Organisasi: API

  • Kebakaran Hanguskan 10 Rumah di Karet Kuningan Jumat Petang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 September 2025

    Kebakaran Hanguskan 10 Rumah di Karet Kuningan Jumat Petang Megapolitan 26 September 2025

    Kebakaran Hanguskan 10 Rumah di Karet Kuningan Jumat Petang
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Kebakaran melanda permukiman warga di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Jumat petang (26/9/2025).
    Perwira Piket Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta Selatan, Imbang Satriana mengatakan bahwa peristiwa kebakaran ini diduga dipicu oleh arus pendek listrik.
    “Sementara dugaan penyebabnya patut diduga karena listrik, dari peralatan listrik,” kata Imbang, saat ditemui di lokasi.
    Api cepat membesar hingga menghanguskan sekitar 10 rumah. Awalnya, lima unit kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan.
    Namun, kondisi di lapangan yang semakin parah membuat petugas menambah armada dua kali hingga total 20 unit, terdiri atas 12 unit pompa dan 8 unit pendukung.
    “Ternyata dari TKP dilaporkan bahwa situasinya merah, kalau di Damkar itu merah, artinya memang membesar. Kami tambah sampai kepada tahap ketiga. Kita kerahkan 20 unit,” jelas Imbang.
    Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, tiga warga mengalami luka bakar dan langsung mendapat perawatan dari petugas medis di lokasi.
    “Ya, korban jiwa tidak ada, tapi yang luka-luka memang ada yang dari warga. Luka-luka terbakar ada tiga orang tadi,” ujarnya.
    Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 19.50 WIB. Sementara itu, kerugian materi akibat peristiwa ini ditaksir mencapai Rp 562,4 juta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Horor Bentrokan Geng Narkoba di Dalam Penjara Ekuador

    Horor Bentrokan Geng Narkoba di Dalam Penjara Ekuador

    Jakarta

    Bentrok berdarah antara geng narkoba terjadi di dalam penjara Ekuador hingga belasan orang tewas. Pelaku mengamuk hingga memenggal narapidana lain yang menjadi rivalnya.

    Dilansir AFP, Jumat (26/9/2025), kekerasan mematikan terjadi di sebuah penjara di kota pesisir Esmeraldas yang bergolak dengan kekerasan ini, merupakan kerusuhan mematikan kedua yang terjadi di dalam penjara Ekuador dalam beberapa hari terakhir.

    Berdasarkan sejumlah foto yang beredar di media sosial, dan telah diverifikasi oleh AFP, menunjukkan mayat-mayat tergeletak dalam kondisi telanjang dan berlumuran darah. Setidaknya dua mayat di antaranya dipenggal, dan banyak yang mengalami luka tusuk.

    Esmeraldas, kota yang menjadi lokasi penjara yang dilanda bentrokan dan pembantaian itu terletak di dekat perbatasan Kolombia. Insiden itu juga menambah jumlah narapidana yang tewas dibantai di dalam penjara di Ekuador sejak tahun 2021 menjadi sekitar 500 narapidana.

    Otoritas lembaga pemasyarakatan di Ekuador, SNAI, mengumumkan pada Kamis (25/9) waktu setempat bahwa korban tewas dalam bentrokan di penjara itu bertambah menjadi sedikitnya 17 orang.

    Puluhan anggota keluarga narapidana yang khawatir berkumpul di luar penjara untuk mencari informasi soal kondisi orang-orang tercinta mereka yang ditahan di penjara tersebut. Salah satu warga bergegas ke penjara setelah menerima telepon dari orang-orang yang tinggal di dekat penjara, yang mengatakan “mereka mendengar suara tembakan, mereka mendengar jeritan”.

    2 Kali Bentrok dalam Sepekan

    Insiden berdarah pada Kamis (25/9) itu terjadi beberapa hari setelah bentrokan mematikan lainnya, pada Senin (22/9), menewaskan sedikitnya 13 narapidana dan seorang sipir penjara di dalam sebuah penjara lainnya di wilayah barat daya Ekuador.

    Penjara-penjara di Ekuador seringkali penuh sesak dan kerap diwarnai aksi kekerasan yang menjadi pusat kelompok kejahatan terorganisir.

    Pada insiden tersebut, para narapidana menggunakan senjata api dan peledak, dengan sejumlah narapidana — yang jumlahnya tidak diketahui — melarikan diri dari penjara. Baru beberapa narapidana yang berhasil ditangkap kembali.

    Ekuador terletak di antara dua pengekspor kokain terbesar di dunia, Kolombia dan Peru. Negara ini telah mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir karena geng-geng yang bermusuhan dan memiliki hubungan dengan kartel internasional yang saling bersaing untuk memperebutkan kekuasaan.

    Lebih dari 70 persen dari seluruh kokain yang diproduksi di dunia kini melewati pelabuhan-pelabuhan di Ekuador, sebuah negara berpenduduk sekitar 17 juta jiwa.

    Sejak Februari 2021, parang antar geng sebagian besar terjadi di dalam penjara-penjara di negara tersebut, di mana para narapidana seringkali dibunuh dengan cara mengerikan, beberapa bahkan dimutilasi dan dibakar.

    Pembantaian terbesar terbesar di Ekuador terjadi tahun 2021 lalu, ketika lebih dari 100 narapidana dibunuh di dalam sebuah penjara di kota pelabuhan Guayaquil.

    Lihat juga Video Ricuh Bentrokan Geng di Penjara Ekuador, 14 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • Alihkan Isu September Hitam, Mahasiswa UB Bikin Monolog I Gusti Ngurah Rai

    Alihkan Isu September Hitam, Mahasiswa UB Bikin Monolog I Gusti Ngurah Rai

    Malang (beritajatim.com) – Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) mengisi September dengan menggelar monolog bertema ‘Dari Batu Kare Ke Gunung Agung’. Monolog digelar di depan Auditorium Universitas Brawijaya pada Jumat, (26/9/2025).

    Penanggung jawab monolog Wira Aditya mengatakan setidaknya 40 mahasiswa meramaikan monolog yang menceritakan kisah I Gusti Ngurah Rai memimpin Resimen Sunda Kecil dalam mempertahankan Bali dari upaya Belanda yang ingin kembali berkuasa setelah Jepang kalah.

    “Kegiatan ini menjadi upaya propaganda positif dan upaya mereduksi kegiatan aksi mahasiswa di luar kampus,” ujar Wira.

    Dalam monolog ini bercerita I Gusti Ngurah Rai yang mampu mengorganisir pemuda, melatih strategi gerilya, mencari senjata, hingga meminta dukungan ke Yogyakarta dari Jenderal Sudirman. Dengan semangat pengorbanan, ia memimpin pasukan Ciung Wanara untuk bertempur meski dalam kondisi sulit.

    Puncak kisah ditunjukkan pada 20 November 1946 di Marga, Tabanan. Ketika Ngurah Rai dan pasukannya memilih bertempur habis-habisan melawan kepungan Belanda. Peristiwa itu dikenal sebagai Puputan Margarana, yang menjadi simbol keberanian, pengorbanan, serta harga diri bangsa.

    Meskipun gugur, semangat Ngurah Rai dan pasukannya dikenang sebagai api perjuangan yang membuat bangsa Indonesia tetap hidup.

    “Jadi Monolog ini merupakan bentuk propaganda positif yang bertujuan membangun citra baik dan menjaga stabilitas. Sekaligus menjadi strategi untuk mengarahkan mahasiswa agar fokus pada kegiatan akademis serta wadah resmi kampus. Sehingga perhatian mereka teralihkan dari isu-isu September Hitam yang kerap memicu aksi di luar kampus,” ujar Wira. (luc/ian)

  • Puluhan personel Gulkarmat Jaksel padamkan kebakaran di Kuningan

    Puluhan personel Gulkarmat Jaksel padamkan kebakaran di Kuningan

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 66 personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan memadamkan kebakaran rumah kontrakan di Jalan Pedurenan Mesjid 1 No 10, RT 05/RW 04, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi.

    “66 personel diterjunkan untuk padamkan rumah kontrakan di kawasan Kuningan City,” kata Kepala Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan Syamsul Huda di Jakarta, Jumat.

    Kronologis peristiwa itu kata Syamsul, bermula saat saksi A berkumpul bersama keluarga mendengar teriakan dari tetangga ada api pukul 18.00 WIB di pusat perbelanjaan Kuningan City.

