Organisasi: API

  • Intip Hasil Seleksi Pelamar Damkar, Tahap Pertama Diumumkan Rabu

    Intip Hasil Seleksi Pelamar Damkar, Tahap Pertama Diumumkan Rabu

    Bisnis.com, Jakarta — Pemerintah Provinsi Jakarta akan mengumumkan nama-nama pelamar pemadam kebakaran yang lolos seleksi tahap pertama pada hari Rabu 17 September 2025.

    Gubernur Jakarta, Pramono Anung menilai antusiasme warga sangat tinggi terhadap petugas pemadam kebakaran belakangan ini. Menurut Pramono, antusiasme ini harus terus dijaga agar tidak padam di Jakarta.

    “Karena kepercayaan yang seperti ini tidak datang tiba-tiba karena sesuatu yang dilakukan dalam jangka panjang dan kami akan menjaga itu,” tuturnya di sela-sela acara Pembukaan Fire Safety Challange Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi Jakarta 2025 di Jakarta, Senin (15/9).

    Menurut Pramono, tugas seorang pemadam kebakaran belakangan ini sangat bervariasi tidak hanya fokus memadamkan api saja di wilayah Jakarta.

    Dia menjelaskan beberapa tugas pemadam kebakaran saat ini di antaranya mencari kucing hilang, menangkap biawak maupun ular, hingga mengambil bola yang nyangkut di atap rumah.

    “Ini membuktikan bahwa Damkar memang bekerjanya multifungsi serta menunjukkan bahwa Damkar mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat dan kami juga berterima kasih,” katanya.

    Maka dari itu, Pramono akan menambah jumlah pemadam kebakaran untuk bantu warga Jakarta. Pada tahap pertama, ada 1.000 lowongan menjadi petugas pemadam kebakaran yang dibuka Pemprov Jakarta.

    Dari 1.000 lowongan tersebut, pendaftarnya mencapai 24.405 orang karena antusias warga sangat tinggi menjadi petugas pemadam kebakaran.

    “Jadi besok seleksi awal akan diumumkan penetapan nama-nama seribu orang pada hari Rabu,” ujarnya.

  • Pemkot Jaktim imbau warga rutin rawat APAR agar tetap berfungsi

    Pemkot Jaktim imbau warga rutin rawat APAR agar tetap berfungsi

    Ketika ada bahaya kebakaran atau percikan api, pastikan APAR masih berfungsi dengan baik

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur mengimbau kepada warga agar rutin merawat Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di lingkungannya agar tetap berfungsi baik dalam keadaan darurat.

    “Ketika ada bahaya kebakaran atau percikan api, pastikan APAR masih berfungsi dengan baik. Karena itu, perawatan harus rutin dilakukan,” kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin usai apel Deklarasi Gerakan Masyarakat Punya APAR (Gempar) di Kantor Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Senin.

    Imbauan ini juga menjadi bagian tindak lanjut Instruksi Gubernur Nomor 5 Tahun 2025 tentang Gerakan Masyarakat Punya APAR (Gempar).

    Menurut Munjirin, perawatan APAR tidak bisa dianggap sepele. Mulai dari pengecekan kondisi tabung, masa kadaluwarsa, hingga cara penggunaannya perlu dipastikan secara berkala.

    “Semuanya harus dicek, mulai dari cara penggunaannya, kemudian kedaluwarsa sampai waktunya kapan. Ini selalu harus dicek kondisi APAR,” ujarnya.

    Teknis pemeliharaan APAR, kata dia, juga menjadi bagian dari tugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat).

    Namun, Munjirin meminta camat, lurah, hingga warga ikut peduli dan memastikan APAR di lingkungannya terawat.

    “Teknis pemeliharaan APAR ini secara tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) yang mengetahui adalah Sudin Gulkarmat. Kita sudah meminta dan menekankan kepada Sudin Gulkarmat serta camat, lurah untuk selalu memelihara APAR,” ucapnya.

    Dia berharap ketersediaan dan kondisi APAR yang prima menjadi salah satu langkah penting dalam meminimalisir risiko kebakaran di permukiman maupun fasilitas umum.

    Adapun pemeriksaan APAR bulanan meliputi fisik tabung seperti memeriksa adanya cacat, karat, retakan, atau kerusakan lain pada tabung. Lalu, pemeriksaan tekanan untuk memastikan jarum berada di dalam zona hijau (normal) yang berarti siap digunakan.

    Kemudian memastikan segel pengaman masih terpasang utuh dan label pengisian atau informasi kadaluwarsa masih jelas, dan membersihkan permukaan tabung APAR untuk menjaga kebersihan dan mencegah korosi.

    Pemkot Jaktim pun berkomitmen rutin memantau kepemilikan APAR di setiap wilayah sebagai langkah pencegahan risiko kebakaran.

    Selain itu, Munjirin juga meminta camat dan lurah se-Jakarta Timur untuk terus memantau perkembangan gerakan masyarakat punya APAR di lingkungannya masing-masing.

    Pemantauan dilakukan secara rutin agar memastikan setiap rumah tangga, perkantoran, hingga fasilitas umum memiliki APAR.

    Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, sekitar 922 kasus kebakaran terjadi di Jakarta sejak tanggal Januari 2025 hingga pertengahan Juli 2025.

    Jakarta Barat menjadi wilayah dengan jumlah kebakaran tertinggi, mencapai 260 kasus. Lalu disusul oleh Jakarta Timur sebanyak 242 kasus.

    Objek terbakar dengan intensitas paling tinggi yakni bangunan perumahan 345 kejadian, bangunan umum dan perdagangan 197 kejadian, dan kendaraan 42 kejadian.

    Sebanyak 61 persen diduga karena masalah listrik, baik komponen listrik yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), pemasangan yang kurang memenuhi standar operasi maupun kelalaian masyarakat mengelola listrik pada saat di rumah dan kantor.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Balasan Menohok Marquez ke Fans Rossi, Selebrasi ‘Jemur Baju’ ala Messi

    Balasan Menohok Marquez ke Fans Rossi, Selebrasi ‘Jemur Baju’ ala Messi

    Jakarta

    Marc Marquez melakukan selebrasi ‘jemur baju’ ala Messi usai memenangkan balapan utama MotoGP San Marino 2025 di Sirkuit Misano, akhir pekan lalu. Selebrasi itu pun seolah menjadi balas dendam yang sempurna bagi Marquez kepada publik Misano usai dirinya disoraki saat terjatuh di balap sprint hari Sabtu.

    Marquez diketahui terjatuh di tikungan ke-15 Sirkuit Misano ketika menjalani balap sprint. Marquez mengalami low side tidak lama setelah menyalip Marco Bezzechi dalam merebutkan posisi pertama. Motor Marquez pun terseret keluar lintasan dan gagal melanjutkan balapan.

    Kecelakaan yang dialami Marquez itu menggemparkan penonton, memicu hiruk-pikuk teriakan, sorak-sorai, serta ejekan. Kendati ada beberapa yang kecewa saat Marquez jatuh, sebagian penonton justru meluapkan kegembiraan, ‘menikmati’ kemalangan pebalap Ducati Lenovo itu.

    Marc Marquez. Dok MotoGP Foto: Dok MotoGP

    Kenapa banyak yang menyoraki Marquez? Itu karena Misano merupakan kandang bagi legenda balap MotoGP, Valentino Rossi. Marquez merupakan rival utama Rossi di akhir karier balapnya. Tak ayal banyak penonton MotoGP di Misano–yang merupakan penggemar Rossi–menanam kebencian begitu besar terhadap Marquez.

    Reaksi penonton ini juga merupakan sisa-sisa kebencian dari musim 2015, tahun yang masih menghantui para penggemar Rossi. Saat itu Rossi gagal meraih gelar juara dunia MotoGP kedelapan lantaran diberi sanksi setelah dinilai menendang Marquez di MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang.

    Balas Dendam Marquez

    Namun seolah tak terpengaruh dan kena mental dengan ejekan di balap sprint, Marquez tampil menggila di balap utama hari Minggu. Marquez lagi-lagi berhasil mengungguli Bezzecchi. Tapi kali ini dia lebih hati-hati dan akhirnya bisa finis pertama, serta merayakan kemenangan dengan penuh gaya di hadapan publik Misano yang mengejeknya kemarin.

