan Indonesia untuk menghentikan genosida,” tutur salah satu peserta aksi berpakaian hitam.
“Tidak ada yang berbeda, genosida lancar berjaya. Indonesia gagal menghentikan perang di Palestina,” lanjutnya.
Setelah orasi, massa juga menyanyikan lagu Indonesia Raya sembari mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina.
Adapun aksi ini diinisiasi oleh Aliansi Pemuda Indonesia (API) Palestina dengan tajuk “Jakarta Hingga Gaza: Keadilan untuk Kemanusiaan Semesta”.
“Kami ingin menyampaikan pesan moral dari Jakarta bahwa keadilan kemanusiaan harus ditegakkan, dan penderitaan rakyat Palestina tidak bisa terus dibiarkan,” kata Namsianto Wakhid, pengurus API Palestina, saat dihubungi
Kompas.com
, Minggu.
Menurut Namsianto, rangkaian aksi diwarnai dengan penyalaan 1.000 lilin, tabur bunga, doa bersama, dan orasi.
“Ini adalah panggilan kemanusiaan. Dukungan rakyat Indonesia diharapkan memberi energi moril bagi perjuangan rakyat Palestina menuju kemerdekaan sepenuhnya,” ujarnya.
Berdasarkan data terbaru, jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 telah melampaui 64.300 jiwa, sementara 161.200 orang mengalami luka berat.
Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 72 warga Gaza dilaporkan meninggal dan 314 lainnya terluka akibat serangan militer Israel.
Selain itu, krisis pangan semakin parah akibat blokade, dengan 382 orang termasuk 135 anak-anak dilaporkan meninggal karena kelaparan dan malanutrisi.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Ruslan Basuki menyebut sebanyak 589 personel dikerahkan untuk mengamankan aksi.
“589 personel dikerahkan untuk pengamanan aksi Aliansi Pemuda Indonesia Palestina,” kata Ruslan.
Hingga pukul 16.50 WIB, kondisi aksi masih berjalan kondusif.
Peserta aksi terus berdatangan, sementara arus lalu lintas di sekitar lokasi tetap lancar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Baguna PDI Perjuangan Jatim Gelar Pelatihan Mitigasi Kebakaran di Surabaya
Surabaya (beritajatim.com) — Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap isu kemanusiaan dan lingkungan. Mereka menggelar Pelatihan Simulasi Mitigasi Bencana di Surabaya sebagai respons terhadap tingginya potensi bencana, khususnya kebakaran di kawasan padat penduduk.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana DPP PDI Perjuangan, Tri Rismaharini, mengapresiasi langkah Baguna Jatim. Dia menekankan bahwa mitigasi bencana, terutama kebakaran, adalah langkah penting untuk menyelamatkan nyawa dan aset masyarakat.
“Saya mengapresiasi langkah cepat tanggap Baguna DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. Apalagi, Provinsi Jawa Timur ini banyak daerah perkotaan, padat penduduk. Sehingga pelatihan simulasi mitigasi bencana kebakaran ini bermanfaat sekali, bisa untuk membantu masyarakat dari bencana,” ungkap Risma dalam sambutannya di Aula Megawati Kantor DPD PDI Perjuangan Jatim, Minggu (7/9/2025).
Risma menambahkan, pelatihan ini bukan hanya berguna dalam situasi darurat, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya proteksi dini. Menurutnya, kemampuan dasar yang ditanamkan dalam pelatihan ini dapat menjadi awal dari upaya mitigasi yang lebih luas.
“Lalu juga bisa untuk menjaga aset-aset masyarakat ataupun milik pemerintah. Dan kemampuan dasar yang dimiliki ini bisa dikembangkan di tempat lain sehingga dapat meminimalisir adanya korban manusia dan harta benda,” lanjutnya.
Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana DPD PDI Perjuangan Jatim, Eddy Tarmidi Widjaja, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program rutin Baguna. Selama beberapa tahun terakhir, pihaknya konsisten membangun kesiapsiagaan masyarakat melalui pelatihan serupa.
“Ini merupakan agenda rutin Baguna DPD PDI Perjuangan Jatim. Sebelumnya kami sudah melakukan pelatihan mitigasi penanggulangan bencana juga,” ujar Eddy.
Eddy menyebut pelatihan kali ini menyasar objek vital yang memiliki dampak luas jika terjadi kebakaran. Selain membahayakan nyawa, kerusakan pada objek vital juga berpotensi mengganggu pelayanan publik dan pemerintahan.
“Kita libatkan seluruh kader kita — dari badan, sayap, kesekretariatan, pun satgas turut serta dalam upaya pelatihan mitigasi penanggulangan bencana kebakaran objek vital ini. Sehingga dapat meminimalisir adanya korban jiwa ataupun harta benda,” tegasnya.
Dalam sesi pelatihan, peserta tidak hanya mempelajari teori dasar tentang penyebab dan pola penyebaran kebakaran. Mereka juga mengikuti simulasi praktik pemadaman, evakuasi korban, hingga penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) bekerja sama dengan Basarnas Jawa Timur. [asg/suf]
/data/photo/2025/08/31/68b41120a1a8a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
