Organisasi: API

  • Puluhan personel padamkan kebakaran kios “laundry” di Ciracas Jaktim

    Puluhan personel padamkan kebakaran kios “laundry” di Ciracas Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 20 personel Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur (Jaktim) dikerahkan untuk memadamkan kebakaran yang melanda kios penyedia jasa cuci atau laundry di Ciracas, Jakarta Timur.

    “Sebanyak empat unit mobil pemadam kebakaran dan 20 personel Gulkarmat Jakarta Timur kami kerahkan untuk memadamkan api,” kata Kepala Seksi Operasi Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Abdul Wahid saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Dia menyebutkan informasi kebakaran tersebut disampaikan oleh salah satu warga sekitar yang datang langsung ke posko Dinas Gulkarmat Jakarta pada pukul 09.40 WIB.

    Kemudian, pihak Sudin Gulkarmat Jakarta Timur langsung menuju tempat kejadian perkara bersama dengan satu unit pemadam kebakaran untuk pengerahan awal.

    “Kami terima kabar pukul 09.40 WIB, terus tiba di lokasi sekitar pukul 09.48 WIB. Kami mulai operasi 09.49 WIB,” ucap Abdul.

    Kendati demikian, belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran yang melanda bangunan di Jalan Pengantin Ali, RT 09/RW 06, Ciracas, tersebut.

    Warga sempat panik saat api terus berkobar, namun petugas Sudin Gulkarmat Jakarta Timur segera berupaya memadamkan api.

    Petugas juga melakukan pengamanan di sekitar lokasi guna mencegah warga mendekat ke area bekas kebakaran tersebut.

    “Api berhasil dilokalisir sekitar pukul 09.52 WIB, status pendinginan pukul 09.55 WIB, dan pemadaman dinyatakan selesai pukul 10.02 WIB,” terang Ali.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono jelaskan alasan maraknya kebakaran meski ada APAR per RT

    Pramono jelaskan alasan maraknya kebakaran meski ada APAR per RT

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menjelaskan alasan masih banyaknya kebakaran yang terjadi meskipun program satu RT satu alat pemadam api ringan (APAR) sudah berjalan di ibu kota.

    Menurut dia, situasi di lapangan menjadi penyebab kebakaran tak terbendung. Salah satunya kebakaran di Tamansari, Jakarta Barat, yang terjadi karena lingkungan padat dan angin kencang.

    “Masih berjalan. Hanya memang dalam kondisi seperti ini, apalagi yang kebakar kebanyakan plastik, sampah, dan sebagainya, pasti nggak terkejar. Apalagi dengan kepadatan dan kemarin saya mendapatkan laporan dari Kepala Dinas Damkar, apinya itu cepat sekali karena angin,” ujar Pramono di Jakarta Barat, Selasa.

    Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah mengatakan program satu RT satu APAR harus terus dijalankan untuk mencegah kebakaran.

    Selain pengadaan APAR, dia mengatakan penyediaan hydrant di lokasi padat penduduk juga dapat dilakukan.

    Hanya saja, lanjut dia, pengadaan hydrant tidak dapat dilakukan sembarangan. Perlu dipastikan titik-titik yang dapat menyediakan air untuk pengadaan hydrant tersebut.

    “Memang harus dicek terlebih dahulu, kira-kira cocoknya hydrant atau APAR,” tutur Ima.

    Seperti diketahui, Pramono sebelumnya telah menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) tentang satu rukun tetangga (RT) satu alat pemadam kebakaran ringan (APAR) untuk mengantisipasi kebakaran di wilayah Jakarta.

    Ditargetkan pada Agustus 2025, setiap RT di wilayah Jakarta dapat memiliki masing-masing satu APAR.

    Kendati demikian, Pramono belum merinci berapa jumlah RT di Jakarta yang sudah memiliki apar sampai dengan saat ini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Konteks Lebih Panjang, Biaya API 50% Lebih Hemat

    Konteks Lebih Panjang, Biaya API 50% Lebih Hemat

    Bisnis.com, JAKARTA– DeepSeek memperkenalkan model eksperimental baru bernama V3.2-exp yang dirancang untuk menekan biaya inferensi yang jauh lebih rendah saat digunakan dalam operasi konteks panjang.

    Pengumuman tersebut disampaikan melalui unggahan di Hugging Face, lengkap dengan tautan menuju makalah akademis di GitHub.

    Melansir laman TechCrunch Selasa (30/9/2025) fitur utama dalam model baru ini disebut DeepSeek Sparse Attention.  

    Mekanismenya cukup unik sistem menggunakan modul bernama lightning indexer untuk memprioritaskan bagian-bagian tertentu dari jendela konteks. 

    Setelah itu, ada sistem lain bernama fine-grained token selection yang memilih token paling relevan dari potongan tersebut untuk dimasukkan ke jendela perhatian model yang terbatas. 

    Dengan cara ini, model tetap bisa menangani konteks panjang tanpa membebani server terlalu besar. Berdasarkan uji awal, biaya panggilan API untuk operasi dengan konteks panjang bisa ditekan hingga 50%. 

    Meski begitu, pengujian lanjutan masih diperlukan untuk memastikan klaim tersebut. Karena model ini bersifat open weight dan tersedia gratis di Hugging Face, uji coba independen dari pihak ketiga diperkirakan segera menyusul.

    Riset terbaru DeepSeek ini menambah deretan inovasi yang berfokus pada pengurangan biaya inference yaitu biaya menjalankan model AI yang sudah dilatih, berbeda dengan biaya melatihnya. 

    Upaya ini berangkat dari kebutuhan agar arsitektur transformer bisa bekerja lebih efisien. DeepSeek, perusahaan berbasis di Tiongkok, dikenal sebagai pemain unik di tengah persaingan riset AI global. 

    Pada awal 2025, mereka sempat mencuri perhatian lewat model R1 yang dilatih terutama dengan reinforcement learning dengan biaya lebih rendah dibanding pesaing dari Amerika Serikat. Namun, gaungnya meredup setelah R1 tidak memicu perubahan besar seperti yang sempat diprediksi.

    Meski mungkin tidak menimbulkan kehebohan sebesar R1, pendekatan baru berbasis “sparse attention” ini diyakini tetap dapat memberikan pelajaran penting bagi penyedia AI di AS dalam menjaga biaya operasi tetap rendah.

  • "Epinaratic Leadership": Menjawab Tantangan Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 September 2025

    "Epinaratic Leadership": Menjawab Tantangan Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian Nasional 30 September 2025

    “Epinaratic Leadership”: Menjawab Tantangan Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian
    Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.
    KITA
    hidup di zaman yang tidak pernah sepenuhnya tenang. Bukan karena perang fisik, tapi karena pertempuran narasi, opini, dan persepsi.
    Di layar kecil gawai kita, derasnya arus informasi setiap detik membanjiri, tanpa pernah menunggu kita siap untuk menyaringnya.
    Di sinilah lahir fenomena yang kian mendominasi: era DFK (Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian). Tiga kata yang sederhana, tetapi telah mengubah wajah demokrasi, dinamika sosial, bahkan masa depan kepemimpinan.
    Belum lama ini, beredar video
    deepfake
    hasil rekayasa AI yang seolah-olah menampilkan Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani yang mengatakan “guru adalah beban negara”.
    Video Sri Mulyani hanyalah satu dari ribuan hoaks yang beredar di jagad digital. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menemukan 1.020 hoaks sepanjang Januari – Agustus 2025.
    Hoaks mungkin api yang kecil. Namun apabila dibiarkan, mereka dapat membakar habis kepercayaan dan persaudaraan dalam masyarakat.
    Hariqo Wibawa Satria dari Kantor Komunikasi Kepresidenan bahkan mengingatkan bahwa “satu video DFK (disinformasi, fitnah, kebencian) bisa melahirkan sejuta kebencian” terhadap figur publik atau pemimpin.
    Benarlah pepatah lama: “sebuah kebohongan bisa berkeliling setengah dunia saat kebenaran masih memakai sepatunya”. Di era media sosial, pepatah ini kian terasa nyata.
    Di era digital, informasi tidak hanya mengalir deras, tetapi juga sering kali disusupi oleh disinformasi, fitnah, dan kebencian. Disinformasi bukanlah sekadar kesalahan informasi, melainkan konten yang sengaja diproduksi untuk menyesatkan.
    Fallis (2015) menjelaskan bahwa disinformasi berbahaya karena sumbernya bermaksud menipu dan memperoleh keuntungan dari kesesatan yang ditimbulkan.
    Kini, praktiknya semakin canggih karena digerakkan oleh bot, buzzer, hingga algoritma platform digital.
    Aïmeur et al. (2023) bahkan menunjukkan bagaimana teknik
    machine learning
    dan
    deep learning
    membuat konten palsu kian sulit dideteksi, bahkan oleh sistem pendeteksi otomatis berbasis AI.
    Dampak dari disinformasi tidak main-main. Keputusan publik kerap salah arah karena mendasarkan diri pada “fakta palsu”.
    Selain itu, debat publik berubah menjadi gaduh, sebab data yang seharusnya menjadi pijakan bersama dipelintir sesuai agenda tertentu.
    Bahkan, kebijakan negara pun bisa terdistorsi, karena pemimpin didesak merespons opini publik yang telah lebih dulu dibentuk oleh arus disinformasi.
    World Economic Forum dalam Laporan Risiko Global 2025 menempatkan misinformasi dan disinformasi sebagai ancaman terbesar ke-4 di dunia, dengan proyeksi naik menjadi ancaman nomor satu pada 2027.
    Laporan Geopolitical Outlook 2025 dari Rud Pedersen Public Affairs juga menegaskan bahwa kurangnya tata kelola kecerdasan buatan memperbesar risiko penyalahgunaan teknologi untuk menyebarkan informasi palsu.
    Selain disinformasi, fitnah juga semakin berbahaya di era digital. Jika dahulu fitnah hanya menyebar lewat bisik-bisik, kini ia dapat viral dalam hitungan menit dan sulit dihapus dari jejak digital.
    Satu narasi palsu yang diproduksi dengan cerdas mampu meruntuhkan reputasi yang dibangun bertahun-tahun, sekaligus menggerogoti kepercayaan publik terhadap institusi.
    Ketika pemimpin terus-menerus dihantam fitnah, energi yang seharusnya dipakai untuk memimpin dan melayani publik, justru habis untuk klarifikasi tanpa akhir.
    Sementara itu, kebencian memperparah situasi dengan menggerogoti emosi kolektif. Aktor politik kerap memanfaatkannya karena ia sederhana, emosional, dan efektif menggerakkan massa.
    Algoritma media sosial memperkuat polarisasi ini, sebab konten penuh amarah terbukti lebih cepat menyebar dibanding narasi yang menekankan persatuan, terlebih jika preferensi pengguna media sosial adalah konten-konten yang penuh amarah.
    Konten-konten seperti itu membuat masyarakat terbelah, komunitas hancur, dan fondasi bangsa melemah akibat spiral kebencian yang terus dipelihara.
    Oleh karena itu, di era ini, kepemimpinan tidak lagi hanya bicara soal visi pembangunan, kecerdasan manajerial, atau kebijakan publik yang rasional.
    Kepemimpinan menjadi soal bagaimana pemimpin bisa menjaga kepercayaan publik di tengah badai manipulasi informasi. Ia menjadi seni mengikat kebersamaan di tengah masyarakat yang makin mudah terbelah.
    Ia juga menjadi ujian apakah pemimpin mampu menyalakan harapan di tengah atmosfer kebencian yang terus dipupuk oleh algoritma.
    Saya menyebutnya ‘Epinaratic Leadership’, gaya kepemimpinan yang memadukan kekuatan pengetahuan yang benar (epistemik) dengan kekuatan narasi yang menggerakkan (naratik).
    Dalam konteks era penuh disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK), kepemimpinan ini menempatkan kebenaran bukan sekadar sebagai data, melainkan sebagai cerita kolektif yang hidup, dipercaya, dan mampu menyentuh hati publik.
    Kepemimpinan ini menggabungkan dimensi epistemik (berakar pada kebenaran, pengetahuan, dan validitas) dengan dimensi naratik (mengarahkan narasi, identitas, dan makna kolektif).
    Artinya, ‘epinaratic leadership’ tidak berhenti pada sekadar mengetahui yang benar, melainkan juga mampu meramu kebenaran itu menjadi narasi yang hidup, mengakar, dan tahan terhadap distorsi.
    Dengan kata lain, menurut Foroughi et al. (2019), kepemimpinan adalah tindakan yang melakukan sesuatu yang fundamental bagi situasi saat ini, sesuatu yang mengubah realitas faktual, dan yang memberikan arahan untuk masa depan yang ‘lebih baik’.
    Seorang pemimpin dengan gaya ‘epinaratic leadership’ tidak cukup hanya “menyampaikan fakta”, karena fakta saja sering kalah oleh opini dan emosi.
    Ia harus mampu mengubah fakta menjadi narasi kuat, yang bukan hanya meyakinkan secara logis, tetapi juga menginspirasi secara emosional dan bermakna secara sosial.
    Di tengah era
    post-truth
    (ketika kebenaran kehilangan pijakannya), mengubah fakta menjadi narasi yang kuat dan emosional menjadi tuntutan.
    Orang kini mempercayai narasi yang mengggugah emosi dan mencari validasi dari apa yang mereka percayai.
    Algoritma media sosial mengakselerasi hal tersebut dengan menciptakan filter buble yang menyaring konten (yang bahkan bisa diedit sesuai keinginan) berdasarkan preferensi user. Akibatnya, orang pun terjebak dalam
    echo chamber
    -nya sendiri.
    Kondisi tersebut memungkinkan munculnya fenomena DFK (disinformasi, fitnah, kebencian). Fenomena tersebut menjelma sebagai praktik
    character assassination
    digital yang merajalela.
    Reputasi tokoh publik mudah diserang fitnah, legitimasi dan otoritas terkikis, dan penegakan hukum dibingkai ulang sebagai penindasan atau keberpihakan politik.
    Ironisnya, situasi ini memberi ruang bagi kelompok tertentu untuk bermain api, yang tujuannya mendiskreditkan figur kepemimpinan.
    Lebih ironis lagi, meski klarifikasi resmi telah disampaikan dengan bukti dan data, publik yang terlanjur terbelah sering menolak mendengarnya.
    Menurut studi MIT 2018 lalu terhadap
    fake news
    di Twitter, berita benar membutuhkan waktu sekitar enam kali lebih lama untuk menjangkau 1.500 orang dibandingkan berita palsu untuk menjangkau jumlah orang yang sama. Karena persebarannya yang sangat cepat, orang sudah terlanjur percaya dengan berita bohong.
    Oleh karena itu,
    Epinaratic Leadership
    adalah praktik kepemimpinan yang bertujuan menjaga identitas naratif pemimpin, menghadirkan narasi tandingan terhadap fitnah dan kebencian, sekaligus mengarahkan masyarakat pada cerita besar tentang harapan, kolaborasi, dan masa depan bersama.
    Kepemimpinan ini dijalankan oleh generasi baru pemimpin yang hidup sepenuhnya dalam ekosistem digital dituntut untuk tidak hanya adaptif, melainkan juga transformatif.
    Kepemimpinan epinaratik tidak bisa memimpin dengan kacamata lama. Mereka harus mengakui realitas bahwa politik dan kepemimpinan kini sama pentingnya di layar ponsel seperti halnya di meja rapat kabinet.
    Kepemimpinan epinaratik menjadi kebutuhan mendesak. Pemimpin dituntut memiliki
    information literacy
    untuk memverifikasi fakta, menjaga integritas di tengah gempuran fitnah, dan mengembangkan narasi ketangguhan sebagai jawaban atas kebencian.
    Lebih jauh, mereka harus berani membangun ekosistem komunikasi yang sehat, di mana kebenaran dilindungi, reputasi dijaga, dan persatuan ditempatkan di atas polarisasi.
    Dengan demikian, disinformasi tidak lagi menyesatkan arah, fitnah tidak lagi menghancurkan kepercayaan, dan kebencian tidak lagi merobek masyarakat, melainkan justru menjadi ujian yang memperlihatkan kualitas kepemimpinan sejati.
    Istilah ‘epinaratic leadership’ bukan lagi sekadar label generasi. Ia mencerminkan lahirnya gaya kepemimpinan baru, yaitu pemimpin yang sejak awal kariernya sudah berinteraksi dengan dunia digital, terbiasa dengan
    multichannel communication
    , dan sadar bahwa opini publik dibentuk dalam ekosistem media yang kompleks.
    Kepemimpinan epinaratik tidak bisa hanya mengandalkan model tradisional, rapat tertutup, konferensi pers, atau sekadar pidato formal.
    Mereka harus piawai mengelola ruang digital, aktif berdialog dengan publik, dan mampu menjaga konsistensi identitas di berbagai platform.
    Tipikal pemimpin seperti ini disebut Pemimpin Opini Termediatisasi, di mana menurut Schäfer and Taddicken (2015), mereka menggunakan berbagai media secara signifikan lebih sering untuk pertukaran informasi dan komunikasi dan juga untuk interaksi interpersonal mereka.
    Namun demikian, kepemimpinan ini juga menghadapi risiko: terlalu sibuk di permukaan digital, hingga lupa pada substansi kepemimpinan.
    Di sinilah keseimbangan harus dijaga. Pemimpin epinaratik ideal adalah mereka yang bisa menjembatani dunia digital dengan realitas lapangan, antara
    hashtags
    dengan
    hard works
    , antara
    likes
    dengan
    legacies.
    Untuk menjawab tantangan DFK, ada sejumlah strategi implementatif yang bisa diterapkan pemimpin epinaratik.
    Pertama, perlunya membangun literasi digital internal. Pemimpin tidak bisa berjalan sendiri. Ia butuh tim yang juga cerdas digital, mampu mendeteksi hoaks, membaca tren percakapan, dan memberikan masukan berbasis data.
    Literasi digital bukan hanya tanggung jawab masyarakat, tetapi juga kewajiban internal organisasi kepemimpinan.
    Saat ini, literasi digital Indonesia tahun 2025 berada di angka 3,65 dari skala 5. Indeks Masyarakat Digital Indonesia juga mengalami peningkatan dari 37.80 (2022) menjadi 43.34 (2024).
    Artinya, ada harapan besar bahwa pemimpin epinaratik beserta timnya nanti mampu beradaptasi dengan baik di dunia digital seiring meningkatkanya indeks literasi digital.
    Kedua, mengadopsi model komunikasi transparan. Transparansi adalah senjata ampuh melawan disinformasi. Pemimpin epinaratik perlu rutin membuka data, menjelaskan proses, dan menghadirkan ruang partisipasi publik.
    Menurut Hadziahmetovic and Salihovic (2022), komunikasi yang transparan mendorong keterlibatan dengan mempromosikan kepercayaan dan keyakinan.
    Dengan kata lain, apabila kita transparan dalam komunikasi dan data, narasi palsu tidak punya ruang subur untuk berkembang.
    Ketiga, mengelola krisis dengan narasi positif. Ketika fitnah menyerang, jangan hanya reaktif dengan klarifikasi.
    Erickson (2021) menegaskan bahwa komunikasi yang jelas, tenang, dan teratur diperlukan untuk meyakinkan staf bahwa perahu akan tetap mengapung di tengah badai.
     
    Oleh karena itu, gunakan krisis sebagai momentum untuk mempertegas nilai kepemimpinan, sehingga kita mampu mengubah krisis reputasi menjadi panggung integritas.
    Keempat, mengaktifkan kolaborasi multi-pihak. Tantangan DFK terlalu besar untuk dihadapi sendiri. Pemimpin epinaratik perlu membangun aliansi dengan akademisi, media,
    civil society
    , dan platform digital.
    Misalnya, seperti yang disarankan oleh Hartono et al. (2021), pemimpin epinaratik dapat berkolaborasi dengan Dewan Pers Nasional untuk meningkatkan profesionalisme media dan mengurangi berita yang tendensius.
    Selain itu, pemimpin epinaratik juga dapat menjalin kolaborasi dengan Meta dan Bytedance dalam mencegah penyebaran disinformasi.
    Terakhir, menghidupkan empati dalam setiap narasi. Di era kebencian, empati adalah kekuatan. Pemimpin epinaratik perlu berani menunjukkan sisi manusiawi: mendengarkan, merasakan, dan merespons dengan hati.
    Selain itu, empati juga dapat kita tunjukkan dalam praktik kepemimpinan. Dalam penelitian Jian (2021), pemimpin yang empatik ditandai dengan sikap terbuka terhadap orang lain yang melampaui ego sendiri, sikap peduli untuk memotivasi seseorang untuk berempati, serta tanggung jawab terhadap orang lain.
    Publik mungkin lupa detail kebijakan, tetapi mereka tidak pernah lupa rasa dan kenangan yang mereka dapatkan saat berinteraksi.
    Mari kita bayangkan skenario nyata. Seorang pemimpin daerah diserang fitnah bahwa programnya hanya menguntungkan kelompok tertentu.
    Alih-alih marah dan membalas, ia justru mengundang pihak-pihak kritis untuk berdialog terbuka, menyiarkan langsung pertemuan tersebut, dan membuktikan dengan data.
    Publik yang menyaksikan tidak hanya melihat klarifikasi, tetapi juga menyaksikan gaya kepemimpinan yang berani, terbuka, dan empatik.
    Contoh lain, seorang CEO perusahaan besar menghadapi disinformasi bahwa perusahaannya merusak lingkungan. Ia tidak berhenti pada rilis pers, melainkan membuat program
    open factory
    di mana masyarakat, media, dan akademisi bisa langsung melihat proses produksi yang ramah lingkungan. Narasi palsu pun kalah oleh bukti nyata.
    Praktik-praktik inilah yang menunjukkan bagaimana kepemimpinan epinaratik bisa menjawab tantangan DFK dengan cara yang implementatif sekaligus inspiratif.
    Era DFK mungkin terlihat menakutkan, tetapi ia juga menghadirkan peluang. Pemimpin yang mampu melewati badai ini dengan integritas dan inovasi akan muncul sebagai pemimpin yang jauh lebih kuat.
    Mereka akan dikenal bukan karena tidak pernah diserang, tetapi karena selalu mampu bangkit dan menyalakan harapan.
    Sejarah selalu mencatat bahwa setiap era memiliki tantangannya sendiri. Jika dulu tantangan terbesar adalah kolonialisme, perang, atau krisis ekonomi, maka tantangan hari ini adalah DFK.
    Namun sama seperti generasi-generasi sebelumnya, generasi ini pun bisa melewatinya dengan kepemimpinan yang tepat.
    Pemimpin epinaratik harus berani menjadikan dirinya
    guardian of truth
    , penjaga integritas, dan penyalur harapan.
    Mereka harus menyadari bahwa di era digital, setiap kata, setiap gestur, setiap keputusan bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga soal bagaimana ia diterjemahkan di ruang publik yang tak pernah tidur.
    Pada akhirnya, kepemimpinan di era DFK adalah tentang keberanian untuk tetap berpegang pada nilai, meski arus kebencian begitu deras.
    Ia adalah tentang kesanggupan untuk terus merangkul, meski tangan terus diserang. Ia adalah tentang kemampuan menyalakan cahaya, ketika kegelapan disinformasi mencoba menutupi segalanya.
    Dan itulah panggilan ‘epinaratic leadership’ hari ini, memimpin dengan akal sehat, dengan hati yang luas, dan dengan tekad bahwa bangsa ini terlalu berharga untuk dibiarkan hancur oleh disinformasi, fitnah, dan kebencian.
    Kini, bola ada di tangan kita bersama. Masing-masing dari kita bisa ikut menentukan arah dengan cara memilih, mendukung, dan menjadi pemimpin yang berpegang pada kebenaran di atas kepentingan sempit.
    Apakah kita akan mengizinkan era DFK terus mencabik-cabik tenun kebangsaan, atau kita bangkit memupuk kepemimpinan pascakebenaran yang memulihkan kepercayaan dan persatuan? Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat menentukan wajah masa depan Indonesia kita.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Truk Genset Terbakar di Jombang, Kerugian Diperkirakan Capai Rp150 Juta

    Truk Genset Terbakar di Jombang, Kerugian Diperkirakan Capai Rp150 Juta

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah truk bermuatan genset 250 KVA terbakar mendadak di Jalan Basuki Rahmad, Desa Tunggorono, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025), sekitar pukul 02.55 WIB.

    Kejadian ini dilaporkan ke Pos Damkar Jombang oleh saksi mata, Roni, yang menyatakan bahwa truk tersebut sedang beristirahat ketika kebakaran terjadi.

    Dalam waktu singkat, Pos Damkar Jombang merespons laporan tersebut. Petugas pemadam kebakaran segera berangkat menuju lokasi dengan peralatan lengkap. Mereka membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk berhasil memadamkan api dan memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    Andrik Prasetyo, petugas Damkar Jombang, mengungkapkan kronologi kejadian sebagai berikut: “Pada pukul 02.40 WIB, Bapak Roni melaporkan kebakaran yang terjadi pada truk yang bermuatan genset. Saat kejadian, truk sedang terparkir dan beristirahat. Kemudian, pada pukul 02.45 WIB, Bapak Roni melaporkan kejadian tersebut ke Pos Damkar Jombang.”

    Langkah-langkah pemadaman dimulai pada pukul 02.47 WIB, saat laporan diterima dan diteruskan ke pimpinan Pos Damkar Jombang. Tidak lama kemudian, satu unit fire pumper truck beserta tim berangkat menuju lokasi, tiba di sana pada pukul 02.49 WIB.

    Tim pemadam kebakaran segera melakukan pemadaman api yang membakar genset tersebut, yang diperkirakan mengalami kerusakan sekitar Rp 150 juta. Penanganan selesai pada pukul 03.30 WIB, dan tim kembali ke markas.

    Menurut keterangan petugas, penyebab kebakaran diduga akibat radiator genset yang mengalami overheat. Beruntung, meskipun kerusakan pada genset cukup besar, tidak ada korban jiwa yang ditemukan dalam kejadian tersebut. Genset yang terbakar kini dinyatakan aman dan tidak lagi membahayakan. [suf]

  • Pabrik Rumahan Senpi Ilegal di Lampung Digerebek, Diduga Jaringan Besar
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 September 2025

    Pabrik Rumahan Senpi Ilegal di Lampung Digerebek, Diduga Jaringan Besar Regional 30 September 2025

    Pabrik Rumahan Senpi Ilegal di Lampung Digerebek, Diduga Jaringan Besar
    Tim Redaksi
    LAMPUNG, KOMPAS.com
    – Pabrik rumahan (
    home industry
    ) senjata api (senpi) ilegal di Kabupaten Lampung Tengah digerebek polisi.
    Diduga, industri ini merupakan jaringan produksi hingga penjualan.
    Penggerebekan itu dilakukan di Kampung Karang Endah, Kecamatan Terbanggi Besar, pada Senin (29/8/2025) pagi.
    Kapolsek Terbanggi Besar, AKP Dailami, mengatakan bahwa industri rumahan ini terungkap dari informasi masyarakat terkait adanya aktivitas mencurigakan di sebuah rumah yang diduga dijadikan tempat produksi senjata api rakitan.
    “Saat kami ke lokasi, ternyata benar dijadikan pabrik rumahan yang memproduksi senpi ilegal,” kata Dailami, dihubungi dari Bandar Lampung, Senin sore.
    Dari rumah itu, polisi menyita alat produksi berupa bor listrik, gerinda, las, pipa silinder, hingga laras senpi.
    Kepolisian juga menangkap dua orang, yakni SN (53) dan HG (43).
    “Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui bahwa salah satu pelaku inisial SN berperan sebagai pembuat senjata api rakitan, sementara HG merupakan pemesan,” kata dia.
    Kapolsek menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan lebih lanjut guna mengungkap kemungkinan adanya jaringan lain yang terlibat dalam produksi dan peredaran senjata api ilegal di wilayah Lampung Tengah.
    “Diduga ada jaringan besar, tetapi ini masih kami dalami,” katanya.
    Dailami mengatakan bahwa para pelaku dijerat dengan Pasal 1 Ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Penyalahgunaan Senjata Tajam, Senjata Api, dan Bahan Peledak.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Status Gunung Lewotobi Diturunkan ke Level Siaga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 September 2025

    Status Gunung Lewotobi Diturunkan ke Level Siaga Regional 30 September 2025

    Status Gunung Lewotobi Diturunkan ke Level Siaga
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari level IV awas ke level III siaga pada Senin (29/9/2025).
    Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid mencatat bahwa pada periode pengamatan 23 September hingga 29 September 2025 pukul 06.00 Wita, tercatat 50 kali gempa letusan, 77 kali embusan, 1 kali harmonik, 79 kali gempa tremor non harmonik, 42 kali
    low frequency,
    6 kali vulkanik dalam, 2 kali tektonik lokal, dan 31 kali gempa tektonik jauh.
    Wafid menyampaikan bahwa kegempaan masih didominasi oleh gempa letusan, embusan
    , low frequency
    , dan gempa tremor non harmonik.
    “Hal ini mencerminkan proses pergerakan fluida magmatik serta pelepasan tekanan yang masih terjadi di dalam tubuh gunung api,” ujarnya.
    Meski demikian, ungkap Wafid, selama periode ini, jumlah kejadian erupsi eksplosif berfluktuasi dengan skala yang tidak terlalu besar.
    Demikian pula dengan kejadian gempa vulkanik dalam yang juga mengalami penurunan.
    Hal ini menunjukkan bahwa suplai magma masih aktif, tetapi dengan laju rendah, diikuti pula oleh pelepasan tekanan yang terus menerus.
    Nilai RSAM (R
    eal-time Seismic Amplitude Measurement
    ) yang berkaitan dengan energi kegempaan menunjukkan kondisi yang fluktuatif.
    Sementara itu, grafik tiltmeter menunjukkan pola meningkat dengan laju yang tidak terlalu besar dan arah vektor terlihat inflasi.
    Hal ini menandakan proses akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal masih berlangsung, namun diikuti pula oleh pelepasan tekanan secara berulang.
    “Pergerakan GNSS masih mengindikasi adanya deformasi,” kata dia.
    Wafid menjelaskan bahwa kombinasi semua parameter ini mengindikasikan aktivitas suplai magma ke permukaan masih berlangsung.
    Dengan demikian, potensi erupsi eksplosif maupun efusif masih bisa terjadi.
    “Berdasarkan analisis visual dan instrumental, tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki diturunkan dari level IV awas menjadi level III siaga pada 29 September 2025 pukul 15.00 Wita,” katanya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dari Dapur Kakek ke Genggaman Digital: Esti Menjaga Warisan Berniaga, Berlari bersama Zaman
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        30 September 2025

    Dari Dapur Kakek ke Genggaman Digital: Esti Menjaga Warisan Berniaga, Berlari bersama Zaman Bandung 30 September 2025

    Dari Dapur Kakek ke Genggaman Digital: Esti Menjaga Warisan Berniaga, Berlari bersama Zaman
    Tim Redaksi
    CIREBON, KOMPAS.com
    – Esti Pramudji tak pernah membayangkan dirinya akan memimpin lima pabrik soun dengan ratusan pekerja. Namun hidup menuntunnya ke sana. Sejak wafatnya sang ayah, amanat kakek pun jatuh ke pundaknya: menjaga usaha keluarga agar tetap berdenyut, menyalakan dapur, dan memberi nafkah bagi banyak keluarga.
    CV Esti Ganda Sari yang memproduksi Soun “Cap Mangkok” bukan sekadar nama perusahaan, di baliknya ada jejak tiga generasi yang membentang. Dari dapur sederhana sang kakek, diteruskan ayahnya, hingga kini Esti berdiri di garda terdepan.
    Soun yang awalnya hanya dibuat untuk kebutuhan rumah tangga, kini diproduksi dalam jumlah besar dan dikirim ke penjuru daerah.
    Permintaan soun hasil produksi Esti meluas ke berbagai pasar. Untuk menopang kebutuhan ini, Esti menambah pekerja. Dari hanya lingkar keluarga, kini Esti bergerak bersama 250 pekerja untuk menghidupi keluarga mereka dari balik kepulan uap pabrik-pabrik soun.
    Semakin besar kapal berlayar, semakin besar pula gelombang yang harus dihadapi. Salah satu tantangan besar bagi Esti adalah soal perbankan. Esti harus mengelola arus keuangan, membayar ratusan karyawan, hingga memastikan semuanya berjalan aman, efektif dan efisien.
    Salah satu yang dia pikirkan adalah keamanan uang saat harus membayar upah ke pekerjanya. Dia khawatir bila harus mengambil uang sendiri ke bank, lalu membawanya kembali ke kantor tempatnya bekerja. Di sinilah CIMB Niaga masuk dengan menawarkan layanan antar uang.
    “Jadi saya buka rekening, langsung masuk ke prioritas, CIMB memberi kemudahan itu, petugas antar uang ke tempat saya kapan pun saya butuhkan, ini gratis dan buat saya sangat nyaman,” tutur Esti. Fasilitas antar uang menjadi penyelamat, terutama menjelang Idul Fitri, saat ia harus membayar upah, menyalurkan THR, dan kebutuhan lainnya.
    Tak hanya sekedar menikmati fasilitasnya, Esti juga aktif meningkatkan laju sirkulasi uang dengan rekening CV atas nama usahanya. Termasuk permintaan Esti ke pelanggan agar melakukan pembayaran secara transfer usai pembelian.
    Sebelumnya, Esti sempat kerepotan saat menjadi nasabah bank lain, lantaran mengharuskan penggunaan token fisik saat hendak transaksi. Aturan ini membuatnya harus membawa fisik lima buah token itu ke mana pun pergi.
    “Kalau di rekening CV bank sebelumnya, tiap kali mau transaksi, saya harus pakai token fisik, jadi saya harus bawa token itu kemana-mana, itu repot banget. Nah, kalau rekening CV CIMB ini, cukup di handphone, jadi saya gak perlu bawa-bawa token fisik lagi, ini sangat membantu terutama kalau ke luar kota dan ke luar negeri,” katanya.
    Kebebasan bertransaksi lewat ponsel memberi ketenangan bagi Esti. Dia beberapa kali mengalami kesibukan luar biasa di tengah rapat, di perjalanan, atau bahkan saat berada di luar negeri, namun harus tetap bertransaksi. Dengan layanan ini, semua bisa diselesaikan dari genggaman tangan saat itu juga.
    Selain fasilitas perbankan, Esti juga mendapat layanan tambahan. Salah satunya
    safe deposit