    Lalu, saksi mencoba memadamkan api dengan ember berisi air, namun dikarenakan api sudah membesar sehingga dia beserta keluarga lari keluar dari rumah.

    “Saksi I mengatakan sempat terjadi ledakan kecil dengan indikasi kelistrikan dan saksi lainnya mengatakan terjadi korsleting listrik dari belakang kulkas,” ucapnya.

    Hingga akhirnya Gulkarmat Jakarta Selatan menerima laporan dan berhasil memadamkan api pukul 19.50 WIB.

    “Penyebab kebakaran diduga korsleting listrik,” ucapnya.

    Adapun luas area rumah yang terbakar 400 meter persegi (M2) dengan dihuni 36 jiwa yang dinyatakan selamat. Taksiran kerugian kebakaran mencapai Rp500 juta lebih.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rumah di Karet Kuningan Jaksel Kebakaran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 September 2025

    Rumah di Karet Kuningan Jaksel Kebakaran Megapolitan 26 September 2025

    Rumah di Karet Kuningan Jaksel Kebakaran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan terbakar pada Jumat (26/9/2025).
    Kasudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Syamsul Huda mengatakan petugas menerima laporan dari warga sekitar pukul 18.04 WIB.
    “Kebakaran obyek rumah tinggal di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan,” kata Syamsul Huda, dalam keterangannya, Jumat.
    Huda mengatakan pihaknya mengerahkan 12 unit pemadam kebakaran ke lokasi pukul 18.13 WIB. 
    Total personel yang dikerahkan sebanyak 60 orang. 
    “Pengerahan akhir 12 unit dengan 60 personel,” kata Syamsul.
    Belum diketahui penyebab terjadinya kebakaran. Saat ini, personel damkar masih berusaha memadamkan api.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polresta Malang Kota Tetapkan 18 Tersangka Demo Ricuh, Salah Satunya Diduga Bawa Bom Molotov

    Polresta Malang Kota Tetapkan 18 Tersangka Demo Ricuh, Salah Satunya Diduga Bawa Bom Molotov

    Malang (beritajatim.com) – Buntut dari aksi unjuk rasa yang ricuh di Kota Malang pada 29-30 Agustus 2025, Polresta Malang Kota mengumumkan penetapan 18 orang tersangka yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. Para tersangka memiliki peran yang bervariasi, mulai dari perusakan hingga percobaan pembakaran menggunakan bom molotov.

    Menurut Wakapolresta Malang Kota, AKBP Oskar Syamsuddin, dalam konferensi pers pada Jumat (26/9/2025), total ada 61 orang yang diamankan setelah kerusuhan. Dari jumlah tersebut, 21 orang di antaranya adalah anak-anak, sementara 40 orang dewasa lainnya ikut dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Sisanya kami lepas, dan 18 orang kami tetapkan sebagai tersangka,” ujar Oskar.

    Oskar menjelaskan, sejumlah tersangka melakukan aksi pengerusakan terhadap berbagai fasilitas, termasuk Mako Polresta Malang Kota dan pos polisi di sekitar wilayah tersebut. “Ada 17 orang yang kami amankan antara lain melakukan perusakan terhadap Mako Polresta Malang Kota, serta membakar sepeda motor di Pos Polisi Kasin,” lanjut Oskar. Salah satu tersangka lainnya, DZR, juga terlibat dalam perusakan pos polisi 12.0.

    Polisi mengungkapkan bahwa pengembangan penyelidikan dilakukan melalui teknologi Face Recognition, yang akhirnya berhasil mengidentifikasi dan menangkap tiga pelaku tambahan pada 12 September 2025.

    Mereka adalah MAW, AAL, dan DV, yang diduga melakukan pelemparan dan memprovokasi massa di depan Mako Polresta Malang Kota. Kemudian, pada 16 September 2025, dua pelaku lainnya, MFFR dan MDT, juga diamankan atas dugaan yang sama.

