Organisasi: API

  • Kebakaran Food Court Fatmawati dekat Stasiun Cipete Raya, Operasional MRT Normal – Page 3

    Kebakaran Food Court Fatmawati dekat Stasiun Cipete Raya, Operasional MRT Normal – Page 3

    Sebelumnya, berdasarkan laporan Suku Dinas atau Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, kebakaran dilaporkan pertama kali pada Minggu malam, 7 September 2025 pukul 23.39 WIB oleh warga.

    Api diduga berasal dari mesin freezer di salah satu stan foodcourt ayam steak yang kemudian meledak dan menyambar sedikitnya ke 10 stan lain, termasuk martabak, warung sate, dan bengkel ban.

    Sebanyak 18 unit mobil pemadam dan 71 personel dikerahkan ke lokasi di Jalan RS Fatmawati Raya, Gandaria Selatan, Cilandak, dengan unit pertama tiba pukul 23.45 WIB. Api berhasil dilokalisir sekitar pukul 02.30 dan pendinginan selesai pukul 02.50 WIB.

    Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, satu orang berusia 40 tahun mengalami luka akibat pecahan kaca dan telah ditangani PMI. Luas area terbakar diperkirakan 1.000 meter persegi dengan nilai kerugian mencapai sekitar Rp1,2 miliar.

  • Kronologi Kebakaran Food Court di Fatmawati, Saksi Dengar Ada Ledakan – Page 3

    Kronologi Kebakaran Food Court di Fatmawati, Saksi Dengar Ada Ledakan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kebakaran melanda pusat jajanan (food court) di Jalan RS Fatmawati Raya No.25, RT.1/RW.6, Gandaria Selatan, Cilandak. Seorang pengemudi ojek daring bernama Yanto melihat api pertama kali muncul dari mesin pendingin (freezer) di salah satu gerai makanan steak ayam.

    Tak lama kemudian, terjadi ledakan, dan api langsung menyambar gerai-gerai lainnya serta bengkel terdekat.

    “Pak Yanto berusaha memadamkan api yang terus membesar, kemudian melapor kepada Gulkarmat Jakarta Selatan, dan kami langsung meluncurkan unit terdekat dari TKP,” tutur Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Selatan Syamsul Huda dilansir Antara, Senin (8/9/2025).

  • Kerugian kebakaran “food court” di Fatmawati Raya capai Rp1,2 miliar

    Kerugian kebakaran “food court” di Fatmawati Raya capai Rp1,2 miliar

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan mengatakan kerugian kebakaran yang melanda pusat jajanan (food court) di Jalan RS Fatmawati Raya No.25, RT.1/RW.6, Gandaria Selatan, Cilandak, mencapai Rp1,2 miliar.

    “Taksiran kerugian mencapai Rp1,2 miliar,” kata Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Selatan Syamsul Huda di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, area yang terbakar itu seluas 1.000 meter persegi, sementara penyebab kebakarannya diduga akibat masalah listrik di kawasan setempat, dengan titik kenal McD Fatmawati.

    Dari kebakaran tersebut, dia melaporkan tidak ada korban jiwa, namun ada satu orang yang terluka.

    “Satu orang terluka terkena pecahan kaca dan sudah diatasi oleh PMI,” ujar Syamsul.

    Lebih lanjut, dia menuturkan pada Minggu (7/9) malam, seorang pengemudi ojek daring bernama Yanto melihat api pertama kali muncul dari mesin pendingin (freezer) di salah satu gerai makanan steak ayam.

    Tak lama kemudian, terjadi ledakan, dan api langsung menyambar gerai-gerai lainnya serta bengkel terdekat.

    “Pak Yanto berusaha memadamkan api yang terus membesar, kemudian melapor kepada Gulkarmat Jakarta Selatan, dan kami langsung meluncurkan unit terdekat dari TKP,” tutur Syamsul.