    “Hari ini saya punya ‘api membara’ di dalam diri saya. Setelah kesalahan kemarin (di sprint), saya selalu berusaha membalas dengan cara terbaik. Dan balasan terbaik adalah memenangkan perlombaan,” ungkap The Baby Alien dikutip dari Crash.

    Marquez merayakan kemenangannya di hadapan publik Misano yang selama ini bersikap tidak ramah dengannya. Dari podium, Marquez mengangkat wearpack balapnya ke arah penonton. Dia menirukan selebrasi terkenal yang dilakukan pesepakbola asal Argentina, Lionel Messi.

    “Saya selalu bilang Messi adalah referensi, dia membiarkan sepak bolanya yang berbicara. Dan saya bicara dengan motor saya. Itu cara yang terbaik, dan saya rasa sudah waktunya untuk merayakannya,” bilang Marquez.

    (lua/din)

  • Dua Petugas Damkar Terluka Saat Padamkan Kebakaran Rumah di Senen, Ini Penyebabnya – Page 3

    Dua Petugas Damkar Terluka Saat Padamkan Kebakaran Rumah di Senen, Ini Penyebabnya – Page 3

    Sebelumnya, kebakaran tengah melanda sebuah rumah tinggal di Jalan Pasar Senen Dalam VI, RT 014/RW 04, Kelurahan Senen, Jakarta Pusat, pada Senin (15/9/2025) dini hari.

    “Rumah tinggal yang berlokasi di Jalan Pasar Senen Dalam VI, RT.014/RW.04, Kelurahan Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat dilaporkan terbakar,” demikian seperti dikutip dari akun Instagram @humasjakfire.

    Adapun operasi pemadaman dilakukan mulai pukul 02.06 WIB. Namun, kini sudah masuk proses pendinginan.

    “Lalu, pada pukul 03.45 WIB, lokalisir perambatan api berhasil dilakukan. Kemudian, pukul 04.05 WIB hingga saat ini, proses pendinginan masih terus berlangsung untuk mengurai material yang mudah terbakar agar tidak menyisakan api maupun asap,” demikian seperti dikutip.

  • Pemkot Jaktim pantau kepemilikan APAR untuk cegah risiko kebakaran

    Pemkot Jaktim pantau kepemilikan APAR untuk cegah risiko kebakaran

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur berkomitmen rutin memantau kepemilikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap wilayah sebagai langkah pencegahan risiko kebakaran.

    “Pasti kami akan selalu memonitor setiap minggunya bagaimana perkembangan masyarakat punya APAR itu sudah sejauh mana untuk meminimalkan risiko kebakaran,” kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin usai apel deklarasi Gerakan Masyarakat Punya APAR (Gempar) di Kantor Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Senin.

    Upaya ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Gubernur Nomor 5 Tahun 2025 tentang Gerakan Masyarakat Punya APAR (Gempar).

    Menurut Munjirin, kepemilikan APAR menjadi hal penting karena mampu menekan potensi kebakaran sejak dini.

    “APAR yang harganya tidak seberapa tapi bisa menyelamatkan bahaya kebakaran. Kebakaran yang tadinya mungkin kecil bisa diselesaikan dengan APAR, sehingga tidak menjadi besar dan tidak menyusahkan kita semuanya,” jelas Munjirin.

    Selain itu, dia juga meminta camat dan lurah se-Jakarta Timur untuk terus memantau perkembangan Gempar di lingkungannya masing-masing. Pemantauan dilakukan secara rutin agar memastikan setiap rumah tangga, perkantoran, hingga fasilitas umum memiliki APAR.

    “Hari ini deklarasi kesanggupan dan kesiapan dari seluruh komponen masyarakat yang ada di Kecamatan Pulogadung baik dari ASN, TNI/Polri, maupun masyarakat dari kelurahan dan kecamatan yang ada di sini,” ucap Munjirin.

    Selain itu, Pemkot Jaktim juga melibatkan unsur RT/RW, sekolah, hingga lembaga kesehatan dalam Gempar, sehingga kepemilikan APAR tidak hanya menjadi kewajiban individu, tetapi juga menjadi gerakan bersama seluruh lapisan masyarakat.