    Salah satu tersangka yang menarik perhatian adalah YAP, yang ditangkap karena terlibat dalam percobaan pembakaran gedung DPRD Kota Malang. Oskar mengungkapkan bahwa YAP diberhentikan oleh seseorang yang tidak dikenal dan diberikan uang Rp20.000 serta botol air mineral yang berisi bahan bakar pertalite. “Seseorang yang tidak diketahui identitasnya itu menyuruh YAP membakar gedung DPRD Kota Malang,” ujar Oskar.

    Namun, karena situasi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Malang masih terkendali, YAP berinisiatif untuk mengumpulkan daun-daun kering di sekitar lokasi dan menyiramnya dengan bahan bakar yang dibawanya, lalu menyulutnya dengan korek api.

    Kebakaran kecil terjadi di area parkir depan SMAN 1 Malang, yang saat itu dipenuhi sepeda motor. Tersangka diduga bertujuan agar para pengunjuk rasa terprovokasi dan melakukan pembakaran lebih besar.

    Kericuhan tersebut menarik perhatian warga sekitar yang tidak ingin melihat kerusuhan lebih lanjut. Beberapa warga mengamankan tersangka dan menyerahkannya beserta barang bukti kepada pihak kepolisian yang sedang melakukan pengamanan di lokasi.

    Kerusuhan yang melibatkan pengerusakan fasilitas publik dan percobaan pembakaran ini menunjukkan betapa pentingnya penegakan hukum dalam menjaga ketertiban dan keamanan selama aksi unjuk rasa. Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh tindakan anarkis yang dapat merugikan banyak pihak. [luc/suf]

  • Kerugian kebakaran tiga rumah di Jakut ditaksir Rp2,5 miliar

    Kerugian kebakaran tiga rumah di Jakut ditaksir Rp2,5 miliar

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Penanggulangan dan Penyelamatan Kebakaran (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu menaksir kerugian akibat kebakaran tiga rumah di Jalan Prihatin, Kelapa Gading, Kota Jakarta Utara pada Jumat sore mencapai Rp2,5 miliar.

    “Objek yang terbakar adalah tiga unit rumah tinggal dengan luas 750 meter persegi,” kata Kasiops Gulkarmat Gatot Sulaeman di Jakarta.

    Ia mengatakan kebakaran ini diduga terjadi akibat korsleting listrik karena ada saksi melihat atap rumah dua lantai terbakar dan warga berteriak.

    Pemilik rumah yang masih di dalam rumah tidak mengetahui rumahnya terbakar karena posisi api bermula di atas plafon kamar mandi di lantai dua.

    Lalu warga mendatangi Damkar Lantamal dan menelpon Damkar Jakut untuk meminta bantuan penanganan. Namun saat melaporkan, api sudah membesar dan membakar satu rumah.

    “Ada 21 jiwa dari tiga kepala keluarga yang selamat dari kejadian ini,” kata dia.

    Gulkarmat mengerahkan 17 unit mobil pemadam dengan 85 personel yang bekerja keras untuk memadamkan api yang terus membesar.

    Menurut dia, petugas sampai di lokasi dan memulai pemadaman pada pukul 14.40 WIB dan memulai aksi pendinginan pukul 14.59 WIB.

    “Saat ini api berhasil dipadamkan oleh Damkar Jakarta Utara dibantu dan dibantu Damkar wilayah Jakarta Timur dan Damkar Lantamal,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • TNI evaluasi prosedur pemakaian senjata pasca peristiwa di Gowa

    TNI evaluasi prosedur pemakaian senjata pasca peristiwa di Gowa

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan pihaknya akan mengevaluasi internal terkait prosedur kepemilikan dan penggunaan oleh prajurit pascaterjadinya peristiwa di Gowa, Sulawesi Selatan.

    “Kita akan mengevaluasi kembali prosedur teknis kepemilikan dan penggunaan senjata dinas,” kata Freddy kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Freddy menilai apa yang terjadi di Goa sangat membahayakan masyarakat dan juga sesama prajurit itu sendiri.

    Oleh karena hal tersebut, kata dia, TNI akan memastikan penggunaan senjata pada peruntukan yang tepat dengan cara memperketat pengawasan internal.

    Pihaknya, kata Freddy, juga akan mengawasi kondisi psikologis para prajurit demi memastikan senjata tidak digunakan untuk hal lain.

    “Intinya, senjata hanya boleh digunakan sesuai aturan dengan tanggung jawab yang ketat,” jelas Freddy.

