Organisasi: API

  • Belum Pernah Finis, Mandalika Masih ‘Angker’ buat Marc Marquez

    Belum Pernah Finis, Mandalika Masih ‘Angker’ buat Marc Marquez

    Jakarta

    Sirkuit Mandalika masih angker bagi Marc Marquez. Sejak sirkuit ini menggelar balapan MotoGP, Marquez belum pernah finis di balapan utama. Kemarin pun begitu, Marquez lagi-lagi mengalami kecelakaan.

    Marc Marquez lagi-lagi gagal finis di balapan utama MotoGP Mandalika. Di MotoGP Mandalika 2025 akhir pekan kemarin, Marquez terjatuh usai ditabrak Marco Bezzecchi dari belakang. Dia tersungkur dan terguling di atas kerikil.

    Juara dunia MotoGP 2025 itu terlihat masih bisa bangun. Namun ia memegang bahu kanannya. Marquez lalu dibawa ke ruang medis Sirkuit Mandalika. Dikonfirmasi, Marquez lagi-lagi mengalami cedera.

    “Saya tentu saja sedih karena cederanya lagi-lagi di sisi kanan, dalam kasus ini, tampaknya tulang selangka. Sekembalinya di Madrid, saya akan menjalani pemeriksaan medis lebih lanjut untuk memastikan seberapa parah cederanya. Ini balapan, dan hal-hal seperti ini bisa terjadi. Marco (Bezzecchi) datang untuk meminta maaf. Saya akan berusaha kembali secepat mungkin, sambil sepenuhnya mengikuti proses pemulihan,” kata Marquez dalam siaran pers Ducati, Senin (6/10/2025).

    Ini menjadi kali keempat Marquez gagal finis di balapan utama MotoGP Mandalika. Marquez hanya pernah juara tiga di sesi Sprint Race MotoGP Mandalika 2024 dan finis keenam di Sprint Race MotoGP Mandalika 2025. Di balapan utama atau Race, Marquez belum pernah menyentuh garis finis.

    Pada MotoGP Mandalika 2022, Marquez terjatuh di sesi pemanasan jelang balapan utama. Dia mengalami gegar otak ringan yang membuatnya tak bisa melanjutkan balapan.

    Pada tahun 2023, Marquez terjatuh di sesi balapan utama pada pertengahan lap. Sebelumnya, dia juga gagal di sesi Sprint Race karena terjatuh saat belum menyelesaikan satu putaran.

    Tahun lalu, ketika sudah bergabung dengan tim Gresini Ducati, Marquez juga gagal finis. Saat balapan baru berjalan 12 lap ketika itu, tiba-tiba motor Ducati Desmosedici mengeluarkan asap. Setelah itu motor Marquez mengeluarkan api dari bagian mesinnya. Marquez kemudian menepi dan melihat kondisi motornya. Tak lama kemudian dia menjatuhkan motornya dan meminta kru marshal untuk menyemprotnya dengan alat pemadam api ringan.

    Kutukan Mandalika kembali berlanjut tahun ini. Marquez kecelakaan setelah ditabrak Marco Bezzecchi dan mengalami cedera.

    (rgr/dry)

  • Imbas Insiden Al Khoziny, Pemkab Ponorogo Bakal Asesmen Bangunan Ponpes

    Imbas Insiden Al Khoziny, Pemkab Ponorogo Bakal Asesmen Bangunan Ponpes

    Ponorogo (beritajatim.com) – Tragedi robohnya bangunan tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan berbasis pesantren. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo bergerak cepat dengan menyiapkan langkah preventif berupa asesmen menyeluruh terhadap bangunan pondok pesantren di wilayahnya.

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, kebijakan ini ditempuh untuk memastikan seluruh pondok di Ponorogo memiliki bangunan yang aman dan layak huni. Program asesmen akan melibatkan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo.

    “Kami tidak ingin seperti Al Khoziny terulang di mana-mana, maka kemudian setiap pesantren akan didampingi Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo,” ujar Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri Sancoko, Senin (6/10/2025).

    Menurutnya, pendampingan tersebut bertujuan untuk mengetahui kekuatan fisik bangunan pesantren, baik yang sudah berdiri lama maupun yang baru akan dibangun. DPUPKP akan melakukan kajian teknis terhadap struktur bangunan agar potensi kerusakan bisa diidentifikasi lebih awal.

    “Dinas PUPKP akan mengumpulkan pengasuh ponpes yang di Ponorogo ini ada ratusan. Akan kita sosialisasikan asesmen ini ke para pengasuh,” jelas Kang Giri.

    Hasil asesmen nantinya akan menjadi acuan bagi pihak pesantren dalam menindaklanjuti rekomendasi perbaikan. Langkah ini diharapkan mampu memberikan rasa aman kepada orang tua santri sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan pesantren.

    Bupati Sugiri menjelaskan, program asesmen tersebut akan dijalankan dengan mekanisme yang mirip akreditasi kampus, namun fokus pada aspek keamanan bangunan dan kesiapsiagaan bencana.

    “Kami harus mulai dulu di Ponorogo, agar kemudian pesantren mencitrakan yang baik. Baik untuk menuntut ilmu maupun baik bangunan yang akan dipakai oleh santri,” katanya.

    Selain penilaian struktur fisik, Pemkab Ponorogo juga mendorong setiap pesantren untuk memiliki sistem mitigasi bencana yang memadai. Kang Giri mencontohkan pentingnya keberadaan hydrant atau alat pemadam api ringan (APAR) di lingkungan pondok sebagai langkah antisipatif.

    “Akan kita sampaikan bersama-sama untuk Ponorogo yang lebih baik lagi,” pungkasnya. [end/beq]

  • Apes! Baru Uji Coba Perdana, Pabrik Triplek di Ponggok Blitar Terbakar

    Apes! Baru Uji Coba Perdana, Pabrik Triplek di Ponggok Blitar Terbakar

    Blitar (beritajatim.com) – Hari pertama uji coba produksi sebuah pabrik triplek di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, diwarnai insiden menegangkan. Mesin boiler (pemanas) di pabrik UD Gading Cakra Alam, yang berlokasi di Desa Sidorejo, tiba-tiba terbakar pada Senin (6/10/2025) sekitar pukul 11.30 WIB.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materiil yang berarti dalam kejadian ini. Kesigapan para pekerja di lokasi berhasil mencegah api meluas sebelum petugas pemadam kebakaran tiba.

    Insiden ini terjadi saat pabrik sedang melakukan trial produksi untuk pertama kalinya sejak beroperasi. Uji coba dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, satu setengah jam kemudian, malapetaka kecil terjadi.

    Lokasi Pabrik Triplek di Ponggok Blitar yang terbakar. (foto : Winanto/beritajatim.com)

    “Penyebab kebakaran berasal dari oli mesin boiler yang tumpah dan mengenai mesin panas di bawahnya, sehingga menimbulkan percikan api,” jelas Kapolsek Ponggok, AKP Tri Muliarso, yang turut mendatangi lokasi kejadian.

    Melihat percikan api yang mulai membesar, sekitar 10 orang pekerja tidak tinggal diam. Dengan sigap, mereka bergotong-royong memadamkan api menggunakan material pasir yang ada di sekitar pabrik. Aksi cepat dan swadaya ini terbukti sangat efektif untuk mengendalikan api.

    Tak lama kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Blitar tiba di lokasi. Petugas Damkar langsung melakukan proses pembasahan dan pendinginan di area mesin boiler untuk memastikan tidak ada lagi titik api yang berpotensi menyala kembali.

    “Api berhasil dipadamkan secara swadaya oleh pekerja, selanjutnya dilakukan pembasahan oleh petugas Damkar. Kerugian materiil dan korban jiwa nihil,” tambah AKP Tri Muliarso.

    Akibat insiden ini, pihak perusahaan memutuskan untuk menghentikan sementara operasional uji coba. Kegiatan produksi baru akan dilanjutkan setelah seluruh mesin diperiksa dan dipastikan aman untuk digunakan kembali. Diketahui, pabrik triplek UD Gading Cakra Alam ini menempati bangunan bekas pabrik rokok seluas satu hektar. (owi/but)

  • Kronologi Meteor Jatuh di Cirebon, Begini Penjelasan Lengkap BRIN

    Kronologi Meteor Jatuh di Cirebon, Begini Penjelasan Lengkap BRIN

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meteor disebut jadi objek yang membuat dentuman keras dan cahaya terang di sekitaran Cirebon dan Kuningan pada hari Minggu (5/10/2025). Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan analisis itu berasal dari sejumlah data dan kesaksian.

    Dia mengatakan objek itu melintasi wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon arah barat daya pada pukul 18:35-18:39 WIB, Minggu (5/10/2025).

    “Ketika memasuki atmosfer yg lebih rendah menimbulkan gelombang kejut berupa suara dentuman dan terdeteksi oleh BMKG Cirebon pk 18.39.12 WIB. Meteor jatuh di laut Jawa,” kata Thomas kepada CNBC Indonesia, Senin (6/10/2025).

    Dia mengatakan terdengar dentuman keras di Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Selain itu saksi dan rekaman CCTV juga merekam bola api yang meluncur pada 18:35 WIB.

    BMKG Cirebon juga mendeteksi adanya getaran pada pukul 18:39:12 WIB.

    Thomas mengatakan meteor itu berukuran cukup besar. Namun tak berbahaya kecuali potensi gelombang besar di sekitar titik jatuhnya.

    “Tidak berbahaya, kecuali sekitar titik jatuh berpotensi ada gelombang besar,” ujarnya.

    Thomas juga mengatakan tidak bisa menelusuri secara rinci soal asal, dampak dan usia meteor. Sebab data yang dimiliki sangat terbatas.

    “Informasi yang bisa disimpulkan bahwa itu batuan antariksa yg orbitnya berpapasan dengan bumi. Batuan antariksa itu sisa pembentukan tata surya,” kata Thomas.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pasar Kota Wonogiri Kebakaran, 300 Kios dan 80 Persen Bangunan Hangus Terbakar

    Pasar Kota Wonogiri Kebakaran, 300 Kios dan 80 Persen Bangunan Hangus Terbakar

    Akibat kebakaran itu, mayoritas bangunan di pasar yang terletak di jantung kota Wonogiri itu hampir semuanya hangus dilalap api. Bangunan yang terlihat masih tegak berdiri di bagian depan pasar yang lolos dari amukan api.

    “Ini yang sudah terbakar masih sekitar 70 – 80 persen. Tinggal 20 persen yang aman di bagian depan. Sekitar 300-an kios yang terbakar dari lantai 2 dan lantai 3. Lantai 2 itu mayoritas toko kelontong sama tengkulak seperti sembako,” ucapnya.

    Saat ini, proses pemadam masih terus dilakukan. Petugas damkar masih melakukan penyisiran dan pemblokiran agar api tidak merambat ke titik-titik bangunan di bagian depan.

    “Kita sudah blok dari samping, depan dan belakang, alhamdulillah insyaallah nanti bisa terpenuhi untuk dipadamkan,” harapnya.

  • Sederet Fakta Dentuman Keras di Cirebon Diduga Adanya Meteor Jatuh

    Sederet Fakta Dentuman Keras di Cirebon Diduga Adanya Meteor Jatuh

    Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah benda asing yang memiliki warna terang disertai dentuman keras terlihat di langit wilayah Cirebon, Jawa Barat pada Minggu (5/10/2025) malam WIB.

    Warga mengatakan bola api tersebut melintas dengan cepat, sebelum akhirnya menghilang. Setelah itu terdengar suara dentuman keras.

    Meskipun belum dapat dikonfirmasi secara resmi, namun pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga bahwa itu adalah meteor.

    Diduga meteor jatuh di Laut Jawa

    Peneliti BRIN Thomas Jamalludin mengatakan analisis berdasarkan kesaksian, disimpulkan fenomena itu merupakan meteor yang cukup besar yang melintas wilayah tersebut.

    “Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan – Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35 – 18.39,” ujarnya saat dikonfirmasi Bisnis.

    Dia mengatakan berdasarkan kesaksian warga telah terjadi adanya dentuman yang terdengar di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon, terdeteksi adanya getaran oleh BMKG Cirebon (ACJM) pada pukul 18:39:12 WIB, dan ada yang menyaksikan bola api yang meluncur dan ada rekaman CCTV pukul 18:35 WIB.

    Menurut Thomas, ketika memasuki atmosfer yang lebih rendah meteor bisa menimbulkan gelombang kejut berupa suara dentuman dan terdeteksi oleh BMKG Cirebon pukul 18.39.12 WIB.

    “Meteor jatuh di laut Jawa,” tambahnya.

    Bukan dari hujan meteor

    Thomas mengatakan bahwa meteor yang jatuh tersebut bukan berasal dari hujan meteor.

    “Karena ini ukuran cukup besar sehingga menimbulkan gelombang kejut,” ujarnya pada Bisnis.

    Pada bulan Oktober 2025 ini, tepatnya pada 5-8 Oktober memang tengah muncul fenomena hujan meteor draconid.

    Hujan meteor Draconid berasal dari puing-puing yang mengikuti komet 21P Giacobini-Zinner yang terbakar di atmosfer Bumi.

    Meteor-meteor ini berasal dari dekat kepala rasi bintang Draco si naga di langit utara dan hujan meteor ini dapat menghasilkan hingga 10 meteor per jam.

    BMKG kumpulkan data

    Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati masih mengumpulkan data terkait suara dentuman keras disertai bola api terang yang diduga meteor tersebut.

    Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati Muhammad Syifaul Fuad menjelaskan dari sisi meteorologi, suara dentuman dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti sambaran petir, aktivitas gempa bumi atau peristiwa longsor.

    Namun, kata dia, kondisi cuaca di wilayah Cirebon dan sekitarnya saat kejadian dinyatakan cerah berawan.

    “Biasanya suara ledakan atau getaran bisa muncul dari awan konvektif akibat sambaran petir. Berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian,” ujarnya dikutip dari Antaranews, Senin.

    Fuad menegaskan hingga kini pihaknya belum mencatat adanya aktivitas cuaca ekstrem atau fenomena meteorologis yang signifikan di wilayah tersebut.

  • Jatuh Dekat Cirebon, NASA Beberkan Asal Usul Meteor dan Meteoroid

    Jatuh Dekat Cirebon, NASA Beberkan Asal Usul Meteor dan Meteoroid

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti BRIN membenarkan bahwa bola api yang terlihat di langit Cirebon pada Minggu (5/10/2025) adalah meteor. Berikut adalah penjelasan NASA tentang asal usul meteor dan perbedaannya dengan bintang jatuh.

    NASA menjelaskan bahwa ada tiga kata yang sering digunakan terkait benda langit yang jatuh ke Bumi yaitu meteoroid, meteor, dan meteorit. Tiga kata itu merujuk kepada benda yang sama dalam situasi yang berbeda.

    Meteoroid adalah bebatuan luar angkasa yang ukurannya bervariasi antara sekecil debu hingga asteroid berukuran kecil. Istilah ini digunakan selama batu tersebut masih melayan di antariksa.

    Kebanyakan meteoroid adalah serpihan dari benda langit lebih besar yang patah atau meledak. Meteoroid ada yang berasal dari komet, asteroid, hingga Bulan dan planet lain. Elemen pembentuk meteoroid beragam, mulai dari batu hingga logam.

    Sementara itu, meteor adalah meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi atau planet lainnya yang jatuh dalam kecepatan tinggi kemudian terbakar. Fenemona ini yang membuat meteor sering juga disebut sebagai “bintang jatuh.” Meteor kadang tampak lebih terang dibanding Venus sehingga disebut sebagai “bola api.”

    Ilmuwan memperkirakan material meteor yang jatuh tiap hari ke Bumi total beratnya bisa mencapai 48,5 juta ton.

    Meteoroid yang tersisa dari gesekan di atmsofer dan jatuh di permukaan Bumi, diberi nama meteorit. Meteorit bisa berukuran sebesar kerikil hingga sebesar kepalan tangan manusia.

    Kebanyakan batu luar angkasa yang tertarik gravitasi Bumi ukurannya setara dengan lapangan sepak bola, tetapi sebagian besar hancur di atmosfer. Kecepatan yang sangat tinggi saat jatuh ke Bumi membuat batu tersebut dihantam tekanan yang sangat tinggi sehingga terurai dalam bentuk kobaran api terang. Biasanya, hanya sekitar 5 persen dari volume meteoroid yang “selamat” hingga menyentuh permukaan Bumi.

    Istilah lain terkait meteor adalah “hujan meteor” yang biasanya terlihat di langit yang cerah pada malam hari. Meskipun namanya “hujan”, fenomena ini sebetulnya terjadi saat Bumi melewati “reruntuhan” bekas komet atau asteroid. Oleh karena itu, hujan meteor bisa diprediksi dengan akurat.

    Hujan meteor biasanya diberi nama dari konstelasi bintang atau bintang yang paling dekat dengan asal meteor, relatif dari pengamat di Bumi. Perseid adalah hujan meteor yang paling terkenal dan bisa diamati tiap 12 Agustus.

    Meteorid yang menyebabkan hujan meteor Persied adalah material yang ditinggalkan oleh komet Swift-Tuttle yang melewati Matahari tiap 135 tahun. Ukuran bebatuan yang ditinggalkan hanya sebesar biji hingga pasir, sehingga selalu terbakar habis di atmosfer Bumi.

    Meteorit dan batu Bumi sulit dibedakan. Satu-satunya lokasi tempat meteorit tampak jelas dan mencolok adalah di padang pasir, karena warna meteorit yang gelap.

    Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengungkapkan hasil analisisnya atas fenomena langit yang membuat heboh warga Cirebon.

    “Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan-Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39 WIB,” kata Thomas dalam unggahan di akun Instagramnya, Senin (6/10/2025).

    Analisis Thomas didasari pemantauan berbagai tangkapan gambar dan sejumlah data, termasuk data BMKG Cirebon.

    “Analisis berdasarkan kesaksian adanya dentuman yang terdengar di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon, terdeteksi adanya getaran oleh BMKG Cirebon [ACJM] pada pukul 18:39:12 WIB pada azimut 221, ada yang menyaksikan bola api yang meluncur dan ada rekaman CCTV pukul 18.35 WIB,” ujarnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kronologi Meteor Jatuh di Cirebon, Begini Penjelasan Lengkap BRIN

    Dampak Meteor Jatuh di Cirebon, Begini Penjelasan Peneliti BRIN

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Cirebon dikagetkan dengan kemunculan cahaya terang disertai dentuman keras pada Minggu (5/10) malam. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin mengonfirmasi fenomena tersebut merupakan meteor yang masuk ke Bumi.

    “Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar,” kata Thomas kepada CNBC Indonesia, Senin (6/10/2025).

    Ia mengatakan analisis itu berdasarkan kesaksian di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Selain itu juga getaran yang terdeteksi oleh BMKG Cirebon pukul 18:39:12 WIB.

    Saksi dan CCTV disebutkan merekam bola api yang meluncur pada 18:35 WIB.

    Kendati demikian, Thomas memastikan meteor tersebut tidak berbahaya. Namun, tetap ada dampak yang ditimbulkan.

    “Tidak berbahaya, kecuali sekitar titik jatuh berpotensi ada gelombang besar,” ujarnya.

    Thomas tak menjelaskan ukuran pasti meteor tersebut. Hanya mengatakan meteor jatuh di laut Jawa.

    Ia mengatakan meteor itu melintas dari arah barat wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18:35-18:39.

    Meteor yang masuk ke atmosfer, Thomas mengatakan akan menimbulkan gelombang kejut. Bentuknya adalah berupa suara dentuman.

    “Ketika memasuki atmosfer yg lebih rendah menimbulkan gelombang kejut berupa suara dentuman dan terdeteksi oleh BMKG Cirebon pk 18.39.12 WIB,” kata Thomas.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Meteor Jatuh di Laut Jawa

    Meteor Jatuh di Laut Jawa

    Peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Thomas Djamaluddin memberikan penjelasan tentang heboh bola api melintas di langit Cirebon. Thomas menyimpulkan bola api itu adalah meteor cukup besar. Pernyataan ini berdasarkan analisis kesaksian dan deteksi getaran dari BMKG (Badan Klimatologi, Klimatologi, dan Geofisika).

    “Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan-Kabupaten Cirebon dari arah barat daya,” jelas Thomas Djamaluddin dalam keterangannya. “Meteor jatuh di laut Jawa.”

    Tonton berita video lainnya di sini…

  • Profesor BRIN Blak-blakan soal Jatuhnya Meteor & Bola Api di Laut Jawa

    Profesor BRIN Blak-blakan soal Jatuhnya Meteor & Bola Api di Laut Jawa

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan dentuman dan visual bola api yang disaksikan warga di sekitar Cirebon, Jawa Barat disebabkan jatuhnya meteor besar di Laut Jawa.

    “Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas,” kata Profesor astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin dilansir dari Antara, Senin (6/10/2025). 

    Menurutnya, meteor tersebut jatuh di wilayah Laut Jawa, setelah sebelumnya melintasi wilayah Kabupaten Kuningan dan Cirebon dari arah barat daya sekitar, Minggu (5/10), pukul 18.35-18.39 WIB.

    Suara dentuman yang besar, ujar dia, dihasilkan oleh proses masuknya meteor ke wilayah dengan atmosfer yang lebih rendah.

    “Ketika memasuki atmosfer yang lebih rendah, [maka] menimbulkan gelombang kejut berupa suara dentuman dan terdeteksi oleh BMKG Cirebon pukul 18.39.12 WIB,” katanya.

    Thomas juga menyebut dentuman dan cahaya yang disaksikan oleh masyarakat tidak menimbulkan bahaya apapun.

    Fenomena tersebut terlihat warga pada Minggu (5/10), sekitar pukul 18.30 WIB di beberapa kecamatan di Cirebon bagian timur, terutama di kawasan Lemahabang.

    Sensor seismik milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan kode ACJM mendeteksi adanya getaran yang signifikan pada pukul 18.39 WIB

    Di samping itu, terdapat pula kesaksian berupa bola api yang meluncur disertai rekaman kamera pengawas pada pukul 18.35 WIB. Sejumlah warga melaporkan melihat bola api melintas cepat sebelum menghilang di kejauhan serta mendengar suara dentuman keras.