TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan militer Israel membagi wilayah operasi militernya di Jalur Gaza.
Selain itu, mereka mengambil alih kendali wilayah di sana untuk membebaskan tahanan yang ditahan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).
“Tentara memecah belah Jalur Gaza dan secara bertahap meningkatkan tekanan untuk membawa kembali tawanan kami dari Hamas,” kata Netanyahu pada Rabu (2/4/2025).
Ia menambahkan dalam sebuah pernyataan, Israel menguasai wilayah, menyerang, dan menghancurkan infrastruktur kelompok perlawanan Palestina.
“Kami mengendalikan poros Morag (wilayah Tel Sultan), yang akan menjadi poros Philadelphia kedua (perbatasan Rafah dan Sinai di Mesir),” katanya.
“Kami sekarang berupaya memecah belah Jalur Gaza dan kami meningkatkan tekanan selangkah demi selangkah hingga mereka menyerahkan para penculik kami,” lanjutnya.
Ia menekankan, Israel akan meningkatkan serangan militernya.
Ia mengklaim Israel akan melanjutkan serangannya sampai semua tujuan militernya tercapai.
“Semakin mereka menolak memberi, semakin besar pula tekanan yang harus mereka berikan. Kami bertekad untuk mencapai tujuan perang, dan kami bekerja tanpa lelah, dengan garis yang jelas dan misi yang jelas,” kata Netanyahu, seperti diberitakan Al Jazeera.
Poros Morag adalah koridor yang memisahkan Khan Yunis dari Rafah di Jalur Gaza selatan.
Ini adalah jalan yang melewati tempat di mana pemukiman Morag sebelumnya berada, maka dari itu dinamakan demikian.
Militer Israel Meningkatkan Serangan di Jalur Gaza Selatan
Sebelumnya, surat kabar Haaretz, melaporkan militer Israel membuat koridor tambahan di Jalur Gaza.
“Lembaga keamanan terkejut dengan pengumuman Netanyahu tentang pembentukan koridor tambahan di Jalur Gaza selatan,” lapor Haaretz pada hari Rabu.
“Rencana tersebut belum disetujui dan belum diungkapkan untuk melindungi pasukan manuver di lapangan,” lanjutnya.
Hal ini terjadi setelah pasukan pendudukan Israel menyelesaikan pengepungan terhadap lingkungan Tel al-Sultan di Rafah, Jalur Gaza selatan selama beberapa hari terakhir.
“Pasukan sejauh ini telah menghancurkan puluhan senjata dan infrastruktur yang menjadi ancaman bagi pasukan kami, dan telah menewaskan puluhan orang,” kata militer Israel pada Rabu malam.
Militer Israel juga mengklaim telah menemukan dua roket di sebuah gedung di daerah tersebut, serta landasan peluncuran roket.
Israel kembali melanjutkan serangannya di Jalur Gaza sejak 18 Maret 2025, melanggar perjanjian gencatan senjata yang disepakati dengan Hamas pada 19 Januari 2025.
Serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 menewaskan lebih dari 50.399 warga Palestina dan melukai lebih dari 114.583 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, seperti diberitakan Anadolu Agency.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel