Organisasi: API

  • 7
                    
                        Malam Mencekam di Kalibata: Tenda, Kios, Mobil Dibakar Usai 2 Matel Tewas
                        Megapolitan

    7 Malam Mencekam di Kalibata: Tenda, Kios, Mobil Dibakar Usai 2 Matel Tewas Megapolitan

    Malam Mencekam di Kalibata: Tenda, Kios, Mobil Dibakar Usai 2 Matel Tewas
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kondisi di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, berubah kacau pada Kamis (11/12/2025) malam ketika kelompok mata elang (matel) mencari pelaku pengeroyokan yang menewaskan dua rekan mereka.
    Massa tersebut turut melakukan pembakaran tenda PKL, kios, hingga sepeda motor dan mobil di sekitar area parkir seberang TMP Kalibata.
    Area parkir seberang TMP Kalibata yang menjadi lokasi pengeroyokan dan bentrokan dipasang garis polisi pada Jumat (12/12/2025) pagi.
    Garis kuning itu melingkari titik penemuan dua matel yang tewas di bawah tenda pedagang kaki lima (PKL), terikat pada pohon, pembatas jalan, serta kursi rusak.
    Lokasi pembakaran kios juga ditutup garis polisi, sementara barang dagangan warga masih berserakan, mulai dari pecahan kaca, tenda, sampah durian, gerobak, hingga besi-besi hangus.
    Mobil taksi listrik dan sepeda motor yang dibakar sudah dievakuasi. Petugas PPSU Kecamatan Kalibata membersihkan area, dibantu sejumlah tukang rongsok yang mencari barang yang masih dapat diselamatkan.
    Di sisi kanan lokasi pengeroyokan, polisi mendirikan pos keamanan berisi personel Brimob dan Direktorat Samapta Polda Metro Jaya.
    Situasi pagi hari terpantau kondusif. Arus lalu lintas di Jalan Raya Kalibata kembali dibuka sepenuhnya.
    “Sampai saat ini sudah sangat normal. Tidak ada (pengalihan lalu lintas) lagi. Kami juga berharap tidak ada sampai terdampak aktivitas masyarakat,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin.
    Dua debt collector atau
    mata elang
    tewas setelah dikeroyok di Jalan Raya Kalibata pada Kamis sore.
    Satu korban meninggal di lokasi setelah dipukuli lima orang tak dikenal, sementara satu lainnya sempat dirawat intensif di RS Budhi Asih sebelum meninggal.
    “Kedua orang yang bertugas sebagai mata elang ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly.
    Polisi menjelaskan bahwa dua matel tersebut sebelumnya menghentikan pengendara sepeda motor yang diduga menunggak kredit.
    Tidak lama setelah itu, lima orang keluar dari mobil dan langsung memukuli kedua matel tanpa senjata. Setelah korban tumbang, mereka diseret ke tenda PKL di area parkir TMP Kalibata.
    “Dengan sporadis, pengguna mobil tersebut langsung memukul kawan-kawan debt collector ini. Kurang lebih 4-5 orang,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur. Seluruh pelaku, termasuk pemotor, langsung kabur.
    Menjelang malam, sekitar pukul 18.30 WIB, belasan pria berkumpul di sekitar TKP tanpa ada polisi yang berjaga.
    Area itu tampak gelap, hanya diterangi lampu tenda PKL. Beberapa pria terlihat seperti memantau situasi dan menanyakan identitas orang yang mengambil dokumentasi.
    Tak lama kemudian, tiga orang berlari menuju pos polisi dan berhenti di samping TKP.
    Dua kelompok yang berada di lokasi saling berhadapan dan terlibat adu mulut. Ketegangan meningkat saat tenda PKL diserang dan lampunya dipadamkan.
    Sebuah mobil sedan hitam masuk ke area parkir dengan kecepatan tinggi. Dua orang mencoba menghadang sambil membawa kayu panjang.
    Mobil itu kemudian kabur ke Gang Langgar dan dikejar oleh beberapa pria. Salah satu orang memecahkan kaca pos keamanan.
    Situasi berubah menjadi kerusuhan terbuka. Tenda PKL dirusak, kaca kios dipecahkan, sementara sepeda motor dibakar.
    Menurut polisi, ada setidaknya enam titik kebakaran malam itu. Kelompok tersebut sempat memarahi warga yang merekam insiden.
    “Mereka meminta kalau bisa yang mengeroyok itu diserahkan ke polisi. Namun tidak mendapatkan informasi,” kata Nicolas.
    Kekecewaan tersebut memicu mereka membakar properti di sekitar lokasi.
    Polisi tiba dan memukul mundur massa, mengalihkan arus lalu lintas agar masyarakat tidak terdampak.
    Belasan polisi bermotor datang membawa senjata api sebagai pengamanan. Mereka menyisir kawasan untuk membubarkan kelompok.
    Warga berusaha memadamkan api seadanya. Pemilik kios dan tenda mencoba menyelamatkan barang-barang yang tersisa setelah situasi mulai terkendali.
    Sekitar pukul 23.00 WIB, kobaran api kembali terlihat. Jalan Raya Kalibata kembali ditutup. Satu unit mobil diduga taksi listrik terbakar, disusul kios, tenda, gerobak, dan pohon peneduh.
    “Mereka sudah berencana mau membalas. Akhirnya sebagian dari mereka, karena tersebar, ada yang melakukan pembakaran,” ujar Nicolas.
    Polisi membawa APAR untuk penanganan awal. Saat api membesar, mereka mengamankan tabung gas dari kios.
    Mobil pemadam tiba pukul 23.38 WIB dan langsung menyemprotkan air ke pusat api.
    Sesekali terdengar ledakan diduga berasal dari gas yang tidak sempat diamankan. Dalam kurang dari 20 menit, api berhasil dipadamkan.
    (Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        12 Desember 2025

    Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta Bandung 12 Desember 2025

    Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com
    – Sebuah kebakaran terjadi di pabrik jamu yang berlokasi di Kampung Babakan Sirna, RT 01 RW 10, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis malam (11/12/2025).
    Danton Damkar posko Sukaraja, Ade Fery menjelaskan, kebakaran dipicu kegagalan listrik di ruang produksi pabrik.
    “Laporan kejadian itu sekitar pukul 19.12 WIB, kita berangkat dan mulai melakukan awal pemadaman di pukul 19.24 WIB,” ungkap Ade dalam keterangan tertulisnya yang disampaikan kepada Kompas.com, Jumat (12/12/2025) pagi.
    Ade menjelaskan, proses pemadaman api memakan waktu 3 jam 30 menit. Dalam upaya memadamkan kobaran api, sekitar 5 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan.
    “Dua ruangan ukuran 3 x 4 yang terbakar adalah ruang produksi atau ekstraksi pabrik jamu,” jelasnya.
    Selama proses pemadaman, petugas menghadapi tantangan dalam hal akses air. Beruntung, tidak ada korban luka maupun jiwa dalam insiden ini.
    “Aset terselamatkan, sebagian peralatan produksi dan bahan baku jamu. Kerugian kurang lebih Rp 500 juta,” tutup Ade.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awal Mula Pengeroyokan Mata Elang hingga Tewas, Picu Bentrokan di Pancoran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Desember 2025

    Awal Mula Pengeroyokan Mata Elang hingga Tewas, Picu Bentrokan di Pancoran Megapolitan 12 Desember 2025

    Awal Mula Pengeroyokan Mata Elang hingga Tewas, Picu Bentrokan di Pancoran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Dua mata elang (matel) atau
    debt collector
     tewas usai dikeroyok sejumlah orang di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/225).
    Satu di antaranya tewas di tempat setelah dikeroyok lima orang tak dikenal di lokasi. Sementara satu matel lainnya sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Budhi Asih sebelum akhirnya juga tewas.
    “Kedua orang yang bertugas sebagai mata elang ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” ujar Kapolres
    Jakarta
    Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly saat ditemui di lokasi, Jumat (12/12/2025).
    Mulanya, kedua matel ini menghentikan laju pengendara sepeda motor di Jalan Raya Kalibata. Menurut mereka, sepeda motor yang dikendarai pengemudi belum membayar kredit, sehingga berniat mengambilnya.
    Kemudian, dari belakang, lima orang tak dikenal keluar dari mobil untuk membantu pemotor itu.
    Langsung saja dua matel itu dikeroyok di tempat, lalu diseret ke tenda pedagang kaki lima (PKL) di area parkir Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata di pinggir jalan.
    “Dengan sporadis, pengguna mobil tersebut langsung memukul kawan-kawan
    debt collector
    ini. Kurang lebih 4-5 orang pengguna mobil tersebut yang sama-sama jalan dengan pengendara motor satu arah,” jelas Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, kepada wartawan, Kamis.
    Menurut polisi, kedua matel dikeroyok dengan tangan kosong tanpa senjata apapun.
    Semua pelaku, termasuk pengendara motor, langsung kabur setelah dua matel tumbang.
    “Ikut kabur semua itu, enggak ada di TKP. Tiba-tiba enggak ada saja,” kata dia.
    Kedua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Budhi Asih. Satu matel yang kritis diberi penindakan darurat.
    Di sekitar rumah sakit, teman-teman kedua korban ini berkumpul. Untuk mencegah kerusuhan, petugas kepolisian pun membentuk penjagaan.
    TKP penemuan kedua korban dibersihkan. Tenda PKL yang sebelumnya dipasang spanduk kuning digantikan dengan garis polisi yang mengelilinginya.
    Berselang tiga jam usai pengeroyokan, belasan pria berkumpul di sekitar TKP sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka membentuk sejumlah kelompok sambil berbincang.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, saat itu, belum ada lagi polisi yang berjaga. Tempat itu cenderung sepi dan agak gelap. Hanya lampu tenda di sampingnya yang cukup menerangi area parkir kosong itu.
    Tenda PKL itu tampak dipersiapkan untuk menyambut pelanggan di malam hari. Barang-barang masih tampak ditumpuk termasuk kursi pengunjung.
    Kemudian, saat
    Kompas.com
    mengambil gambar kondisi TKP, seorang pria datang menghampiri untuk menanyakan asal instansi.
    “Saya pikir polisi,” kata dia kemudian berlalu.
    Dia pun kembali bersama teman-temannya yang lain.
    Tak lama, mulai terlihat tiga orang tak lebih dari 30 tahun berlari ke arah Pos Polisi, kemudian berhenti di samping TKP sambil melihat ke belakang.
    Sekelompok pria yang berada di sana ikut melihat ke arah yang sama. Mereka kemudian mulai berkerumun, berhadapan dengan kelompok lain.
    Lalu adu mulut terjadi di antara dua kelompok. Mereka mulai menyerang tenda PKL. Lampu yang semula menerangi area itu pun padam.
    Dari arah kanan TKP, satu unit mobil sedan hitam masuk ke area parkir dengan kecepatan cukup tinggi.
    Terlihat dua orang pria berusaha mendatangi mobil itu dengan membawa sebilah kayu panjang.
    Melihat itu, mobil tersebut berbelok ke Gang Langgar kemudian dikejar oleh sejumlah orang. Salah satu anggota kelompok memecahkan kaca di pos keamanan.
    Bentrok dua kelompok ini kemudian memanas. Mereka berteriak kepada pengguna jalan untuk menyingkir sembari diduga anggota lain datang bergabung membantu mereka.
    Tenda PKL dirusak, kaca kios dipecahkan, hingga sepeda motor pun dibakar oleh kelompok tersebut. Mereka sempat memarahi pengendara yang berhenti untuk mengambil gambar.
    Menurut polisi, setidaknya ada enam titik kebakaran malam itu.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, pengrusakan ini diakibatkan gejolak kemarahan mereka setelah satu temannya tewas.
    Mereka datang meminta pertanggung jawaban kepada pihak yang tidak mereka ketahui siapa.
    “Mereka meminta kalau bisa yang mengeroyok itu diserahkan ke polisi. Namun tidak mendapatkan informasi,” ujar Nicolas.
    Tak lama, polisi datang memukul mundur. Arus lalu lintas dialihkan untuk menghindari serangan kepada masyarakat.
    Dari arah Jalan Raya Pasar Minggu, pengendara diminta putar balik, atau melewati Gang Al-Mahuriy 1 yang hanya bisa dilalui sepeda motor.
    Belasan polisi dengan kendaraan motor datang, dilengkapi senjata api sebagai pengamanan. Mereka mulai menyisir wilayah sekitar TKP untuk membubarkan kelompok tersebut.
    Warga sebisa mungkin memadamkan api dengan peralatan seadanya. Setelah situasi kondusif dengan penjagaan ketat kepolisian, pemilik kios dan tenda mulai mengambil barang yang masih bisa diselamatkan.
    Sekira pukul 23.00 WIB, kepulan asap hitam terlihat lagi di langit malam. Jalan Raya Kalibata yang sudah dibuka, kembali ditutup.
    Pengguna jalan diminta putar balik. Polisi berjaga di pertigaan jalan untuk memastikan tak ada warga yang mendekat.
    Saat
    Kompas.com
    mendekati sumber asap, kobaran api makin terlihat jelas. Suara ledakan yang semula samar, kemudian terdengar jelas.
    Salah satu objek yang dibakar adalah mobil diduga taksi listrik yang terparkir di sana usai pengeroyokan.
    Selain itu, api juga membakar kios-kios, tenda, hingga gerobak pedagang. Pohon yang menaungi tempat itu ikut terbakar.
    Menurut polisi, sebagian dari kelompok yang ingin menuntut pertanggung jawaban atas tewasnya kedua teman mereka marah sehingga membakar properti di sana.
    “Mereka sudah berencana mau membalas. Akhirnya sebagian dari mereka, karena tersebar, ada yang melakukan pembakaran,” jelas Nicolas.
    Polisi kemudian mendatangkan beberapa APAR untuk melakukan penanganan pertama kebakaran di sana.
    Ketika api mulai besar, sejumlah polisi berlarian mencoba mengamankan gas dari kios.
    Sekira pukul 23.38 WIB, mobil pemadam kebakaran pertama datang. Mereka langsung mengulurkan selang air lalu menyemprotkannya ke dua kios dengan api paling besar.
    Dari kios yang terbakar, terdengar sesekali ledakan diduga gas yang tidak sempat diamankan polisi. Terjadi pula percikan listrik saat pemadaman.
    Kurang dari 20 menit kemudian, api pun padam. Petugas damkar melanjutkan dengan pendinginan, memastikan tak ada lagi titik api yang bisa tersulut kapan saja.
    Setelah itu, pihak kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi, termasuk dari Satuan Brimob Polda Metro Jaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Mata Elang Tewas dalam Pengeroyokan di Pancoran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Desember 2025

    2 Mata Elang Tewas dalam Pengeroyokan di Pancoran Megapolitan 12 Desember 2025

    2 Mata Elang Tewas dalam Pengeroyokan di Pancoran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Satu mata elang atau
    debt collector
    yang kritis usai dikeroyok di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025) malam, dinyatakan meninggal dunia.
    Ia menyusul satu rekannya yang lebih dulu meninggal di tempat kejadian perkara, Kamis sore.
    “Kedua orang yang bertugas sebagai
    mata elang
    ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, Jumat (12/12/2025).
    Salah satu kelompok yang bentrok malam hari setelah pengeroyokan adalah teman-teman mata elang yang tewas.
    Mereka datang ke TKP untuk meluapkan emosinya dan meminta pertanggung jawaban kepada pihak yang tidak mereka ketahui siapa.
    “Mereka meminta kalau bisa yang mengeroyok itu diserahkan ke polisi. Namun, tidak mendapatkan informasi,” ujar Nicolas.
    Emosi, mereka pun merusak tenda pedagang kaki lima (PKL) hingga kios di sekitar TKP.
    Sebagian dari kelompok itu juga membakar barang di sekitar. Dari tenda, sejumlah kios, sepeda motor, hingga mobil.
    “Mereka sudah berencana mau membalas. Akhirnya sebagian dari mereka, karena tersebar, ada yang melakukan pembakaran,” kata dia.
    Meski kebakaran sempat membesar, Nicolas memastikan tak ada api yang menyentuh pemukiman warga di belakang kios-kios.
    Saat ini, jajaran kepolisian mulai dari tingkatan Polsek Pancoran, Polres Jakarta Selatan, hingga Polda Metro Jaya berkoordinasi untuk memburu pelaku pengeroyokan sekaligus menjaga keamanan di sekitar TKP.
    Sebelumnya, dua pria diduga
    debt collecto
    r atau mata elang dianiaya hingga satu di antaranya tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
    Peristiwa bermula ketika kedua pria tersebut menghentikan seorang pengendara sepeda motor. Melihat hal itu, lima orang dari sebuah mobil yang berada di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
    “Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, saat dikonfirmasi, Kamis.
    Berdasarkan kesaksian warga, kelima orang itu kemudian memukuli dua pria tersebut dan menyeret mereka ke pinggir jalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran Terra Drone: Bos Jadi Tersangka, Terancam Bui Seumur Hidup
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Desember 2025

    Kebakaran Terra Drone: Bos Jadi Tersangka, Terancam Bui Seumur Hidup Megapolitan 12 Desember 2025

    Kebakaran Terra Drone: Bos Jadi Tersangka, Terancam Bui Seumur Hidup
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Utama PT Terra Drone Indonesia, Michael Wishnu Wardana, ditangkap polisi, Kamis (11/12/2025) dini hari, terkait kebakaran di kantornya yang menewaskan 22 orang pada Selasa (9/12/2025).
    Penangkapan Wisnu terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 07 detik yang beredar pada Kamis kemarin.
    Dalam video, petugas yang mengamankan Michael sempat menyinggung soal status tersangka yang langsung ditetapkan atas dirinya.
    Michael pun mempertanyakan apakah penetapan tersangka dilakukan tanpa klarifikasi terlebih dahulu.
    Namun, petugas menyatakan sudah ditemukan alat bukti yang menguatkan status tersangka Michael.
    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Saputra, mengatakan, penangkapan dilakukan di apartemen Michael di wilayah Setiabudi, Jakarta Selatan.
    “Dalam perkembangannya penyidik sudah cukup yakin dan bukti sudah cukup untuk melakukan peningkatan status menjadi tersangka,” ujar Roby usai melakukan olah TKP di halaman gedung PT
    Terra Drone
    Indonesia di Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis.
    Roby lantas membeberkan sejumlah bukti yang menguatkan penetapan Michael sebagai tersangka dalam kasus kebakaran kantor perusahaan.
    “Ada barang bukti yang kami gunakan itu ya, pertama adalah keterangan saksi. Yang kedua adalah bukti petunjuk dari dokumen-dokumen yang tidak saya sebutkan di sini karena kepentingan penyidikan,” kata dia.
    Barang-barang yang ditemukan di lokasi kebakaran juga telah diuji laboratorium forensik.
    “Nanti kita tunggu hasilnya, itu untuk penguatan keyakinan penyidik terhadap perkara ini,” ujar Roby.
    Michael Wishnu sebelumnya dipanggil sebagai saksi pada Rabu (10/12/2025).
    Namun, dalam perkembangan penyidikan, bukti yang ada dinilai cukup untuk meningkatkan statusnya.
    “Sehingga tadi pagi dini hari kami ambil untuk kami amankan dan kita mintai keterangannya sebagai saksi dan tersangka,” ujar Roby.
    Michael telah menjalani pemeriksaan pada Kamis. Namun, pemeriksaan lanjutan disebut masih mungkin berkembang.
    “Sudah diperiksa dan selesai atau tidaknya nanti akan berkembang dengan situasi dan bukti-bukti baru yang kami temukan,” ucap Roby.
    Michael Wishnu sendiri disangkakan pasal berlapis, yakni Pasal 187, Pasal 188, dan Pasal 359 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
    Adapun Pasal 187 KUHP terkait dengan perbuatan yang mengakibatkan kebakaran, lalu Pasal 188 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan kebakaran dan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian menyebabkan orang lain meninggal dunia.
    Ancaman ketiga pasal ini adalah penjara seumur hidup, sebagaimana diatur Pasal 187 KUHP, Pasal 188 KUHP, dan Pasal 359 KUHP sebagai berikut:
    Barang siapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam:
    Pertama, dengan pidana penjara paling lama 12 tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya umum bagi barang.
    Kedua, dengan pidana penjara paling lama 15 tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain.
    Ketiga, dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.
    Polisi pun membuka kemungkinan munculnya tersangka baru dalam kebakaran kantor PT Terra Drone Indonesia di Kemayoran.
    Meski demikian, penyidik masih memerlukan tambahan alat bukti untuk menindaklanjutinya.
    Polisi akan memanggil pemilik gedung yang menjadi lokasi kantor PT Terra Drone Indonesia untuk pemeriksaan dalam waktu dekat.
    Hal ini dalam rangka penyidikan untuk mengungkap penyebab lengkap kebakaran.
    “Untuk pemilik gedung sudah kami pastikan akan menjadi saksi dalam perkara ini nanti penyidikannya kita lihat ke depannya ya,” kata Roby.
    Pada Kamis, polisi menyita dua sisa baterai dari titik yang diduga menjadi sumber awal kebakaran di kantor PT Terra Drone Indonesia, Kemayoran, Jakarta Pusat.
    Kedua baterai tersebut kini dijadikan barang bukti untuk proses penyidikan atas peristiwa kebakaran yang menewaskan 22 orang.
    “Hari ini kami kembali melakukan kegiatan olah TKP. Dan kami mengumpulkan kembali barang bukti. Di antaranya ada sisa baterai tipe 4 cell dan 6 cell dari sisa kebakaran yang berada diduga di titik awal api terjadi,” ujar Plt. Kabid Fiskomfor Puslabfor Bareskrim Polri, Kombes Pol Romylus Tamtelahitu, di halaman kantor PT Terra Drone, Kamis.
    “Yaitu tepatnya di lantai 1 di gudang, ada yang menyebutnya Gudang 2, ada yang menyebutnya tempat
    inventory,”
    sambung dia.
    Sebelumnya polisi telah menyita sejumlah barang bukti saat olah TKP pertama pada Selasa (9/12/2025) lalu, yakni abu arang sisa kebakaran serta sisa baterai drone tipe 4 cell.
    Seluruh barang bukti tersebut selanjutnya akan diperiksa secara forensik.
    “Kemudian nanti setelah selesai (pemeriksaan laboratorium) kami akan menyerahkan hasilnya kepada penyidik untuk dapat membantu mengungkap peristiwa yang terjadi,” tutur Romylus.
    Selain itu, olah TKP pada Kamis juga menghadirkan tiga orang saksi serta tim kuasa hukum PT Terra Drone Indonesia.
    Ke depannya tidak menutup kemungkinan akan ada olah TKP lanjutan.
    Polisi hanya akan mengambil barang bukti untuk uji forensik guna mendukung dua pertanyaan penting, yaitu di mana titik awal api dan apa penyebab munculnya api.
    Saat ditanya lebih lanjut mengenai penyebab baterai terbakar, polisi masih butuh waktu untuk memastikan.
    “Untuk menjawab itu, nanti kami dari tim Puslabfor Bareskrim Polri mohon kepada masyarakat dan juga teman-teman media untuk bersabar. Nanti pada saatnya nanti akan diungkap, tentu saja atas izin dari penyidik,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran Kios Dekat TKP Pengeroyokan Mata Elang di Pancoran Padam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Desember 2025

    Kebakaran Kios Dekat TKP Pengeroyokan Mata Elang di Pancoran Padam Megapolitan 12 Desember 2025

    Kebakaran Kios Dekat TKP Pengeroyokan Mata Elang di Pancoran Padam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Petugas pemadam kebakaran (damkar) selesai memadamkan kebakaran kios-kios di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, yang dibakar oleh kelompok orang tak dikenal (OTK), Jumat (12/12/2025) pukul 00.23 WIB.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, proses pemadaman menjadi tontonan warga sekitar. Beberapa di antara mereka merekam peristiwa itu dari dekat.
    Saat petugas menyemprot salah satu kios di ujung menuju Jalan Dewi Sartika, terlihat percikan api. Petugas segera menegur warga yang berada di sekitar untuk menjauh.
    Lampu di sepanjang jalan sudah padam, sehingga petugas menggunakan senter untuk mencari titik api yang masih menyala.
    Setidaknya ada lima kendaraan damkar dikerahkan untuk menangani kejadian ini.
    Jalan Raya Kalibata masih ditutup untuk akses keluar-masuk kendaraan.
    Sebelumnya diberitakan, satu unit mobil dan sejumlah kios yang berada tak jauh dari lokasi pengeroyokan dua mata elang di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) pada Kamis (11/12/2025) malam.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi sekitar pukul 23.30 WIB, kepulan asap terlihat dari sekitar pos polisi di ujung area Taman Makam Pahlawan Kalibata. Saat dipantau lebih dekat, kobaran api tampak semakin jelas.
    Satu unit mobil dan beberapa kios pedagang kaki lima (PKL) habis terbakar. Pohon-pohon di sekitar lokasi juga ikut tersulut api.
    Warga yang menyaksikan kejadian mengaku khawatir kobaran api merambat hingga ke permukiman.
    Sebagai informasi, dua pria diduga
    debt collector
    atau mata elang dianiaya hingga satu di antaranya tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
    Peristiwa bermula ketika kedua pria tersebut menghentikan seorang pengendara sepeda motor.
    Melihat hal itu, lima orang dari sebuah mobil yang berada di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
    “Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, saat dikonfirmasi, Kamis.
    Berdasarkan kesaksian warga, kelima orang itu kemudian memukuli dua pria tersebut dan menyeret mereka ke pinggir jalan.
    Menurut Mansur, satu dari dua mata elang itu meninggal dunia, sementara rekannya dilarikan ke rumah sakit.
    “Satu meninggal, satu lagi dalam keadaan koma,” ujar Mansur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran Kios di Jalan Raya Kalibata Membesar, Damkar Padamkan Api
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Desember 2025

    Kebakaran Kios di Jalan Raya Kalibata Membesar, Damkar Padamkan Api Megapolitan 12 Desember 2025

    Kebakaran Kios di Jalan Raya Kalibata Membesar, Damkar Padamkan Api
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah kios pedagang di dekat tempat kejadian perkara (TKP) pengeroyokan dua mata elang di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, terbakar pada Kamis (11/12/2025) malam. Api cepat merambat ke kios lainnya.
    Pantauan 
    Kompas.com
    di lokasi, kobaran api semakin besar sehingga bangunan kios perlahan runtuh.
    Dari salah satu warung makan dekat kios yang terbakar terdengar letupan akibat kebocoran gas. Karena api menyebar dengan cepat, polisi yang berjaga di lokasi tidak sempat mengevakuasi gas dari kios tersebut seperti di kios lainnya.
    Sejumlah petugas pemadam kebakaran berlarian menarik selang air untuk menyiram dua kios yang terbakar paling parah.
    Mobil pemadam kebakaran pertama tiba pukul 23.38 WIB dari arah Jalan Dewi Sartika.
    Menurut polisi di lokasi, masih ada mobil damkar tambahan yang akan datang untuk menangani peristiwa ini.
    Mobil damkar kedua tiba dari arah berlawanan pukul 23.51 WIB. Beberapa warga menyaksikan aksi pemadaman sambil merekam video dan mengambil foto.
    Kapolres Jakarta Selatan Nicolas Ary Lilipaly masih memantau langsung penanganan kejadian ini di lokasi.
    Sebelumnya diberitakan, dua pria diduga
    debt collector
    atau mata elang dianiaya hingga satu di antaranya tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
    Peristiwa bermula ketika kedua pria tersebut menghentikan seorang pengendara sepeda motor.
    Melihat hal itu, lima orang dari sebuah mobil yang berada di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
    “Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, saat dikonfirmasi, Kamis.
    Berdasarkan kesaksian warga, kelima orang itu kemudian memukuli dua pria tersebut dan menyeret mereka ke pinggir jalan.
    Menurut Mansur, satu dari dua mata elang itu meninggal dunia, sementara rekannya dilarikan ke rumah sakit.
    “Satu meninggal, satu lagi dalam keadaan koma,” ujar Mansur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awal Mula Pengeroyokan Mata Elang hingga Tewas, Picu Bentrokan di Pancoran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Desember 2025

    1 Mobil dan Kios Dekat TKP Pengeroyokan Mata Elang di Pancoran Dibakar Kelompok OTK Megapolitan 11 Desember 2025

    1 Mobil dan Kios Dekat TKP Pengeroyokan Mata Elang di Pancoran Dibakar Kelompok OTK
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Satu unit mobil dan sejumlah kios yang berada tak jauh dari lokasi pengeroyokan dua mata elang di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) pada Kamis (11/12/2025) malam.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi sekitar pukul 23.30 WIB, kepulan asap terlihat dari sekitar pos polisi di ujung area Taman Makam Pahlawan Kalibata. Saat dipantau lebih dekat, kobaran api tampak semakin jelas.
    Satu unit mobil dan beberapa kios pedagang kaki lima (PKL) habis terbakar. Pohon-pohon di sekitar lokasi juga ikut tersulut api.
    Warga yang menyaksikan kejadian mengaku khawatir kobaran api merambat hingga ke permukiman.
    “Takutnya rembet ke rumah warga aja,” kata seorang warga bernama Anto (bukan nama sebenarnya), ditemui di lokasi, Kamis.
    Polisi kemudian mendatangkan sejumlah alat pemadam api ringan (APAR) untuk menanggulangi objek yang terbakar.
    Jalan Raya Kalibata masih ditutup. Hingga saat ini, suara yang terdengar hanya kobaran api dan jalan hanya dibuka untuk personel kepolisian yang melakukan penyisiran lokasi.
    Sebelumnya diberitakan, dua pria diduga
    debt collector
    atau mata elang dianiaya hingga satu di antaranya tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
    Peristiwa bermula ketika kedua pria tersebut menghentikan seorang pengendara sepeda motor.
    Melihat hal itu, lima orang dari sebuah mobil yang berada di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
    “Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, saat dikonfirmasi, Kamis.
    Berdasarkan kesaksian warga, kelima orang itu kemudian memukuli dua pria tersebut dan menyeret mereka ke pinggir jalan.
    Menurut Mansur, satu dari dua mata elang itu meninggal dunia, sementara rekannya dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi koma.
    “Satu meninggal, satu lagi dalam keadaan koma,” ujar Mansur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Natalius Pigai Mau Ubah Tatanan Dunia dan Rebut Posisi Presiden HAM PBB, Netizen: Serius Nih?

    Viral Natalius Pigai Mau Ubah Tatanan Dunia dan Rebut Posisi Presiden HAM PBB, Netizen: Serius Nih?

    GELORA.CO –  Pidato Natalius Pigai pada Peringatan Hari HAM Dunia ke77 berubah menjadi salah satu momen paling panas, paling berani, dan paling viral tahun ini.

    Di hadapan para menteri, duta besar, hingga pejabat tinggi negara, Pigai tibatiba melontarkan pernyataan yang membuat ruangan bergemuruh.

    Indonesia siap mengubah tatanan dunia dan merebut kursi Presiden Dewan HAM PBB.

    Pernyataan itu tidak mainmain, tidak basabasi, dan disampaikan Pigai dengan nada penuh api.

     Pigai menyebut langkah Indonesia ini sebagai terobosan yang belum pernah dilakukan bangsa mana pun.

    “Itu berarti kami adalah negara pertama yang akan merubah tatanan dunia,” tegasnya disambut tepuk tangan panjang.

    Menurut Pigai, Indonesia tidak sekadar ingin menjadi pemain global, tetapi siap menjadi arsitek tatanan baru dunia, terutama dalam isuisu hak asasi manusia.

    Ia membeberkan bahwa belum pernah ada negara yang berani menggagas konvensi internasional baru di bawah PBB terkait

    Human Rights Corruption, Environment, Election (free and fair election) dan Development.

    Jika Indonesia memegang tongkat kepemimpinan Dewan HAM PBB, seluruh konvensi itu akan lahir dari tangan bangsa sendiri.

    Sebuah lompatan yang di level global dianggap sangat prestisius dan sangat langka.

    Misi Rahasia Indonesia Rebut Kursi Presiden HAM PBB Terbongkar

    Bagian paling mengejutkan dari pidato itu muncul ketika Pigai mengungkap langkah konkret pemerintah.

    “Hari ini kami akan rebut Presiden Dewan HAM PBB,” ujarnya lantang.

    Menurut Pigai, baik Kementerian HAM, Kementerian Luar Negeri, hingga Wakil Kepala Bappenas sudah bergerak mendekati negaranegara sahabat.

    Diplomasi dilakukan secara intens, dari Laos, Kamboja, hingga Australia.

    Ia membeberkan bahwa Indonesia telah menyampaikan langsung kepada Presiden Dewan HAM PBB.

    Bahwa Indonesia siap mengambil posisi pemimpin tertinggi di badan global tersebut.

    Pigai bahkan kembali menegaskan:

    “Sudah saatnya Indonesia memimpin dunia.”

    Nada suaranya tegas, tak ragu, seperti seseorang yang sudah melihat masa depan bangsa di depan mata.

    Mengubah Dunia Mulai Sekarang, Bukan 2045

    Pigai juga menolak gagasan bahwa Indonesia harus menunggu 2045 untuk menjadi kekuatan global. Menurutnya, era itu harus dimulai hari ini, sekarang juga.

    “Jangan tunggu 2045 untuk memimpin dunia. Hari ini kita mulai.”

    Baginya, Indonesia sudah memiliki modal lengkap kekuatan politik, komitmen kemanusiaan, dan pengalaman diplomatik.

    Yang dibutuhkan hanya satu keberanian mengambil langkah besar.

    Pigai menyebut langkah Indonesia bukan sekadar ambisi, tetapi strategi jangka panjang. Kepemimpinan Indonesia di Dewan HAM PBB akan membuka peluang besar untuk

    Menetapkan standar baru HAM dunia, menciptakan konvensi internasional yang belum pernah ada, dan memberikan pengaruh langsung pada kebijakan global.

    Ia percaya bahwa Indonesia memiliki posisi unik sebagai negara besar, demokratis, beragam, dan memiliki tradisi kuat dalam perjuangan kemanusiaan.

    “Kami komunitas human rights ini tahu kalau tongkat kepemimpinan ada di kita, banyak konvensi bisa kita hasilkan,” ucapnya pada 

    Pidato Pigai bukan hanya membakar semangat, tetapi juga mengirim pesan keras kepada dunia.

    Indonesia tidak lagi hanya mengikuti tatanan global  Indonesia siap membentuknya. Tapi apakah ini akan terealisasi kedepannya?***

  • Polisi Sisir Lokasi Bentrokan di Pancoran, Warga Diimbau Tak Main Hakim Sendiri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Desember 2025

    Polisi Sisir Lokasi Bentrokan di Pancoran, Warga Diimbau Tak Main Hakim Sendiri Megapolitan 11 Desember 2025

    Polisi Sisir Lokasi Bentrokan di Pancoran, Warga Diimbau Tak Main Hakim Sendiri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Polres Jakarta Selatan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk menyisir sekitar lokasi perusakan dalam bentrok antar-kelompok di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12/2025) malam.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly bersama Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Dekananto Eko Purwono membagi tugas anggota kepolisian untuk meningkatkan efektivitas pencarian kelompok yang terlibat bentrok.
    Anggota Polres Jakarta Selatan menyisir area menggunakan kendaraan bermotor di bawah pimpinan Nicolas, sementara anggota Polda Metro Jaya berjaga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
    “Kami melakukan penyisiran. Kami akan melihat kelompok mana yang ada supaya mereka segera bubar,” kata Nicolas kepada wartawan di lokasi kejadian, Kamis malam.
    Selama melakukan penyisiran, ia meminta warga untuk tidak main hakim sendiri saat menemukan anggota kelompok yang bentrok.
    “Kami harap masyarakat jangan main hakim sendiri. Segala sesuatu tolong dilaporkan untuk ditangani secara hukum yang berlaku di Indonesia,” imbau dia.
    Pihak yang terlibat dalam pengamanan meliputi personel Brimob Kwitang, Satuan Samapta Polda Metro Jaya, dan Satuan Samapta Polres Jakarta Selatan. Hingga kini, polisi masih berjaga di sekitar lokasi, termasuk mengatur lalu lintas.
    Kapolsek Pancoran Kompol Mansur menyebut pengerusakan ini merupakan imbas dari tewasnya seorang pria yang diduga mata elang akibat pengeroyokan oleh sekelompok orang tak dikenal di salah satu tenda pedagang kaki lima (PKL).
    “Karena ada korban dari teman-teman
    debt collector
    ini yang meninggal satu. Satu lagi luka-luka dirawat di rumah sakit. Mungkin ada rasa tidak terima. Imbasnya ke lingkungan sini yang tidak menahu,” jelas Mansur ditemui terpisah di TKP.
    Adapun peristiwa perusakan ini bermula dari bentrok dua kelompok tak dikenal tepat di sekitar TKP penemuan seseorang diduga mata elang yang tewas.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi sekitar pukul 18.40 WIB, bentrokan dimulai dari adu mulut dua kelompok.
    Kemudian mereka mulai merusak tenda PKL yang berada tepat di samping tenda TKP yang mulanya sedang bersiap untuk buka. Lampu di tenda itu seketika mati.
    Terlihat satu sedan hitam memasuki jalan di depan TKP. Sejumlah pria mengejar mobil yang kemudian berbalik untuk masuk ke dalam gang.
    Kemudian salah satu di antara mereka memukul kaca di pos keamanan dengan kayu hingga pecah sambil berteriak.
    “Keluar lu!” teriak pria itu sambil melayangkan sebilah kayu panjang.
    Tenda-tenda PKL mulai dibakar dan terdengar satu ledakan dari titik api. Kerusuhan ini sempat mengganggu aktivitas pengguna jalan, yang disuruh menyingkir oleh para pelaku.
    Tak lama kemudian, polisi tiba untuk melakukan penyisiran di lokasi kejadian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.