    “Saya ingin gerakan ini tidak hanya berhenti sampai yang tadi mengikuti apel saja dan masyarakat yang mempunyai APAR, tapi mereka juga bisa mengajak tetangga kanan kiri untuk ikut mempunyai APAR juga,” ujarnya.

    Dia berharap langkah ini dapat memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi kebakaran yang kerap terjadi di wilayah padat penduduk Jakarta Timur.

    Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, sekitar 922 kasus kebakaran terjadi di Jakarta sejak tanggal Januari 2025 hingga pertengahan Juli 2025.

    Jakarta Barat menjadi wilayah dengan jumlah kebakaran tertinggi, mencapai 260 kasus. Lalu disusul oleh Jakarta Timur sebanyak 242 kasus.

    Objek terbakar dengan intensitas paling tinggi yakni bangunan perumahan 345 kejadian, bangunan umum dan perdagangan 197 kejadian, dan kendaraan 42 kejadian.

    Sebanyak 61 persen diduga karena masalah listrik, baik komponen listrik yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), pemasangan yang kurang memenuhi standar operasi maupun kelalaian masyarakat mengelola listrik pada saat di rumah dan kantor.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kebakaran Rumah di Senen Jakarta Pusat, 100 Personel Dikerahkan: Sudah Masuk Proses Pendinginan – Page 3

    Kebakaran Rumah di Senen Jakarta Pusat, 100 Personel Dikerahkan: Sudah Masuk Proses Pendinginan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kebakaran tengah melanda sebuah rumah tinggal di Jalan Pasar Senen Dalam VI, RT 014/RW 04, Kelurahan Senen, Jakarta Pusat, pada Senin (15/9/2025) dini hari.

    “Rumah tinggal yang berlokasi di Jalan Pasar Senen Dalam VI, RT.014/RW.04, Kelurahan Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat dilaporkan terbakar,” demikian seperti dikutip dari akun Instagram @humasjakfire.

    Adapun operasi pemadaman dilakukan mulai pukul 02.06 WIB. Namun, kini sudah masuk proses pendinginan.

    “Lalu, pada pukul 03.45 WIB, lokalisir perambatan api berhasil dilakukan. Kemudian, pukul 04.05 WIB hingga saat ini, proses pendinginan masih terus berlangsung untuk mengurai material yang mudah terbakar agar tidak menyisakan api maupun asap,” demikian seperti dikutip.

  • Pasangan Lesbian yang Aniaya Anak 7 Tahun Hingga Bakar Wajah Terancam 8 Tahun Penjara

    Pasangan Lesbian yang Aniaya Anak 7 Tahun Hingga Bakar Wajah Terancam 8 Tahun Penjara

    Surabaya (beritajatim.com) –  Pasangan lesbian Eni Fitriyah (40) dan Siti Nur (42) warga Sidoarjo, ditetapkan tersangka oleh penyidik dari Direktorat Tipid PPA dan PPO Bareskrim Polri usai terbukti melakukan penganiayaan dan penelantaran terhadap seorang anak berinisial MK (7). Kini, ia terancam hukuman penjara maksimal 8 tahun.

    Kedua tersangka diamankan polisi Minggu (7/9/2025) kemarin di sebuah kos wilayah Krian. Setelah diamankan, keduanya menjalani pemeriksaan intensif. Dari pemeriksaan kedua tersangka, diketahui bahwa korban kerap dianiaya dengan cara dipukul, dibanting, ditendang, hingga disiram bensin saat berada di kebun tebu untuk membakar wajah.

    Bukan hanya itu, korban MK juga dipukul menggunakan kayu hingga tangannya patah. Dibacok dengan golok. Hingga disiram air panas. Parahnya, setelah serangkaian kekejaman itu, korban malah sengaja dibuang di Jakarta. Beruntung, MK ditemukan saat meringkuk di dalam kardus yang berada di kawasan Pasar Kebayoran, Jakarta Selatan, 11 Juni 2025.

    Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah mengatakan jika korban saat ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Wajah penuh luka bakar. Tangan kanan patah. Sampai korban kurus kering karena kelaparan atau Malnutrisi.