    Sebanyak 71 personel Gulkarmat Jakarta Selatan dikerahkan untuk memadamkan kebakaran tersebut, dan saat ini sudah dalam status pendinginan sejak pukul 02.50 WIB.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kebakaran Food Court Fatmawati dekat Stasiun Cipete Raya, Operasional MRT Normal – Page 3

    Jalan Fatmawati Jaksel Ditutup Sementara Imbas Kebakaran Restoran Cepat Saji – Page 3

    Restoran cepat saji yang berada di Jalan RS. Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, terbakar pada Minggu malam. Kebakaran tersebut dapat dipadamkan oleh Sudin Gulkarmat Jaksel yang menerjunkan 71 personel.

    “Saat ini sudah proses pendinginan,” kata Kepala Sudin Gulkarmat Jaksel Syamsul Huda.

    Menurut dia, kebakaran yang menghanguskan sejumlah ruko itu terjadi sekitar pukul 23.39 WIB, dan api dapat dipadamkan oleh petugas pada pukul 02.50 WIB.

     

  • Kerugian kebakaran “food court” di Fatmawati Raya capai Rp1,2 miliar

    Proses pendinginan kebakaran tempat makan di Jaksel masih berlangsung

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah petugas pemadam kebakaran masih melakukan proses pendinginan di lokasi kebakaran yang melanda sebuah pusat jajanan atau “food court” di Fatmawati, Jakarta Selatan.

    “Saat ini masih dilakukan proses pendinginan,” kata Perwira Piket Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jaksel Triyanto di Jakarta, Senin.

    Dia mengungkapkan kebakaran yang menghanguskan sejumlah tempat makan itu terjadi pada Minggu (7/9) malam sekitar pukul 23.39 WIB.

    Menurut dia, hingga Senin, pukul 06.00 WIB, petugas masih berupaya melakukan proses pendinginan.

    “Kalau api dipastikan sudah tidak ada,” ujar Triyanto.

    Di lokasi tersebut, petugas masih menyemprotkan air ke sejumlah lokasi kebakaran untuk memastikan tidak ada lagi percikan maupun asap di lokasi.

    Dari data petugas, kebakaran tersebut menghanguskan food court seluas kurang lebih 1.000 meter persegi. Di areal itu, terdapat puluhan gerai atau stand makanan maupun minuman.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jalan Fatmawati Stasiun MRT Cipete masih ditutup imbas kebakaran

    Jalan Fatmawati Stasiun MRT Cipete masih ditutup imbas kebakaran

    Jakarta (ANTARA) – Jalan Fatmawati Raya, tepatnya di sekitar Stasiun Cipete Raya, Jakarta Selatan, ditutup sementara dari kedua arah terkait peristiwa kebakaran yang terjadi pada Minggu (7/9) malam.

    Di lokasi itu, petugas pemadam kebakaran masih melakukan proses pendinginan, sehingga jalan tersebut ditutup untuk sementara waktu.

    “Kami masih menutup jalan sampai proses pendinginan selesai,” kata Perwira Piket Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jaksel Triyanto di Jakarta, Senin.

    Petugas pemadam kebakaran masih berupaya melakukan pendinginan, sementara di Jalan Cipete Raya, tepatnya di Stasiun MRT, masih terparkir sederet mobil pemadam kebakaran.

    Sejumlah kendaraan yang akan melewati jalan tersebut dialihkan sementara, namun kondisi lalu lintas di kawasan tersebut terpantau masih belum terlalu ramai.

    Triyanto mengatakan setelah proses pendinginan selesai, maka jalan tersebut akan kembali dibuka.

    Sebelumnya, sejumlah rumah toko (ruko) di Jalan RS. Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, terbakar. Tak lama, kebakaran tersebut dapat dipadamkan oleh Sudin Gulkarmat Jaksel yang menerjunkan 71 personel.

    “Saat ini sudah proses pendinginan,” kata Kepala Sudin Gulkarmat Jaksel Syamsul Huda di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, kebakaran yang menghanguskan sejumlah ruko itu terjadi pada Minggu malam sekitar pukul 23.39 WIB, dan api dapat dipadamkan oleh petugas pada pukul 02.50 WIB.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Restoran Cepat Saji di Fatmawati Terbakar, 18 Mobil Damkar dan 71 Petugas Diterjunkan – Page 3

    Restoran Cepat Saji di Fatmawati Terbakar, 18 Mobil Damkar dan 71 Petugas Diterjunkan – Page 3

    Dia mengatakan bahwa titik ruko yang terbakar yaitu di rumah makan atau restoran McD Fatmawati.

    Untuk memadamkan kebakaran tersebut, pihaknya menerjunkan sebanyak 71 personel dengan 18 unit mobil pemadam kebakaran.

    “Total ada 71 personel pemadam kebakaran yang diterjunkan untuk memadamkan api,” katanya, dikutip dari Antara.

  • Tuntutan Rakyat 17+8
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 September 2025

    Tuntutan Rakyat 17+8 Nasional 8 September 2025

    Tuntutan Rakyat 17+8
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    ADA
    yang aneh pada sepasang angka itu: 17 dan 8. Angka yang sederhana, tetapi sekaligus sarat sejarah. Tujuh belas adalah tanggal kemerdekaan, delapan adalah bulan saat republik diproklamasikan.
    Kini, kombinasi itu muncul kembali, bukan dalam upacara di lapangan, tetapi dalam dokumen yang diserahkan dengan getir di depan gedung DPR.
    Angka itu bukan lagi sekadar penanda waktu, melainkan penanda luka. Seakan rakyat ingin mengingatkan: kemerdekaan tidak pernah selesai.
    Apa yang dulu diikrarkan pada 17 Agustus, kini harus diulang dalam bentuk tuntutan, seolah negara lupa kepada janji awalnya.
    Demonstrasi yang membanjiri jalan-jalan kota pada akhir Agustus itu adalah bentuk lain dari sidang rakyat.
    Jalan raya berubah menjadi forum, aspal menjadi mimbar, dan poster menjadi naskah. Di situ rakyat menuliskan kalimat-kalimat yang tak terbaca dalam naskah undang-undang.
    Jalan selalu punya ingatan. Ia mengingat langkah-langkah mahasiswa 1966, ia mencatat teriakan 1998, dan kini ia kembali dipenuhi suara yang sama: kekecewaan.
    Jalan bukan sekadar ruang untuk bergerak, tetapi ruang untuk menagih. Di sanalah demokrasi sering menemukan dirinya ketika institusi formal bungkam.
    Tuntutan itu ditulis dalam kata-kata yang tegas: hentikan kriminalisasi, tarik tentara ke barak, pangkas privilese, wujudkan upah layak.
    Kata-kata yang sederhana, tetapi tajam. Dalam politik, kata bisa lebih berbahaya daripada senjata, karena ia menyentuh legitimasi.
    Namun kata juga bisa rapuh. Ia bisa diabaikan, dijawab dengan janji baru, atau dipatahkan oleh retorika kuasa.
    Rakyat tahu itu, karena sudah berulang kali merasakannya. Namun, mereka tetap menulis, tetap menyerahkan dokumen, karena mereka percaya: kata adalah satu-satunya jalan yang tersisa sebelum batu dan api bicara.
    Gerakan 17+8 bukan hanya soal isi, tetapi juga simbol. Warna-warna yang dipilih—merah muda, hijau, biru—menjadi bahasa baru protes.
    Ia viral di media sosial, menjelma poster digital, dan menyeberang ke jalan. Simbol itu menembus batas generasi, menyatukan mahasiswa, pekerja, influencer, hingga buruh migran.
    Di republik yang makin gemar menutup telinga, simbol menjadi bahasa sunyi yang tak bisa ditahan. Ia menempel di mata, mengendap di ingatan, dan membuat penguasa gelisah.
    DPR pun merespons. Tunjangan perumahan Rp 50 juta dipangkas, perjalanan dinas luar negeri dihentikan, gaji anggota yang dinonaktifkan ditahan.
    Angka-angka diumumkan dengan terburu-buru, seolah ingin menunjukkan mereka tak tuli. Namun publik tahu, balasan ini hanya kulit.
    Di balik angka Rp 65 juta
    take home pay
    , rakyat melihat jurang yang tetap menganga. Balasan itu seperti obat pereda nyeri: menenangkan sesaat, tetapi tak menyentuh penyakit. Penyakit itu bernama privilese. Penyakit itu bernama jarak.
    Dari gerakan ini, wajah politik kita kembali tersingkap. Ada lima nama anggota DPR yang dinonaktifkan partainya—selebritas yang tiba-tiba masuk parlemen, politisi lama yang terbiasa dengan fasilitas.
    Wajah-wajah ini menjadi simbol bagaimana kursi wakil rakyat bisa dijadikan panggung pribadi, bukan ruang pengabdian.
    Rakyat muak bukan karena mereka selebritas, melainkan karena mereka lupa diri. Demokrasi yang seharusnya menghadirkan representasi berubah menjadi panggung hiburan. Di situlah wajah parlemen tampak gelap.
    Rakyat tidak hanya menuntut. Mereka juga menawarkan arah. Audit independen untuk DPR, larangan bagi eks-koruptor kembali duduk, transparansi keuangan partai, pengesahan UU Perampasan Aset, reformasi Polri dan TNI, hingga perlindungan bagi pekerja dan lingkungan.
    Inilah paradoksnya: rakyat yang sering dianggap massa tanpa konsep justru menawarkan visi lebih jernih daripada elite. Harapan itu sederhana: negara yang berpihak, hukum yang adil, dan politik yang waras.
    Akhirnya, 17+8 bukan sekadar daftar tuntutan. Ia adalah narasi tentang republik yang sedang kehilangan ingatannya. Ia mengingatkan bahwa kemerdekaan bukan hadiah permanen, melainkan janji yang harus terus ditagih.
    Republik ini lahir dari keberanian menuntut. Dari Sumpah Pemuda, dari Proklamasi, dari Reformasi. Kini, rakyat kembali menuntut dengan cara yang sama: turun ke jalan, menulis dokumen, menyalakan lilin.
    Apakah penguasa akan mendengar? Mungkin ya, mungkin tidak. Tetapi yang pasti, rakyat sudah bicara. Dan selama rakyat masih bicara, republik ini tetap hidup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sejumlah ruko di Fatmawati Jaksel terbakar

    Sejumlah ruko di Fatmawati Jaksel terbakar

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah rumah toko (ruko) di Jalan RS. Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, terbakar dan berhasil memadamkan setelah menerjunkan sebanyak 71 personel.

    “Saat ini sudah proses pendinginan,” kata Kasudin Gulkarmat Jaksel Syamsul Huda di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, kebakaran yang menghanguskan sejumlah ruko itu terjadi pada Minggu malam sekitar jam 23.39 WIB dan petugas telah berhasil memadamkan pada 02.50 WIB.

    Ia mengatakan bahwa titik ruko yang terbakar yaitu di rumah makan atau restoran McD Fatmawati.

    Untuk memadamkan kebakaran tersebut, pihaknya menerjunkan sebanyak 71 personel dengan 18 unit mobil pemadam kebakaran.

    “Total ada 71 personel pemadam kebakaran yang diterjunkan untuk memadamkan api,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gunung Marapi Meletus Lagi, Kolom Abu Membumbung 1.200 Meter ke Langit – Page 3

    Gunung Marapi Meletus Lagi, Kolom Abu Membumbung 1.200 Meter ke Langit – Page 3

    PVMBG juga mengingatkan ancaman potensi lahar dingin, terutama bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak gunung api. Kondisi tersebut terutama saat terjadi hujan atau musim hujan. Kemudian, kata dia, apabila terjadi hujan abu masyarakat diimbau menggunakan masker penutup hidung dan mulut guna menghindari gangguan saluran pernapasan.

    PGA bersama PVMBG juga terus mengingatkan adanya tumpukan material akibat letusan gunung api tersebut yang menyebabkan munculnya aliran air dan sewaktu-waktu berpotensi terjadinya banjir lahar dingin.

    Kondisi tersebut tidak bisa diabaikan karena sangat rentan dan berbahaya terutama saat hujan dengan intensitas tinggi. Dilansir Antara, hal yang paling mungkin terjadi yakni banjir lahar dingin seperti peristiwa 11 Mei 2024 yang menelan puluhan korban jiwa.