Organisasi: API

  • Gudang Jagung di Perak Jombang Terbakar, Ini Penyebabnya

    Gudang Jagung di Perak Jombang Terbakar, Ini Penyebabnya

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah gudang jagung di Dusun Pedes, Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, terbakar hebat, Kamis (16/10/2025) siang. Gudang yang berukuran 4 x 6 meter persegi ini menjadi lokasi terjadinya kebakaran yang cukup besar.

    Komandan Damkar Jombang, Syamsul Bahri, menjelaskan bahwa kebakaran diduga bermula dari pembakaran sisa bonggol jagung yang tidak terkendali. “Kobaran api berasal dari gudang jagung, diduga munculnya api saat pembakaran sisa bonggol jagung hingga tidak terkendali,” ujar Syamsul Bahri.

    Sekitar pukul 11.50 WIB, warga pertama kali melihat api yang menyala dari dalam gudang jagung tersebut. Meskipun beberapa warga berusaha memadamkan api menggunakan alat seadanya pada pukul 12.00 WIB, usaha mereka gagal dan api semakin membesar.

    “Warga berusaha mencoba memadamkan api dengan alat seadanya, tapi api tidak kunjung padam dan api semakin menjalar dan membesar,” tambahnya.

    Selanjutnya, salah seorang karyawan pabrik yang berada di sekitar lokasi kejadian melaporkan kebakaran tersebut kepada Pos Damkar Kabupaten Jombang. Segera setelah menerima laporan, Pos Damkar Jombang mengirimkan bantuan.

    Pukul 12.15 WIB, satu unit fire pumper truck Truk pemadam) dan satu unit supply truck (truk penyullai air) dikerahkan untuk menuju lokasi kejadian. Tim Damkar tiba di lokasi pada pukul 12.35 WIB dan langsung melakukan pemadaman dan pembasahan di area kebakaran.

    Setelah hampir dua jam berusaha, tim Damkar akhirnya berhasil memadamkan api pada pukul 13.50 WIB. Semua proses penanganan kebakaran selesai dengan baik, dan tim kembali ke markas.

    Saat ini, kebakaran di gudang jagung di Dusun Pedes, Desa Sukorejo, sudah berhasil dipadamkan dengan bantuan penuh dari berbagai pihak terkait. Selain tim Damkar, ada juga keterlibatan pihak kepolisian, Koramil, perangkat desa, serta warga yang turut serta dalam upaya penanggulangan kebakaran ini.

    Kebakaran ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran di lingkungan sekitar, terutama yang melibatkan bahan mudah terbakar seperti jagung dan sisa-sisa pertanian. [suf]

  • TNI sita senjata dan perlengkapan OPM dibantu warga kampung Soanggama

    TNI sita senjata dan perlengkapan OPM dibantu warga kampung Soanggama

    Jakarta (ANTARA) – Komandan Satgas Media Koops Habema, Letnan Kolonel Infantri Iwan D Prihartono, mengatakan, mereka berhasil menggulung markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) di kampung Soanggama, menyita persenjataan dan perlengkapan organisasi itu, dan warga setempat juga membantu mereka mencari senjata OPM untuk disita.

    Peristiwa itu terjadi setelah Komando Operasi Habema Kogabwilhan III berhasil menyingkirkan OPM yang sebelumnya menduduki desa dan menyandera masyarakat setempat, Rabu (15/10).

    “Masyarakat juga memberikan informasi tambahan terkait keberadaan beberapa pucuk senjata lain yang saat ini sedang dalam proses pencarian oleh aparat,” kata dia, sebagaimana diterima di Jakarta, Kamis.

    Berkat bantuan masyarakat setempat, TNI berhasil menyita beberapa barang milik anggota OPM dari mulai senjata api hingga ragam atribut OPM.

    “Kami menyita satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, munisi berbagai kaliber satu, alat bidik Simons, satu teropong Newcon,” jelas dia.

    “Kami juga menyita dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis,” kata dia.

    Tidak cukup sampai di situ, dia juga mengaku warga memberikan respon positif atas keberhasilan merebut Distrik Soanggama dari OPM.

    Bentuk respon positif itu dicurahkan warga dengan cara memberikan beberapa lahannya untuk digunakan TNI sebagai pos taktis.

    Ia melanjutkan, pihaknya pun mengapresiasi respon positif itu dan memastikan pihaknya akan terus meningkatkan pengamanan di kampung Soanggama agar tidak diserang kembali oleh kelompok OPM.

    Kronologi

    Sebelumnya, peristiwa baku tembak itu bermula ketika Komando Operasi Habema Kogabwilhan III bergerak menuju Kampung Soanggama, Selasa malam (14/10).

    Satgas lalu sampai ke wilayah kampung pada keesokan harinya sekitar pukul 05.30 WIT. Saat satgas datang, OPM langsung menyerang sehingga kontak senjata dengan TNI pun tidak bisa dihindari lagi.

    Setelah kontak senjata terjadi selama beberapa jam, akhirnya TNI berhasil meredam serangan anggota OPM. “Pada pukul 12.00 WIT situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur,” kata dia.

    Ia melanjutkan, dari 30 anggota OPM yang selama ini menguasai kampung, 14 orang dinyatakan tewas, sisanya diduga melarikan diri usai terjadi kontak senjata.

    Setelah memastikan kontak senjata selesai, satgas langsung bergerak masuk ke kampung guna memastikan keselamatan warga yang ada di dalam.

    Ia pun memastikan tidak ada warga sipil yang menjadi korban pasca kontak senjata tersebut.

    Setelah memeriksa keselamatan warga, TNI lalu memeriksa beberapa bagian kampung untuk menyita barang-barang milik OPM.

    Dengan adanya penindakan ini, dia menegaskan TNI kembali membuktikan dedikasi mereka dalam menjaga kedaulatan negara dan melindungi masyarakat.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Ade P Marboen
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Arus Pendek Listrik Jadi Penyebab Utama Kebakaran di Gudang Ekspedisi Cakung

    Arus Pendek Listrik Jadi Penyebab Utama Kebakaran di Gudang Ekspedisi Cakung

    JAKARTA – Kepala Seksi Operasi Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur Abdul Wahid menjelaskan bila kebakaran yang melanda gudang ekspedisi di Cakung, disebabkan oleh arus pendek listrik.

    Diketahui, gudang tersebut milik PT Cuculemon yang terletak di Jalan Cakung Cilincing Timur, Gang Damai RT 1 RW 6, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, dan terbakar pada Rabu, 15 Oktober.

    “Objek yang terbakar gudang penyimpanan dengan luas area terbakar sekitar 200 meter persegi milik PT Cuculemon. Penyebabnya dipicu arus pendek listrik,” kata Abdul Wahid, Kamis, 16 Oktober.

    Informasi kebakaran itu diketahui sekitar pukul 18.46 WIB dari seorang warga bernama Aden, dan petugas Sudin Gulkarmat Jakarta Timur langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) bersama satu unit pemadam kebakaran untuk pengerahan awal.

    Abdul menyebutkan arus pendek listrik pertama kali terlihat saat adanya percikan api di area lorong gudang.

    Menurut dia, sejumlah karyawan sempat berupaya memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Namun, api sudah membesar dan menyebar dengan cepat.

    “Api dimulai dari lorong gudang, lalu dicoba padamkan dengan alat pemadam api ringan (APAR) oleh karyawan, namun tidak dapat dikuasai dan membesar,” jelas Abdul.

    Unit pertama tiba di lokasi pada pukul 18.54 WIB dan langsung melakukan pemadaman. Proses pemadaman dimulai satu menit kemudian, tepatnya pukul 18.55 WIB.

    Secara keseluruhan, Sudin Gulkarmat Jakarta Timur mengerahkan 14 unit mobil pemadam kebakaran dan 70 personel.

    “Api berhasil dilokalisir pukul 19.37 WIB, pendinginan pukul 19.44 WIB. Pemadaman dinyatakan selesai sekitar pukul 21.15 WIB,” ucap Abdul.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebanyak 20 orang karyawan dapat menyelamatkan diri sebelum api meluas.

    “Alhamdulillah, tidak ada korban. Semua karyawan berhasil keluar dengan selamat,” tutur Abdul.

    Dia pun mengimbau masyarakat dan pelaku usaha agar lebih memperhatikan kondisi instalasi listrik di tempat kerja maupun rumah tinggal.

  • Permintaan logistik meningkat, KA Pandalungan ditambah kereta bagasi

    Permintaan logistik meningkat, KA Pandalungan ditambah kereta bagasi

    ANTARA – PT KAI Daerah Operasi (Daop) 9 Jember, Jawa Timur, menambah satu kereta bagasi pada rangkaian Kereta Api (KA) Pandalungan relasi Jember-Jakarta (PP) akibat lonjakan volume barang yang diangkut di rute tersebut. Sepanjang periode Januari-September 2025, realisasi angkutan barang di Daop 9 Jember mencapai 26.466 ton yang telah melampaui target sebesar 8.990 ton atau pencapaiannya melonjak 208 persen. (Hamka Agung Balya/Andi Bagasela/Gracia Simanjuntak)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • TNI pastikan situasi Kampung Soanggama kondusif pasca baku tembak

    TNI pastikan situasi Kampung Soanggama kondusif pasca baku tembak

    “Situasi di Kampung Soanggama aman dan kondusif. Masyarakat tidak melakukan pengungsian serta menyambut positif kehadiran TNI,”

    Jakarta (ANTARA) – Komandan Satgas Media Koops Habema Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono memastikan saat ini situasi di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua kondusif pasca terjadinya baku tembak antara TNI dengan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).

    “Situasi di Kampung Soanggama aman dan kondusif. Masyarakat tidak melakukan pengungsian serta menyambut positif kehadiran TNI,” kata Iwan dalam siaran pers resmi yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

    Bahkan, kata Iwan, masyarakat setempat merelakan beberapa lahannya untuk digunakan TNI sebagai pos taktis.

    Menurut Iwan, respon positif diberikan masyarakat karena TNI berhasil menyelamatkan mereka dari genggaman OPM yang selama ini menguasai desa.

    Iwan melanjutkan, pihaknya pun mengapresiasi respon positif itu dan memastikan pihaknya akan terus meningkatkan pengamanan di kampung Soanggama agar tidak diserang kembali oleh kelompok OPM.

    Kronologi

    Sebelumnya, peristiwa baku tembak itu bermula ketika Komando Operasi Habema Kogabwilhan III bergerak menuju Kampung Soanggama, Selasa (14/10) malam.

    Satgas lalu sampai ke wilayah kampung pada keesokan harinya sekitar pukul 05.30 WIT. Saat satgas datang, OPM langsung melakukan penyerangan sehingga kontak senjata dengan TNI pun tidak bisa dihindari lagi.

    Setelah kontak senjata terjadi selama beberapa jam, akhirnya TNI berhasil meredam serangan anggota OPM.

    “Pada pukul 12.00 WIT situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur,” kata Iwan.

    Iwan melanjutkan, dari 30 anggota OPM yang selama ini menguasai kampung, 14 orang dinyatakan tewas, sisanya diduga melarikan diri usai terjadi kontak senjata.

    Setelah memastikan kontak senjata selesai, satgas langsung bergerak masuk ke kampung guna memastikan keselamatan warga yang ada di dalam.

    Iwan pun memastikan tidak ada warga sipil yang menjadi korban pasca kontak senjata tersebut.

    Setelah memeriksa keselamatan warga, TNI lalu memeriksa beberapa bagian kampung untuk menyita barang-barang milik OPM.

    “Kita menyita satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, munisi berbagai kaliber satu, alat bidik Simons, satu teropong Newcon,” jelas Iwan.

    “Kita juga menyita dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis,” tegas Iwan.

    Dengan adanya penindakan ini, Iwan menegaskan TNI kembali membuktikan dedikasinya dalam menjaga kedaulatan negara dan melindungi masyarakat.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BSSN Amerika Serikat Peringatkan Ancaman Serius di Balik Peretasan F5

    BSSN Amerika Serikat Peringatkan Ancaman Serius di Balik Peretasan F5

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur Amerika Serikat atau CISA mengeluarkan peringatan darurat kepada Federal Civilian Executive Branch (FCEB) agar segera melakukan pendataan dan penambalan (patch) pada produk F5 di sistem teknologi mereka.