    Dengan penguatan pengawasan dan pemeriksaan psikologis yang ketat, kata Freddy, diharapkan peristiwa di Gowa tidak terulang kembali.

    Jajaran Komando Distrik Militer (Kodim) 1409/Gowa mengamankan seorang anggota TNI inisial Praka S yang membawa senjata api laras panjang hingga meletuskan senjatanya dan nyaris mengenai anggota intel Kodim di salah satu bank BUMN Cabang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

    “Memang betul telah terjadi ada letusan senjata atau penembakan di Gowa. Itu oknum TNI berinisial S dari satuan TNI yang ada di sini, itu melakukan penembakan, tapi sasarannya adalah terkena dinding,” kata Dandim 1409/Gowa Letkol (Inf) Heri Kuswanto kepada wartawan di Gowa, Kamis.

    Ia menjelaskan, yang bersangkutan memang sedang berada di bank. Awalnya masuk ke bank tersebut membawa senjata senapan laras panjang yang disimpan dalam jaketnya. Sempat teriak lalu ditenangkan satpam bernama Asrul.

    “Diamankan oleh sekuriti untuk menuju ke ruangan sekuriti (pos), dari pihak sekuriti bank menelpon kami, menelpon anggota unit intel,” ujar Heri.

    Bersama empat anggota intel tiba di lokasi, pelaku saat itu masih berada di ruangan Satpam Bank BRI. Saat anggota intel Kodim Serda Pahri mendekati pelaku senjatanya langsung diarahkan kepadanya.

    “Anggota unit intel datang ke sana, pas datang ke sana, yang bersangkutan ini kaget, kenapa ada orang intel di sini, sehingga langsung senjatanya diarahkan ke anggota kami,” ucap dia.

    Senjata api tersebut diarahkan ke salah seorang anggota intel bernama Serda Pahri dengan sigap menepis Senpi ke atas dan terjadi letusan mengarah ke tembok pos pintu masuk Satpam.

    Spontan, Serda Pahri langsung mempiting pelaku di bagian leher untuk dilumpuhkan dibantu anggota lain.

    “Saat diarahkan larasnya ke badan anggota kami, langsung ditangkis ke atas, terus terjadi letusan, seperti itu. Terus untuk kondisi anggota kami, sampai sekarang tidak apa-apa, Alhamdulillah tidak apa-apa,” tuturnya.

    Usai dilumpuhkan di bank, pelaku lalu dibawa ke Markas Kodim 1409/Gowa untuk diperiksa lebih lanjut termasuk menanyakan maksud dari perbuatannya tersebut.

    Belakangan diketahui, Anggota TNI ini adalah prajurit dari Satuan Infanteri 3 Kostrad. Dandim menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan divisinya untuk dijemput dan diproses Denpom Divisi Infanteri 3 Kostrad.

    “Alhamdulillah, koordinasi kami dengan hubungan kami dengan divisi sangat baik. Ada kejadian ini langsung kami berkoordinasi, langsung kami informasikan sehingga yang bersangkutan sudah diamankan oleh satuannya,” katanya lagi.

    Saat ditanyakan dari hasil pemeriksaan apakah oknum tersebut diduga memiliki gangguan mental atau ada penyebab lain, kata dia, pihaknya hanya mengamankan dan menanyakan dari satuan mana, selebihnya diserahkan ke satuannya.

    “Nah itu selebihnya kami tidak paham, karena yang bersangkutan juga saat ini sudah dibawa ke satuannya, dan mungkin satuannya yang lebih paham,” ucapnya.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • TNI evaluasi prosedur pemakaian senjata pasca peristiwa di Gowa

    TNI: Prajurit bawa senjata ke bank di Gowa karena masalah emosional

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan penyebab prajurit TNI AD membawa senjata dan menembakkannya di dalam bank di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan karena ada permasalahan emosional.

    “Dugaan sementara, yang bersangkutan mengalami masalah pribadi yang mengganggu kondisi emosional,” kata Freddy kepada Antara di Jakarta, Jumat.

    Namun demikian, Freddy tidak menjelaskan secara rinci apa pemicu utama yang menyebabkan prajurit tersebut mengalami masalah emosional.

