JAKARTA – Pernahkah mata Anda tiba-tiba berkedut tanpa sebab yang jelas? Kondisi ini sering membuat orang merasa tidak nyaman bahkan cemas, apalagi kalau berlangsung terus-menerus. Dalam dunia medis, kedutan pada mata dikenal dengan istilah myokymia, yaitu gerakan berulang otot kelopak mata yang biasanya tidak berbahaya, namun bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Lalu, sebenarnya apa yang menyebabkan mata sering berkedut? Menurut Dr. Dyah Tjintya Sarika, MD, Orbital, Oculoplastic and Reconstructive Service di JEC Eye Hospitals and Clinics, ada banyak faktor yang bisa memicu kedutan pada mata.
“Jadi banyak faktor risiko. Biasanya karena kecapean, kerja terlalu keras, mata lelah, kemudian ada tekanan tertentu, ditambah lagi konsumsi kafein yang berlebihan. Itu bisa mengakibatkan kedutan pada mata,” tutur Dr. Dyah, saat ditemui di kawasan Kedoya, Jakarta Barat pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Kelelahan mata karena menatap layar komputer terlalu lama, kurang tidur, hingga stres juga sering menjadi pemicu. Itulah mengapa pekerja kantoran, terutama yang sering dikejar deadline, cukup rentan mengalami masalah ini.
“Ada juga yang blefarospasme, kalau blefarospasme itu otot mata yang memang bergerak lebih intens. Jadi berbeda dengan kedutan biasa. Saya punya banyak pasien, terutama mereka yang bekerja di bank atau pekerjaan dengan tekanan tinggi, sering sekali mengalami hal ini,” jelas Dr. Dyah.
Kedutan biasanya bisa hilang dengan sendirinya. Namun jika sering terjadi, ada baiknya kita mulai memperhatikan penyebabnya.
“Hindari dulu faktor risikonya. Istirahatkan mata dari hal-hal yang memicu kedutan. Setelah itu, biasanya kita berikan suplemen saraf. Kalau sudah blefarospasme berat, salah satu terapinya bisa dengan injeksi botox,” ucap Dr. Dyah.
Namun, tidak semua kasus langsung diberikan terapi botox. Menurut Dr. Indra Maharddhika Pambudy, SpM, dokter spesialis mata subspesialis orbita, okuloplastik, dan rekonstruksi di JEC Eye Hospitals and Clinics, langkah perawatan tetap disesuaikan dengan kondisi pasien.
“Blefarospasme itu harus dilihat dulu kondisinya. Yang dibenarkan pertama adalah kelopaknya, bukan langsung botox. Kita perbaiki dulu jaringan penunjang dan permukaan bola matanya. Coba rileks dulu saat mata mengalami kedutan,” kata Dr. Indra.
Jika blefarospasme sudah terlalu berat, masalah bisa semakin mengganggu kehidupan sehari-hari.
“Tidak sedikit kasus di mana mata pasien jadi sulit digerakkan karena blefarospasme yang parah. Mau tidak mau, kondisi itu perlu kita tangani serius, apalagi kalau sudah mengganggu aktivitas dan menutup penglihatan.” tutur Dr. Indra