    Mengutip Tech Radar, Kamis (16/10/2025), langkah ini diambil setelah perusahaan teknologi F5 mengalami kebocoran data serius akibat serangan siber.

    Dalam Emergency Directive (ED) 26-01, CISA mengungkapkan kelompok peretas yang diduga berafiliasi dengan negara berhasil mencuri sejumlah berkas sensitif, termasuk sebagian kode sumber dari produk BIG-IP milik F5, serta informasi terkait dengan kerentanan keamanan.

    Dengan data tersebut, pelaku disebut dapat menganalisis sistem F5 untuk menemukan celah keamanan baru (zero-day vulnerabilities) dan mengembangkan eksploit atau malware berbahaya.

    CISA menegaskan insiden ini menimbulkan ancaman dalam waktu dekat bagi jaringan pemerintah federal yang menggunakan produk F5. Risiko tersebut mencakup potensi pencurian kunci API, penyusupan data, hingga pengambilalihan penuh sistem target.

    Sebagai langkah mitigasi, lembaga federal diminta segera mengidentifikasi dan memperkuat keamanan semua perangkat F5, termasuk BIG-IP iSeries, rSeries, serta perangkat lain yang telah mencapai akhir masa dukungan.

    Pembaruan serupa juga diwajibkan untuk perangkat yang menjalankan BIG-IP (F5OS), BIG-UP (TMOS), Virtual Edition (VE), BIG-IP Next, BIG-IQ, serta BIG-IP Next for Kubernetes (BNK)/Cloud-Native Network Functions (CNF).

    “Langkah-langkah dalam direktif ini ditujukan untuk mengatasi risiko langsung dan mempersiapkan lembaga menghadapi potensi serangan lanjutan terhadap perangkat F5,” tulis CISA dalam pernyataannya dikutip Bisnis dari Tech Radar.

    Walaupun identitas pelaku belum terungkap, perusahaan F5 telah mengonfirmasi kebocoran tersebut melalui laporan resmi ke otoritas pasar modal AS (SEC).

    Menurut laporan CyberInsider, data yang dicuri mencakup berkas dari lingkungan pengembangan internal, sebagian kode sumber BIG-IP, serta informasi tentang kerentanan keamanan yang belum diperbaiki.

    Namun, F5 menegaskan bahwa tidak ada kerentanan kritis atau celah yang dapat dieksploitasi dari jarak jauh di antara berkas yang dicuri, dan hingga kini belum ditemukan bukti penyalahgunaan data tersebut di dunia maya.

  • TNI jadikan bekas markas OPM sebagai pos taktis

    TNI jadikan bekas markas OPM sebagai pos taktis

    Jakarta (ANTARA) – Komandan Satgas Media Koops Habema Letnan Kolonel Infanteri Iwan Dwi Prihartono menyatakan Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang sebelumnya menjadi markas kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) akan difungsikan sebagai pos taktis TNI.

    “Menetapkan wilayah Soanggama sebagai pos taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga,” kata Iwan dalam siaran pers resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Iwan menjelaskan penetapan pos taktis tersebut dilakukan setelah personel Komando Operasi Habema Kogabwilhan III berhasil merebut kampung itu dari kekuasaan OPM.

    Tidak hanya merebut, satgas juga berhasil membebaskan masyarakat Kampung Soanggama yang disandera anggota OPM.

    Dengan penetapan pos taktis baru itu, diharapkan warga setempat menjadi semakin merasa aman sehingga aktivitas bisa kembali berjalan dengan kondusif.

    Satgas Habema berhasil merebut Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang sebelumnya dikuasai kelompok separatis bersenjata OPM Kodap VIII/Soanggama, Rabu (15/10).

    Iwan menjelaskan operasi itu dilakukan untuk menyelamatkan warga kampung yang selama ini berada di bawah tekanan para anggota OPM.

    “Tujuan operasi ini untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kekerasan yang selama ini dilakukan kelompok bersenjata,” kata Iwan dalam siaran tersebut.

    Iwan melanjutkan proses perebutan desa dimulai ketika satgas TNI berupaya menghampiri kampung untuk menjalankan misi pembebasan.

    Ketika personel TNI mendekat ke kampung, OPM langsung melakukan serangan sehingga kontak tembak antara OPM dan satgas pun terjadi.

    “Pada pukul 12.00 WIT, situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur,” kata Iwan.

    Iwan kembali melanjutkan sebanyak 14 dari 30 orang anggota OPM yang sebelumnya menguasai desa itu dinyatakan tewas dalam kontak tembak tersebut.

    Selain berhasil menumpas 14 anggota OPM, personel satgas juga berhasil menyita beberapa pucuk senjata api dan dokumen yang berkaitan dengan keanggotaan OPM.

    Iwan mengatakan seluruh warga sipil yang berada di kampung tersebut dalam kondisi aman.

    Dengan adanya penindakan ini, Iwan menegaskan TNI kembali membuktikan dedikasinya dalam menjaga kedaulatan negara dan melindungi masyarakat.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Satgas Habema: 14 anggota OPM tewas saat kontak tembak dengan TNI

    Satgas Habema: 14 anggota OPM tewas saat kontak tembak dengan TNI

    Tindakan tersebut dilaksanakan secara terpadu dan terukur, dengan tujuan untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kekerasan yang selama ini dilakukan oleh kelompok bersenjata

    Timika (ANTARA) – Satuan Tugas Komando Operasi Habema Kogabwilhan III melaporkan bahwa para prajurit TNI berhasil menembak mati 14 anggota kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat terjadi kontak tembak di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Rabu (15/10).

    Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Timika, Kamis, Satgas Komando Operasi Habema Kogabwilhan III menyebut para prajurit TNI berhasil membebaskan wilayah Kampung Soanggama dari penguasaan kelompok separatis bersenjata OPM Kodap VIII/Soanggama.

    “Tindakan tersebut dilaksanakan secara terpadu dan terukur, dengan tujuan untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kekerasan yang selama ini dilakukan oleh kelompok bersenjata,” demikian keterangan Satgas Komando Operasi Habema.

    Disebutkan bahwa pada Selasa (14/10) malam, prajurit TNI melaksanakan pergerakan menuju wilayah Soanggama untuk membantu masyarakat agar terbebas dari tekanan kelompok bersenjata OPM yang diketahui berkekuatan sekitar 30 orang dan telah lama menguasai kampung tersebut.

    Selanjutnya pada Rabu (15/10) sekitar pukul 05.30 WIT, terjadi kontak tembak saat pasukan TNI diserang oleh kelompok OPM.

    Menghadapi situasi tersebut, prajurit TNI dengan terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai prosedur pertempuran.

    Hingga pukul 12.00 WIT situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur.

    Dalam penyisiran setelah kontak tenbak, TNI menemukan 14 anggota OPM dalam kondisi tewas. Diantara yang tewas itu diketahui merupakan pimpinan dan pelaku penembakan terhadap aparat keamanan sebelumnya.

    Sementara sisanya melarikan diri ke arah hutan.

    Berikut daftar nama OPM yang tewas yaitu:
    1. Agus Kogoya, jabatan Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama.
    2. Ipe Kogoya (Adik Kandung Pangkodap VIII/Soanggama)
    3. Zakaria Kogoya, pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan Gamagai
    4. Uripinus Wandagau
    5. ⁠Sepi Kobogau
    6. Kaus Lawiya
    7. Napinus Kogoya
    8. Roni Lawiya
    9. ⁠Poli Kogoya
    10. Aofa Kobogau
    11. Pisen Kogoya
    12. Meki Murib

    Sementara dua anggota OPM lainnya masih dalam proses identifikasi.

    Dari hasil penindakan tersebut, TNI berhasil menguasai dan merebut Markas Besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya yang selama ini digunakan sebagai pusat perencanaan serangan terhadap aparat dan warga sipil.

    Aparat juga menemukan serta mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain: satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, amunisi berbagai kaliber, satu alat bidik Simons, satu teropong Newcon. Selain itu juga ditemukan berbagai dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis.

    Pihak TNI kini menetapkan wilayah Soanggama sebagai Pos Taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga.

    TNI menemukan dan mengamankan sejumlah barang bukti saat menguasai dan merebut Markas Besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah pada Rabu (15/10/2025). ANTARA/HO-Satgas Operasi Habema

    Panglima Komando Operasi Habema Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan situasi di Kampung Soanggama kini sudah aman dan kondusif. Masyarakat tidak melakukan pengungsian serta menyambut positif kehadiran TNI. Tokoh adat dan kepala desa setempat bahkan menghibahkan sebagian lahan dan fasilitas kampung untuk dijadikan Pos Taktis TNI Soanggama.

    Berdasarkan keterangan Kepala Desa Soanggama, seluruh korban yang tertembak merupakan anggota kelompok bersenjata OPM. Masyarakat juga memberikan informasi tambahan terkait keberadaan beberapa pucuk senjata lain yang saat ini sedang dalam proses pencarian oleh aparat.

    Mayjen Lucky menegaskan bahwa tindakan tegas yang dilakukan prajurit TNI merupakan langkah terukur dan sah secara hukum untuk melindungi keselamatan warga serta menegakkan kedaulatan negara.

    “TNI akan terus melakukan penindakan terhadap kelompok bersenjata OPM yang mengancam keselamatan masyarakat. Kami berkomitmen menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera,” kata Pangkoops Habema.

    Saat ini pasukan masih melanjutkan pengejaran terhadap sisa kelompok OPM yang melarikan diri, sekaligus melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial terbatas bersama tokoh agama dan masyarakat untuk memperkuat stabilitas keamanan di wilayah Intan Jaya.

    Pewarta: Evarianus Supar
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Update Korban Ledakan Kapal Tanker MT Federal II Batam: Total 31 Orang, 10 Meninggal Dunia
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Oktober 2025

    Update Korban Ledakan Kapal Tanker MT Federal II Batam: Total 31 Orang, 10 Meninggal Dunia Regional 16 Oktober 2025

    Update Korban Ledakan Kapal Tanker MT Federal II Batam: Total 31 Orang, 10 Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    BATAM, KOMPAS.com
    – Ledakan yang terjadi pada kapal tanker MT Federal II, di PT ASL Shipyard Tanjunguncang, menimbulkan korban jiwa hingga 31 orang.
    Dari total korban ledakan, 10 di antaranya dilaporkan meninggal dunia dan telah dikembalikan kepada pihak keluarga.
    Kapolsek Batu Aji, AKP Raden Bimo Dwi Lambang membenarkan perubahan data korban dari sebelumnya yang dilaporkan hanya berjumlah 28 orang.
    Total korban ini dilaporkan bertambah, setelah adanya pemeriksaan ulang yang dilakukan pihak kepolisian.
    “Berdasarkan hasil pendataan ulang kami, total korban semuanya ada 31 orang, 10 orang meninggal dunia, dan 21 orang luka-luka,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (16/10/2025) siang.
    Hingga saat ini, para korban yang mengalami luka bakar masih mendapatkan perawatan di empat rumah sakit berbeda, di antaranya RS Mutiara Aini, RSUD Embung Fatimah, RS Graha Hermin, dan RS Elisabeth.
    “Tingkat luka bakar korban beragam. Beberapa di antaranya mengalami luka bakar hingga 80 persen dan belum sadarkan diri,” ucapnya.
    Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, MT Federal II sudah dalam proses perbaikan sejak Juni 2025 di PT ASL Tanjunguncang Batam. Kapal tersebut juga dilaporkan pernah mengalami kebakaran serupa pada 24 Juni 2025, yang juga menimbulkan korban jiwa.
    “Ini kejadian kedua di kapal yang sama dalam tahun yang sama. Kami sudah mengamankan lokasi, memeriksa saksi-saksi, dan berkoordinasi dengan Inafis serta RS Bhayangkara,” ujar Raden.
    Ia melanjutkan berdasarkan saksi, karyawan PT Rotary Engineer, mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 04.20 WIB saat ia dan rekan-rekannya sedang memperbaiki bagian atas tangki.
    Seketika api membesar dan menjalar ke seluruh area kerja.
    Tim keselamatan PT ASL Marine Shipyard dibantu petugas pemadam internal segera melakukan upaya pemadaman. Sekitar pukul 05.00 WIB, api berhasil dipadamkan dan proses evakuasi korban pun dilakukan ke berbagai rumah sakit di Batam.
    Ia menambahkan hingga pukul 09.00 WIB, seluruh korban telah dievakuasi ke rumah sakit dan situasi di lokasi dinyatakan kondusif.
    “Api muncul dari dalam tangki, langsung meledak dan membakar pekerja di sekitar,” ujarnya.
    Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Diky Wijaya, menyebut lemahnya pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT ASL Shipyard Indonesia di Tanjunguncang usai insiden kebakaran kapal MT Federal II.
    Hal ini diutarakannya sembari menyinggung insiden serupa di perusahaan yang sama dan kapal yang sama pada Juni 2025 lalu.
    “Waktu peristiwa sebelumnya, penyebabnya sudah ditetapkan sebagai kelalaian, bahkan sudah ada tersangka dari pihak kepolisian. Sekarang kejadian serupa terulang lagi, malah korban jiwa lebih banyak,” tegasnya melalui sambungan telepon, Kamis (16/10/2025).
    Diky menegaskan, pihaknya akan meminta manajemen perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap peristiwa ini. Kini pihaknya juga akan memastikan seluruh hak pekerja yang menjadi korban dipenuhi, termasuk jaminan ketenagakerjaan.
    “Kalau pengawasan K3 mereka tidak lemah, tidak mungkin peristiwa yang sama bisa terjadi dua kali di tempat yang sama dan kapal yang sama. Ini bukti pengawasan mereka memang tidak jelas,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Kronologi TNI Tewaskan 14 Anggota OPM di Intan Jaya
                        Nasional

    1 Kronologi TNI Tewaskan 14 Anggota OPM di Intan Jaya Nasional

    Kronologi TNI Tewaskan 14 Anggota OPM di Intan Jaya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komandan Satgas Media Komando Operasi (Koops) Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, mengungkapkan kronologi tewasnya 14 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh prajurit TNI di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Rabu (15/10/2025).
    Peristiwa bermula pada Selasa (14/10/2025) malam, ketika prajurit TNI hendak menuju wilayah Soanggama untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman OPM yang disebut telah menguasai kampung tersebut sejak lama.
    Iwan mengatakan, setidaknya terdapat 30 orang anggota OPM yang menguasai kampung itu.
    “Pada tanggal 15 Oktober 2025 sekitar pukul 05.30 WIT, kontak tembak terjadi saat pasukan TNI diserang oleh kelompok OPM. Menghadapi situasi tersebut, prajurit TNI dengan terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur sesuai prosedur pertempuran,” kata Iwan, dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
    Pada pukul 12.00 WIT, situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM dipukul mundur.
    Dalam penyisiran pasca-kontak, TNI berhasil menewaskan 14 anggota OPM, di antaranya sejumlah pimpinan dan pelaku penembakan terhadap aparat keamanan sebelumnya.
    “Sementara sisanya melarikan diri ke arah hutan,” tambah Iwan.
    Dari hasil penindakan tersebut, TNI berhasil menguasai dan merebut markas besar Kodap VIII/Soanggama pimpinan Undius Kogoya.
    Markas itu selama ini digunakan sebagai pusat perencanaan serangan terhadap aparat dan warga sipil.
    Kemudian, lanjut Iwan, TNI juga berhasil menemukan serta mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, munisi berbagai kaliber, satu alat bidik Simons, satu teropong Newcon, dokumen organisasi OPM, atribut bintang kejora, peralatan komunikasi, serta berbagai perlengkapan lapangan milik kelompok separatis.
    TNI juga menetapkan wilayah Soanggama sebagai Pos Taktis TNI guna memastikan keamanan dan stabilitas di daerah tersebut tetap terjaga.
    Berikut daftar nama anggota OPM yang tewas: 
    1. Agus Kogoya, jabatan Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama.
    2. Ipe Kogoya (adik kandung Pangkodap VIII/Soanggama)
    3. Zakaria Kogoya, pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan Gamagai
    4. Uripinus Wandagau
    5. Sepi Kobogau
    6. Kaus Lawiya
    7. Napinus Kogoya
    8. Roni Lawiya
    9. Poli Kogoya
    10. Aofa Kobogau
    11. Pisen Kogoya
    12. Meki Murib
    Adapun dua OPM lainnya masih dalam proses identifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.