TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa kondisi pasar keuangan global saat ini masih diliputi ketidakpastian.
Dimulai dari IHSG yang berada dilevel negatif, meskipun saat ini sudah menunjukkan tren positif. Namun, indikator ekonomi Indonesia dinilai masih menunjukkan ketahanan, terlihat dari nilai tukar rupiah masih relatif terjaga, meskipun mengalami pelemahan.
“Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga, walaupun ada pelemahan,” kata Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Ia membandingkan kondisi mata uang rupiah dengan negara lain seperti Jepang, yang mengalami pelemahan hingga 50 persen.
Selain itu, Menko Perekonomian juga menyoroti beberapa negara yang mengakali nilai tukar mata uang untuk menjaga kondisi negaranya.
“Bahkan Amerika menggugat pelemahan currency (mata uang) itu sebagai currency manipulator. Jadi itu dimasukkan sebagai bagian daripada non tarif barier,” ungkapnya.
Awal tahun ini rupiah dibuka pada level Rp 16.205 per dollar AS atau melemah 0,46 persen dari penutupan sebelumnya. Kemudian masih melemah di akhir Januari di level Rp 16.260, dan menguat 0,15 persen pada pertengahan Februari.
Kemudian pada 8 April ini, rupiah berada pada level Rp 16.850, ini mencapai rekor terendah melampaui posisi saat krisis Asia silam.