Nikel hingga Kobalt, Indonesia Pegang Peran Vital di Era Energi Bersih – Page 3

Nikel hingga Kobalt, Indonesia Pegang Peran Vital di Era Energi Bersih – Page 3

Liputan6.com, Jakarta – Indonesia dinilai memiliki peran penting dalam mendukung transisi energi berkat kekayaan sumber daya mineral strategis yang dimilikinya. Executive Director Indonesian Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, mengatakan critical minerals semakin menjadi perhatian global karena dibutuhkan untuk mendukung berbagai teknologi energi bersih.

“Critical minerals, yang mana salah satunya adalah komponen nikel, ada lithium, ada cobalt, ini menjadi sangat penting di era transisi energi. Jadi dunia yang bertransformasi ke energi yang lebih bersih, itu akan mengkonsumsi lebih banyak material strategic critical minerals,” ujar Hendra dalam acara Eramet Journalist Class: Memahami Industri Nikel Indonesia – Perspektif Terkini dan Praktik Berkelanjutan, Senin (25/8/2025).

Menurutnya, kebutuhan critical minerals akan meningkat tajam seiring berkembangnya teknologi energi baru. Hendra memaparkan transisi energi bisa dilihat dalam tiga gambaran besar, yaitu teknologi pembangkit (seperti tenaga surya, angin, dan nuklir), sistem penyimpanan energi (baterai kendaraan listrik dan hidrogen), serta jaringan transmisi dan distribusi.

Dalam konteks itu, Hendra menyebut Indonesia memiliki posisi istimewa yaitu di tahun 2023 Pemerintah menetapkan ada 47 critical minerals dan sekitar 22 strategic minerals.

“Nah Indonesia kita praktis relatif kita tidak memiliki lithium dalam jumlah besar. Nah yang menarik untuk mengolah ini tentu membutuhkan energi yang kompetitif,” tuturnya.

Meski tidak memiliki cadangan lithium signifikan, Hendra menekankan Indonesia tetap unggul karena memiliki hampir seluruh jenis mineral penting lainnya. Nikel, kobalt, bauksit, hingga tembaga menjadikan Indonesia salah satu negara kunci dalam rantai pasok global untuk energi terbarukan.

Namun, ia mengingatkan pemanfaatan kekayaan mineral itu akan sangat bergantung pada daya saing energi di dalam negeri. Pengolahan mineral membutuhkan pasokan energi yang efisien dan kompetitif agar produk olahan bisa bersaing di pasar global.