    box
    (SDB) gratis, tempat aman untuk menyimpan dokumen dan barang berharga. Fasilitas ini memberi rasa tenang, seolah ada ruang kecil yang kokoh di balik ruang tahan api bank, menjaga apa yang paling berharga.
    Ada satu layanan sederhana yang diam-diam sangat berkesan baginya:
    Airport Transfer
    . Baginya, waktu adalah segalanya. Dengan layanan ini, perjalanannya ke luar negeri untuk urusan bisnis menjadi lebih tenang dan efisien.
    “Mungkin ini hal sepele, tapi bagi saya sangat menguntungkan, fasilitas airport transfer. Setahun saya dapat kesempatan 4 kali jemputan. Jadi saya dijemput di apartemen terus diantar ke airport. Saya tinggal
    booking
    , tanggal sekian, dan tempat, nanti dijemput, tinggal duduk, dan sampai lokasi, ini juga gratis,” ungkap Esti.
    Dua tahun sudah Esti membuka rekening CV. Ia menemukan bukan hanya bank, melainkan teman usaha yang selalu membuka ruang membuka diri, komunikasi, memberi layanan ekstra, serta menyesuaikan diri dengan kebutuhan.
    Direktur Consumer Banking CIMB Niaga, Noviady Wahyudi, menyampaikan,
    airport transfer
    ,
    airport pick up
    dan
    airport service
    serta sejumlah fasilitas yang dinikmati Esti adalah bagian dari upaya CIMB memberikan ekstra layanan untuk nasabah prefered. Fasilitas ini untuk nasabah tertentu, terutama mereka yang memiliki kesibukan bisnis tinggi ke luar negeri, suka bepergian, dan lainnya.
    Yang paling sangat membantu adalah layanan aktifitas digital banking OCTO Mobile dan OCTO Clicks yang melayani pelanggan 24 jam. Dengan aplikasi ini, nasabah bisa bertransaksi kapan pun dan di mana pun hanya melalui
    smartphone
    .
    Dengan OCTO Mobile dan OCTO Clicks, Nasabah CIMB Preferred bisa transfer hingga Rp2 miliar per hari, membeli produk investasi dengan subscription fee hingga 65%, membuka Deposito, Tabungan Xtra Valas dan produk investasI, serta masih banyak lagi fitur lainnya.
    “PT Bank CIMB Niaga melalui layanan CIMB Preferred, menawarkan layanan perbankan premium. Beragam fasilitas ini diberikan untuk memudahkan nasabah segmen premium dalam bertransaksi dan mengelola keuangannya. Dengan slogan More Value, Better Experience, dan Easier, CIMB Preferred menghadirkan solusi untuk pemenuhan kebutuhan bagi nasabahnya,” kata Noviady dalam rilis yang diterima Kompas.com pada Senin (29/9/2025) siang.
    Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyampaikan, pada ulang tahun ke 70 ini, PT Bank CIMB Niaga berkomitmen terus menghadirkan layanan finansial yang inovatif, cepat, dan aman melalui penguatan ekosistem digital.
    Sejak berdiri pada 1955, CIMB Niaga konsisten terus bertransformasi mengikuti kebutuhan nasabah hingga tumbuh menjadi bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dengan 9,1 juta nasabah.
    Selama tujuh dekade, beberapa terobosan digital di industri perbankan Indonesia telah dilahirkan. Sejak menjadi bank pertama yang memperkenalkan ATM (1987), melayani sistem online banking (1991), hingga meluncurkan aplikasi OCTO Mobile (2020) yang kini berkembang menjadi solusi finansial digital lengkap. Inovasi tersebut mendapat apresiasi tinggi dari nasabah, tercermin dari capaian Net Promoter Score (NPS) 57 pada 2024.
    “Di usia ke-70 ini, kami menegaskan posisi sebagai bank yang relevan di setiap era: stabil secara finansial, inovatif secara digital, sekaligus bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Semua pencapaian ini menjadi fondasi untuk melangkah ke depan, mendampingi nasabah mewujudkan mimpinya dengan semangat bekerja dari hati,” kata Lani melalui rilis yang diterima
    Kompas.com, 
    Senin (29/9/2025) siang.
    Sebagai simbol transformasi layanan, CIMB Niaga juga meresmikan kantor cabang Graha Sudirman menjadi Digital Branch. Cabang ini dilengkapi fasilitas digital yang mempercepat transaksi sekaligus menjadi pusat edukasi finansial modern. Dengan desain yang lebih interaktif, Digital Branch menghadirkan pengalaman baru yang menggabungkan kekuatan teknologi dan pendekatan personal.
    Esti adalah satu dari 9,1 nasabah CIMB Niaga di Indonesia. Kini, dia hanya butuh telepon genggam untuk transfer, membeli emas, menukar dolar, hingga mengelola seluruh urusan bisnisnya. Baginya, 70 tahun berulang tahun, CIMB bukan sekedar bank, melainkan teman yang memudahkan berniaga untuk terus menjaga warisan keluarga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI Kemarin, pohon roboh timpa kendaraan hingga kemacetan imbas hujan

    DKI Kemarin, pohon roboh timpa kendaraan hingga kemacetan imbas hujan

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar kejadian di Jakarta pada Senin (29/9) masih layak untuk disimak hari ini, mulai dari Pohon besar di Kembangan roboh menimpa kabel utilitas dan kendaraan hingga Imbas hujan, sejumlah ruas jalan di Jakarta alami kemacetan.

    Berikut ulasan selengkapnya:

    1. Pohon besar di Kembangan roboh menimpa kabel utilitas dan kendaraan

    Sebuah pohon besar di Jalan Aster, RT 09/RW 10 Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, roboh, sehingga menimpa kabel utilitas dan sejumlah sepeda motor di pinggir jalan.

    Baca di sini

    2. Ada sisa bara api, Gulkarmat Jakbar terjunkan tiga unit pemadam

    Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat menerjunkan tiga unit kendaraan pemadam untuk menuntaskan sejumlah titik bara api yang tersisa dalam kebakaran rumah di Gang Langgar, Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, Senin.

    Baca di sini

    3. “Portal Satu Data Jakarta” akan diluncurkan Oktober 2025

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan meluncurkan wajah baru “Portal Satu Data Jakarta” yang sudah dilengkapi fitur kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) pada Oktober 2025.

    Baca di sini

    4. Ini dugaan penyebab kebakaran ratusan rumah di Tamansari Jakarta Barat

    Kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah di kawasan padat penduduk di Kelurahan Tangki, Tamansari, Jakarta Barat, pada Minggu (28/9) diduga akibat arus pendek (korsleting) listrik.

    Baca di sini

    5. Imbas hujan, sejumlah ruas jalan di Jakarta alami kemacetan

    Sejumlah ruas jalan di wilayah Jakarta mengalami kemacetan akibat hujan deras yang melanda Jakarta pada Senin sore.

    Baca di sini

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ibu-ibu Kampung Muara Bahari Kerap Pasang Badan Hadapi Serangan OTK
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 September 2025

    Ibu-ibu Kampung Muara Bahari Kerap Pasang Badan Hadapi Serangan OTK Nasional 30 September 2025

    Ibu-ibu Kampung Muara Bahari Kerap Pasang Badan Hadapi Serangan OTK
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Para ibu-ibu di RW 15, Kampung Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kerap berada di garda terdepan ketika kampung mereka diserang oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) bersenjata tajam.
    Mereka terpaksa pasang badan agar tidak terjadi tawuran antar-remaja di wilayah tersebut.
    Salah satunya dialami oleh Wariatun (40), warga RT 10. Ia mengaku tak ragu berteriak “maling” untuk mengusir para pelaku yang mencoba menyerang.
    “Ini kan ada pintunya, mereka enggak bisa buka pintunya, jadi mereka menyerang. Malam Jumat menyerang sekitar pukul 22.00 WIB, saya teriakin saja maling-maling banyak sekali remaja itu,” ucap Wariatun saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Senin (29/9/2025).
    Menurut Wariatun, kehadiran ibu-ibu di garis depan penting agar konflik tidak semakin meluas.
    “Jadi, kalau di sini yang menghadapi ibu-ibu, kalau anak remaja lagi malah terjadi tawuran,” jelasnya.
    Hal senada disampaikan Abdi (bukan nama sebenarnya, 25). Ia menyebut bahwa sering kali ibu-ibu yang turun tangan mengusir kelompok OTK tersebut.
    “Saat ini ada ibu-ibu bantu mengusir anak-anak itu,” kata Abdi.
    Namun, Abdi menambahkan, para ibu-ibu mulai lelah menghadapi situasi tersebut. Sebab, OTK justru kerap membalas dengan merusak rumah warga.
    “Ketika diusir, mereka malah menyerang balik dan merusak rumah ibu-ibu,” ujar dia.
    Serangan OTK di Kampung Muara Bahari disebut sudah terjadi berulang kali sejak 2023. Aksi terbaru berlangsung pada Selasa (24/9/2025).
    “Paling baru untuk sekarang ini, saat 24 September 2025 kemarin, dan semalam itu cuma lewat aja enggak sampai buat kerusuhan di rel,” kata Abdi.
    Ia menuturkan, OTK kerap menyerang hingga 13 RT di RW 15, bahkan masuk ke gang-gang kecil. Biasanya, mereka datang bergerombol dari arah Jalan RE Martadinata atau seberang rel kereta api Kampung Bahari.
    Saat beraksi, kelompok itu melempari rumah warga dengan batu untuk memancing tawuran.
    “Penyerangannya selalu melempar batu ke rumah warga, mengajak tawuran di jalan ini. Kan yang resah warga-warga di belakang yang sering kena batu,” tutur Abdi.
    Meski demikian, remaja Kampung Muara Bahari disebut lebih memilih menahan diri agar tawuran tidak semakin meluas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.