    Berkaca dengan hal tersebut, Freddy memastikan jajarannya akan mengevaluasi diri tentang tatacara penggunaan dan kepemilikan senjata api di internal TNI.

    “Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi TNI agar tidak lagi terjadi kejadian serupa,” tegas dia.

    Jajaran Komando Distrik Militer (Kodim) 1409/Gowa mengamankan seorang anggota TNI inisial Praka S yang membawa senjata api laras panjang hingga meletuskan senjatanya dan nyaris mengenai anggota intel Kodim di salah satu bank BUMN Cabang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

    “Memang betul telah terjadi ada letusan senjata atau penembakan di Gowa. Itu oknum TNI berinisial S dari satuan TNI yang ada di sini, itu melakukan penembakan, tapi sasarannya adalah terkena dinding,” kata Dandim 1409/Gowa Letkol (Inf) Heri Kuswanto kepada wartawan di Gowa, Kamis (25/9).

    Ia menjelaskan, yang bersangkutan memang sedang berada di bank. Awalnya masuk ke bank tersebut membawa senjata senapan laras panjang yang disimpan dalam jaketnya. Sempat teriak lalu ditenangkan satpam bernama Asrul.

    “Diamankan oleh sekuriti untuk menuju ke ruangan sekuriti (pos), dari pihak sekuriti bank menelpon kami, menelpon anggota unit intel,” ujar Heri.

    Bersama empat anggota intel tiba di lokasi, pelaku saat itu masih berada di ruangan Satpam Bank BRI. Saat anggota intel Kodim Serda Pahri mendekati pelaku senjatanya langsung diarahkan kepadanya.

    “Anggota unit intel datang ke sana, pas datang ke sana, yang bersangkutan ini kaget, kenapa ada orang intel di sini, sehingga langsung senjatanya diarahkan ke anggota kami,” ucap dia.

    Senjata api tersebut diarahkan ke salah seorang anggota intel bernama Serda Pahri dengan sigap menepis Senpi ke atas dan terjadi letusan mengarah ke tembok pos pintu masuk Satpam. Spontan, Serda Pahri langsung mempiting pelaku di bagian leher untuk dilumpuhkan dibantu anggota lain.

    “Saat diarahkan larasnya ke badan anggota kami, langsung ditangkis ke atas, terus terjadi letusan, seperti itu. Terus untuk kondisi anggota kami, sampai sekarang tidak apa-apa, Alhamdulillah tidak apa-apa,” tuturnya.

    Usai dilumpuhkan di bank, pelaku lalu dibawa ke Markas Kodim 1409/Gowa untuk diperiksa lebih lanjut termasuk menanyakan maksud dari perbuatannya tersebut.

    Belakangan diketahui, anggota TNI ini adalah prajurit dari Satuan Infanteri 3 Kostrad. Dandim menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan divisinya untuk dijemput dan diproses Denpom Divisi Infanteri 3 Kostrad.

    “Alhamdulillah, koordinasi kami dengan hubungan kami dengan divisi sangat baik. Ada kejadian ini langsung kami berkoordinasi, langsung kami informasikan sehingga yang bersangkutan sudah diamankan oleh satuannya,” katanya lagi.

    Saat ditanyakan dari hasil pemeriksaan apakah oknum tersebut diduga memiliki gangguan mental atau ada penyebab lain, kata dia, pihaknya hanya mengamankan dan menanyakan dari satuan mana, selebihnya diserahkan ke satuannya.

    “Nah itu selebihnya kami tidak paham, karena yang bersangkutan juga saat ini sudah dibawa ke satuannya, dan mungkin satuannya yang lebih paham,” ucapnya menambahkan.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Fenomena Bundir dan Menyingkap Rapuhnya Mental Generasi Muda di Blitar

    Fenomena Bundir dan Menyingkap Rapuhnya Mental Generasi Muda di Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Fenomena bunuh diri kian marak terjadi di Blitar. Mirisnya pelaku bunuh diri di Blitar kini justru merupakan orang-orang usia produktif atau generasi muda. Dari data yang dihimpun, selama 1 pekan terakhir ada 3 kasus bunuh diri yang melibatkan generasi muda di Blitar.

