Nikita Willy Alami Keguguran, Begini Penjelasan Miscarriage dari Sisi Medis, Infeksi Bisa Jadi Faktor

22 February 2024, 8:05

SUARAMERDEKA.COM – Nikita Willy baru saja mengalami kesedihan setelah keguguran. Niki, sapaan akrab Nikita Willy, berbagi pengalaman tersebut melalui akun Instagram pribadinya. Dalam postingannya, dirinya menceritakan pilunya harus kehilangan janin yang baru berusia 7 minggu. Kendati demikian, Niki bersyukur sebab suaminya, Indra Priawan, tak pernah absen untuk memberinya kekuatan. Baca Juga: Mengenal Aplikasi LitNum Smada untuk Tingkatkan Literasi Siswa Selebriti berusia 29 tahun ini juga berharap perempuan yang memiliki pengalaman serupa dengannya tidak perlu merasa bersalah dan sendiri.

Keguguran atau miscarriage merupakan kondisi ketika janin dalam kandungan meninggal secara tiba-tiba sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Biasanya, kejadian ini terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 13 minggu dan risikonya cenderung menurun saat kehamilan telah mencapai usia 20 minggu atau lebih. Kelainan kromosom biasanya merupakan penyebab keguguran yang paling sering terjadi. Baca Juga: Top Skor Liga Voli Putri Korea Hari, Rabu 21 Februari 2024: Megawati Tempel Ketat Ratu Voli Korea, Selisih 1 Poin Hal ini menyebabkan janin tidak mampu berkembang secara normal. Selain itu, infeksi yang disebabkan oleh penyakit menular seksual, toksoplasmosis, rubella, dan malaria juga merupakan faktor risiko keguguran. Faktor lainnya yaitu, penyakit autoimun seperti antifosfolipid dan lupus. Gangguan hormon seperti PCOS dan penyakit tiroid juga merupakan faktor lain yang dapat meningkatkan risiko miscarriage. Baca Juga: Megawati Tampil Ganas! Red Sparks Bantai GS Caltex dengan Skor Telak, Legenda Thailand Tak Berkutik Hamil di atas 35 tahun, memiliki riwayat keguguran lebih dari 2 kali, terpapar kimia beracun, dan pola hidup yang tidak sehat seperti merokok dan kecanduan alkohol juga dapat menyebabkan keguguran. Apabila ibu hamil mengalami keguguran maka harus segera ditangani karena akan menimbulkan infeksi yang membahayakan kesehatan. Adapun tindakan untuk menangani keguguran antara lain, kuretase yang dilakukan dengan melebarkan serviks dengan alat khusus untuk mengeluarkan sisa jaringan janin atau plasenta. Kemudian, pemberian obat-obatan dengan resep tertentu seperti antibiotik dan anti pendarahan. Baca Juga: Perkuat Ukhuwah Islamiyah, Wali Kota Semarang Hadiri Pengajian Akbar Peringati Dua Momen Besar Ini Yang paling terpenting adalah pendampingan pemulihan mental karena kehilangan buah hati dapat menimbulkan kekecewaan mendalam. Maka dari itu, apabila dibiarkan dapat menyebabkan post traumatic stress disorder (PTSD). Untuk itu, penting bagi ibu hamil yang mengalami keguguran agar mendapatkan pendampingan psikologis. Di sinilah peran dan dukungan suami, keluarga, teman, maupun psikolog diperlukan untuk memulihkan mental mereka.***

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi