Orang Aceh Gemar Investasi Emas, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Terhambat – Page 3

Orang Aceh Gemar Investasi Emas, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Terhambat – Page 3

Liputan6.com, Jakarta – Tren investasi emas yang kian meningkat di Aceh dinilai berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi daerah. Pasalnya, peralihan aset ke dalam bentuk emas yang bersifat tidak produktif dapat mengurangi likuiditas di masyarakat.

Guru Besar Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK), Prof Said Munasdi, mengatakan bahwa fenomena ini terjadi karena harga emas yang terus naik membuat masyarakat cenderung mengalihkan uang mereka ke dalam bentuk emas, baik sebagai aset safe haven maupun sebagai instrumen investasi.

“Ketika masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk emas, uang tersebut tidak berputar dalam aktivitas ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan, seperti investasi di sektor riil atau konsumsi yang meningkatkan permintaan pasar,” ujar Prof Said di Banda Aceh, dikutip dari Antara, Senin (10/2/2025).

Dampak terhadap Perputaran Uang

Lebih lanjut, Prof Said menjelaskan bahwa investasi emas yang semakin marak berpotensi menekan sektor-sektor produktif. Hal ini terjadi karena dana yang terserap dalam bentuk emas tidak secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan produksi atau penciptaan lapangan kerja.

“Semakin banyak uang yang tertanam dalam emas, semakin berkurang jumlah uang yang beredar di masyarakat. Padahal, dalam sistem ekonomi, uang berperan seperti darah dalam tubuh manusia. Jika peredarannya tersendat, maka ekonomi daerah juga melemah,” tambahnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun ini mencapai 4,66 persen, masih di bawah rata-rata nasional yang sebesar 5,03 persen. Pertumbuhan ekonomi Aceh juga masih didominasi oleh pengeluaran dan konsumsi. Jika tren investasi emas terus meningkat, dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin terhambat.