    Bahkan 2 kasus cukup menyita perhatian karena dilakukan dengan cara cukup ekstrim yakni menabrakan diri ke kereta api. Pola bunuh diri ke 2 kasus itu pun sama yakni meninggalkan sepeda motor di dekat perlintasan dan kemudian menabrak diri ke kereta api yang sedang melaju.

    Pelaku bunuh dirinya pun juga termasuk generasi muda. Dalam kasus yang terjadi di Srengat Kabupaten Blitar pelaku bunuh dirinya masih berusia 20 tahun, sementara pelaku yang menabrakkan diri di perlintasan jalan Bakung Kota Blitar juga masih berusia 25 tahun.

    Psikolog RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Yeni Rofiqoh mengungkap bahwa fenomena bunuh diri yang terjadi di Blitar ini menunjukkan adanya ketahanan mental yang rendah serta resiliensi emosi yang rendah. Yeni menduga ada kekurang mampuan dari generasi muda Blitar untuk mengendalikan emosi dan permasalahan.

    “Ketahanan mental ini dibentuk dari interaksi bawaan genetik (internal diri) dengan pengaruh sekitar selama masa tumbuh kembang. Jika anak kurang terlatih menghadapi masalah, maka muncullah pengambilan keputusan yang kurang tepat. Kenapa tidak terlatih, karena pengasuhan yang yang kurang tepat, adanya konflik di keluarga, faktor pendidikan, kondisi sosial ekonomi,” ungkap Yeni pada Jumat (26/9/2025).

    Yeni pun mengungkapkan bahwa sebenarnya akar permasalahan dari ketidakmampuan untuk menghadapi tekanan dan permasalahan itu berasal dari kesalahan pola asuh. Pola asuh yang salah sejak usia dini akan membuat anak tumbuh dan berkembang dalam kondisi gugup menghadapi tekanan.

    “Selain faktor ketahanan mental yang rendah akibat pola asuh yang kurang tepat. Biasanya memang pada orang yang memiliki ide bunuh diri, memiliki kesulitan untuk terbuka dalam mengungkapkan pendapat ataupun mengekspresikan apa yang dirasakan dengan nyaman. Sehingga semua yang dialami diinternalisasi sebagai beban diri sendiri dan ingin terlihat baik-baik saja dihadapan banyak orang. Saat ada keinginan untuk cerita, meminta pendapat orang lain, biasanya yang muncul malah perasaan takut disalahkan, dijadikan bahan obrolan, dan rasa malu yang besar kalau ada orang lain tahu,” bebernya.

    Menurut Yeni, bunuh diri sebenarnya bisa dicegah sejak dini dengan cara komunikasi yang lebih terbuka. Pentingnya mengobrol dengan sesama dan orang tua bisa jadi jalan keluar atas segala permasalahan yang dipikul selama ini.

    Jika tak bisa dan memiliki kecenderungan introvert maka bisa datang ke psikolog profesional. Bahkan, bunuh diri sebenarnya bisa dicegah dengan hal-hal sederhana, seperti mengenang kembali masa kecil yang indah atau bernostalgia dengan suasana dulu.

    “Alihkan pikiran dan dirimu pada hal lain yang menyenangkan serta produktif. lakukan hal yang menurut kamu menyenangkan, tidak harus yang mahal. Misal beli es cendol yang bikin kamu ingat waktu kecil yang membahagiakan. Atau mau jogging, nge-gym, senam, malah lebih bagus. Pada dasarnya setiap orang paham saat dirinya sudah merasa tidak mampu dan harus minta tolong kepada orang lain,” tandasnya.

    Yeni pun menitipkan pesan kepada anak muda di Blitar. Bahwa bunuh diri bukan jalan keluar atas segala permasalahan, justru hal tersebut akan menyisakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. [owi/beq]

    Jika Anda atau orang terdekat mengalami kesulitan, depresi, atau memiliki pemikiran untuk bunuh diri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Anda bisa menghubungi layanan konseling seperti Layanan itu adalah 119 ext 8 atau SEJIWA atau Into the Light Indonesia di nomor telepon (021) 7500366 atau melalui situs web intothelightid.org, atau bisa juga menghubungi Yayasan Sehat Mental Indonesia (SMI) di +62 822-1086-1360.