    “Kami memiliki bukti Visum Et Repertum korban, keterangan saksi, dan keterangan ahli untuk menjerat kedua tersangka dengan pasal 76B jo 77B dan Pasal 76C jo 80 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, serta Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berat. Ancaman hukuman maksimal adalah 8 tahun penjara dan denda hingga Rp100 juta,” kata Nurul Azizah, Senin (15/9/2025).

    Nurul Azizah menceritakan, korban sempat ketakutan dan menolak bertemu dengan tersangka Siti Nur yang dipanggil Ayah Juna. Korban malah meminta agar Ayah Juna dikubur dan ditaburi bunga. Permintaan itu disampaikan oleh korban MK kepada petugas dengan suara lirih saat menjalani perawatan.

    “Korban sempat mengatakan kepada petugas kalau dia tidak mau bertemu Ayah Juna (Siti Nur) dan meminta agar (tersangka) dikubur saja. Mungkin korban memendam perasaan negatif juga akibat penyiksaan keji yang dilakukan tersangka,” jelas Nurul Azizah.

    Aksi penganiayaan keji terhadap korban memang dilakukan oleh Siti Nur yang mengaku sebagai ayah tiri korban. Hal itu terungkap dari kesaksian saudara kembar dan ibu kandung korban.

    “Ibu kandung korban berinisial EF juga kami tetapkan tersangka karena turut serta dalam kasus ini. Ibu korban mengetahui dan menyetujui agar korban dibuang ke Jakarta setelah menjalani berbagai penganiayaan keji SN,” pungkas Nurul.

    Diketahui, Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak menangkap pelaku penelantaran dan penganiayaan anak yang viral di media sosial beberapa waktu belakangan. Dalam peristiwa itu, anggota Polres Pelabuhan Tanjung Perak bersama dengan Direktorat Tindak Pidana PPA dan PPO Bareskrim Polri menangkap dua pelaku yakni EF (40) dan SN (42).

    Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo menjelaskan, korban MK (07) ditemukan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta dalam kondisi yang mengenaskan pada Juni 2025 lalu. Setelah melewati masa pemulihan, polisi meminta keterangan kepada korban.

    “Korban memberikan keterangan kepada kami jika dia dibawa ke Jakarta dengan kereta api. Namun, dia tidak mengetahui secara pasti asal kota pemberangkatan,” kata Prasetyo, Minggu (14/9/2025).

    Korban lalu mengingat pernah bersekolah TK di Sidoarjo. Dari informasi itulah, polisi menelusuri data korban. Setelah serangkaian penyelidikan, polisi mengetahui bahwa MK berangkat dengan EF pada 10 Juni 2025 dari Surabaya.

    “Setelah informasi lengkap, kami lakukan penangkapan terhadap kedua orang yakni EF dan SN alias Ayah Juna di kos-kosan Krian, Sidoarjo,” imbuh Prasetyo. [ang/aje]

  • Jejak Kejam Pasangan Lesbian Aniaya dan Telantarkan Anak Berusia 7 Tahun di Jakarta

    Jejak Kejam Pasangan Lesbian Aniaya dan Telantarkan Anak Berusia 7 Tahun di Jakarta

    Surabaya (beritajatim.com)-Polisi menangkap pasangan lesbian Eni Fitriyah (40) dan Siti Nur (42) warga Sidoarjo, Minggu (7/9/2025) lantaran penganiayaan dan penelantaran anak dibawah umur. Setelah menjalani serangkaian penyelidikan, kedua perempuan itu sudah ditetapkan menjadi tersangka dan menjalani masa penahanan.

    Dari hasil penyelidikan polisi, korban yang masih berusia 7 tahun dianiaya dengan cara yang tidak manusiawi. Bocah kecil berinisial MK itu kerap ditendang, dipukul, dibanting sampai disiram bensin supaya wajah korban terbakar.

    “Selain itu, korban dipukul dengan kayu hingga tangannya patah. Dibacok menggunakan golok. Hingga disiram dengan air panas. Saat ini, kami masih selidiki lebih lanjut,” kata M Prasetyo, Senin (15/9/2025).

