Niat dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh, Apakah Wajib?

Niat dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh, Apakah Wajib?

Jakarta, Beritasatu.com – Puasa Ayyamul Bidh sering disebut sebagai puasa hari-hari putih, merupakan salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dilaksanakan pada 13, 14, dan 15 setiap Hijriah, puasa ini memiliki makna mendalam dan keutamaan besar bagi umat muslim yang menjalankannya. Namun, apakah puasa ini wajib dijalankan?

Nama “Ayyamul Bidh” berarti “hari-hari putih”, merujuk pada malam-malam saat bulan purnama bersinar terang, memberikan cahaya putih yang khas.

Rasulullah SAW sering melaksanakan puasa ini, baik di rumah maupun saat bepergian, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: “Rasulullah SAW sering berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, baik di rumah maupun dalam perjalanan”. (HR An-Nasa’i dengan sanad hasan)

Puasa ini dianjurkan karena memiliki nilai spiritual yang tinggi dan pahala yang berlipat ganda. Berbeda dengan puasa Ramadan yang wajib, puasa Ayyamul Bidh termasuk dalam kategori sunah muakkad, yaitu ibadah sunah yang sangat dianjurkan dan sering dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Hukum Puasa Ayyamul Bidh

Dalam ajaran Islam, ibadah puasa terbagi menjadi dua jenis, yaitu wajib dan sunah. Puasa wajib, seperti puasa Ramadan, harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat, dan meninggalkannya tanpa uzur syar’i dapat menyebabkan dosa.

Sementara itu, puasa sunah, seperti puasa Ayyamul Bidh, tidak wajib dilakukan, tetapi sangat dianjurkan karena memberikan pahala besar dan tidak mendatangkan dosa jika ditinggalkan.

Puasa Ayyamul Bidh memiliki hukum sunah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan karena Rasulullah SAW rutin melaksanakannya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW berpesan kepada sahabatnya, Abu Dzar: “Wahai Abu Dzar, jika kamu ingin berpuasa tiga hari setiap bulan, maka berpuasalah pada 13, 14, dan 15”. (HR Tirmidzi). Meski tidak wajib, puasa ini menjadi salah satu cara untuk meneladani sunah Rasulullah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Niat Puasa Ayyamul Bidh

Setiap ibadah dalam Islam harus dimulai dengan niat yang tulus. Niat puasa Ayyamul Bidh dapat diucapkan dalam hati atau secara lisan pada malam hari sebelum puasa atau saat sahur. Berikut ini bacaan niatnya.

Nawaitu shauma ayyamil bidh lillahi ta’ala.

Artinya: Saya niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.

Niat ini dapat diucapkan sebelum fajar. Namun, jika lupa berniat di malam hari, niat masih boleh dilakukan pada pagi hari sebelum waktu zawal (matahari condong ke barat), dengan syarat belum makan, minum, atau melakukan hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar. Keikhlasan dalam niat menjadi kunci agar puasa diterima oleh Allah Swt.

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh memiliki banyak keutamaan, baik dari segi spiritual maupun kesehatan. Berikut ini beberapa manfaat utama yang bisa diperoleh.

Pahala setara puasa setahun

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Puasa tiga hari setiap bulan seperti puasa sepanjang tahun”. (HR Bukhari dan Muslim). Hal ini karena setiap kebaikan dalam Islam diganjar sepuluh kali lipat, sehingga puasa tiga hari setara dengan puasa 30 hari.

Mendekatkan diri kepada Allah Swt

Puasa Ayyamul Bidh membantu umat muslim meningkatkan ketakwaan, melatih kesabaran, dan menahan hawa nafsu, sehingga memperkuat hubungan spiritual dengan Allah Swt.

Puasa ini diyakini dapat menghapus dosa-dosa kecil, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Puasa Ayyamul Bidh menghapus dosa-dosa di antara dua Ramadhan”. (HR Bukhari dan Muslim)

Puasa melatih kesadaran untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt. Dengan menahan lapar dan haus, umat muslim menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, terhindar dari sifat sombong, dan meningkatkan empati terhadap mereka yang kurang beruntung.

Meneladani sunah Rasulullah SAW

Puasa Ayyamul Bidh adalah salah satu amalan yang rutin dilakukan Rasulullah SAW. Dengan mengamalkannya, umat muslim mengikuti teladan beliau, yang merupakan panutan utama dalam menjalani kehidupan beragama.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyatakan di surga terdapat pintu khusus bernama Ar-Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Hal ini menunjukkan keistimewaan puasa, termasuk puasa Ayyamul Bidh, dalam pandangan Allah Swt.

Meningkatkan disiplin dan ketakwaan

Puasa ini melatih pengendalian diri, kesabaran, dan disiplin dalam menahan hawa nafsu, yang memperkuat keimanan dan ketakwaan seorang muslim.

Puasa Ayyamul Bidh bukan sekadar amalan sunah, tetapi juga sarana untuk meningkatkan ketakwaan, melatih kesabaran, dan memperkuat hubungan dengan Allah Swt. Dengan pahala setara puasa setahun dan kesempatan untuk meneladani Rasulullah SAW, puasa ini menjadi ibadah yang penuh keberkahan.