    Aksi penganiayaan keji kedua tersangka terbongkar usai warga menemukan seorang anak berinisial MK (7) di Pasar Kebayoran, Jakarta Selatan pada 11 Juni 2025. Saat ditemukan, tubuh MK penuh luka. Bahkan salah satu tulang tangannya patah. Penemuan MK lantas didokumentasikan dan viral di media sosial.

    Dari hasil penyelidikan polisi, MK ternyata berangkat bersama Eni Fitriyah (40) dari stasiun di Surabaya menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Eni Fitriyah menelantarkan anak kandungnya tersebut.

    “Setelah korban bisa dimintai keterangan, MK mengatakan jika ia naik kereta api. Namun, tidak tahu pasti dari mana kota asal. Beruntung, korban masih mengingat jika pernah bersekolah TK di Sidoarjo,” kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo, Senin (15/9/2025).

    Dari informasi itulah, polisi mendatangi sekolah MK di Sidoarjo. Dari keterangan para guru diketahui identitas ibu kandung korban. Polisi juga berkoordinasi dengan pihak Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mendapat bukti pemberangkatan korban.

    “Korban berangkat dari Surabaya bersama dengan EF ke Jakarta pada 10 Juni 2025. Kami dapatkan bukti pemberangkatan keduanya setelah berkoordinasi dengan KAI,” jelas Prasetyo.

    Polisi lantas menangkap Eni Fitriyah dan Siti Nur di sebuah kamar kos kawasan Krian. Kini selain melakukan penyelidikan terhadap kedua tersangka, polisi juga masih berfokus untuk pemulihan korban MK. Baik secara fisik dan psikologis. Korban saat ini dalam pengawasan ketat Dinas Sosial serta UPTD PPA.

    Diketahui sebelumnya, Setelah serangkaian penyelidikan, anggota Direktorat Tipid PPA dan PPO Bareskrim Polri bersama dengan Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengungkap bahwa pelaku penganiayaan MK (7) yang ditemukan di Pasar Kebayoran, Jakarta Selatan ternyata adalah pasangan lesbian.

    Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo mengatakan, kedua pelaku yang kini sudah ditetapkan tersangka adalah Eni Fitriyah (40) dan Siti Nur (42). Keduanya merupakan pasangan lesbian yang selama ini tinggal indekos di Sidoarjo.

    “Korban merupakan anak dari EF. Selama ini tersangka SN mengenalkan diri kepada korban bernama Yusuf Arjuna atau kerap dipanggil Ayah Juna,” kata Prasetyo, Senin (15/9/2025).

    Selain korban, Eni memiliki satu anak lagi yang kembar dengan MK. Mereka selama ini tinggal berempat. Sebelum akhirnya korban MK ditelantarkan di Jakarta dengan kondisi yang mengenaskan. [ang/aje]

  • Pelaku Penganiayaan Anak Viral di Media Sosial Ternyata Pasangan Lesbian

    Pelaku Penganiayaan Anak Viral di Media Sosial Ternyata Pasangan Lesbian

    Surabaya (beritajatim.com)- Setelah serangkaian penyelidikan, anggota Direktorat Tipid PPA dan PPO Bareskrim Polri bersama dengan Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengungkap bahwa pelaku penganiayaan MK (7) yang ditemukan di Pasar Kebayoran, Jakarta Selatan ternyata adalah pasangan lesbian.

    Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo mengatakan, kedua pelaku yang kini sudah ditetapkan tersangka adalah Eni Fitriyah (40) dan Siti Nur (42). Keduanya merupakan pasangan lesbian yang selama ini tinggal indekos di Sidoarjo.

    “Korban merupakan anak dari EF. Selama ini tersangka SN mengenalkan diri kepada korban bernama Yusuf Arjuna atau kerap dipanggil Ayah Juna,” kata Prasetyo, Senin (15/9/2025).

    Selain korban, Eni memiliki satu anak lagi yang kembar dengan MK. Mereka selama ini tinggal berempat. Sebelum akhirnya korban MK ditelantarkan di Jakarta dengan kondisi yang mengenaskan.

    “Hasil penyelidikan kami, korban ternyata naik kereta api dari Surabaya ke Jakarta bersama dengan tersangka Eni Fitriyah yang merupakan ibu kandung.

    “Korban sempat menjalani pemulihan setelah ditemukan pada Juni 2025 lalu. Karena saat ditemukan, kondisinya mengenaskan. Tubuhnya penuh luka karena dianiaya kedua tersangka,” jelas Prasetyo.

    Diketahui sebelumnya, Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak menangkap pelaku penelantaran dan penganiayaan anak yang viral di media sosial beberapa waktu belakangan. Dalam peristiwa itu, anggota Polres Pelabuhan Tanjung Perak bersama dengan Direktorat Tindak Pidana PPA dan PPO Bareskrim Polri menangkap dua pelaku yakni EF (40) dan SN (42).

    Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo menjelaskan, korban MK (07) ditemukan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta dalam kondisi yang mengenaskan pada Juni 2025 lalu. Setelah melewati masa pemulihan, polisi meminta keterangan kepada korban.

    “Korban memberikan keterangan kepada kami jika dia dibawa ke Jakarta dengan kereta api. Namun, dia tidak mengetahui secara pasti asal kota pemberangkatan,” kata Prasetyo, Minggu (14/9/2025).

    Korban lalu mengingat pernah bersekolah TK di Sidoarjo. Dari informasi itulah, polisi menelusuri data korban. Setelah serangkaian penyelidikan, polisi mengetahui bahwa MK berangkat dengan EF pada 10 Juni 2025 dari Surabaya.

    “Setelah informasi lengkap, kami lakukan penangkapan terhadap kedua orang yakni EF dan SN alias Ayah Juna di kos-kosan Krian, Sidoarjo,” imbuh Prasetyo. [ang/aje]

  • Kebakaran Hebat Hantam Tetangga RI, 1.000 Warga Mengungsi

    Kebakaran Hebat Hantam Tetangga RI, 1.000 Warga Mengungsi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebakaran besar melanda kawasan padat penduduk di Happy Land, Barangay 105, Tondo, Manila, sejak Sabtu malam (13/9/2025). Peristiwa ini memaksa lebih dari 1.000 warga atau sekitar 500 keluarga mengungsi dan menghanguskan sedikitnya empat bangunan.

    Wali Kota Manila, Isko Moreno, mengatakan pemerintah kota telah menyiapkan sejumlah lokasi evakuasi seperti Lapangan Teduh Barangay 105, Sekolah Dasar Vicente Lim, Lapangan Teduh Barangay 101, dan Sekolah Dasar Antonio Villegas.

    “Tim kesejahteraan sosial dan tanggap bencana kami telah dikerahkan untuk validasi dan penerbitan kartu bantuan. Kami akan segera menyalurkan bantuan keuangan kepada keluarga terdampak,” ujar Moreno dalam keterangannya di media sosial, seperti dikutip media lokal.

    Biro Perlindungan Kebakaran (BFP) sebelumnya melaporkan api pertama kali muncul sekitar pukul 20.00 di lantai dua sebuah bangunan hunian dua lantai yang terbuat dari material ringan, milik seorang warga bernama “Pandoy”. Api dengan cepat menyebar karena padatnya permukiman dan rumah-rumah terbuat dari bahan mudah terbakar.

    Alarm pertama kebakaran dikeluarkan pukul 20.30 waktu setempat, meningkat menjadi alarm keempat pada 21.36, hingga akhirnya ditetapkan status Satgas Bravo pukul 22.53. Api berhasil dikendalikan pada Minggu (14/9/2025) pukul 02.46 dini hari dan benar-benar padam pada Senin (15/9/2025) pukul 06.02 pagi.

    Meski tidak ada korban jiwa, tiga orang dilaporkan terluka. Korban terdiri dari pria 32 tahun dengan luka robek di lutut, pria 18 tahun dengan luka di dekat mata, serta pria 28 tahun dengan luka sayat di jari dan lengan.

    BFP memperkirakan kerugian awal mencapai 6.000 peso atau sekitar Rp1,5 juta. Namun, angka tersebut masih dalam verifikasi dan penyelidikan penyebab pasti kebakaran masih berlangsung.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]